BAB I PASAR MODAL INDONESIA
I.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal
Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung pada dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerjasama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat. Untuk mengenmbangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan dimaksud dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan dan alternatif investasi yang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam memberikan
pelayanan
yang
optimal
kepada
para
investor
sehingga
perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal.
1
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad 19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Oktober 1912, Amaserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo.
a. Zaman Penjajahan
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salahsatu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah, maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan Pasar Modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi Pasar Modal di Indonesia yang terletak di batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreniging voor den Effectenhandel (Bursa Efek), dan langsung memulai perdagangan. Pada saat awal terdapat terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu: Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa.Wiekert & V.D Linden; Fa. Walbrink & Co; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders. Sedangkan
Efek
yang
diperjualbelikan
adalah
saham
dan
obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaanperusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya. Perkembangan Pasar Modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarij masyarakat kota lainnya. Untuk
2
menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman & Steup; Fa. Van Velsen; Fa. Beaukkerk & Co. Dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff; Fa Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co; Fa. Companien & Co; serta Fa. P.H. Soeters & Co. Perkembangan Pasar Modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat mencapai NIF 1,4 milyar (jika di Indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah ± Rp. 7 Trilyun) yang berasal dari 250 macam efek.
b. Perang Dunia II
Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup Bursa Efek di Surabaya dan di Semarang. Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efekefek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas Pasar Modal pada zaman penjajahan Belanda.
c. Masa Tahun 1952-1958
Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
3
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No.15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI membuka kembali Bursa Efekdi Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun efek yang diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954,1955, dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara belanda, baik perseorangan maupun Badan Hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.
d. Masa Konfrontasi
Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda, sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangakan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.
4
Tingakat inflasi yang cukup tinggi pada waktu itu semakin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Uang dan Pasar Modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966. Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal Indonesia pada zaman Orde Lama.
e. Babak Baru Pasar Modal Tahun 1977
Langkah
demi
langkah
diambil
oleh
pemerintah
Orde
Baru
untuk
mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah. Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan deposito, pemerintah terus mengadakan persiapan khusus untuk membentuk Pasar Modal. Dengan Surat Keputusan Direksi BI No. 4/16 Keputusan Direktur tanggal 26 Juli 1968 di BI dibentuk Tim Persiapan Pasar Uang (PU) Dan Pasar Modal (PM). Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari Pasar Modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang Pasar Modal, maka pertumbuhan efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami kemunduran. Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat keputusan Keu-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan PT. Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan dibentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk kembali PU dan PM. Selain sebagai pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola Bursa Efek. Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976 psar modal diaktifkan kembali dan go publiknya beberapa perusahaan. Pada zaman Orde Baru inilah perkembangan Pasar Modal dapat dibagi menjadi dua,
5
yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang. Perkembangan Pasar Modal selama tahun 1977 s/d tahun 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari Bursa Efek. Fasilitas-fasilitas yang diberikan antara lain fasilitas perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di Pasar Modal. Tersendatnya perkembangan Pasar Modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi saham dan lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, Paket Kebijaksanaan Desember 1988. -
Pakdes 1987 Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga sajam di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.
-
Pakto 88 Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, nbamun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito.Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal di Indonesia.
6
-
Pakdes 88 Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar
modal
dengan
membuka
peluang
bagi
swasta
untuk
menyelenggarakan bursa.
Karena ketiga kebijaksanaan inilah pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang. Adapun ringkasan dari sejarah diatas adalah sebagai berikut: Masa Penjajahan 1912 Pendirian Bursa Efek di Jakarta oleh 13 Perusahaan Pialang Efek Belanda 1925 Pendirian Bursa diperluas ke Surabaya dan Semarang 1940 Bursa ditutup akibat PD II Masa Orde Lama 1952 Bursa Efek dibuka kembali oleh PPUE Tujuannnya untuk mencegah mengalirnya efek-efek ke luar negeri dan menampung emisi obligasi RI 1950 1958 Kegiatan Bursa terhenti akibat inflasi dan perekonomian yang tidak menentu Masa Orde Baru 1970 Pembentukan tim Pasar Uang dan Pasar Modal 1976 Lahirnya BAPEPAM dan PT. Dana Reksa 1977 Pasar Modal diaktifkan kembali 1987 Deregulasi di bidang Pasar Modal 1989 Pembentukan Bursa Paralel dan Bursa Efek Surabaya 1990 Lahirnya Keputusan Presiden Presiden No. 53/1990 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 1992 Swastanisasi Bursa Efek Jakarta Electronic Long Distance Trading (Eldistra) Market On Line Information System (Motions) 1993 Pembentukan: PT. Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) 1995 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Paralel Indonesia (BPI) menjadi Bursa Efek Surabaya Pengoperasian sistem otomatisasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (Jakarta Automated Trading System-JATS) 1996 Undang-undang Pasar Modal berlaku efektif Dikeluarkannya Cetak Biru Pasar Modal
7
I.2 Perkembangan Bursa Efek
Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semain banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan dari BAPEPAM, perusahaan yang memasyarakatkan
sahamnya,
Pemerintah,
Lembaga
Penunjang,
dan
masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya. Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada sekitar 10 tahun yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai pasang-surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh. Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan untuk membenahi kondisi masyarakat akan turut membawa dampak terhadap pasar uang. Dahulu situasi intern di bursa-bursa di Indonesia dinilai masih sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di negara kita termasuk kecil karena terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan Manajer investasi. Ini jika diukur dari perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik. Kondisi demikian terjadi akibat sistem kerja yang kurang mendukung, juga tujuan belum jelas terlebih dukungan publik sendiri yang kelihatan masih setengahsetengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan tentang bursa efek belum memasyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah bursa efek dengan perkembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya pasar saham, terkadang diwarnai oleh keadaan Bullish dan Bearish. Kondisi Bursa disebut Bullish yaitu indeks harga saham naik terus dalam jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi perekonomian
8
yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan baik. Sedangkan kondisi bursa disebut Bearish jika indeks harga saham terus menerus mengalami penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian yang lesu dan kebijakan moneter yang mengakibatkan adanya krisis moneter, peredaran uang menjadi tersendat-sendat.
a. Bursa Efek Indonesia
Didirikan pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta merupakan hasil swastanisasi Bursa efek yang sebelumnya dikelola oleh BAPEPAM. Sekarang namanya dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. •
Tugas dan Fungsi :
Menyelenggarakan
dan
menyediakan
sistem
dan
sarana
untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. •
Keanggotaan
Anggota Bursa Efek Indonesia adalah Perantara Pedagang Efek yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia. •
Sistem Perdagangan
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia saat ini menggunakan sistem perdagangan dengan menggunakan komputer yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).
9
•
Kinerja Bursa Efek Jakarta
Adapun aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia sampai tahun 1999 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tahun/Bulan Rata-rata *US$ Total volume transaksi Total Nilai Transaksi Rata-rata Vol. Transaksi Harian Rata-rata Nilai Transaksi Harian Hari Perdagangan IHSG Kapitalisasi Pasar Jumlah emiten Saham Tercatat
1985 1,125
Periode 1985 -1988 1986 1,641
1987
1988 1,650
1,729
1.886.601
1.431.921
2.523.374
6.944.592
3.206.500.000
1.815.900.000
5.184.000.000
30.591.960.720
7.732
5.774
10.258
27.668
13.141.393
7.322.177
21.073.171
121.880.322
244
248
246
251
66.350 89.300.000.000 24 57.827.872
66.690 82.580 305.120 94.230.000.000 100.095.203.732 449.237.227.025 24 58.349.872
24 58.569.311
24 72.844.043
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
10
Tahun/Bul an Rata-rata *US$ Total volume transaksi Total Nilai Transaksi Rata-rata Vol. Transaksi Harian Rata-rata Nilai Transaksi Harian Hari Perdaganga n IHSG Kapitalisasi Pasar Jumlah emiten Saham Tercatat
Periode 1989 -1992 1990
1989
1991
1992
1,800
1,901
1,994
2,062
95.791.539
702.587.441
1.007.920.460
1.706.269.484
964.272.000.00 0 387.820
7.311.288.727.968
5.778.248.697.009
2.891.306
4.113.961
7.953.299.560. 350 6.907.974
3.903.935.223
30.087.607.934
247
243
399.690 4.309.444.1778. 950 56
417.790 14.186.633.982.250
432.839.874
1.779.936.594
123
23.584.688.559 32.199.593.362
245
247
247.390 274.335 16.435.891.904.650 24.839.446.042 .275 139 153 3.729.481.279
6.253.916.082
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
11
Tahun/Bulan
1993
Periode 1993 -1995 1994
1995
Perubahan 1994 -1995
Rata-rata 2,110 2,200 2,307 *US$ Total volume 3.844.031.699 5.292.580.825 10.646.444.247 101,16% transaksi Total Nilai 19.086.237.219.525 25.482.803.341.345 32.357.503.995.530 26,98% Transaksi Total Frek. 251.742 373.867 609.469 63,02% Transaksi Rata-rata Vol. 15.626.145 21.602.371 43.278.229 100,34% Transaksi Harian Rata-rata 77.586.330.161 104.011.442.210 131.534.569.088 26,46% Nilai Transaksi Harian Rata-rata 1.023 1.526 2.478 62,35% Frek. Transaksi Harian Hari 246 245 246 Perdagangan IHSG 588.765 469.640 513.847 9,41% Kapitalisasi 69.299.599.701.000 103.835.241.141.600 152.246.463.300.675 46,62% Pasar Jumlah 172 217 238 46,62% emiten Saham 9.787.393.323 23.854.339.821 45.794.658.125 91,98% Tercatat Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
12
Tahun/Bulan
1996
Periode 1996 -1997 Perubahan 1995 - 1996 2,382
Rata-rata *US$ Total Vol. 29.527.727.838 transaksi Total Nilai 75.729.894.195.234 Transaksi Total Frek. 1.758.608 Transaksi Rata-rata Vol. 118.585.252 Transaksi Harian Rata-rata 304.136.121.266 Nilai Transaksi Harian Rata-rata 7.063 Frek. Transaksi Harian Hari 249 Perdagangan IHSG 637.432 Kapitalisasi 215.026.098.082.950 Pasar Jumlah 253 emiten Saham 77.240.833.399 Tercatat
177,3%5
1997
Perubahan 1996 -1997 2,392
76.599.170.013
159,41%
134,04% 120.385.166.174.829
58,97%
188,55%
2.972.486
69,02%
174,01%
311.378.740
162,58%
131,22%
489.370.594.207
60,91%
185,07%
12.083
71,09%
-
246
-
24,05% 401.712 41,24% 159.929.859.633.600
(36,98) % (25,62) %
41,24%
282
11,46%
68,67%
135.668.883.612
75,64%
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
13
Tahun/Bulan
Periode 1998 -1999 1998 Perubahan 1997 - 1998 10,175
1999
Perubahan 1998 -1999
Rata-rata 7,455 *US$ Total Vol. 90.620.529.970 18,30% 174.486.582 92,55% transaksi Total Nilai 99.684.703.142.460 (17,20) % 147.879.985.749.582 48,35% Transaksi Total Frek. 3.506.090 17,95% 4.549.254 29,75% Transaksi Rata-rata Vol. 366.884.737 17,83% 722.617.744 96,96% Transaksi Harian Rata-rata 403.581.794.099 (17,53) % 598.704.395.747 48,35% Nilai Transaksi Harian Rata-rata 14.195 17,47% 18.418 29,75% Frek. Transaksi Harian Hari 247 247 Perdagangan IHSG 398.038 (0,91) % 676.919 70,06% Kapitalisasi 175.728.976.824.225 9,88% 451.914.924.003.875 157,17% Jumlah 288 2,13% 277 (3,82%) emiten Saham 170.549.123.166 25,71% 846.131.138.504 396,12% Tercatat Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel-tabel tersebut mencerminkan bahwa pasar modal memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap risiko krisis yang terjadi.
b. Bursa Efek Surabaya
Didirikan 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya merupakan Bursa Efek swasta pertama di Indonesia yang berkedudukan di Surabaya dan sejak tahun 1995
14
Bursa Paralel Indonesia menggabungkan diri dengan Bursa Efek Surabaya dengan nama PT. Bursa Efek Surabaya. •
Tugas dan fungsi: Menyelenggarakan
dan
menyediakan
sistem
dan
sarana
untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. •
Keanggotaan Anggota Bursa Efek Surabaya adalah Perantara Pedagang Efek yang
telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Surabaya. •
Sistem Perdagangan Perdagangan di Bursa Efek Surabaya menggunakan New Eldistra (New
Electronic Long Distance Trading). •
Kinerja Bursa Efek Surabaya 1994
Pertumbuhan 15,2 IHSG(%) Jumlah emiten yang 217 terdaftar Emiten baru 16 Kapitalisasi pasar 103,8 (trilyun rupiah) Nilai perdagangan 0,495 (milyar rupiah) Jumlah transaksi 1,78 (trilyun rupiah) Volume rata-rata 2,76 perdagangan harian (juta saham) Nilai rata-rata 7,23 perdagangan harian (milyar rupiah) Jumlah saham 23,9 tercatat (milyar saham) * Sampai dengan 30 November 1996
1995
*1996
16,8
6,6
238
243
29 158,69
17 178,96
1,715
1,271
5,25
3,59
6,30
5,53
21,36
15,62
45,8
63,5
15
I.3 Struktur Pasar Modal Indonesia
Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan Undang-undang ini, kebijakan dibidang pasar modal ditetapkan oleh menteri keuangan. Secara umum, struktur pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut:
Menteri Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM Bursa Efek Perusahaan Efek - Penjamin Emisi - Perantara Pedagang Efek - Manajer Investasi
-
Lembaga Penunjang Biro Administrasi Efek Bank Kustodian Wali Amanat Penasihat Investasi Pemeringkat Efek
LKP Profesi Penunjang - Akuntan - Konsultan Hukum - Penilai - Notaris
LPP Pemodal - Domestik - Asing
Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksa Dana
16
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam rangka mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efesien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam melaksanakan funngsi tersebut, BAPEPAM mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal, memproses
pendaftaran
dalam
rangka
penawaran
umum,
menerbitkan
peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. -
Dalam bidang pembinaan, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk memberikan, mencabut, menunda sementara,membekukan izin bagi seluruh lembaga yang terkait di Pasar Modal termasuk Bursa Efek, LKP dan LPP.
-
Dalam bidang pengaturan, BAPEPAM mempunyai wewenang membuat peraturan di bidang pasar modal untuk memberikan penjelasan lebih lanjut
yang
bersifat
teknis
atas
Undang-undang
dan
peraturan
pelaksanaannya. -
Dalam bidang penegakan hukum, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan kepada para pelaku pasar modal dan pihak yang terlibat dalam pelanggaran ketentuan Pasar Modal.
b. Bursa Efek
Menyelenggarakan
dan
menyediakan
sistem
dan
sarana
untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Dan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong perusahaan efek yang menjadi anggotanya untuk melayani
dan
mendahulukan
pemodal
sehingga
pada
akhirnya
dapat
17
merangsang minat pemodal untuk investasi dengan aman, efisien, dan terjangkau. Bursa efek diwajibkan untuk mengembangkan sistem pengendalian intern, terutama dalam pengawasan perdagangan yang efektif, dengan tujuan menghindari tujuan manipulasi harga dan mendeteksi informasi orang dalam. Disamping itu bursa efek diwajibkan untuk mengikuti praktek perdagangan yang wajar, khususnya dengan mempertimbangkan aturan tentang prioritas harga dan waktu dalam pelaksanaan perdagangan. Praktek perdagangan silang (crossing) perlu ditelaah, dengan maksud untuk membuka pasar kepada pemodal domestik perorangan. Direksi dan manajer bursa efek wajib mengkoordinasikan usahausaha yang dilakukan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Manajemen bursa harus membentuk komite untuk bekerjasama dengan anggota yang aktif, bank kustodian dan pelaku pasar modal dengan tujuan untuk mengembangkan pasar modal. Selama proses penciptaan sistem baru, anggota dan pelaku pasar modal lainnya hendaknya diberi informasi detail tentang usaha-usaha tersebut dan dampaknya pada kegiatan usaha mereka. Disamping itu manajemen bursa efek wajib memperhatikan keahlian perusahaan efek dan bank kustodian dalam rangka perkembangan pasar modal dan menjalin hubungan yang erat dengan anggota bursa serta dengan bank kustodian. Dalam bidang pengembangan sistem, manajemen bursa wajib memperoleh dukungan teknis yang terbaik dan perhatian khusus harus diberikan terhadap pemilihan kontraktor yang memiliki kemampuan dalam menerapkan sistem yang memenuhi standar internasional.
c. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisen serta dapat memberikan jasa lain yang sesuai dengan ketentuan Bapepam. Contoh LKP adalah PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
18
Transaksi yang terjadi di bursa efek dikliringkan oleh LKP secara terus menerus sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Disamping melaksanakan fungsi kliring, LKP juga menjamin penyelesaian transaksi di bursa yang pelaksanaannya dilakukan dengan menempatkan LKP sebagai counterpart dari anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, efek, dan jaminan bank kustodian untuk menyelesaikan transaksi tertentu. Dengan sistem penjaminan tersebut, pemesanan hanya dapat memasuki sistem perdagangan jika LKP menyetujui bahwa terdapat cukup jaminan untuk menyelesaikan transaksi. LKP harus secara terus menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut nilai pasar, dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan. Anggota bursa wajib menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana dan efek pada rekening efek di LPP. Dalam hal anggota bursa gagal menyelesaikan transaksi, LKP akan membeli atau menjual efek di pasar tunai. LKP sebagai kepanjangan tangan dari bursa efek perlu menyesuaikan diri dengan sistem yang dilaksanakan pada bursa efek. Fungsi penjaminan yang dilakukan oleh LKP berlaku setelah diterapkan penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan.
d. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP)
Memberikan jasa penitipan kolektif yang aman dan efisien kepada Bank Kustodian, LKP, LPP, Perusahaan Efek, LKP dan LPP asing, serta pemodal institusional dalam rangka mengurangi biaya transaksi, menekan resiko, dan menurunkan biaya kustodian. Contoh LPP adalah PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI). LPP pada dasarnya adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Jasa tersebut harus memenuhi standar bagi suatu penggunaan jasa. Jasa kustodian yang diberikan oleh LPP harus mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh termasuk pembagian hak atas efek seperti dividen dan saham bonus, pemrosesan administrasi atas segala kegiatan yang dilakukan oleh emiten yang
19
terkait dengan kepentingan pemegang rekening seperti RUPS, penyerahan dana dan efek atas instruksi pengguna jasa, administrasi pinjam meminjam efek, dan pemindahan efek dari dan ke penitipan kolektif. LPP perlu memadukan keahlian teknis dan kemampuan keuangan dalam membangun sistem perdagangan tanpa warkat, penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan dan peminjaman atas penyelesaian transaksi. Disamping hal tersebut, LPP juga perlu menyusun suatu sistem yang merupakan satu kesatuan yang terpadu dan saling mendukung dengan tetap memperhatikan aspek keamanan atas efek. Sistem yang diimplementasikan oleh LPP harus ditelaah secara cermat dan hati-hati mengingat LPP merupakan kustodian sentral yang mencatat seluruh aset pemegang rekening yang terdapat pada LPP. Mengingat LPP merupakan kustodian sentral, maka jasa kustodian yang tersedia di LPP harus lengkap, antara lain dalam bidang penatausahaan rekening efek untuk menyimpan dana dan efek, penerimaan dan distribusi dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus dan hak-hak lainnya, pemindahan efek keluar dan masuk, pemindahan efek dari satu rekening ke rekening yang lain berdasarkan instruksi LKP. Oleh karena itu komputer LPP harus mempunyai jaringan langsung dengan sistem perdagangan bursa dan LKP, sehingga komputer-komputer tersebut dapat memverifikasikan jaminan sebelum sesuatu pesanan memasuki sistem perdagangan.
e. Perusahaan Efek
Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin emisi, Perantara Pedagang Efek dan/atau manajer investasi. Perusahaan efek harus dapat memastikan bahwa manajemennya harus memiliki kompetensi dan mampu memberikan fasilitas perdagangan dan penyelesaian sebagaimana yang dibutuhkan. Dalam hal ini, perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem pendukung sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya dan memberikan pelayanan pada nasabahnya. Untuk melaksanakan
20
kegiatan tersebut, perusahaan efek harus memiliki orang perorangan yang telah memperoleh izin dari Bapepam sebagai berikut:
- Penjamin Emisi Efek Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
- Perantara Pedagang Efek (PPE) Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. PPE ini melaksanakan amanat (order) jual dan beli dari nasabah dengan memperoleh imbalan tertentu, namun dapat juga melakukan transaksi atas nama sendiri. Untuk dapat melakukan transaksi di Bursa Efek, PPE wajib menjadi anggota dan sekaligus pemegang saham dari bursa efek yang bersangkutan.
