6
BAB II IDEATION PROCESS
Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009):
2.1 Team Composition Membuat kelompok yang benar untuk membuat ide bisnis model yang efektif. Anggota kelompok sebaiknya dibedakan menurut umur, tingkat pengalaman, business unit represented, pengetahuan tentang konsumen, dan keahlian professional. Dalam hal ini kami memiliki 3 anggota: 1. Fariz Barata, SE: a. Bekerja sebagai Purchasing & Procurement di sebuah perusahaan minyak b. Lulus sebagai sarjana ekonomi di bidang Ekonomi Manajemen. 2. Miranda Dyan Natasya, B.Sc: a. Berpengalaman bekerja di sebuah perusahaan internasional sebagai marketing dan berurusan langsung dengan konsumen b. Berpengalaman bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi sebagai marketing dan berurusan langsung dengan konsumen 6
7
c. Lulus sebagai sarjana di bidang International Business. 3. Sulistyo Dimaz Arianto, ST: a. Berpengalaman bekerja di sebuah perusahaan pelayaran di IT departemen sebagai System Analyst b. Tugas akhir terpilih mewakilkan perguruan tinggi Al Azhar untuk mengikuti Technology Exhibition yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung c. Lulus sebagai sarjana teknik di bidang System Analyst.
2.2 Immersion Idealnya kelompok ini harus melalui fase immersion. Yang mencakup riset secara keseluruhan, mempelajari konsumen dan prospeknya, teknologi, dan mempelajari bisnis yang serupa yang sudah ada. Dalam hal ini riset yang akan dilakukan adalah riset keseluruhan bisnis ritel dan mempelajari konsumen menggunakan The Empathy Map.
2.2.1 Industry Overview Industry Overview atau gambaran industri adalah bagian dari metode pengembangan sebuah bisnis yang menyediakan informasi dasar tentang bisnis yang diminati. Dengan menganalisa gambaran industri ini, diharapkan dapat membantu pelaku bisnis untuk mengambil keputusan dalam investasi dan perencanaannya.
8
Beberapa aspek yang merupakan informasi-informasi yang dapat digunakan untuk analisa adalah sebagai berikut:
Lifestyle
Demografi
Lingkungan
Teknologi
Kompetisi
2.2.2 Product & Service Tahap ini dilakukan untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang produk atau jasa yang akan diberikan. Informasi yang akan disajikan diantaranya adalah yang berhubungan dengan kelebihan, keunikan, dan bagaimana mengantarkan produk dengan servis yang disediakan menjadi lebih bermanfaat bagi konsumen. Informasi diantaranya adalah:
Value added feature
Keunikan produk
Contoh produk dan jasa yang akan diberikan
2.2.3 Kompetisi Bagian ini berisikan informasi mengenai kompetisi dan kompetitor bisnis yang akan dikembangkan, baik kompetitor langsung maupun tidak langsung yang menyediakan produk dan jasa yang sama. Berikut aspek-aspek yang perlu diperhatikan:
9
Produk dan jasa yang diberikan
Profil pelanggan
Pemasaran produk
2.3 The Emphaty Map
Gambar 2.1 Business Model – The Empathy Map (Osterwalder & Pigneur, 2010)
Cara yang baik untuk melihat profil pelanggan adalah dengan menggunakan empathy map. Alat ini digunakan untuk menemukan karakter demografi pelanggan dan mengembangkan pengertian yang lebih baik tentang lingkungan, perilaku, dan aspirasi. Empathy map dibuat untuk menghasilkan business model yang lebih kuat karena profil pelanggan menuntun pembuatan value proposition yang lebih baik, cara pendekatan pelanggan yang lebih nyaman, dan cara
10
berhubungan dengan pelanggan yang sesuai. Dimana pada akhirnya