- Manajer Investasi Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, Dana Pensiun, dan Bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
f. Lembaga Penunjang
Mendukung keberhasilan pengembangan Pasar Modal. -
Biro Administrasi Efek (BAE) Berperan dalam memberikan jasa berkaitan dengan kepemilikan efek yang disimpan dalam penitipan kolektif di LPP, sehingga dapat memberikan informasi kepada emiten mengenai perubahan kepemilikan. BAE merupakan salahsatu lembaga penunjang pasar modal yang
21
memegang peranan penting di dalam menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada saat pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Sebagai lembaga penunjang, BAE menyediakan jasa kepada emiten dalam bentuk pencatatan dan pemindahkepemilikan efek-efek. Penyerahan efek kepada yang berhak menerima efek untuk disimpan oleh BAE adalah merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh BAE, disamping penyampaian laporan tahunan kepada emiten tentang posisi efek yang ditangani. Khusus pada persiapan penawaran umum di pasar perdana, BAE juga membantu emiten dalam pencatatan efek. BAE membantu emiten untuk mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek yang dikeluarkan oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih rendah dan ekonomis daripada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten. -
Bank Kustodian Berperan dalam mengurangi resiko kegagalan dalam penyelesaian transaksi pada sistem yang sekarang, sehingga Bank Kustodian perlu bekerjasama dengan Bursa dan LKP dalam penyusunan sistem yang memberikan jaminan atas penyelesaian transaksi. Bank Kustodian hanya dapat diselenggarakan oleh LPP, perusahaan efek, atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam. Kustodian adalah perusahaan yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemilik efek yang termasuk dalam penitipan kolektif.
-
Wali Amanat Dalam hal emiten menawarkan obligasi, maka emiten yang bersangkutan wajib menunjuk wali amanat. Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit.
22
Pengembangan usaha Wali Amanat berkaitan erat dengan pertumbuhan pasar obligasi. Berdasarkan hal tersebut, BAPEPAM akan terus mendorong perkembangan pasar obligasi. Wali Amanat yang memiliki reputasi sebagai lembaga independen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan aktif dalam melakukan kegiatan perwaliamanatannya, dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pasar atau efek yang memberikan penghasilan tetap. Peranan wali amanat diperlukan dalam setiap emisi obligasi, karena para pemegang obligasi yang jumlahnya begitu banyak tidak mungkin dapat membuat kontrak dengan emiten secara terpisah. -
Penasihat Investasi Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.
-
Pemeringkat efek Di dalam hal suatu emiten melakukan penawaran umum obligasi atau surat hutang lainnya, maka ketentuan pasar modal menetapkan bahwa obligasi yang dikeluarkan tersebut harus terlebih dahulu diperingkat oleh suatu lembaga yang independen yang bergerak sebagai pemeringkat efek. Pemeringkatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada investor
untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan
dalam
mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya. Contoh perusahaan pemeringkat efek adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia ( PT. PEFINDO). Di dalam perkembangannya, peran pemeringkat efek tersebut tidak hanya terbatas atas efek-efek yang berada di pasar modal tetapi juga atas efek-efek yang berada di pasar uang.
23
g. Profesi Penunjang
Profesi Penunjang Pasar Modal telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Sebagai salah satu pelaku pasar modal, Profesi Penunjang Pasar Modal harus ikut membantu mengembangkan pasar modal. Tanggung jawab utama dari profesi penunjang pasar modal adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan yang sifatmya terus menerus. -
Akuntan Membantu perkembangan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Pemeriksaan Akuntan Publik yang ada, serta mendorong kepatuhan akuntan
menerapkan
pengembangan
standar
tersebut.
Hal
itu
dapat
berupa
Standar Akuntansi Keuangan yang berkaitan dengan
instrumen-instrumen
pasar
modal,
seperti
efek
derivatif,
Standar
Pemeriksaan industri efek, dan lain sebagainya. Akuntan yang terdaftar di Bapepam dianjurkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan mereka tentang akuntansi, pengendalian intern, dan pemeriksaan Perusahaan Efek. -
Konsultan Hukum Konsultan Hukum merupakan ahli dalam bidang hukum yang memberikan pendapat hukum mengenai emisi dan emiten atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan pasar modal. Peran konsultan hukum diperlukan dalam setiap emisi efek karena jasanya diperlukan dalam memberikan perlindungan hukum bagi pemodal. Untuk itu profesi ini mempunyai fungsi untuk memberikan pendapat dari segi hukum mengenai keadaan emiten. Konsultasi hukum yang terdaftar di Bapepam harus memiliki keahlian dan memahami peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Di samping itu konsultan hukum tersebut juga dituntut untuk mempelajari praktik yang terjadi di pasar modal negara lain, sehingga dapat digunakan
24
sebagai bahan dalam memberikan nasihat hukum kepada Perusahaan Efek dalam pengembangan produk-produk baru. Aspek hukum yang perlu dikembangkan antara lain mengenai standar kontrak antara Perantara Pedagang Efek dan nasabahnya, kontrak margin, dan kontrak pelayanan jasa kustodian. -
Penilai Jasa penilai mempunyai peranan penting dalam penentuan nilai wajar atas suatu aktiva. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi investor di dalam mengambil keputusan investasi. Dalam proses go public maupun proses akuisisi, emiten memerlukan jasa penilai tersebut. Keseragaman dalam metode penilaian merupakan salah satu hal yang terpenting pada penilaian atas mutu dari jasa profesi penilai. Oleh karena itu profesi penilai perlu menyusun standar kerja profesinya.
-
Notaris Peranan notaris di pasar modal diperlukan terutama dalam hubungan dengan penyusunan anggaran dasar para pelaku pasar modal, seperti emiten, perusahaan publik, Perusahaan Efek dan Reksa Dana, serta penyusunan kontrak-kontrak penting seperti kontrak Reksa Dana, kontrak penjaminan
emisi
dan
perwaliamanatan.
Untuk
itu
notaris
perlu
memahami peraturan Pasar Modal dan melaksanakan kegiatannya secara independen.
25
BAB II INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIC
II.1 Instrumen Pasar Modal
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek. Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen-instrumen Pasar Modal.
a. Saham Biasa
Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. Setiap kali menabung, maka kita akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita memiliki bagian kepemilikan dari perusahaan penerbit saham tersebut. Adapun hasil yang dapat diperoleh dari investasi saham biasa berasal dari dua sumber, yaitu:
26
-
Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya.
-
Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan harga jual diatas harga beli.
Klasifikasi saham biasa (common stock) terdiri dari: 1. Blue-chip stocks Suatu
saham
dapat
diklasifikasikan
sebagai
Blue-chip
stocks
bila
perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik serta dari pengalaman jangka panjang emitennya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten
membayar
dividen
tunai.
Biasanya
emitennya
merupakan
pemimpin dalam industrinya dan sudah dalam keadaan stabil.
2. Income Stocks Jenis ini digunakan untuk saham yang emitennya mampu membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.
3. Growth Stocks (well-known) Pengklasifikasian saham sebagai Growth Stocks adalah jika emitennya merupakan pemimpin dalam industrinya, dan dalam beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Disamping itu emiten saham ini biasanya mempunyai reputasi yang tinggi dan gaya publisitas yang nampak glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan harga sahamnya. Saham-saham jenis ini akan dipilih investor karena menawarkan dividen yang tinggi dan memberikan kesempatan untuk memperoleh capital gain.
4. Growth Stocks (lesser-known) Emiten saham jenis ini umumnya tidak menjadi pemimpin dalam industrinya, namun demikian saham ini tetap memiliki seperti Growth Stocks, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun-tahun
27
terakhir. Emiten untuk saham jenis ini biasanya berasal dari daerah, yaitu perusahaan yang tidak menjadi pemimpin dalam skala nasional, tetapi memiliki kedudukan cukup kuat didaerahnya. Saham jenis ini kurang begitu populer di kalangan investor.
5. Saham spekulasi Jenis saham ini digunakan untuk saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, tapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masamasa mendatang, meski pendapatan itu belum dapat direalisasi. Investor yang ingin mencoba memiliki saham ini dapat disamakan dengan berjudi, sebab dalam jangka pendek saham ini mungkin hanya bisa membagikan dividen yang kecil, atau bahkan tidak membayar dividen sama sekali. Namun dalam jangka panjang investor tetap memiliki harapan akan mendapatkan penghasilan yang besar. Penerbit saham ini biasanya perusahaan yang baru beroperasi atau juga perusahaan yang sedang melakukan penelitian dan penemuan produk-produk baru yang akan dipasarkan. Bisa juga perusahaan yang memiliki informasi penting, yang sewaktu-waktu jika dipublikasikan dapat meningkatkan harga saham.
6. Saham bersiklus (cyclical stocks) Perkembangan saham-saham jenis ini mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama kondisi ekonomi makro sedang mengalami ekspansi, emiten saham akan mendapatkan penghasilan yang tinggi, sehingga memungkinkannya untuk membayar dividen yang tinggi pula. Sebaliknya, dalam periode resesi emiten biasanya kurang memiliki kemampuan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak di bidang industri dasar, perumahan, otomotif, baja ataupun industri permesinan.
28
7. Saham bertahan (defensive/Countercyclical stocks) Saham jenis ini tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham ini tetap tinggi, sebab mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam industri yang produknya benar-benar dibutuhkan konsumen.
b. Right issue
Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Kebijakasanaan Right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru itu, berarti pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal ini akan masuk ke modal perusahaan. Bagi pemodal, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.
c. Obligasi
Obligasi sudah lama dikenal di pasar modal Indonesia. Hanya saja kalah populer dengan saham. Ini disebabkan emiten obligasi kebanyakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa BUMN emiten obligasi adalah: Bapindo, Jasa Marga, Bank Tabungan Negara, dan masih banyak lagi. Kini perusahaanperusahaan swasta mulai menggunakan obligasi untuk menghimpun modal. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
29
pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemili kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi digolongkan sebagai efek yang memberikan penghasilan tetap karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada pemegang obligasi untuk: -
Membayar bunga periodik tetap
-
Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu
Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon. Selain itu seperti halnya saham biasa, obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain yang bisa terjadi apabila saat pemegang obligasi melakukan penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga ketika saat membelinya.
d. Obligasi Konversi
Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer daripada obligasi. Kecenderungan melakukan emisi obligasi baru menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak tahun 1992. Sedang obligasi konversi susah memasuki pasar menjelang berakhirnya tahun 1990. Obligasi konversi sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya, setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1 Januari 1995. Persyaratan ini tidak sama diantara obligasi konversi yang satu dengan yang lainnya.
30
e. waran
Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten. Pada keadaan tertentu, misalnya pada saat suku bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan dananya ke bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan bunga lebih tinggi dari suku bunga bank, tentu memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya, kalau menerbitkan obligasi dengan bunga rendah, mungkin tidak laku. Supaya obligasi berbunga rendah itu menarik pemodal, maka obligasi disertai waran. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah. Manfaat investasi dari waran antara lain: - Memberikan alternatif cara untuk memperoleh capital gain melalui perilaku harga dari saham yang dapat dibeli dengan waran. - Rendahnya biaya perunit waran dan potensi leverage yang ditimbulkannya menyebabkan
rendahnya
modal/dana
yang
diperlukan
tanpa
mempengaruhi hasil berupa capital gain dari investasi tersebut.
Adapun kerugian investasi dalam waran antara lain: -
Perlunya pengetahuan investasi khusus, karena waran merupakan jenis investasi yang tidak biasa.
-
Waran tidak memberikan dividen, sehingga investor tidak menerima penghasilan berjalan.
-
Waran memiliki masa berlaku, terutama untuk waran yang berjangka pendek (1 atau 2 tahun) sehingga membatasi peluang investor untuk memanfaatkan perilaku harga.
31
II.2 Penawaran Umum (Go Public)
Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut go public. Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum dengan tujuan untuk memperoleh dana melalui pasar modal. Sedangkan masyarakat yang memberikan dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai pemodal (investor). Adapun tujuan penggunaan dana dari hasil go public pada umumnya digunakan untuk: 1. Ekspansi Dalam kehidupan suatu perusahaan akan diusahakan untuk melakukan perluasan
dalam
kegiatan
operasinya.
Perluasan
ini
dapat
berupa
peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi jenis produk. Tentu saja hal-hal tersebut harus ditunjang oleh manajemen yang profesional, selain itu juga dibutuhkan modal yang akan digunakan bagi investasi dan juga modal kerja. Terkadang perusahaan tidak memungkinkan untuk memperoleh modal dari para pemegang saham yang berupa modal disetor, sehingga diputuskan untuk memperoleh modal dari luar perusahaan, yang dapat berupa pinjaman dari pihak lain atau dapat berupa penjualan saham baru kepada pihak lain diluar para pemegang saham yang sudah ada.
2. Memperbaiki struktur pemodalan Modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman. Setiap pinjaman tentu saja harus membayar bunga. Terkadang perusahaan mengalami kerugian hanya karena beban pinjaman terutama pinjaman dari mata uang asing di masa-masa nilai rupiah terdepresiasi tajam. Dengan demikian perusahaan akan dibebani pembayaran bunga yang meningkat. Bila hal ini berlangsung dalam jangka waktu lama, perusahaan
32
dapat mengalami kebangkrutan. Salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi jumlah hutang, yaitu dengan menggantikannya menjadi modal saham, yang berarti perusahaan akan menjual saham baru untuk membayar hutang yang sangat membebani tadi. Tindakan ini dikenal sebagai restrukturisasi modal.
3. Untuk melakukan pengalihan pemegang saham (divestasi). Perusahaan yang melakukan go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata sudah beroperasi/menjalankan usahanya, yang sudah tentu telah ada pemilik dan pemegang sahamnya. Dengan pertimbangan tertentu terkadang pemegang saham tadi ingin melepaskan/mengalihkan saham yang dimiliki ke pihak lain. Hal ini mudah dilakukan jika memang telah ada pula pihak yang bersedia membelinya, akan tetapi jika tidak maka pemilik saham dapat memilih pasar modal sebagai tempat untuk menawarkan sahamnya secara umum (public offering). Pengalihan saham dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru disebut sebagai divestasi (divesment).
Berikut ini adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh para perusahaan yang melakukan go public (emiten):
a. Manfaat Penawaran Umum Saham •
Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tanpa termin)
•
Biaya Go public relatif murah dengan proses yang relatif mudah
•
Pembagian deviden berdasarkan keuntungan
•
Penyertaan
masyarakat
biasanya
tidak
berminat
masuk
dalam
manajemen •
Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk membangkitkan profesionalisme
•
Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial
33
•
Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham
b. Konsekuensi Penawaran Umum Saham •
Keharusan untuk keterbukaan (Full Disclosure)
•
Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan Pasar Modal mengenai kewajiban pelaporan
•
Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal
•
Kewajiban membayar dividen
•
Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan
c. Keuntungan Penawaran Umum Obligasi •
Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak dengan termin-termin).
•
Biaya relatif murah
•
Proses relatif mudah
•
Dengan
adanya
keterbukaan
berarti
juga
mengharuskan
adanya
peningkatan profesionalisme •
Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat
•
Obligasi
merupakan
sumber
pembiayaan
jangka
panjang
bagi
perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya 3 tahun. •
Bisa menggunakan jasa penanggung (Guarantor) apabila Debt to Equity Ratio (DER) emiten tinggi.
•
Pembayaran tnkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat bunga tetap dan atau dengan tingkat bunga mengambang.
d. Konsekuensi Penawaran Umum Saham •
Harus menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pemegang obligasi.
•
Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund). 34
•
Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah ditentukan oleh Emiten dan Wali Amanat.
•
Memberitahukan kepada Wali Amanat setiap perusahaan mengenai hal yang terjadi yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan emiten.
e. Dampak Psikologis Go Public Bagi Emiten •
Perubahan perilaku manajemen kearah keterbukaan dan profesionalisme
•
Dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi justru akan memajukan perusahaan
III.3 Proses Penawaran Umum
Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh emiten dalam rangka penawaran umum:
a. Persiapan 1. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public. 2.
Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang sahm dan perubahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
3. Emiten mencari Profesi Penunjang dan Lembaga Penunjang untuk membantu •
menyiapkan kelengkapan dokumen:
Penjamin emisi (underwriter) untuk menjamin dan membantu emiten dalam proses emisi.
•
Profesi Penunjang : o Akuntan Publik (Auditor Independen) untu melakukan audit atas laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
35
o Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membuat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawarn umum dan juga notulen-notulen rapat. o Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal option) •
Lembaga Penunjang : o Wali Amanat akan bertindak selaku wakil bagi kepentingan pemegang obligasi (untuk emisi obligasi) o Penanggung (guarantor) o Biro Administrasi Efek (BAE) o Tempat Penitipan Harta (Kustodian)
4. Mempersiapkan kelengkapan dokumentasi emisi. 5. Kontrak pendahuluan dengan Bursa Efek. 6. Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi. 7. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya bersifat hutang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pemeringkat Efek. 8. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspos terbatasdi BAPEPAM.
b. Ketentuan yang harus dipenuhi 1. Tata cara pendaftaran dalam rangka penawaran umum. 2. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum. 3. Pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dan prospektus singkat dalam rangka penawaran umum. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum yang dimaksudkan agar pihak lain membeli efek yang ditawarkan. 4. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan dalam rangka penawaran umum.
36
c. Proses Pengajuan Pernyataan Pendaftaran di BAPEPAM 1. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh emiten bersama Penjamin Emisi diterima BAPEPAM 2. Emiten melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM 3. Emiten melakukan penelaahan atas kelengkapan dokumen emisi, yang terdiri dari: •
Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran.
•
Prospektus lengkap.
•
Iklan, brosur, edaran.
•
Dokumen lain yang diwajibkan: o Rencana Jadwal Emisi. o Konsep Surat Efek o Rencana Penggunaan Dana (dirinci per tahun). o Proyeksi jika dicantumkan dalam Prospektus. o Legal Audit o Legal Option o Riwayat hidup Komisaris dan Direksi o Perjanjian Penjamin Emisi o Perjanjian Agen Penjualan. o Perjanjian Penanggungan (untuk emiten obligasi). o Perjanjian perwaliamanatan (untuk emiten obligasi). o Perjanjian dengan bursa efek. o Kontrak pengelolaan saham o Kesanggupan calon emiten untuk menyerahkan semua laporan yang diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. o BAPEPAM dapat meminta keterangan lain yang bukan merupakan bagian dari Pernyataan Pendaftaran,
seperti:
NPWP,
KTP
Komisaris dan Direksi.
37
4. Evaluasi atas: •
Kelengkapan dokumen.
•
Kecukupan dan kejelasan informasi.
•
Keterbukaan.
•
Aspek Hukum, Akuntansi, Keuangan dan Manajemen
5. Menanggapi dalam 45 hari. 6. Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.
38
BAB III PENCATATAN DAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA
III. 1. Persyaratan Pencatatan Efek
Proses pencatatan Efek di BEJ dilakukan setelah pernyataan efektif oleh BAPEPAM dan Emiten bersama dengan penjamin Emisi telah melakukan penawaran umum, maka : 1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan pencatatan Efek di BEJ. 2. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan. 3. Jika memnuhi persayaratan pencatatan, BEJ memberikan surat persetujuan pencatatan. 4. Emiten membayar biaya pencatatan. 5. BEJ mengumumkan pencatatn Efek tersebut di Bursa. 6. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di Bursa.
Berikut adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten atas penerbitan jenis-jenis efek :
a. Persyaratan Pencatatan Saham 1. Pernyatan pendaftaran Emisi telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM. 2. Laporan keuangan di-audit akuntan terdaftar di BAPEPAM dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir. 3. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta lembar. 4. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki sekurang-kurangnya 500 saham). 5. Wajib memcatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh (company listing) sepnjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang tercatat di Bursa).
39
6. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun. •
Pengertian berdiri adalah telah berdiri pada suatu tahun buku apabila anggaran dasarnya telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman.
•
Pengertian
beroperasi
adalah
perusahaan
dianggap
telah
beroperasi apabila memenuhi salah satu : -
Telah memperoleh ijin/persetujuan tetap dari BKPM.
-
Telah memperoleh ijin operasional dari Departemen Teknis.
-
Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional.
-
Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang berhubungan dengan operasi pokok.
7. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba Bersih dan operasional. 8. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp. 20 milyar, modal sendiri Rp.7,5 milyar dan modal disetor 2 milyar. 9. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum sekurang-kurangnya Rp. 4 milyar. 10. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik.
b. Persyaratan Pencatatan Obligasi 1. Pernyatan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM. 2. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di BAPEPAM dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir. 3. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar. 4. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6 (enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurangkurangnya 4 (Empat) tahun. 5. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. 6. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi tahun terakhir. 7. Anggota Direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
40
c.
Persyaratan Reksa Dana 1. Reksa Dana tersebut telah memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan. 2. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM. 3. Nilai nominal reksa dana yang ditawarkan minimal Rp. 10 milyar. 4. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1 pemodal minimal memiliki 500 saham). 5. Direksi dan Menajer investasi memiliki reputasi baik.
d.
Persyaratan Pencatatan Waran 1. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di bursa. 2. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif. 3. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk membeli satu saham atau kelipatannya. 4. Waran yang dicatatkan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan. 5. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari harga saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS (Rapar Umum Pemegang Saham) Emiten. 6. Perjanjian penerbiatan waran memuat ketentuan tentang : •
Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo.
•
Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga saham akibat keputusan perusahaan.
7. harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam perjanjian penerbitan waran. 8. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.
e.
Biaya Pencatatan awal 1. Untuk pencatatan saham pertama, minimal Rp. 10 juta dan maksimal Rp. 100 juta.
41
2. Untuk pencatatan saham tambahan, minimal Rp. 5 juta dan maksimal Rp. 100 juta. 3. Dihitung dari nilai kapitalisasi dengan tarif berjenjang. •
Biaya pencatatan tahunan (Annual Listing Fee), minimal Rp. 5 juta dan maksimal Rp. 50 juta. Dihitung berdasarkan nilai niminal.
•
f.
Biaya tersebut belum termasuk PPN sebesar 10 %.
Kewajiban Pelaporan Emiten Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya dibursa, maka
Emiten sebagai perusahaan public wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada BAPEPAM dan BEJ. Seluruh laporan yang disampaikan oleh Emiten kepada Bursa, yaitu laporan adanya kegiatan penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai Bursa maupun melalui papan informasi. Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut ataupun melalui perusahaan pialang. Hal penting karena sebagian pemodal terutama pemodal public tidak memiliki akses informasi langsung kepada emiten. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pemodal sangat tergantung pada informasi tersebut. oleh karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk membantu penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan tepat guna kepada pemodal.
III.2. Sistem Perdagangan Efek Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEJ. Kegiatan perdagangan atau transaksi efek dilakukan dilantai Gedung Bursa Efek Jakarta, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. kantor manajemen PT BEJ terdapat dilantai 4 gedung yang sama. Bagi para pengunjung yang ingin mengamati langsung kegiatan transaksi dilantai bursa dapat mengunjungi Galeri di lantai 1. Pemodal dapat mengikuti langsung transaksi yang terjadi dilantai bursa melalui layar monitor yang menampilkan
42
data seketika BEJ (Real Time Information) di kantor-kantor perusahaan pialang atau melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang ada. Transaksi Di BEJ dilakukan pada hari-hari yang disebut dengan Hari Bursa, yaitu:
Senin – Kamis
Jum’at
Sesi I
Jam 09.30 – 12.00 WIB
Sesi II
Jam 13.30 – 16.00 WIB
Sesi I
Jam 09.30 – 11.30 WIB
Sesi II
Jam 14.00 – 16.00 WIB
Sistem perdagangan efek otomatis di bursa Efek Jakarta adalah JATS (Jakarta Automated Trading System). Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui dalam proses perdagangan efek :
a. Pemodal Di Bursa Tidak hanya pemodal lembaga/ institusi saja, pemodal individu juga banyak
yang
melakukan
investasi
dibursa.
Bila
dilihat
dari
status
kewarganegaraan pemodal, ada pemodal Indonesia dan pemodal Asing. Pemodal asing baik perorangan maupun Badan Hukum hanya dapat memiliki maksimun 49% dan junlah saham yang dicatatkan di bursa. Sebagai pemegang saham, investasi berhak memperoleh deviden, hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan mendapat bagian jika perusahaan (karena suatu sebab) dilikuidasi.
b. Pelaku Bursa Kegiatan perdagangan Efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada umumnya yang melibatkan pembeli dan penjual. Jika anda ingin membeli atau menjual Efek, anda tidak dapat langsung membeli dan menjual Efek dilantai Bursa, melainkan harus melalui Perusahaan Pialang atau Broker (Anggota Bursa). Perusahaan pialang akan bertindak sebagai pembeli dan penjual.
43
Aktivitas jual dan beli saham dilantai bursa dilakukan perusahaan pialang melalui orang yang ditunjuk sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).
c. Perusahaan Pialang Perusahaan Pialang akan membeli dan menjual (menawarkan)efek dilantai bursa atas perintah atau permintaan (order) pemodal. Perusahaan Pialang juga dapat melakukan jual beli atas nama perusahaan mereka sendiri. Untuik Perusahaan Pialang yang cukup besar umumnya memiliki bagian riset yang memantau pergerakan pasar dan perkembangan Emiten, serta dapat memberikan nasihat investasi kepada nasabah.
d.
Pembagian pasar Di Bursa Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi dipasar pembagian
pasar terdiri dari pasar rguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga dipasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar (auction market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. JATS akan menerima order jual dan beli. Oeder yang telah masuk akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan waktu terbaik (prioritas harga dan waktu). Transaksi yang terjadi akan menentukan indeks harga saham. Pembentukan harga efek di pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi antara pihak penjual dan pihak pembeli (bukan lelang). Harga dari transaksi yang terjadi tidak akan menentukan indeks harga saham meskipun transaksi tadi tetap harus dimasukkan kedalam JATS.
1. Pasar negosiasi terdiri dari : •
Perdagangan dalam jumlah besar (Blok Trading) untuk jumlah saham minimal 200 ribu saham.
•
Perdagangan di bawah standar lot (Odd Lot) untuk jumlah saham kurang dari standar lot (dibawah 500 saham).
•
Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual beli yang dilakukan oleh satu anggota Bursa.
44
•
Perdagangan saham pemodal asing untuk saham yang tercatat (Foreign Board)
2. Transaksi di Pasar Reguler •
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan efek (round lot) atau kelipatannya.Satu lot ditetapkan 500 efek.
•
Satuan perubahan harga (fraksi): -
Berdasarkan Keputusan Direksi PT.BEJ Nomor: Kep307/BEJ/12-2006
tentang
Perubahan/Penambahan
Peraturan nomor II-A tentang Perdagangan Efek: Untuk saham dengan harga previous kurang dari Rp 200,ditetapkan fraksi sebesar Rp 1,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 10,-. Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang Rp 200,- sampai dengan kurang dari Rp 500,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 5,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 50,-. Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang Rp 500,- sampai dengan kurang dari Rp 2000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 10,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 100,-. Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang Rp 2000,- sampai dengan kurang dari Rp 5000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 25,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 250,-. Untuk saham dengan harga previous Rp 5000,- atau lebih ditetapkan fraksi sebesar Rp 50,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 500,-.
45
-
Untuk Obligasi dengan kelipatan 1/16 %.
-
Untuk harga Bukti Right sampai dengan Rp. 100,ditetapkan kelipatan Rp. 1,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 10,-. Bagi bukti Right dengan harga antara Rp. 100,- hingga Rp.1.000,- ditetapkan kelipatan Rp. 10,dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,-.
-
Untuk waran dengan harga previous kurang dari Rp. 200,ditetapkan fraksi sebesar Rp.1,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 10,-. Untuk waran dengan harga previous berada dalam rentang Rp 200 sampai dengan kurang dari Rp 500,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 5,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 50,-. Untuk waran dengan harga previous berada dalam rentang Rp 500 sampai dengan kurang dari Rp 2000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 10,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 100,-. Untuk waran dengan harga previous berada dalam rentang Rp 2000 sampai dengan kurang dari Rp 5000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 25,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 250,-. Untuk waran dengan harga previous Rp 5000 atau lebih, ditetapkan fraksi sebesar Rp 50,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 500,-.
-
Transaksi terjadi berdasarkan prioritas harga dan prioritas waktu.
- Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3 setelah terjasinya transaksi bursa (T+3).
46
3. Pasar Tunai Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
e. Jenis Order Saham Dalam melakukan transaksi jual maupun beli saham, pialang menghadapi berbagai jenis order. Beberapa jenis order yang kita kenal, yaitu market order, limit order, stop order dan stop limit order. •
Market Order, merupakan jenis order yang paling umum. Pada jenis ini, investor mengintruksikan kepada pialang untuk membeli atau menjual saham dalam jumlah tertentu dengan segera. Pialang selanjutnya bertanggung jawab untuk mengambil tindakan atas dasar usaha terbaik untuk mendapatkan harga yang terbaik dari harga Bid dan Offer yang terjadi pada saat order dibuat oleh investor. Harga yang terbaik adalah harga yang tinggi untuk order penjualan, dan harga yang rendah untuk order pembelian. Pada umumnya, investor juga memberikan patokan harga tertentu sebagai informasi bagi pialang dalam mengeksekusi order resebut.
•
Limit Order. Pada jenis ini, investor memberikan batas harga tertentu kepada pialang. Dalam hal order beli, pialang akan melaksanakan order tersebut hanya pada harga yang telah ditentukan atau harga yang lebih rendah dari batas harga yang diberikan investor. Jika ordernya adalah order jual, maka pialang akan malaksanakan order jika harga saham lebih tinggi atau sama dengan batas harga yang ditentukan. Order jenis ini cenderung sulit dijalankan, karena terdapat ketidakpastian harga, ketidakpastian kapan order dijalankan, dan karena adanya batasan harga. Contoh : Harga pasar saham PT. ABC saat ini Rp. 750. seorang investor memberikan limit order untuk menjual 100 lembar saham ABC dengan batas harga Rp. 800 per lembar saham dalam satu hari
47
tertentu. Hal ini kemungkinan sulit dilaksanakan mengingat harga yang diminta lebih tinggi, kecuali bila harga saham tersebut naik Rp. 50 per-lembar. •
Stop order terdiri dari stop order (atau sering disebut stop-loss order) dan stop limit order (lihat No.4). Stop-loss order dilakukan bila investor menentukan batas harga (stop price). Jika ia akan melakukan order jual, maka stop-loss order adalah batas harga bawah pialang tidak boleh (stop) menjual sahamnya dibawah harga itu untuk menghindari kerugian. Kebalikannya, untuk order beli, maka stop-loss order adalah batas harga atas dimana pialang tidak boleh membeli saham diatas harga tersebut. jika kemudian ada pihak lain yang memperdagangkan saham tersebut dengan harga yang sama atau melebihi harga yang ditentukan, maka penghentian order diberlakukan. Misalnya : stop-loss order jual ditetapkan Rp 750, maka penjualan hanya dilakukan pada harga terbaik diatas harga Rp 750 dan bila stop-loss order beli ditetapkan Rp 800, maka pembelian dilakukan pada harga terbaik dibawah harga Rp 800.
•
Stop limit order adalah jenis order yang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian eksekusi harga yang berasosiasi dengan stop order. Dengan stop limit order, investor menentukan dua batas harga,
yaitu
order
price
dan
limit
price.
Ketika
saham
diperdagangkan pada harga yang sama atau melebihi harga stop order yang telah ditentukan, maka terbentuklah stop limit order pada limit price untuk order beli yang ditentukan oleh investor. Contohnya, stop order ditentukan Rp. 800, dan saham bergerak menuju Rp. 825, investor kemudian menentukan Rp. 825 sebagai limit price maka pialang akan membeli saham dengan harga terbaik dibawah harga
Rp.
825
atau
Rp.
800,-.
Sebaliknya
bila
saham
diperdagangkan pada harga yang sama atau kurang dari harga stop order, maka terbentuklah stop limit order price untuk order jual yang ditentukan investor. Misalnya, stop order ditentukan Rp.800 dan
48
harga saham bergerak menuju Rp. 775, investor menentukan Rp. 775 sebagai limit price, maka pialang akan menjual saham tersebut dengan harga terbaik diatas stop limit order Rp. 775 atau diatas stop order price Rp.800,-.
f. Harga Saham dan Penyelesaian Trasaksi (Settlement) Harga Saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar dalam artian tergantung kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran (penawaran jual). Transaksi di bursa secara umum bukan transaksi yang bersifat tunai, untuk itu bursa menentukan apabila transaksi dilakukan hari ini, maka penyerahan saham diselesaikan melalui PT. KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) dan pembayaran diselesaikan malalui PT. KPEI (kliring Penjaminan Efek Indonesia) pada hari kelima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Untuk penyelesaian transaksi dan bukti Right dilakukan sendiri antar Anggota bursa yang melakukan transaksi.
g. Indeks di Bursa Indeks harga saham merupakan indikator perdagangan saham yang dibuat berdasarkan rumusan tertentu untuk mencerminkan tingkat aktivitas dan fluktuasi sebuah bursa efek. Setiap bursa efek mempunyai indikator tersendiri. Bursa saham di Indonesia yaitu : Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Surabaya (BES) saat ini memiliki beberapa indeks, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI, Indeks LQ45, Indeks Sektoral, IHSG BES dan yang terbaru adalah JII (Jakarta Islamic Indeks).
1.
IHSG BEJ atau JCI (Jakarta Composite Index) merupakan indikator pergerakan harga atas seluruh saham yang tercatat di BEI, dimana satuan perubahan indeks dinyatakan dalam satuan poin. Metode perhitungan indeks adalah ; (Kapitalisasi pasar pada saat perhitungan / kapitalisasi dasar pada waktu dasar
49
perhitungan) x 100 %. Dengan model perhitungan seperti ini, setiap jenis saham akan mempunyai bobot yang berbeda. Semakin besar kapitalisasi pasarnya, semakin besar bobotnya. 2. Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki likuidasi dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6 bulan. Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut : -
Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
-
Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
-
Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
-
Keadaan
keuangan
perusahaan
dan
prospek
pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. 3. Indeks sektoral menggunakan semua saham yang termasuk ke dalam masing-masing sektor dan merupakan sub indeks IHSG. Saham-saham yang tercatat di BEI dikelompokan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI (JASICA = Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Sektor tersebut: - Sektor Pertanian - Sektor pertambangan - Sektor Industri dasar dan kimia - Sektor Aneka industri - Sektor Industri Barang konsumsi - Sektor Properti dan Real Estate - Sektor Transportasi dan Infrastruktur - Sektor Keuangan - Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi
50
4.
Jakarta Islamic Index (JII) Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah islam dan merupakan tolak ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah. Syarat pemilihan saham pada umumnya sama dengan LQ45, namun lebih ditekankan pada jenis usaha emiten yang tidak boleh bertentangan dengan syariah islam, seperti bukan
usaha
konvensional,
yang
tergolong
bukan
judi,
usaha
lembaga
yang
keuangan
memproduksi,
mendistribusikan, dan memperdagangkan makan/minumn yang tergolong haram, dan bukan usaha yang memproduksi, mensistribusikan atau menyediakan barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. JII akan di kaji setiap 6 bulan sekali, yaitu bulan Januari dan Juli. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan inverstor untuk mengembangkan investasi secara syariah. 5.
IHSG BES (SCI, Surabaya Composite Index dan ISME, Small Medium Enterprises-Index) BES memiliki 2 jenis Indeks yaitu SCI yang mengkalkulasi seluruh saham yang tercatat di BES, dan SME yang menghitung saham yang di keluarkan oleh perusahaan yang di kategorikan sebagai perusahaan kelas kecil dan menengah.
h. Biaya transaksi di Bursa Untuk membeli dan menjual saham pemodal harus membayar komisi (imbalan
jasa)
kepada
perusahaan
pialang
yang
besarnya
ditentukan
berdasarkan kesepakatan dengan pemodal. Di BEI biaya komisi ini setinggitingginya 1 % (satu persen). Dari nilai transaksi (jual dan Beli). Anggota Bursa berkewajiban untuk membayar biaya-biaya : •
Untuk transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04 % dari kumulatif nilai transaksi setiap bulan.
51
•
Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi.
•
Untuk transaksi Bukti Right tidak dikenakan biaya transaksi.
•
Untuk transaksi waran dikenakan biaya transaksi sebesar 0,02% dari nilai transaksi.
•
Untuk anggota Bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali wajib membayar biaya administrasi kepada BEI sebesar Rp. 250.000 per bulan.
•
Pengenaan komisi dan biaya transaksi ini belun termasuk PPN 10 %, sedangkan Pajak transaksi bagi transaksi penjualan saham sebasar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi penjualan saham oleh pemegang saham pendiri 5%.
i.
Pencatatan Saham Yang di Beli Atas Nama Pemodal Perusahaan Pialang yang melaksanakan pesanan untuk membeli efek
atas perintah pemodal atau pemodal sendiri dapat datang ke Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk
emiten
untuk
mendaftar
(meregistrasi)
dan
mengadministrasi saham tersebut atas nama pemodal yang membeli saham. PT. BEI menentukan bahwa batas waktu proses registrasi saham selama-lamanya 7 hari. Setelah melakukan registrasi maka pemodal telah terdaftar sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan seluruh hak-hak sebagai pemegang saham. j.
Informasi Perdagangan EFEK Yang Tersedia Di BEJ Setiap hari bursa PT. BEI menerbitkan Daftar Kurs Efek (DKE) yang
memuat tentang : •
Nama dan Kode Efek yang tercatat di Bursa.
•
Kurs Volume dan Nilai Transaksi yang terjadi.
•
Indeks Harga Saham individual dan Gabungan.
•
Penawaran Jual dan Penawaran Beli.
•
Daftar saham yang dapat dibeli oleh pemodal asing.
•
Pengumuman-pengumuman bursa. 52
BAB IV ANALISIS INVESTASI SEKURITAS
IV.1 Investasi Investasi merupakan komitmen dana pada saaat ini, yang diharapkan menghasilkan “tambahan dana” di masa depan dimana “tambahan dana” tersebut merupakan konpensasi terhadap (a) jangka waktu dana, (b) tingkat inflasi, (c) ketidakpastian. Sebelum anda mengambil keputusan pilihan investasi, hal penting yang penting anda pertimbangkan dahulu adalah : faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bidang investasi yang akan anda pilih, seperti: 1. Pribadi Anda Anda harus menilai dan memperhitungkan secara cermat, berapa usia anda, bagaimana rencana anda di masa depan dan pribadi anda sendiri. Apakah anda tergolong orang yang suka menempuh resiko (risk averter). Hal ini sangat penting diperhatikan karena merupakan dasar utama dalam pengambilan keputusan untuk memilih investasi yang sesuai. 2. Pajak Sebagai warga Negara yang baik maka anda harus menunaikan kewajiban untuk membayar pajak. Dengan demikian anda harus menghitung berapa kira-kira keuntungan bersih anda setelah dipotong pajak. 3. Likuiditas Likuiditas atau kelancaran, menunjukan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal (principal) investasi anda. Bila anda sewaktu-waktu membutuhkan uang tunai dengan segera, apakah pilihan investasi anda mudah atau sulit dicairkan.
53
4. Situasi Ekonomi Internasional Dalam era globalisasi dan dunia perekonomian bebas saat ini, unsur ketergantungan antar Negara amat besar, perubahan kewajiban ekonomi suatu negara dapat memberikan dampak positif atau negatif terhadap negara lainnya. Informasi yang tersedia dari surat kabar dan majalah perlu dianalisis secara singkat, kira-kira apa pengaruhnya terhadap obyek investasi anda. 5. Situasi Ekonomi Nasional Situasi ekonomi nasional mempunyai yang besar terhadap bidang usaha atau industri dimana obyek investasi anda tanamkan. Ikutilah dengan
seksama
perubahan
undang-undang
/
peraturan
dan
kebijakan pemerintah karena hal tersebut akan bermanfaat dalam menentukan strategi investasi anda. 6. Situasi Industri Situasi
industri
dimana
objek
investasi
anda
berada
sangat
berpengaruh terhadap objek investasi yang anda tanamkan. Apabila bidang industri tersebut sedang berkembang, sedang mendekati titik jenuh atau bahkan sudah jenuh. Hal ini sangat berguna untuk mengambil keputusan apakah masih akan menentukan investasi atau akan beralih ke bidang industri lain. 7. Sain dan Teknologi Sain dan Teknologi adalah fitrah utama manusia yang tidak pernah berhenti berfikir untuk mencari dan menemukan sesuatu. Perhatikan saja personal komputer yang ada di meja anda, yang akan menjadi kuno dalam kurun waktu enam bulan, karena telah ditemukannya microchip baru. Berikanlah minat dan perhatikan perkembangan sain dan teknologi kerena hal ini sangat bermanfaat bagi strategi dan perencanaan investasi anda. 8. Siklus dan Tren Suatu kepercayaan bahwa setiap kegiatan usaha, bahkan juga segala bentuk kehidupan manusia bekerja dalam siklus/daur. Setiap kejadian
54
di masa lampau umumnya akan terulang kembali dalam skala berbeda. Para ahli riset menyebut hal ini sebagai Analisis teknis dan daur. Tujuan analisis ini adalah untuk meramalkan hal-hal dimana masa depan berdasarkan kejadian data masa lampau. Analisis teknis membantu memperlihatkan kecenderungan tren ke masa depan, dan biasanya dipergunakan untuk perencanaan invetasi jangka panjang. Informasi penting seperti perubahan tingkat suku bunga, kebijakan nilai tukar mata uang, kenaikan BBM, deregulasi, pemilu dan sebagainya akan bermanfaat perencanaan investasi anda.
IV.2
Hasil dan Resiko Investasi Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang
diinvestasikan adalah hasil (return) dan resiko (risk). Dua unsur ini selalu mempunyai hubungan timbal balik yang sebanding, umumnya semakin tinggi resiko, semakin besar hasil yang diperoleh dan semakin kecil resiko semakin kecil pula hasil yang akan diperoleh. Pada dasarnya tidak satupun bidang investasi yang sepenuhnya bebas dari resiko. Sebagai contoh : investasi dalam bentuk tabungan yang relatif “aman” dengan bunga relatif besar, tetapi memiliki resiko minimal yaitu menurunnya daya beli tabungan tersebut karena inflasi: atau investasi dalam bentuk emas dan perhiasan, memiliki resiko kemungkinan hilang, pencurian dsb. Kebutuhan investasi bersifat individual dan tergantung seenuhnya kepada anda sebagai pribadi bebas. Oleh karenanya sebelum anda sampai pada suatu keputusan investasi, pertimbangkan terlebih dahulu secara matang. Sebaiknya anda melakukan konsultasi kepada orang-orang atau lembaga/badan usaha yang telah mempunyai reputasi baik dalam bidang investasi yang akan menjadi pilihan anda. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik maupun tergolong beresiko tinggi adalah investasi saham (investasi dipasar modal). Saham perusahaan go public, sebagai komodiiti investasi tergolong beresiko tinggi, karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang
55
terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter. Undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan itu sendiri. Perubahanperubahan tersebut dapat berdampak positif yang berarti naiknya kurs saham atau berdampak negatif yang berarti turunnya kurs saham. Adapun keuntungan dan kerugian yang mungkin diterima oleh para pemodal yang membeli saham adalah: * Keuntungan •
Capital Gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham.
•
Deviden, bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
•
Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan perkembangan atau kinerja perusahaan. Pemodal jangka panjang mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih keuntungan investasi saham. Pemodal seperti ini membeli saham dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu mereka memperoleh manfaat dari dividen yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu.
•
Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
* Kerugian •
Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.
•
Opportunity Loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham.
•
Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.
•
Tidak dapat dividen.
56
Setelah mempertimbangkan untung dan rugi dari investasi pada saham, maka langkah-langkah pengambilan keputusan investasi berikutnya adalah : 1. Menentukan Kebijakan Investasi Berdasarkan tujuan dan besarnya investasi. •
Pemodal bersedia menanggung resiko lebih besar – untung lebih besar – alokasi pada sekuritas lebih besar resiko – saham dan non obligasi.
•
Pemodal tidak bersedia menanggung resiko (= preferensi resiko investasi – obligasi yang aman).
2. Analisis Sekuritas •
Analisis pada sekuritas individual / kelompok
•
Filosofi dalam melakukan analisis sekuritas (pendapat).
3. Pembentukan Portofolio •
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut.
•
Portofolio berarti diversifikasi – pemilihan banyak sekuritas untuk mengurangi resiko yang harus ditanggung.
4. Melakukan revisi Portofolio Suatu perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki perlu dilakukan kalau fortofolio tersebut tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi resiko pemodal.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
57
Dalam hal ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.
IV.3. Konsep Analisis Sekuritas Konsep analisis sekuritas dapat dikelompokan pada sekuritas individual atau kelompok. Filosofi dalam melakukan analisis sekuritas (pendapat): a. Sekuritas Mispriced (harganya salah, terlalu tinggi / rendah) dan analisis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut dengan cara : •
Fundamental Analysis Mengidentifikasi prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktorfaktor yang mempengaruhinya) untuk dapat memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Karakteristik analisis : -
Setiap investor merupakan makhluk rasioal.
-
Mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi pasar.
-
Asumsi: nilai saham mewakili nilai perusahaan untuk meningkatkan nilai dikemudian hari.
Model Fundamental Analysis meliputi : 1.
Pendekatan Price Earning Ratio (PER);
Po PER : ------------
Po atau
PER :---------
Eo
E1
Keterangan : Po : Harga Saham saat ini Eo : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini E1 : Estimasi EPS periode yang akan datang
58
Contoh : EPS perubahan = Rp. 1.000,Harga saham = Rp. 20.000,Rp. 20.000,PER = ------------------------------Rp. 1.000,= 20 kali (dengan PER sebesar 20, investor bersedia membayar Rp. 20.000,- untuk setiap 1.000 EPS). Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, umumnya memliki PER yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER yang tinggi karena mereka mengharapkan akan memperoleh KM yang kebih besar di masa yang akan datang. Kesimpulan : •
Standar Wajar belum ada
•
Investor bandingkan PER dengan perusahaan sejenis.
•
Investor konvensional menetapkan PER maksimal dengan angka invesersi dari minimum required rate or return (ROR) merupakan tingkat keuntungan minimum yang diharapkan.
Contoh : Investor memiliki ROR 10 % Sehingga PER maksimal : 1/10 % = 10 kali
2.
Pendekatan Deviden yield Ekspektasi dividen per saham (EDP) Harga Saham = ------------------------------------------------Yield Contoh : EDP = 750, yeild yang diinginkan : 5 % 750 Harga Saham = --------5%
59
= Rp. 15.000,-
3.
Pendekatan Net Asset Value Net Assets Nilai Buku
= --------------------------------------
(Klaim terhadap nilai fisik perusahaan)
Jmlh saham yang beredar
Contoh ; Nilai aktiva bersih : Rp. 100.000.000.000,Saham beredar
: 25 juta saham Rp. 100.000.000.000,-
Nilai buku
= ------------------------------25 juta saham = Rp. 4. 000,- per saham
Komitmen Pialang : harga maksimum saham > 3 x nilai buku
Modal Fundamental Analysis menjawab pertanyaan “apakah harga suatu saham undervalued atau overvalued ?” Jika undervalud : saat investor untuk beli aham Jika overvalued ; saat investor untuk jual saham •
Technical Analysis Menggunakan data (perubahan) harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang.
1. Asumsi Dasar •
Harga
sekuritas
ditentukan
oleh
interaksi
penawaran
dan
permintaan sekuritas. •
Penawaran dan permintaan sekuritas itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun irrasional.
60
•
Perubahan harga sekuritas cenderung bergerak pada satu arah tertentu (Trend).
•
Pergeseran
penawaran
dan
permintaan
sekuritas
akan
mempengaruhi arah perubahan harga. •
Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lampau terulang kembali pada masa yang akan datang.
2. Karakteristik Analisis : •
Anggapan : harga suatu sekuritas akan ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan permintaan sekuritas.
•
Asumsi : Investor adalah makhluk irasional.
•
Bursa manifestasi dari mass Behaviour.
•
Demand dan Supply manifestasi dari kondisi psikologis pemodal, maksudnya tidak memperdulikan kondisi perusahaan, yang penting : beli saat harga rendah dan jual saat harga tinggi.
•
Fokus utama (pinpoint) berdasarkan waktu (trend naik atau turun). Dengan memplot setiiap perubahan harga dan volume ke dalam suatu chart (harga naik/turun). Oleh karena itu seorang technical sering disebut “Chartists”
•
Model technical Analysis Kualitatif terpengaruh : support level dan resistance level.
Ilustrasi siklus harga saham turun : Situasi psikologis mendorong pemegang saham untuk menjual, sehingga penawaran lebih besar – down ward – harga turun lebih jauh sampai dengan titik support level. Saat itu investor saatnya membeli. Sehingga
harga
terdorong
kearah
sampai
dengan
menyentuh
Resistance Level. Sehingga investor mulai menjual (supaya untung).
61
3. Jenis Technical Analysis : 1. Teori Dow (Dow Theory) Menggambarkan trend yang terjadi di pasar sekuritas atau pada sekuritas individual. Berdasarkan tinggkat kepentingan dan jangka waktunya, pergerakan harga sekuritas dapat dibedakan menjadi (a) pergerakan primer (Primary Movement) (b) Pergerakan Sekunder (secondary movement) (c) Pergerakan Tersier (tertiary movement) 2. Analysis Grafik Menggambarkan pola perubahan harga sekuritas dan indeks pasar modal. Penggambaran ini diharapkan akan menemukan pola-pola tertentu yang berguna bagi peramalan harga sekuritas dan kondisi pasar modal. 3. Analysis Keluasan Pasar (breadth of market analysis) Analisis ini berguna untuk mengetahui keadaan pasar modal. Sehingga peramalan harga sekuritas individual akan dapat diramalkan. Hal ini karena umumnya harga-harga sekuritas akan bergerak searah dengan pasar. Analisis keluasan pasar (breadth of market analysis) ditentukan dengan membandingkan jumlah sekuritas yang mengalami penurunan dengan membandingkan jumlah sekuritas yang mengalami penurunan harga, serta mengakumulasikannya.
62
Contoh : Hari
Jumlah
Jumlah
Selisih
saham yang saham yang bersih
Keluasan Pasar
mengalami
mengalami
kenaikan
penurunan
harga
harga
Senin
745
643
111
+111
Selasa
995
391
603
+714
Rabu
468
914
-446
+288
Kamis
255
4.118
-863
-595
Jum’at
669
589
80
-515
Senin
582
657
-75
-590
4. Analysis Kekuata Relatif (Relative Strength Analysis). Mengidentifikasikan sekuritas yang memilki kekuatan relatif terhadap sekuritas lain. •
Keadaan Bullish : harga sekuritas yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari pada harga sekuritas lain.
•
Keadaan Bearish : penurunan harga sekuritas yang memiliki kekuatan relatif akan berjalan lebih lambat dari sekuritas lain.
•
Dengan menginvestasikan dana pada sekuritas yang mempunyai kekuatan relatif di masa lampau, investor akan memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Analisis lekuatan relatif dilakukan dengan membandingkan data harga sekuritas individual dengan harga rata-rata industri atau rata-rata pasar.
63
Contoh :
Tahun
(1)
(2)
(3)
(1/2)
(1/3)
(2/3)
19x1
Rp.
Rp.
Rp.
1.78
0.144
0.081
3.000
1.700
21.000
Rp.
Rp.
Rp.
2
0.144
0.072
3.600
1.800
25.000
Rp.
Rp.
Rp.
3
0.253
0.070
7.200
2.000
28.500
19x2
19x3
Keterangan ; (1) : Harga rata-rata sekuritas A (2) : Harga rata-rta industri (3) : Harga rata-rata pasar Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa rata-rata sekuritas A meningkat lebih cepat dari pada harga rata-rata industri dan relatif konstan jika dibandingkan dengan harga tara-rata pasar. Analisis
kekuatan
relatif
umumnya
dilakukan
dengan
menggambarkan rasio-rasio perbandingan dalam sebuah grafik (untuk beberapa jenis sekuritas). Sekuritas yang mempunyai kekuatan relatif yang lebih besar merupakan kesempatan investasi yang memiliki prospek lebih bagus.
5. Analysis rata-rata bergerak (moving average analysis) Analisis ini dilakukan pada sekuritas individual, industri atau pasar secara keseluruhan. Melalui perhitungan rata-rata bergerak harga sekuritas, akan dapat diketahui pola perubahan harga tersebut. selanjutnya hasil perhitungan akan dibandingkan dengan harga pasar sekuritas. Analisis rata-rata bergerak dapat digunakan untuk meramal kondisi pasar modal dan untuk menetukan keputusan investasi
64
(misalnya kapan harus menjual atau membeli sekuritas). Analisis akan menyarankan pembelian suatu sekuritas apabila harga pasar sekuritas tersebut berada di bawah garis rata-rata bergerak dengan tren menurun. •
Persamaan matematis dari metode rata-rata bergerak tak tertimbang.
Xi pada n periode sebelumnya E (Xi,t) = ----------------------------------------------N
Keterangan ;
E (Xi,t) : Nilai Xi yang diharapkan pada periode ke t N •
; Jumlah rata-rata bergerak.
Persamaan
matematis
dari
metode
rata-rata
bergerak
tertimbang
WnXin E (Xi,t) = -------------------Wn
Keterangan ;
Wn ; faktor penimbang dari data histories pada periode ke n Xin : data historis variabel Xi pada periode ke n Metode ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode rata-rata bergerak. Metode ini berguna apabila data historis menunjukan
suatu
kecenderungan
tertentu
(trend).
Untuk
menyelesaikan peramalan dengan kondisi tersebut, maka data
65
yang paling dekat dengan periode peramalan akan diberi bobot yang lebih besar. Pemberian bobot (nilainya) ini akan tergantung pada pendapat ( tidak ada aturan/ formula tertentu).
b. Harga sekuritas Wajar (tidak dapat mendeteksi sekuritas mispriced). Menganggap pasar modal Efisien (efficient capital market) atau pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (= semakin cepat informasi tercermin pada harga sekuritas semakin efisien ) – Efisiensi informasional, sehingga akan sangat sulit bagi pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan atas normal (= tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan ekulibrium yang diharapkan). Pemilihan sekuritas didasarkan pada : •
Preferensi resiko para pemodal (pemodal yang bersedia tanggung resiko tinggi akan dipilih saham yang lebih besar resikonya).
•
Pola kebutuhan kas (Pemodal yang menginginkan penghasilan yang juga akan memilih saham yang membagikan dividen dengan stabil, sehingga keuntungan yang diperoleh pemoidal sesuai dengan resiko yang mereka tanggung).
66
BAB V ANALISIS FUNDAMENTAL
V.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan adalah penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan atau tendensi atau kecenderungan (trend) untuk dapat memberikan gambaran dari suatu Laporan Keuangan dan menentukan posisi keuangan maupun hasil operasi serta perkembangan perusahaan. Laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisa, karena dengan analisa tersebut akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan Keuangan yang dianalisa adalah : a. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, hutang dan modal yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan Keuangan ini disebut Neraca. b. Laporan Keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban beban, pajak dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu. Laporan keuangan ini disebut Laporan L/R Rasio keuangan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan kemampuan perusahaan. Tolak ukur yang biasa digunakan adalah berupa rasio (perbandingan) atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan. Perbandingan yang biasa dilakukan dibedakan atas : a. Perbandingan internal Membandingkan antara rasio keuangan saat ini dengan rasio keuangan pada masa lampau.
67
Membuat suatu perkiraan tentang rasio keuangan pada masa yang akan datang, lalu membandingkannya dengan rasio-rasio di masa lampau. a. Perbandingan eksternal Membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rasio keuangan perusahaan sejenis atau bahkan dengan rasio industri rata-rata. Berikut ini adalah jenis-jenis rasio laporan keuangan: a. Rasio Likuiditas mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 1. Current Ratio Aktiva Lancar Current Ratio = ------------------------ = Kewajiban Lancar Current
Ratio
mengukur
kemampuan
Total Current Assets --------------------------------Total Current Liabilities perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar.
2. Quick Ratio Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek + Piutang dagang Quick Ratio = -------------------------------------------------------------------------------------Kewajiban Lancar
Quick Ratio =
Total Current Assets – Inventory ---------------------------------------------Total Current Liabilities
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relatif lebih likuid).
68
3. Cash Ratio
Cash Ratio :
Kas + Bank ------------------------Kewajiban Lancar
Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan bank.
4. Net Working Capital Net working capital = Aktiva lancar – Hutang lancar = Total Current Assets – Total Current Liabilities Net working capital menghitung selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan memiliki tujuan yang sama dengan current ratio.
b. Rasio aktivitas mengevaluasi kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. 1. Total Asset Turn Over Penjualan bersih Total Asset Turn Over =
Net Sales
---------------------------- = -----------------------Rata- rata aktiva
Total Assets
Total asset turn over mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
2.
Total Fixed Asset Turn Over Penjualan bersih
Net Sales
Total Fixed Asset Turn over = ------------------------------- = ----------------------Rata-rata aktiva tetap
Net Fixed Assets
Total fixed asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
69
3.
Account Receivable Turn Over (A/R Turn Over) Penjualan Bersih (kredit) Account Receiveble Turn Over =
---------------------------------------------Rata-rata piutang dagang
Net Sales = ----------------------------Account Receivable Account receiveble turn over mengukur sampai seberapa cepat piutang dagang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.
4. Average Collection Period 365 hari Average collection period =
------------------A/R turn over
Average Collection Period menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.
5. Inventory Turn Over Harga Pokok Penjualan Inventory turn over = ------------------------------------ =
Cost of Good Sold ------------------------------
Rata-rata penjualan
Inventory
Inventory turn over mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas.
6. Operating Ratio Cost of Good Sold + Total Operating Expenses Operating Ratio =
-----------------------------------------------------------------Annual Sales
Operating ratio mengukur total biaya operasi per rupiah penjualan, hal ini menjadi ukuran efisiensi aktivitas operasi perusahaan.
70
7. Day Sales in Inventory 365 hari Day sales in inventory =
------------------------Inventory turn over
Days’ sales in inventory mengukur efisiensi pengelolaan persediaan yaitu berapa lama rata-rata persediaan dalam setahun yang berubah menjadi kas.
8. Average Payment Period Accounts Payable Average Payment Period =
---------------------------------Annual Purchase / 360
c. Rasio Profitabilitas mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. 1. Operating Profit Margin Operating profit margin =
Laba Usaha / Operasi Gross Profit ------------------------------ = --------------------Penjualan Bersih Net Sales
Operating profit margin mengukur tingkat laba usaha / operasional terhadap penjualan bersih perusahaan. 2. Net Profit Margin Laba bersih setelah pajak Net Income Net Profit Margin = ------------------------------------- = --------------------Penjualan bersih Total Assets Net profit margin mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
3. Return on Asset (ROA) Laba bersih setelah pajak Return on asset (ROA) =
Net Income
------------------------------------ = -----------------Rata-rata aktiva tetap Total Assets
71
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan
dengan
memanfaatkan
aktiva
yang
dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).
4. Return on Equity (ROE) Laba bersih setelah pajak Return on Equity (ROE) = ------------------------------------------Total modal pemegang saham
Net Income = -----------------------------------Total Shareholders’ Equity ROE menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam pemegang saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditor.
5. Gross Profit Margin Laba Bruto
Gross Profit
Gross profit margin = ---------------------------- = -----------------------Penjualan bersih
Net Sales
Gross profit margin mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.
6.
EBIT Earning Power = -------------------Total Assets Tinggi-rendahnya rasio ini memberikan indikasi seberapa jauh efisiensi
penggunaan modal, dan turun-naiknya penjualan dan biaya.
72
d. Rasio pengungkit mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman.
1. Debt to Equity Ratio Total Kewajiban Total Liabilities Debt Equity Ratio = ----------------------- = -------------------------------------Total Modal Total Shareholders’ Equity Debt Equity ratio membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
2. Long Term Debt To Equity Ratio Total Kewajiban Jangka Panjang Long Term Debt To Equity Ratio : --------------------------------------------------Total Modal pemegang saham Long Term Debt To Equity Ratio membandingkan sumber pembiayaan hutang jangka panjang terhadap modal pemegang saham.
3. Debt Ratio Total Kewajiban Debt Ratio = ---------------------------- = Total Aktiva
Total Liabilities -----------------------Total Assets
Debt Ratio mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.
4. Leverage Ratio Total Aktiva Total Assets Leverage Ratio = --------------------------------- = ------------------------------Modal pemegang saham Total Shareholders’ Equity Leverage Ratio mengukur jumlah dari aktiva perusahaan per dollar terhadap modal pemegang saham.
73
5. Time Interest Earned Penghasilan bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Time Interest Earned :------------------------------------------------------------------Total biaya bunga setahun
EBIT = ---------------------------------Total Interest Expense Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran beban bunga dengan menggunakan laba operasi perusahaan (EBIT).
6. Fixed Charge Coverage Ratio Operating profit + Other + Revenues + Lease Payment Fixed Charge : --------------------------------------------------------------------Coverage Ratio Total Interest Expenses + Other expenses + lease payment + total other after tax fixed charge [1 / (1t)]* * t = Tax Rate = Taxes / Earnings Before Taxes. Mengukur kemampuan perusahaan untuk pembayaran tetap obligasi.
e. Rasio Pasar (Common stock Ratio) mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.
1. Earning per Share
Earning per Share =
Laba bersih setelah pajak - Dividen Saham Preferen ---------------------------------------------------------------------Total saham yang diterbitkan
Net Income – Preferred Stock = -------------------------------------------Total Shareholders’ Equity 74
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen. 2. Price Earning Ratio Harga Pasar per saham
Market Price
PER = -------------------------------------- = -------------------------EPS
EPS
Menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio semakin baik.
3. Return on Commond Stock (RCS) Earnings available for commond stockholder Returns on commond stock (RCS) = ----------------------------------------------Total
Stockholder
Equity
–
Preffered stock Net Income RCS = ------------------------------------------------------------Total Shareholders’ Equity – Preffered stock Mengukur keuntungan perusahaan bagi pemegang saham biasa.
4.
Dividen Yield Dividen per saham
DPS
Dividen Yield = ---------------------------------- = ----------------------Harga per saham
Market Price
Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham relative terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.
75
5.
Dividend Pay out ratio Dividen per saham Dividend Pay out ratio = -------------------------------
DPS = ------------
Earning per share
EPS
Dividen pay out ratio menunjukkan sampai tingkat mana EPS didistribusikan dalam bentuk dividen.
6.
Price / Sales Ratio Harga pasar saham biasa saat ini Price / sales ratio = -------------------------------------------------Annual sales per share
Penjualan Annual Sales per share = ----------------------------------------------------Jumlah lembar saham biasa beredar
Market Price PSR = -----------------------------------------------(Sales / Total Outstanding Shares)
7. Dividen per saham Total dividen dalam satu saham Dividen per saham = --------------------------------------------------------Total saham yang diterbitkan
Common stock Dividend DPS = ---------------------------------------Total Outstanding Shares Dividen per saham menghitung berapa jumlah dividen yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan.
76
8. Book value per Share Total Ekuitas Book value per share = -------------------------------------------------Jumlah saham yang diterbitkan
Total Shareholder’s Equity = -----------------------------------------Total Outstanding Shares Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s equity atas setiap saham yang diterbitkan.
9. Price To Book Value Harga Pasar Saham Price to book value = ---------------------------------------------Book Value per share
Price to book value digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku per saham.
10. Asset Value per share Total Aktiva Asset Value per share = ---------------------------------------------------------Jumlah lembar saham biasa beredar
Total Assets = -------------------------------------Total Outstanding Shares
77
V.2 Model Analisis Fundamental
a. Model Nilai Buku (Book Value Model) Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of common stock yang merupakan hak para pemegang saham. Total Asset – total liability – preffered stock P = ----------------------------------------------------------------------Number of shares of commond stocks outstanding P : Nilai intrinsik per lembar Saham Biasa Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya.
b. Model Nilai Likuidasi (Liquidation Value Model). Model ini menyatakan bahwa nilai saham biasa sama dengan nilai aset perusahaan jika dijual pada harga yang berlaku sekarang setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of commond stock yang merupakan hak para pemegang saham, jika perusahaan dilikuidasi. Total liquidated Value of asset – Total liabilities – Prefered stock P = --------------------------------------------------------------------------------------------Number of commond stock outstanding c. Model Rasio Harga (Price/ Earning Ratio Model) : Model ini menyatakan bahwa laba perusahaan sama dengan laba rata-rata perusahaan dalam industri. Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri / laba. P = PER industri X Firm expected earning per share (EPS) Awalnya rumus ini berasal dari rumus PER yaitu :
78
P PER : -----------EPS Keterangan : P
: Harga saham saat ini
EPS : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini. (net profit after tax) – (preffered dividend) EPS = --------------------------------------------------------------Total outstanding share Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, umumnya memiliki PER yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER yang
tinggi
karena
mereka
mengharapkan
akan
memperoleh
keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Investor konvensional menetapkan PER mkasimal dengan angka inversi dari minimum required rate of return (ROR) merupakan tingkat keuntungan minimum yang diharapkan.
d. Model Pertumbuhan Dividen (Dividend Growth Model) Oleh karena sekuritas memberikan aliran kas selama dalam periode waktu, maka nilainya ditentukan dengan menggunakan teknik nilai waktu dari uang. Nilai suatu sekuritas adalah nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang dihasilkan dari sekuritas tersebut pada masa yang akan datang. P=
C1 ----------- + (1 + k)1
C2 ---------- + (1 + k)2
C3 Cn ---------- + ... + ---------(1 + k)3 (1 + k)n
1) Model Tanpa Pertumbuhan Dividen atau Model Pertumbuhan Dividen Nol (Zero Growth) Asumsi : perusahaan membagikan dividen dalam jumlah yang sama selamanya. D D D Po = ------------ + ------------- + ------------(1+Ke)~ (1+Ke) (1+Ke)2
79
Keterangan : Po = harga teoritis saham pada periode ke 0 D = besarnya dividen per lembar saham ke = required rate of return (ROR) D1 + ( P1 - P0 ) ke = --------------------- x 100 % P0 Keterangan : D1 : Dividen P1 : Harga pasar saham pada tahun pertama P0 : Harga pasar saham pada saat pembelian (Harga Perolehan) 2) Model dividen discount dengan pertumbuhan dividen yang konstan (Constant Dividen Growth) Asumsi : dividen yang dibagikan perusahaan akan tumbuh secara terus menerus dengan tingkat pertumbuhan yang sama. Do (1+g)
Do(1+g)2
Do (1+g)~
Po = --------------- + -------------- + …..+ ----------------(1 + Ke) (1+Ke)2 (1+Ke Keterangan : Do : dividen per lembar saham pada periode ke 0 g : tingkat pertumbuhan dividen
Rumus : g = ( 1 - PayOut Ratio ) X ROE Net Income ROE = ---------------------------------Total Stock holders Equity Do(1+g) : dividen per lembar saham pada periode ke 1
80
3) Model dividen discount dengan beberapa tingkat pertumbuhan dividen. Asumsi : Pembayaran dividen yang meningkat dengan beberapa tingkat pertumbuhan. Pertumbuhan dividen akan dikelompokkan dalam beberapa rentang waktu. Masing-masing rentang waktu memiliki tingkat pertumbuhan tertentu, yang bebeda dengan rentang waktu lainnya. 1. Dividen dengan 2 tingkat pertumbuhan Pada rentang waktu pertama pertumbuhan dividen lebih tinggi dari rentang waktu ke dua. Rentang waktu kedua dividen akan tumbuh secara konstan. 2. Dividen dengan 3 tingkat pertumbuhan Terdapat periode transisi tingkat pertumbuhan dividen, sebelum masuk ke tingkat pertumbuhan konstan. Selama transisi, pertumbuhan dividen akan turun dengan pola tertentu. Rumus : Dn=1= D0 (1+g1)n (1+g2)
k > g2
D0(1 + g1) t Dn + 1 1 + + ∑ t (k − g 2) (1 + k ) n (1 + k ) t =1 n
P=
Keterangan: D0 = dividen tahun terakhir g1 = tingkat pertumbuhan periode awal g2 = tingkat pertumbuhan setelah periode awal Dt = dividen saham biasa pada tahun t n = jumlah tahun pada periode awal
81
V.3 Pengambilan Keputusan
1. Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilainya (undervalued), maka saham tersebut harus dibeli atau ditahan sementara (buy and hold) dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik.
2. Jika harga pasar saham sama dengan nilainya, maka saham tersebut dalam kondisi keseimbangan, sehingga jangan melakukan transaksi (hold). Tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi.
3. Jika harga pasar saham lebih besar dari nilainya (overvalued), maka saham tersebut harus dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun untuk menyesuaikan dengan nilainya.
82
BAB VI ANALISIS TEKNIKAL
VI.1. Konsep Dasar Dalam pengertian umum analisis teknikal adalah suatu ilmu yang mempelajari pergerakan dari suatu harga yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa yang akan datang. Analis teknikal sering juga disebut dengan chartist, karena para analis ini dalam melakukan analisis harus menggunakan suatu charts (grafik). Analisis teknikal dapat dipergunakan untuk menganalisis pergerakan saham, mata uang, index, harga barang komoditas, futures dan sebagainya. Analisis teknikal juga dapat didefinisikan sebagai suatu studi yang dapat digunakan utnuk mengevaluasi dan memproyeksikan harga suatu saham dengan cara mempelajari pergerakan harga saham beserta besar volume yang ditransaksikan melalui grafik harga (chart). Setiap users daripada analisis teknikal dapat mempunyai interpretasi yang berbeda dalam melihat suatu pergerakan saham dan bahkan mempunyai metode-metode tertentu untuk melihat dan memprediksikan pergerakan dari suatu saham. Berikut adalah konsep dasar pada analisis teknikal :
1. Market discount everything Pengertian atas prinsip pertama adalah bahwa segala kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan gejolak pada bursa saham secara keseluruhan atau harga suatu perusahaan seperti faktor ekonomi, fundamental perusahaan dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi, dan lain sebagainya, akan tercermin dalam kondisi bursa saham atau dalam harga suatu saham.
83
2. Price move in trends or price movement are not totally random Prinsip kedua ini mempunyai arti bahwa harga suatu saham akan tetap bergerak dalam suatu trend. Adapun trend pergerakan yang dimaksud disini adalah trend naik (uptrend), trend turun (downtrend) atau trend ke arah samping (sideaways trend).
3. History repeat itself Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar, maka pergerakan historis dapat menjadi pacuan untuk memprediksi pergerakan di masa mendatang. Hal ini sangat memungkinkan karena pada dasarnya “the psychological natur of the financial market means that, like history, the future is just a repeatition of the past“. Prinsip ini sering kita jumpai pada saat harga secara beberapa kali mengalami kenaikan atau penurunan pada suatu level tertentu.
VI.2. Grafik (Charts) Price charts atau grafik harga adalah suatu kumpulan harga dalam suatu time frame yang diilustrasikan dalam suatu garis. Grafik merupakan alat utama yang dipakai dalam mengevaluasi pergerakan suatu harga saham dengan pendekatan analisis teknikal. Secara umum peranan fungsi chart dalam mengevaluasi suatu harga saham adalah sebagai berikut : 1. Grafik digunakan untuk melihat pergerakan harga suatu saham di masa lampau dan dimasa mendatang 2. Grafik terkadang digunakan sebagai alat yang cukup penting bagi para fundamentalis. 3. Grafik dapat digunakan sebagai patokan / timing untuk memasuki pasar. 4. Chart dapat digunakan sebagai alat untuk money management (contoh : stop loss order) 5. Chart dapat mencerminkan / menggambarkan perilaku para pelaku pasar pada suatu harga saham.
84
Time frame yang digunakan untuk menggambar suatu grafik sangat tergantung dari data suatu compression of the data, yaitu harian, mingguan, bulanan, kwartalan atau tahunan data. Semakin tidak compressed data grafik, maka illustrasi yang digambarkan dari suatu grafik akan semakin detail. Adapun penggunaan daripada time frame data yang berbeda dari suatu grafik ini sangat tergantung dari para users itu sendiri, seperti di bawah ini : 1. Daily traders atau investor jangka pendek seringkali menggunakan daily data atau intraday untuk memperoleh gerakan-gerakan dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan semakin kecil masa waktu (time frame), maka informasi yang diberikan juga akan semakin lengkap akibat fluktuasi pergerakan harga yang semakin terlihat. 2. Investor yang lebih bersifat jangka panjang dalam berinvestasi akan lebih tertarik untuk memperhatikan suatu grafik dengan masa waktu yang menengah atau panjang, misalnya data mingguan, bulanan atau tahunan. Hal ini dikarenakan dalam menggunakan data bulanan atau tahunan, harga saham sangat fluktuatif sehingga menghindari apa yang dinamakan dengan false signal. Atau dengan kata lain mereka lebih mementingkan suatu major reversal daripada minor reversal. 3. Kombinasi data juga seringkali digunakan investor. Penggabungan grafik harian dan mingguan seringkali digunakan sebagai alat untuk menambah keyakinan para users dalam menganalisis. Bila grafik yang diilustrasikan pada data harian dan mingguan menunjukkan pergerkan positif, maka potensi terjadinya suatu pergerakan akan semakin besar, karena
baik
jangka
pendek
maupun
jangka
menengahnya
menunjukkan sinyal positif.
Secara umum terdapat 3 jenis grafik yang sering digunakan oleh para users analisis teknikal yaitu line (close only) charts, bar charts, dan candlesticks. Berikut contoh jenis grafik-grafik tersebut :
85
Line Chart
Bar Chart
Candles chart TLKM
86
VI.3. Trend Line Trendline atau garis trend adalah suatu garis yang menandakan arah suatu pergerakan harga saham.
Berdasarkan dari segi lamanya suatu garis
trend terbentuk, maka ada 3 klasifikasi yaitu : 1. Major trend Major trend atau long term trend pada umumnya mempunyai tenggang waktu selama 1 tahun s/d 2 tahun atau lebih. 2. Intermediate trend Intermediate trend atau medium trend pada umumnya mempunyai tenggang waktu selama 3 minggu sanmpai 6 bulan atau lebih. 3. Minor trend Minor trend atau short trend umumnya mempunyai masa tenggang waktu selama 2 sampai 3 minggu.
Bila dilihat dari segi arah pergerakan trend, maka garis trend dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Uptrend line Trend naik dapat terlihat apabila harga suatu saham bergerak dari arah kiri ke kanan dengan minimum 2 titik tertinggi yang mana titik kdua harus lebih tinggi dari titik sebelumnya dan begitu pula seterusnya. 2. Downtrend line Trend turun dapat dilihat bila harga suatu saham bergerak dari arah kiri ke kanan dengan minimum 2 titik terendah yang mana titik terendah kedua harus lebih rendah dari titik sebelumnya dan begitu pula seterusnya. 3. Sideways trend Trend ke arah samping ini terjadi pada saat harga saham bergerak kearah samping dengan suatu trading range tertentu. Ciri-cirinya adalah harga saham umumnya akan naik.
87
Uptrend Line
Downtrend Line
88
Untuk dapat menggambar garis trend dari suatu pergerakan harga saham maka para users analisis teknikal perlu memperhatikan hal-hal berikut : 1. Untuk menarik garis trend naik, maka users harus menghubungkan titik harga terndah yang dicapai dari suatu pergerakan harga dengan minimal 2 titik harga. Yang perlu diperhatikan disini adalah : 9 Titik terendah kedua harus lebih tinggi dari titik harga pertama dan begitu pula seterusnya. 9 Menarik garis dengan mengusahakan setiap closing price dari harga saham tidak melewati garis trend yang tengah dibentuk 2. Untuk menarik garis trend turun, maka users harus menghubungkan titik harga tertinggi yang dicapai dari suatu pergerakan harga dengan minimal 2 titik harga. Yang perlu diperhatikan disini adalah : 9 Titik tertinggi kedua harus lebih rendah dari titik harga pertama dan begitu pula seterusnya. 9 Menarik garis dengan mengusahakan setiap closing price dari harga saham tidak melewati garis trend yang tengah dibentuk. 3. Untuk menarik garis trend ke samping, maka users harus menghubungkan titik harga tertinggi dan harga terendah yang dicapai dari suatu pergerakan harga terendah yang dicapai dari suatu pergerakan harga dengan minimal 2 titik harga terendah dan tertinggi yang masing-masing titik mempunyai tinggi dan rendah yang hampir sama.
Berikut beberapa hal yang dapat digunakan sebagai konsep dasar dari penggunaan garis trend : •
Suatu penembusan daripada suatu garis trend mempunyai arti bahwa perubahan trend terjadi
•
Trend line dapat digunakan sebagai signal beli pada saat harga berada pada trend naik atau sebaliknya
•
Semakin banyak titik-titik yang terletak pada garis trend semakain kuat validitas atas trend tersebut.
89
•
Trend yang telah berlangsung selama 2 tahun lebih mempunyai arti dibandingkan trend yang hanya terbentuk selama 1 bulan
•
Trend yang mempunyai sudut lebih besar (biasanya lebih dari 45 derajat) akan lebih lemah dibandingkan yang lebih kecil. Artinya perubahan trend sangat mudah terjadi
•
Kekuatan/arah trend sangat ditentukan oleh volume yang terjadi pada saat harga bergerak.
90
BAB VII ANALISIS PORTOFOLIO
VII.1 Konsep Dasar
Teori
Portofolio
memaksimumkan
berhubungan
tingkat
expected
dengan return
pemilihan (tingkat
portofolio
yang
pengembalian
yang
diharapkan) tanpa melupakan besar resikonya. Dengan menggunakan model kuantitatif dan dasar historis, teori portofolio mendefinisikan expected portofolio return dan resiko portofolio, dan menunjukkan bagaimana menyusun suatu portofolio yang optimal.
a. Efficient Portofolio dan Optimal Portofolio Dalam menyusun portofolio, investor ingin memaksimumkan expected return dari inestasinya dengan mengingat tingkat resiko yang dapat diterimanya. Portofolio yang memenuhi persyaratan ini disebut Efficient Portfolio. Untuk menyusun Efficient Portfolio, perlu dibuat beberapa asumsi tentang bagaimana investor bertindak dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang masuk akal adalah investor termasuk kategori risk avers atau menghindari resiko. Seorang investor bertipe risk averse ketika menghadapi dua macam pilihan investasi dengan expected return sama tetapi dengan dua resiko berbeda akan memilih investasi yang resikonya lebih rendah. Bila boleh memilih dari beberapa efficient portfolio, suatu optimal portofolio adalah yang paling disukai.
b. Utility Function dan Kurva Indifferens Dalam teori ini, ada banyak situasi dimana seseorang menghadapi 2 pillihan yang hanya boleh dipakai salah satu saja. Untuk menentukan pilihan maka diperkenalkan Utility Function. Utility Function adalah suatu persamaan matematis yang menunjukkan suatu nilai terhadap semua pilihan. Semakin tinggi
91
nilainya, semakin besar utility/kegunaannya. Utility Function dapat digambarkan dengan bentuk grafik dengan nama kurva indifferens.
c. Mengukur Expected Return Investor kerap menghadapi beberapa pilihan dari macam-macam aset beresiko. Disini kita akan lihat bagaimana mengukur expected return dari aset beresiko. 1. Single Period Portfolio Return Actual return dari portofolio pada periode waktu tertentu dapat dihitung sebagai berikut: Rp = w1R1 + w2R2 + … + wgRg Dimana: Rp = return portofolio selama periode tertentu Rg = return dari aset g selama periode tertentu wg = porsi dari aset g dalam portofolio g = jumlah aset dalam portofolio Portofolio return Rp kadangkala disebut holding period return atau expost return. Contoh: Hitung return dari portofolio yang terdiri dari 3 macam aset: Aset 1 2 3
Market Value ($) 6 million 8 million 11 million Jumlah = 25 million
Rate of Return 12 % 10% 5%
R1 = 12% dan w1 = $ 6m/ $ 25m = 0.24 = 24% R2 = 10% dan w2 = $ 8m/ $ 25m = 0.32 = 32% R3 = 5% dan w3 = $ 11m/ $ 25m = 0.44 = 44% Perhatikan bahwa jumlah dari w1, w2, dan w3 adalah 1. Substitusi ke dalam persamaan (1) akan menghasilkan: Rp = 0.24 (12%) + 0.32 (10%) + 0.44 (5%) = 8.28 %
92
2. Expected Return Persamaan (1) menghitung actual return dari portofolio selama periode terentu. Bila investor ingin menghitung expected return dari portofolio, rumusnya sebagai berikut: E (Rp) = w1 (R1)+ w2 (R2)+ …+ wg (Rg)
(2)
E (R ) menunjukkan ekspektasi, dan E (Rp) kadangkala disebut expected return dari portofolio selama periode tertentu. Expected return dari aset beresiko i dihitung sebagai berikut: E (Ri) = p1 r1 + p2 r2+ ... + pn rn Dimana : rn = return yang mungkin terjadi pada kondisi ke-n untuk aset i pn = probabilitas yang memungkinkan terjadinya rn n = banyaknya kondisi yang memungkinkan terjadinya return Contoh: Seorang investor mempertimbangkan investasi pada saham XYZ, yang mempunyai probabilitas return seperti dibawah ini. Dalam kenyataan, distribusi probabilitas didapat dari historical return. Tabel 1. Distribusi probabilitas untuk return saham XYZ n
Kondisi Ekonomi
Return
Probabilitas Terjadi
1
Bagus sekali
15 %
0.50
2
Bagus
10%
0.30
3
Sedang
5%
0.13
4
Kurang
0%
0.05
5
Kurang Sekali
-5%
0.02
Total
1.00
Substitusi ke dalam persamaan (3), kita dapatkan: E (Rxyz) = 0.50 (15%) + 0.30(10%) + 0.05 (0%) + 0.02 (-5%) = 11%
93
VII.2 Resiko dan Anti Resiko Resiko adalah banyaknya kemungkinan hasil yang akan menjadi mungkin. Sedangkan harapan, secara sederhana adalah suatu kesempatan investasi dalam suatu kekayaan tertentu yang ditempatkan pada resiko dan ini hanya ada dua kemungkinan. Nilai yang diharapkan E (w) = ρ .w1 + (1 − ρ ).w2
σ 2 = ρ .[w1 − E (w)]2 + (1 − ρ )[w2 − E (w)]2 σ = ρ2
Fair Game = Zero Risk Premium
Risk Averse (anti resiko) adalah membandingkan yang hanya bebas resiko atau spekulasi. Investor dapat menentukan kekayaan atau utility atau kepuasan. Skor untuk persaingan portofolio investasi dasar dalam pengembalian yang diharapkan dan resiko portofolio. Besarnya nilai utility menunjukkan portofolio dengan banyaknya atraktif profile resiko pendapatan. Portofolio diperoleh dari besarnya skor utility untuk nilai pengharapan yang besar dan skor rendah untuk besarnya penguapan.
μ = E (r ) − 0,05 Aσ 2 Dimana:
μ = nilai utility A = indeks keengganan investor 0,05 = skala kebiasaan yang maklum untuk nilai yang diharapkan standar deviasi. Utility adalah pembesaran dengan nilai pengharapan yang tinggi dan penurunan resiko yang tinggi. Variance adalah suatu ukuran resiko portofolio yang memadai. Contoh: pembelian portofolio dengan nilai yang diharapkan 22% dan σ = 34%. T-bills dengan memberikan pengembalian bebas resiko = 5%. Resiko premium dalam resiko portofolio adalah besar, 17% resiko dalam proyek adalah juga membawa bahwa investor tidak akan membutuhkan pengambil resiko dengan resiko yang besar untuk memilih seluruh strategi. Setiap untuk A = 3. Anti resiko yang moderat sebagai parameter.
94
Nilai utility portofolio resiko = 22 – (0.005 x 3 x 342) = 4,66 % Nilai yang diharapkan sebagai pinalti untuk resiko adalah = 0.005 x 3 x 342 = 17,34 % Certainty Equivalent Rate Portfolio adalah tingkat investasi bebas resiko yang akan dibutuhkan pada penawaran dengan tertentu pada persamaan yang dipertimbangkan secara atraktif sebagai resiko portofolio. Portofolio hanya layak jika persamaan pengembalian yang diharapkan tertentu dan alternatif bebas resiko. Mean Variance (M -V) = E (rA ) ≥ E (rB )danσ A ≤ σ B
σ
Utility = E(r) – 0,005A σ2
10 %
20,0 %
10 – 0,005 x 4 x 400 = 2
15 %
25,5 %
15 – 0,005 x 4 x 650 = 2
20 %
30,0 %
20 – 0,005 x 4 x 900 = 2
25 %
33,9 %
25 – 0,005 x 4 x 1150 = 2
Expected return E(r)
Normal Year for Sugar
Abnormal Year
Bullish Stock
Bearish Stock
Market
Market
0,5
0,3
0,2
25%
10%
-25%
Probability ROR
Expected Return E( r ) =
Sugar Crisis
∑ Pr (s ).r (s ) S
= (0,5 x 25) + (0,3 x 10) + (0,2 x -25) = 10,5 %
σ2 Best = 0,5 (25 – 10,5) 2 + 0,3 (10 – 10,5) 2 + 0,2 (10 – 10,5) 2 Variance (σ2 ) =
∑ Pr (s ).[r (s ) − E (r )]
2
=357,25
S
σ = 357,25 = 18,9%
95
Expected Rate of Return E(rHumanex) = 0,5 (rBest) + 0,5 (rBills)
= (0,5 x 10,5) + (0,5 x 5) = 7,75 % σHumanex = 0,5 x σBest = 0,5 x 18,9 = 9,45 %
Normal Year for Sugar
Abnormal Year
Bullish Stock
Bearish Stock
Market
Market
Probability
0,5
0,3
0,2
ROR
1%
-5 %
35 %
Expected Return E( r ) =
Sugar Crisis
∑ Pr (s ).r (s ) S
= (0,5 x 1) + (0,3 x -5) + (0,2 x 35) =6% Variance (σ2 ) =
∑ Pr(s ).[r (s ) − E (r )]
2
S
2
σ
Best
= 0,5 (1 – 6) 2 + 0,3 (-5 – 6) 2 + 0,2 (35 – 6) 2 = 217
σ = 217 = 14,73 % Expected Rate of Return E(rHumanex) = 0,5 (rBest) + 0,5 (rBills)
= (0,5 x 6) + (0,5 x 5) = 5,5 % σHumanex = 0,5 x σBest = 0,5 x 14,73 = 7,365 %
96
Normal Year for Sugar
Abnormal Year
Bullish Stock
Bearish Stock
Market
Market
0,5
0,3
0,2
13 %
2,5 %
5%
Probability ROR
Expected Return E( r ) =
Sugar Crisis
∑ Pr(s ).r (s ) S
= (0,5 x 13) + (0,3 x 2,5) + (0,2 x 5) = 8,25 % Variance (σ2 ) =
∑ Pr(s ).[r (s ) − E (r )]
2
S
σ2 Best = 0,5 (13 – 8,25) 2 + 0,3 (2,5 – 8,25) 2 + 0,2 (5 – 8,25) 2 = 23,3125
σ = 23,3125 = 4,83 % Expected Rate of Return E(rHumanex) = 0,5 (rBest) + 0,5 (rBills)
= (0,5 x 8,25) + (0,5 x 5) = 56,625 % σHumanex = 0,5 x σBest = 0,5 x 4,83 = 2,415 % E( r )
σ
All in Best Candy
10,5 %
18,90 %
Half in T-Bills
6,0 %
14,73 %
Half in Sugar Kane
8,25 %
4,83 %
Portofolio
Cov ( rBest, rKane) = 0,5 (25 – 10,5) (1 – 6) + 0,3 (10 – 10,5) (-5 – 6) Cov ( rBest, rKane) =
∑ Pr(s )[r (s ) − E (r )][r (s ) − E (r )] + 0,2 (-25 – 10,5) (35 – 6) Best
Best
Kane
Kane
S
= -240,5 97
Normal Year for Sugar Bullish Stock
Bearish Stock
Market
Market
0,5
0,3
Probability
Abnormal Year Sugar Crisis
0,2
Rate of Return (%) Best candy
25
10
-25
Sugar Kane
1
-5
35
[
]
ρ (Best , SugarKane ) =
Cov rBest , rSugarKane
ρ (Best , SugarKane ) =
− 240,5 = -8,86 18,90 × 14,73
σ Best , σ SugarKane
σp2 = w12 σ12 + w22 σ22 + 2w1 w2 Cov (r1,r2) Best dan Sugar Kane Æ w1 = w2 = 0,5
σp2 = (0,52 x 18,22) + (0,52 x 14,732) + [2 x 0,5 x 0,5 x (-240,5)] = 23,3 σp = √23,3 = 4,83% MAD (Mean Absolute Deviation) n
MAD =
∑ Pr (s ) × absolutevalue[r (s ) − E (r )] S =1
M3 =
n
∑ Pr(s )[r (s ) − E (r )]
2
S =1
Distribusi Probabilitas
U = E(r) – b02 + b1M3 – b2M4 + b3M5 – σ2 =
n
…
∑ Pr(s )[r (s ) − E (r )]
2
S =1
σ(harian) = σ(tahunan) √1/250 σ2 (bulanan) = 2/12
98
P = 1/2
$ 150.000
$ 100.000 1-P = 1/2
$ 150.000
Utility Kekayaan dengan Utility Log Utility yang diharapkan (Expected Utility) = ∞
V (R) =
∑ Pr(n)log[R(n )] n =0
∞
V (R) =
∑ (1 / 2)
n +1
log(21 )
n =0
Log Utility = Log (100000) – Log (150000)
VII. Alokasi Modal antara Aset Beresiko dan Aset Tidak Beresiko (Bebas Resiko) Keputusan alokasi modal adalah proporsi pilihan seluruh portofolio yang ditempatkan ke dalam yang aman tetapi dengan pengembalian pasar sekuritas yang rendah. Versus Beresiko tetapi tingginya pengembalian sekuritas seperti saham. Pilihan fraksi membagi dana ke investasi yang beresiko adalah bagian pertama
keputusan
menguraikan
pilihan
alokasi
aset
dengan
investor.
sekuritas
Keputusan biasa
ke
pilihan
sekuritas
pemegang
tanpa
pengelompokkan aset masing-masing. Contoh: Total nilai pasar portofolio adlah $ 300 000 dimana $ 90 000 diinvestasikan ke aset pasar uang yang bebas resiko. Sisanya $ 210 000 dalam saham yang
99
beresiko dimana $ 113 400 ke IBM dan $ 96 600 ke GM, IBM dan GM portofolio beresiko. Jawab: IBM = w1 = 113.400 -----------210.000 = 0,54
GM = w2 = 96.600 -----------210.000 = 0,46 Portofolio lengkap: 210.000 Y = ------------ = 0,7 (aset beresiko) 300.000 210.000 1 - Y = ------------ = 0,3 (aset bebas resiko) 300.000 Bobot masing-masing saham dalam portofolio lengkap adalah: IBM = w1 = 113.400 -----------300.000 = 0,378
GM = w2 = 96.600 -----------300.000 = 0,322 Portofolio beresiko = 0,378 + 0,322 = 0,70 Berbagai jenis investasi memiliki resiko yang berbeda-beda pula, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh masing-masing investasi berbedabeda pula, sehingga semakin tinggi suatu resiko suatu investasi, semakin besar pula tingkat keuntungan yang disyaratkan.
100
Pada situasi ketidakpastian, investor hanya bisa mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan belum pasti. Ketidakpastian atau resiko investasi tersebut diukur dengan penyebaran nilai tingkat keuntungan disekitar nilai tingkat keuntungan yang diharapkan dengan menggunakan ukuran penyebaran deviasi standar (variance). Para investor melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin mengurangi resiko yang mereka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang diharapkan
dari
portofolio
merupakan
rata-rata
tertimbang
dari
tingkat
keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut, deviasi standar portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang sejauh koefisien korelasi antar saham yang membentuk portofolio tersebut lebih kecil dari satu. Semakin rendah koefisien korelasi, semakin efektif penurunan deviasi standar.
a. Portofolio satu aset beresiko dan satu aset bebas beresiko Tingkat pengembalian dalam portofolio lengkap: rc = y rp + (1 – y) rf c = tingkat pengembalian dalam portofolio lengkap y = portofolio beresiko 1 – y = aset bebas resiko rp = tingkat pengembalian aset beresiko rf = tingkat pengembalian aset bebas resiko Ekspektasi tingkat pengembalian portofolio: E(rc) = y E(rp) + (1 – y) rf – rf + y [E(rp) - rf ]
σc= y σp S=
E(rp) - rf ------------σp
dimana: S = garis alokasi modal ( CAL = Capital Alocation Line) Bila diketahui : E(rp) = 15 % ; rf = 7 %, maka rp = 15 % - 7% = 8 %
σp = 22 % ; σc = y σp = 22 y
101
Jawab: E(rc) = 7 % + 8 % = 15 % S=
15% - 7% ------------22%
= 0,36% Budget investasi = $ 300.000 Pinjaman = $ 120.000 Y=
420.000 ------------300.000
= 1,4 (aset beresiko) Aset bebas resiko = 1 – y = 1 – 1,4 = 0,4 i = interset rate = 7% E(rc) = 7 % + (1,4 x 8%) = 18,2%
σc= 1,4 x 22% = 30,8% S=
18,2% - 7% ----------------30,8%
= 0,36%
Toleransi resiko dan alokasi aset
μ = E(rc) – 0,005A σ2 Dimana: A = koefisien tidak suka resiko, y* optimal untuk investor yang tidak suka resiko E(rc) = rf + y [E(rp) - rf ]
Σc2 = y2p2 Max y = E(rc) – 0,005A c2 Max y = rf + y [E(rp) - rf ] – 0,005Ay2 p2 E(rp) - rf y* = ------------0,1Ap2
102
b. Optimal resiko portofolio
1. Diversifikasi dan resiko portofolio Strategi diversifikasi adalah menambah sekuritas dalam portofolio.
•
Portofolio dua aset beresiko Debt
Equity
Expected Return [E(r)]
8%
13%
Standar Deviasi [σ]
12%
20%
Covariance [Cov rD, rE]
72
Corelation Coeficient [PDE]
30
rp = wD rD + wE rE wD = investasi dalam obligasi rD = tingkat pengembalian hutang wE = investasi dalam saham (1 - wD) rE = tingkat pengembalian modal E(rD) = wD E(rD) + wE E(rE)
•
Variance dua portofolio aset
σp2 = wD2 D2 + wE2 E2 + 2wD wE Cov (rD,rE) Cov (rD,rD) =
∑ Pr (skenario)[r
, E (rD )][rD − E (rD )]
∑ Pr (skenario )[r
, E (rD )]
D
scenario
Cov (rD,rD) =
D
2
scenario
Cov (rD,rD) = D2 σp2 = wD wE Cov (rD,rD) + wE wE Cov (rE,rE) + 2wD wE Cov (rD,rE) Bobot Portofolio
Covariance wD
wE
wD
Cov (rD,rD)
Cov (rD,rE)
wE
Cov (rE,rD)
Cov (rE,rE)
103
σp2 = wx2 x2 + wy2 y2 + wz2 z2 + 2wx wy Cov (rx,ry) + 2wx wz Cov (rx,rz) + 2wy wz Cov (ry,rz) Cov (rD,rD) = DE DE p2 = wD2 D2 + wE2 E2 + 2wD wE
DE DE
DE = 1 σp2 = (wD D + wE E) 2 = wD D + wE E σp = Absolute value (wD D + wE E) E wD = ------------D+E D WE = ------------- = 1 - wD D+E E 2 − Cov(rD − rE ) D 2 + E 2 − 2Cov(rD , rE )
wmin ( D ) =
W min Dp-1 =
E ------------D+E
2. Seleksi Portofolio Model Markowitz Pengembalian E (ri ) =
( )
yang
E Pi + E (Di ) − Pi 1
Pi
diharapkan
(Expected
Rate
of
Return)
=
0
0
E (rp ) = ∑ wi E (ri ) n
i =1
σ p 2 = ∑∑ wi w j cov(ri , r j ) = σ i 2 n
n
i =1 j =1
Cov (ri,rj) = ρij, σi σj Jika wi = 1/ni i=j dan cov(ri,rj) = σi2
104
σp
2
=1
1 σ i 2 + ∑∑ 1 2 Cov(ri , r j ) n∑ n n i =1 i =1 i =1 n
n
n
j ≠1 n
σ 2 = 1n ∑σ i 2 i =1 Cov =
n n 1 ∑∑ Cov(ri , r j ) n(n − 1) i =1 i =1 j ≠1
105
DAFTAR PUSTAKA E.A.KOETIN, Pasar Modal Indonesia (Restrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ), Pustaka Sinar harapan kerjasama dengan PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, 1997. HUSNAN, SUAD & PUDJIASTUTI, ENNY, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, YKPN, Yogyakarta, 1993 I PUTU GEDE ARY SUTA, Foundation of Our Capital Market, Yayasan Sad Satria Bhakti, Jakarta, 2000 I PUTU GEDE ARY SUTA, Menuju Pasar Modal Modern, Yayasan Sad Satria Bhakti, Jakarta, 2000 IMAN SJAHPUTRA TUNGGAL, DKK, Peraturan Perundang-undangan Pasar Modal di Indonesia, Harvarindo, Jakarta, 1997 SRI HANDARU YULIATI, DKK, Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi, Andi, Yogyakarta, 1996 USMAN, MARZUKI, DKK, ABC Pasar Modal Indonesia, LPPI/IBI, Jakarta, 1990 WINGER BERNARD J., & FRASCA RALPH R., Investment (Introduction to Analysis and Planning), Third Edition, Prentice Hall International Inc, 1995
106
LAMPIRAN I.1 APLIKASI SIMULASI PERDAGANGAN EFEK
Struktur Menu SPO (Sistem Perdagangan Otomatis) 1. Session - Log On - Log Off - Keluar
3. View - Securities - Summary - Indices - Orders - Trades - Negotiated Deal - Order Book 5. Option - Password - Calculator - Toolbar
2. Edit - Regular Order • Buy • Sell - Negotiated Deal • Input • Confirm - Withdraw • Order/Deal • Today Orders • All Order 4. Window - Cascade - Tile Horizontal - Tile Vertical - Arrange Icons - Close
6. Help - About
1. Session a. Session Log On Untuk masuk ke SPO oleh masing-masing User/Pemakai. b. Session Log Off Untuk keluar dari SPO dengan menutup semua yang aktif. c. Session Keluar Untuk keluar dari sistem
107
2. Edit regularOrder & Negotiated a. Edit regular Order Buy
•
Untuk memasukkan order permintaan beli di pasar regular dapat dilakukan dengan memilih salah satu cara di bawah ini: - menggunakan Menu Bar, pilihlah Edit kemudian Regular Order kemudian Buy. - menggunakan Tool Bar, tekan tool (gb, toolbar) (warna merah).
•
Untuk mengisi data Board, kode security dan kode Trading Account dapat dilakukan dengan salah satu cara dibawah ini: - menuliskan data secara langsung - memilih isian data dengan salah satu cara dibawah ini:
•
Menekan tombol button (scroll bar) atau
Menggunakan tombol ↑ dan ↓
Untuk mengisi data Price dan Quantity (dalam satuan Lot), SPO akan memunculkan Pop-Up menu yang berisi informasi harga dan jumlah untuk penawaran beli dan penawaran jual, harga transaksi (tertinggi terakhir, dan terendah), serta jumlah saham yang dapat dibeli pemodal asing. - Broker Reference, bersifat optional, berisi catatan User Tekan [OK] atau [enter] - tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin memperbaiki pengisian data. - tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika pengisian sudah benar. - tekan button [OK] atau [enter]
b. Edit Regular Order – Sell
•
Untuk memasukkan order penawaran jual di pasar regular dapat dilakukan dengan memilih salah satu cara di bawah ini:
-
Menggunakan Menu Bar, pilih Edit kemudian Regular order kemudian Sell.
108
-
Menggunakan toolbar Order Sell
•
Untuk mengisi data Board, kode security dan kode Trading Account dapat dilakukan dengan salah satu cara dibawah ini: - menuliskan data secara langsung - memilih isian data dengan salah satu cara dibawah ini:
•
Menekan tombol button (scroll bar) atau
Menggunakan tombol ↑ dan ↓
Untuk mengisi data Price dan Quantity (dalam satuan Lot), SPO akan memunculkan Pop-Up menu yang berisi informasi harga dan jumlah untuk penawaran beli dan penawaran jual, harga transaksi (tertinggi terakhir, dan terendah), serta jumlah saham yang dapat dibeli pemodal asing. - Tekan [OK] atau [enter] - tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin memperbaiki pengisian data. - tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika pengisian sudah benar. - tekan button [OK] atau [enter]
c. Edit Negotiated Deals - Input Hasil negosiasi yang sudah disepakati antara Anggota Bursa Jual dengan Anggota Bursa Beli perlu dilaporkan kepada Bursa oleh User Jual dan dikonfirmasi oleh User Beli. Hasil negosiasi dimasukkan (input) oleh User Jual dengan cara sebagai berikut :
-
pada Menu Bar, pilih option Edit
-
pilih option Negotiated Deals
-
pilih option Input
•
Untuk mengisi data Board, kode security dan kode Trading Account dapat dilakukan dengan salah satu cara dibawah ini: - menuliskan data secara langsung - memilih isian data dengan salah satu cara dibawah ini:
109
Menekan tombol button (scroll bar) atau
Menggunakan tombol ↑ dan ↓
•
Quantity diisi dalam satuan saham
•
Tekan OK, akan muncul tampilan konfirmasi
•
Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin memperbaiki pengisian data.
•
Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika pengisian sudah benar.
•
Tekan button [OK] atau [enter] untuk mengakhiri.
d. Edit Negotiated Deals - Confirm Hasil
negosiasi
yang
sudah
dimasukkan
(input)
oleh
User
Jual
dikonfirmasikan oleh User Beli dengan cara sebagai berikut:
-
Tampilkan Negotiated Deals (cara dapat dilihat pada petunjuk View Negotiated Deals)
-
Arahkan kursor pada baris data Negotiated Deals yang akan dikonfirmasi (status open) hasil input User Jual.
-
Pada menu bar pilih option Edit.
-
Pilih option Negotiated Deals
-
Pilih option Confirm
-
Tekan [OK], lalu
-
Tekan button [OK] atau [enter] kembali, maka akan tampil Received Message
-
Tekan button [OK] atau [enter]
e. Edit Withdraw Orders/Deals Form ini dipergunakan untuk membatalkan Order/deal yang tela diinput dan belum teralokasi. Syarat melakukan Withdraw:
-
Window Orders pasar Regular atau Negotiated Deals pasar negosiasi harus dalam posisi aktif.
110
-
Order yang akan di withdraw harus dalam status = ‘O’ (open) atau ‘S’(freeze)
Untuk withdraw order Jual/Beli, atau order jual pada pasar negosiasi, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: Tampilkan/aktifkan window orders atau window negotiated deals, arahkan kursor pada posisi order atau deal yang akan diwithdraw, kemudian:
-
Tampilkan form untuk withdraw, dengan salah satu cara dibawah ini:
Menggunakan menubar, pilih Edit kemudian Withdraw dan Order/Deal
Menggunakan Tool Bar Withdraw
-
Tekan [OK] untuk melanjutkan withdraw
-
Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin membatalkan withdraw.
-
Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika ingin melanjutkan withdraw
f. Edit Withdraw Today Orders Form ini dipergunakan untuk membatalkan semua order yang dimasukkan dan belum teralokasi pada hari bursa yang bersangkutan. Syarat order yang akan diwithdraw:
-
window order harus dalam posisi aktif
-
order yang dapat dibatalkan (withdraw) hanya order yang berstatus open (“o”) atau Freeze (“S”).
Untuk withdraw semua order hari bursa yang bersangkutan, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
-
Menggunakan Menubar, pilih Edit kemudian Withdraw dan Today Order
-
Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin membatalkan withdraw.
-
Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika ingin melanjutkan withdraw
111
g. Edit Withdraw All Orders Form ini dipergunakan untuk membatalkan semua order yang dimasukkan dan belum teralokasi. Syarat order yang akan diwithdraw:
-
window order harus dalam posisi aktif
-
order yang dapat dibatalkan (withdraw) hanya order yang berstatus open (“o”) atau Freeze (“S”).
Untuk withdraw semua order, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
-
Tampilkan/aktifkan Window Orders, kemudian:
Menggunakan Menubar, pilih Edit kemudian Withdraw dan All Order
Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin membatalkan withdraw.
Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika ingin melanjutkan withdraw
3. View a. View Security Tampilan security dipergunakan untuk melihat informasi lengkap suatu saham pada jenis pasar tertentu yang antara lain menyajikan informasi sebagai berikut: - Status saham. - Harga permintaan/ penawaran beli/jual terbaik - Tanggal dan harga transaksi terakhir hari ini - Porsi asing (yang boleh dibeli asing dan yang sudah dibeli asing) - Jumlah oreder yang masih open/terjadi - Nilai perubahan harga naik/turun Untuk melihat informasi diatas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: - Tampilan form securities dapat dilakukan dengan memilih salah satu cara dibawah ini:
112
Menggunakan Menubar, pilih View kemudian Securities
Menggunakan Toolbar, tekan tombol Securities
- Pilihlah salah satu pasar (boards) yang dibutuhkan, tekan [OK] Pada tampilan diatas, kolom sebelah kiri berisi semua security yang tercatat di bursa, dan kolom sebelah kanan adalah tempat security yang sudah dipilih untuk dipantau. Selain kolom diatas, terdapat juga 7 button yang berfungsi sebagai berikut:
•
Add : untuk memindahkan satu atau beberapa security yang dipantau dari bagian kiri ke bagian kanan dengan cara memilih security pada bagian kiri, kemudian tekan button ’Add’
•
Remove : untuk menghapus security yang sudah dipilih di bagian kanan dengan cara memilih security yang akan dihapus, kemudian tekan button ’ Remove’
•
Add All : untuk memindahkan semua securities yang ada di bagian kiri ke bagian kanan, dengan cara tekan button ’Add All’
•
Sectors : untuk memilih security berdasarkan jenis sektor usahanya dengan cara a.d.3
•
Remove All : untuk menghapus semua securities yang ada di bagian kanan, dengan cara tekan button ’ RemoveAll’
•
[OK] : untuk melanjutkan kegiatan dan data siap ditampilkan
•
[Cancel] : untuk membatalkan kegiatan melihat informasi security di setiap pasar
-
Jika user ingin memilih security berdasarkan jenis sektornya, maka klik button Sectors
-
Pilihlah sektor yang diinginkan, tekan [OK], akan ditampilkan form seperti pada angka 2 diatas.
-
Setelah memilih security yang akan dipantau, tekan [OK]
Form securities ini menampilkan data pasar untuk securities yang sudah dipilih pada tahap pemilihan diatas. Setiap securities ditampilkan dalam satu baris data dalam kolom-kolom.
113
b. View Summary Tampilan ini dipergunakan untuk melihat ringkasan informasi (rekapitulasi perdagangan) dari setiap sektor usaha di suatu pasar tertentu. Informasi yang disajikan
adalah
informasi
terakhir
sesuai
dengan
perubahan
data
perdagangan yang terjadi pada hari bursa yang bersangkutan (real time update). - Untuk menampilkan form Summary dilakukan dengan memilih salah satu cara dibawah ini:
Menggunakan Menubar, pilih View kemudian Summary
Menggunakan Toolbar Summary
-
Pilihlah salah satu board yang akan dilihat
-
Tekan [OK]
c. View Negotiated Deals Tampilan ini dipergunakan untuk melihat informasi dari hasil negosiasi yang dimiliki oleh user di Pasar negosiasi. Tampilan Negotiated Deals dapat ditampilkan dengan memilih salah satu cara dibawah ini:
Menggunakan Menubar, pilih View kemudian Negotiated Deals
Menggunakan Toolbar Negotiated Deals
Data hasil Negotiated Deals yang dimasukkan (input) oleh User Pihak Jual akan dimunculkan di Form Negotiated Deals di user Pihak Jual dan user Pihak beli. Status Negotiated Deals adalah open untuk Negotiated Deals yang belum dikonfirmasikan (Confirm) oleh User Pihak Beli.
4. Windows a. Window - Cascade Menu ini dipergunakan untuk menyusun posisi seluruh window (lebih dari satu) yang sudah dibuka secara bertumpuk dengan terurut dan hanya
114
judul window saja yang akan tampak, kecuali untuk window yang aktif (window yang paling depan). Untuk menyusun window secara urut bertumpuk, langkah yang perlu dilakukan adalah: Pada Menubar pilih menu option kemudian Cascade
b. Window - Tile Horizontal Menu ini dipergunakan untuk menyusun posisi seluruh window (lebih dari satu) yang sudah dibuka secara horizontal dan merata. Untuk menyusun window secara horizontal, langkah yang perlu dilakukan adalah: Pada Menubar pilih menu option kemudian Horizontal c. Window – Tile Vertical Menu ini dipergunakan untuk menyusun posisi seluruh window (lebih dari satu) yang sudah dibuka secara vertical dan merata. Untuk menyusun window secara vertical, langkah yang perlu dilakukan adalah: Pada Menubar pilih menu option kemudian Vertical
d. Window – Arrange Icons Menu ini dipergunakan untuk menyusun semua icon window yang dibuka dan diminimize (dalam posisi non-aktif dan minimize) yang ada secara teratur/sejajar. Untuk menyusun icon secara teratur, langkah yang perlu dilakukan adalah: Pada Menubar pilih menu option kemudian Arrange Icons
e. Window – Close Menu ini dipergunakan untuk menutup satu window yang sedang aktif dengan cara: Pada Menubar pilih menu option kemudian Close
115
Maka pada layar komputer window yang telah anda tutup tidak akan tampak lagi.
5. Option a. Option – Password Menu ini dipergunakan untuk mengubah password pemakai SPO, langkah yang perlu dilakukan adalah: - Pada Menubar, pilih Options kemudian Password Disini user harus memasukkan password lama yang masih berlaku - Kalau ingin melanjutkan kegiatan mengubah Password ini, setelah memasukkan password yang lama, tekan [OK] Disini user harus memasukkan Password baru yang diinginkan. - Setelah memasukkan password baru, tekan [OK] Disini user harus memasukkan Password baru seperti diatas sekali lagi. - Sampai disini user masih diberi kesempatan untuk membatalkan perubahan password. Kalau ingin melanjutkan kegiatan mengubah Password ini, maka tekan [OK], jika tidak, tekan [Cancel], kemudian sistem akan mengkonfirmasikan bahwa password telah berhasil dirubah.
b. Option – Tool Bar, Status Bar Set Tool Bar, Status Bar dilakukan untuk mengaktifkan fungsi-fungsi Tool Bar dan Status Bar. Jika tanpa tanda √ pada : - Tool Bar, maka tool bar pada tampilan SPO tidak akan berfungsi dan tidak tampak - Status Bar, maka status bar pada tampilan SPO tidak akan berfungsi dan tidak tampak
116
6. Help a. Help – View User – ID Tampilan ini dipergunakan untuk melihat identitas user (User – ID SPO) yang sedang berada di SPO pada setiap workstation yang ada. Informasi ini dipergunakan karena untuk satu workstation dimungkinkan untuk dapat dipakai oleh lebih dari satu user dari anggota bursa yang sama. Langkah yang dilakukan untuk mendapat identitas user: - Klik mouse di menu Help kemudian About
I.2 APLIKASI INVEST (FUNDAMENTAL ANALYSIS)
A. Panduan Menjalankan Program Invest
Program Invest dimulai dengan mengklik shortcut “INVEST” pada Menu utama Windows. Selanjutnya akses perintah yang tersedia pada menu pilihan tertera di layar untuk memilih dan menjalankan suatu fungsi tertentu. B. Menu Utility Setelah masuk ke dalam Menu Investasi, lihat layar di bagian bawah dimana terdapat beberapa perintah. Untuk masuk ke menu Utility tekan tombol F5. Menu Utility terdiri atas pilihan sebagai berikut : 1. Create a file Membuat data dan menyimpan data dalam suatu file yang digunakan sebagai input untuk program investasi. 2. Up date a file Merubah dan atau menghapus data pada file yang telah dibuat atau disimpan. 3. Merge data Menggabungkan data dari file-file input yang telah dibuat sebelumnya. 4. Print a file Menyusun dan mencetak data dari file-file input ataupun output. 5. Graph Menyusun, menampilkan dan mencetak grafik. 6. Housekeeping Menampilkan, mengkopi, mengganti nama atau menghapus file dan merubah pilihan nama cetak.
117
Sebelum melakukan Analisis Investasi dengan pendekatan Fundamental Analysis, anda harus menginput terlebih dahulu Data Laporan Keuangan perusahaan yang digunakan yaitu : Neraca dan Laporan laba Rugi. Untuk menginput data Laporan Keuangan perusahaan anda pilih No. 1 (Create a file), sedangkan jika anda telah menginput sebelumnya lalu ingin meng-edit atau melihat data (di screen) yang pernah diinput pilih No. 2 (Up Date a file). Setelah selesai pengisian data Laporan Keuangan, jika anda ingin mencetak di kertas, maka pilih No. 4 (print a file). C. Analisis Financial Dasar Beberapa alat bantu analisis Financial yang terdapat di Investment Menu meliputi : Investment Analysis & Portofolio Management Investment Menu
F1=Help
F2=
The following options are available : 1. Time value of money 2. Risk and Return 3. Security Analysis 4. Portfolio Analysis 5. Company Analysis 6. Financial Planning 7. Regression Analysis 8. Time Series Analysis & Forecasting Select one option F3= F4= F5=Utility Menu F6=Exit Prog.
============================================================
1. Analisis Sekuritas Untuk menghitung Nilai Sekuritas dengan menu Security Analysis, tekan pilihan No. 3, maka layar akan tampak sebagai berikut : Investment Analysis & Portofolio Management Investment Menu The following options are available : 1. Commond Stock 2. Bond
118
3. 4. 5. F1=Help
F2=
F3=
Prefered Stock Options Future Select one option F4=File Options F5=T/V Menu
F6=Inv. Menu
============================================================ Kunci F4 untuk memilih atau merubah file input atau output untuk analisis berbagai risk and return. Risk and Return Input File : Not Used Disk Drive File Name Output File : Disk Drive File Name F1=Help
F2=
F3=
F4=List File F5=Invest Menu
F6=Utility Menu
============================================================ 1. Saham Biasa (Commond Stock) Kemudian menekan pilihan No. 1 untuk mengakses commond stock. Beberapa metode untuk menghitung nilai Saham Biasa disajikan sbb :
•
Model Nilai Buku (Book Value Model) Total Asset – total liability – preffered stock P = ----------------------------------------------------------------------Number of shares of commond stocks outstanding P : Nilai per lembar Saham Biasa Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya. Contoh : Berapa nilai per lembar saham jika diketahui total asset Rp. 625.000,- total liabilities Rp. 395.000,- dan 2000 lembar saham preferen dengan nilai nominal Rp. 15,- per lembar dan saham biasa beredar sebanyak 17.000 lembar. Risk and Return Book Value Model Enter the following data : Total Asset – 625000 Total liabilities – 395000 Prefered value stock – 30000 Outstanding shares of common stock – 1700 Commond stock value – 11.76
119
Book value model completed F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Preview Menu
F6=Invest Menu
============================================================
• Model Nilai Likuidasi (Liquidation Value Model). Model ini menyatakan bahwa nilai saham biasa sama dengan nilai asset perusahaan jika dijual pada harga yang berlaku sekarang setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of commond stock yang merupakan hak para pemegang saham, jika perusahaan dilikuidasi. Total liquidated Value of asset – Total liabilities – Prefered stock P = ---------------------------------------------------------------------------------------Number of commond stock outstanding Contoh : Berapa nilai per lembar saham jika diketahui nilai likuidasi total asset Rp. 600.000,- total liabilities Rp. 378.000,- dan saham biasa yang beredar 30.000 lembar. Risk and Return Liquidation Valuation Model Enter the following data : Total Asset – 600000 Total liabilities – 378000 Prefered value stock – 0 Outstanding shares of common stock – 30000 Commond stock value – 7.40 Liquidation Value Model COmpleted F1=Help F2= F3= F4=Run Again
F5=Prev. Menu
F6=Invest Menu
• Model Rasio Harga –Laba Bersih (Price/ Earnings Ratio Model) Model ini menyatakan bahwa laba perusahaan sama dengan laba rata-rata perusahaan dalam industri. Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri / laba. P = [P/E Ratio] * [Laba per lembar saham yang diharapkan (EPS)] EAT – Prefered Dividend P = ---------------------------------------------------------------------Number of Shares of commond stock outstanding Contoh : Laba per lembar saham yang diharapkan Rp. 3,70. Jika rasio P/E rata-rata industri sama dengan 10, tentukan nilai saham biasanya.
120
Risk and Return Price / Earning Ratio Model Enter the following data : Price Earning Ratio – 10 Expected Earnings per share – 3.70 Commond stock value – 37.00 Price / Earnings Model completed F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu
F6=Invest. Menu
• Model Pertumbuhan Dividen (Dividend Growth Model). Oleh karena sekuritas memberikan aliran kas selama dalam periode waktu, maka nilainya ditentukan dengan menggunakan teknik nilai waktu dari uang. Nilai suatu sekuritas adalah nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang dihasilkan dari sekuritas tersebut pada masa yang akan datang. C1 C2 C3 Cn P = ------------- + -------------- + ------------- + ……. + ------------(1 + k )1 ( 1 + k )2 ( 1 + k )3 ( 1 + k )n Dimana : P = Nilai Sekuritas C = Aliran kas N = Periode K = Tingkat pengembalian Rumus model pertumbuhan ini : ~ D1 D2 D~ Dt P = ------------- + -------------- + ……. + ------------- = E ------------(1 + k )1 ( 1 + k )2 ( 1 + k )n t=1 ( k + 1 ) t Dt = Dividen saham biasa yang diharapkan Ada tiga jenis model pertumbuhan dividen sebagai berikut : 1. Model pertumbuhan dividen nol (zero dividen growt model) 2. Model pertumbuhan dividen konstan (constant dividen growth model) 3. Model pertumbuhan dividen variabel (variabel dividen growth model) Analisis Sensitivitas Analisis ini untuk menghitung nilai saham biasa untuk nilai tingkat pengembalian yang diperlukan yang berbeda. Rumus untuk menghitung perubahan harga saham biasa apabila ada perubahan tingkat pengembalian sebagai berikut : Pj - P Cj = ---------- X 100 P Dimana :
121
Cj = % perubahan harga saham biasa jika ada perubahan dalam tingkat bunga dari k sampai kj Pj = Harga saham biasa pada tingkat bunga kj P = Harga saham biasa pada tingkat bunga awal (k) a) Model Pertumbuhan Dividen Nol (Zero Dividen Growth Model) Dividen tidak berubah dan tetap selamanya, maka nilai saham biasa : Do P = -----k>0 k Dimana : Do = D1 = D2 = …….. = D` Do = Dividen tahun-tahun terakhir Contoh : Jika diketahui dividen saham biasa Rp. 1,75 dan diharapkan sama selamanya. Tentukan nilai saham jika tingkat pengembalian yang diperlukan 11 % ? Lakukan analisis sensitivitas untuk tingkat pengembalian yang berbeda? Risk and Return Zero Dividend Growth Model Enter the following data : Most recent dividend – 1.75 Required rate of return (%) – 11 F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu
Input file : None Output file : b : commond
F6=Invest. Menu
Risk and Return
Zero Dividend Growth Model Most Recent Dividend – 1.75 Required rate of return (%) - 11
Sensitivity Analysis Rate of Return
Value
8.50 9.00 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50
20.59 19.44 18.42 17.50 16.67 15.91 15.22
% Change
Commond Stock Value = 15.91 29.41 22.22 15.79 10.00 4.76 0.00 - 4.35
122
12.00 14.58 12.50 14.00 13.00 13.46 13.50 12.96 Zero Dividens Growth Model completed F1=Help F2=
F3=
F4=Run again
- 8.33 - 12.00 - 15.38 - 18.52
F5= Prev. Menu
F6=Invest. Menu
b) Model Pertumbuhan Dividen Konstan (Constant Dividend Growth Model) Dalam model ini, dividen tumbuh pada tingkat yang konstan, dan tingkat pertumbuhan kurang dari tingkat pengembalian yang diperlukan. D1 = Do (1+g), D2 = Do (1+g)2,……… Do (1+g)1 Do(1+g)2 D1 P = ----------------- + ---------------- + ………= ------------ g < k (1+k)1 (1+k)2 k–g Dimana : G = Tingkat pertumbuhan konstan D1 = Dividen pada akhir tahun 1 D1 = Do (1+g) Contoh : Hitung nilai saham biasa, jika perusahaan mengaharapkan untuk meningkatkan dividen saham biasanya Rp. 2,- tahun lalu dengan peningkatan 7 % per tahun dan tingkat pengembalian yang diperlukan 8 %. Lakukan analisis sensitivitas pada perubahan tingkat pengembalian yang diperlukan.
Input file : None Output file : b:common
Risk and Return
Constant Dividen Growth Model Enter the following data : Most Recent Dividend – 2.00 Required rate of return (%) – 8 Constant rate of growth (%) – 7
F1=Help F2= F3= F4=Run Again
Input file :
F5=Prev. Menu
F6=Invest Menu
Risk and Return
123
None Output file : b : commond ______________________________________________________________ Constant Dividend Growth Model Most Recent Dividend – 2 Required rate of return (%) - 8
Sensitivity Analysis Rate of Return
Value
% Change
Constant rate of return (%) - 7 Common stock value = 214.00
F1=Help F2=
5.50 00.00 00.00 6.00 00.00 00.00 6.50 00.00 00.00 7.00 00.00 00.00 7.50 428.00 100.00 8.00 214.00 0.00 8.50 142.67 -33.33 9.00 107.00 -50.00 9.50 85.60 -60.00 10.00 71.33 - 66.67 10.50 61.14 - 71.43 Constant Dividens Growth Model Completed F3= F4=Run again F5= Prev. Menu F6=Invest. Menu
c) Model Pertumbuhan Dividen Variabel (Variable Dividend Growth Model) Model ini untuk memperbaiki kekurangan model konstan. Ada beberapa kasus model pertumbuhan variabel, tapi dalam pembahasan ini dibatasi sampai dua tingkat model pertumbuhan variabel, dimana tingkat pertumbuhan tetap selama n tahun dan kemudian berubah ke tingkat konstan yang baru. k > g2 D n+1 = Do (1+g1)n (1+g2) n Do (1+g1)t Dn+1 1 P = E ----------------- + ----------- * -----------(k-g2) (1+k)n t=1 (1+k)t Dimana : Do = Dividen tahun terakhir g1 = Tingkat pertumbuhan periode awal g2 = Tingkat pertumbuhan setelah periode awal Dt = Dividen saham biasa pada tahun t n = Jumlah tahun pada periode awal
124
Contoh : Perusahaan coklat meningkatkan tingkat pertumbuhan dividen dari 4 % setelah lima tahun menjadi 7 %. Tingkat pengembalian yang diperlukan 10 % dan pembayaran dividen terakhir Rp. 4,30. Tentukan nilais aham perusahaan tersebut dan lakukan analisis sensitivitas. Input file : None Output file : b:common
Risk and Return
Variabel Dividend Growth Model Enter the following data : Most Recent Dividend – 4.30 Required rate of return (%) – 10 Growth rate in initial periode (%) – 4 Growth after initial period – 5
F1=Help F2= F3= F4=Run Again Input file : None Output file : b : commond
F5=Prev. Menu
F6=Invest Menu
Risk and Return
Variable Dividend Growth Model Most Recent Dividend – 4.3 Sensitivity Analysis Required rate of return (%) - 10 Rate of Return Value % Change Growth rate in initial period (%) - 4 Growth after initial period (%) - 7 Year in initial period - 5 Commond stock value = 134.09
7.50 799.33 8.00 400.20 8.50 267.16 9.00 200.63 9.50 160.70 10.00 134.09 10.50 115.07 11.00 100.81 11.50 89.71 12.00 80.84 12.50 73.57 Variable Dividend Growth Model Completed
F1=Help F2=
F3=
F4=Run again
F5= Prev. Menu
496.13 198.46 99.24 49.62 19.85 00.00 -14.18 -24.80 -38.09 - 39.71 - 45.13
F6=Invest. Menu
125
2. COMPANY ANALYSIS Beberapa alat bantu analisis Financial yang terdapat di Investment Menu meliputi : Investment Analysis & Portofolio Management
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
F1=Help
F2=
Investment Menu The following options are available : Time value of money Risk and Return Security Analysis Portfolio Analysis Company Analysis Financial Planning Regression Analysis Time Series Analysis & Forecasting
F3=
Select one option F4= F5=Utility Menu
F6=Exit Prog.
============================================================ Untuk mengetahui hasil perhitungan Rasio Keuangan berdasarkan Data Laporan Keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi, maka tekan pilihan No. 5 (Company Analysis), maka layar akan tampak sebagai berikut : Investment Analysis & Portofolio Management Company Analysis
1. 2. 3. 4. 5. 6. F1=Help
F2=
The following options are available : Liquidity Ratio Activity Ratio Debt Ratios Profitability Ratios Commond Stock ratios Altzman Z - Score Select one option F3= F4=File Options F5=Invest. Menu F6=Utility Menu
Selanjutnya anda pilih jenis Rasio Keuangan yang ingin anda ketahui hasil perhitungannya berdasarkan pilihan di atas. Misalnya, anda ingin mengetahui tingkat Likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya) seperti : Net Working Capital, Current Ratio, Quick ratio, berdasarkan hasil perhitungan Rasio keuangan secara otomatis oleh
126
Software Invest, maka anda tekan pilihan No. 1 (Liquidity ratio). Kemudian layar akan tampak sebagai berikut : ============================================================ Company Analysis Input File / Output File Options Input File : Required Disk Drive File Name Output File : Disk Drive File Name F1=Help
F2=
F3=
F4=List File F5=Invest Menu
F6=Utility Menu
============================================================ Kemudian layar akan tampak sebagai berikut : ============================================================ Input File :
Liquidity Ratios
Net working capital Current ratio Quick ratio
F1=Help
F2=
Company Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 ……….. ………… ……….. ……….. ………… ……….. ……….. ………… ……….. Use cursor keys ( ) to view data F3= F4=File Options F5=Invest. Menu F6=Utility Menu
Setelah anda ketahui hasil Rasio Keuangannya, kemudian lakukan analisa kondisi keuangan perusahaan. Berdasarkan analisa / interpretasi terhadap kondisi keuangan perusahaan menentukan keputusan yang diambil oleh para pengguna informasi Laporan Keuangan ini.
127
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Tahunan 2001 - 2003 ( In Million Rupiahs ) 2001
2002
2003
BALANCE SHEET - Cash And Cash Equivalent
797,313.000
395,590.000
- Sort Term Investments
165,056.000
805,398.000
11,450.000
6,427.000
2,247.000
261,676.000
227,369.000
242,869.000
97,959.000
99,918.000
- Account Receivables - Inventories - Other Current Assets - Total Current Assets
1,418,099.000 1,294,124.000 1,546,022.000
- Long Term Investments - Gross Fixed Assets - Accum. Depreciation - Net Fixed Assets - Other Assets - Total Assets
18,517.000
0.000
716,495.000
822,426.000
(239,949.000) (314,415.000) 374,787.000
476,546.000
508,011.000
0.000
502,481.000
458,243.000
2,232,014.000 2,291,668.000 2,512,276.000
- Sort Term Borrowing
0.000
0.000
- Account Payables
591,447.000
626,211.000
- Other Sort Term Liabilities
138,810.000
172,934.000
- Total Current Liabilities
830,734.000
730,257.000
799,145.000
- Long Term Borrowings
225,978.000
168,107.000
115,715.000
54,442.000
71,546.000
1,056,712.000
952,806.000
986,406.000
0.000
0.000
0.000
387,870.000
387,870.000
- Other Long Term Liabilities - Total Liabilities - Minority Interest - Share Capital and APIC - Retained Earnings
786,441.000
- Adjustment
946,121.000 1,108,655.000 4,871.000
29,345.000
- Total Shareholders' Equity
1,175,302.000 1,338,862.000 1,525,870.000
- Total Liabilities And Equity
2,232,014.000 2,291,668.000 2,512,276.000
- Total Outstanding Share
1,400.000
1,400.000
1,400.000
INCOME STATEMENTS - Net Sales
2,878,059.000 3,262,393.000 3,553,447.000
- Cost Of Goods Sold
2,105,143.000 2,345,230.000 2,569,983.000
- Gross Profit
772,916.000
- Operating Expenses - Operating Income - Interest Income
303,781.000
917,163.000
983,464.000
601,435.000
623,871.000
315,728.000
359,593.000
58,261.000
49,258.000
128
- Gain On Foreign Exchange - Other Income
112,273.000
- Total Non Operating Income - Income Before XO Item - XO Item - Income Before Tax Expense
416,054.000
- Income Before Minority Interest - Minority Interest Expense - Net Income
320,077.000
- EPS - Operating Income - EPS Dividen per Share :
228.630
8,956.000
(9,117.000)
4,267.000
2,978.000
71,484.000
43,119.000
387,212.000
402,712.000
0.000
0.000
387,212.000
402,712.000
299,680.000
302,534.000
0.000
0.000
299,680.000
302,534.000
225.520
256.850
214.060
216.100
100.000
100.000
225.52
256.8521429
214.0571429
216.0957143
129
ALFA Supermarket Tbk Laporan Tahunan 2001 - 2003 ( In Million Rupiahs ) 2001
2002
2003
BALANCE SHEET - Cash And Cash Equivalent
54,672.140
53,774.060
62,206.580
0.000
0.000
0.000
31,750.120
38,130.630
25,761.050
122,818.710
178,248.730
201,086.700
- Other Current Assets
29,744.630
31,980.920
29,279.280
- Total Current Assets
238,985.600
302,134.350
318,333.620
0.000
50.180
0.000
442,084.340
459,490.490
521,564.040
- Sort Term Investments - Account Receivables - Inventories
- Long Term Investments - Gross Fixed Assets - Accum. Depreciation - Net Fixed Assets
(110,114.480) (146,736.620) (184,569.910) 331,969.870
312,753.870
336,994.130
- Other Assets
20,234.180
17,421.640
7,686.820
- Total Assets
591,189.640
632,360.020
663,014.560
44,547.060
50,762.530
497.440
179,890.170
195,891.820
148,649.670
40,971.180
41,992.790
39,021.910
- Total Current Liabilities
265,408.420
288,647.140
188,169.020
- Long Term Borrowings
2,796.750
25,006.180
142,908.190
31,825.690
1,163.760
12,046.260
- Total Liabilities
300,030.860
314,817.080
343,123.480
- Minority Interest
351,220.000
364.400
373.420
- Share Capital and APIC
236,793.870
236,793.870
236,793.870
53,021.550
79,392.530
80,731.660
- Adjustment
992,140.000
992.140
1,992.140
- Total Shareholders' Equity
290,807.560
317,178.540
319,517.670
- Total Liabilities And Equity
591,189.640
632,360.020
663,014.560
468.000
468.000
468.000
- Sort Term Borrowing - Account Payables - Other Sort Term Liabilities
- Other Long Term Liabilities
- Retained Earnings
- Total Outstanding Share INCOME STATEMENTS - Net Sales
2,713,011.510 3,278,010.690 3,614,850.630
- Cost Of Goods Sold
2,545,021.300 3,082,321.710 3,404,601.050
- Gross Profit
167,990.210
195,688.980
210,249.580
- Operating Expenses
163,519.780
184,578.310
209,072.790
4,470.430
11,110.670
1,176.780
(20,883.790)
(21,267.870)
1,927.980
- Operating Income - Interest Income
130
- Gain On Foreign Exchange
0.000
0.000
0.000
- Other Income
42,998.000
40,775.250
3,133.270
- Total Non Operating Income
22,114.210
19,507.380
5,061.250
- Income Before XO Item
26,584.640
30,618.050
6,238.030
0.000
0.000
0.000
- Income Before Tax Expense
26,584.640
30,618.050
6,238.030
- Income Before Minority Interest
26,498.400
30,596.170
7,496.140
27.340
(13,180.000)
(9.020)
26,525.740
30,582.980
7,487.130
9.550
23.740
2.510
56.680
65.350
16.000
9.000
13.137
- XO Item
- Minority Interest Expense - Net Income - EPS - Operating Income - EPS Dividen per Share :
131
EMITEN: NO.
JENIS RASIO
RASIO KEUANGAN 2002
TREND PILIHAN
2003
LIQUIDITY RATIOS 1 Net Working Capital 2 Current Ratio 3 Quick Ratio ACTIVITY RATIOS 1 Inventory Turn over 2 Operating Ratio 3 Account Receivable Turn over 4 Average Collection Period 5 Average Payment Period 6 Fixed Asset Turn over 7 Total Asset Turn over DEBT RATIOS 1 Debt Ratios 2 Debt Equity Ratio 3 Leverage Ratio 4 Time Interest Earning Ratio 5 Fixed Charge Coverage Ratio PROFITABILITY RATIO 1 Gross Profit Margin 2 Operating Profit Margin 3 Net Profit Margin 4 ROA 5 Earning Power 6 ROE COMMON STOCK RATIO 1 Earning per share 2 Return on common stock 3 Dividen Yield 4 Payout Ratio 5 Price Earning Ratio 6 Price Sales Ratio 7 Asset Value per share 8 Book Value per share
Market Price Rp Purchase Rp
132
Emiten: NO.
JENIS RASIO
RASIO KEUANGAN 2002
TREND PILIHAN
2003
LIQUIDITY RATIOS 1 Net Working Capital 2 Current Ratio 3 Quick Ratio ACTIVITY RATIOS 1 Inventory Turn over 2 Operating Ratio 3 Account Receivable Turn over 4 Average Collection Period 5 Average Payment Period 6 Fixed Asset Turn over 7 Total Asset Turn over DEBT RATIOS 1 Debt Ratios 2 Debt Equity Ratio 3 Leverage Ratio 4 Time Interest Earning Ratio 5 Fixed Charge Coverage Ratio PROFITABILITY RATIO 1 Gross Profit Margin 2 Operating Profit Margin 3 Net Profit Margin 4 ROA 5 Earning Power 6 ROE COMMON STOCK RATIO 1 Earning per share 2 Return on common stock 3 Dividen Yield 4 Payout Ratio 5 Price Earning Ratio 6 Price Sales Ratio 7 Asset Value per share 8 Book Value per share
Market Price Rp Purchase Rp
133
134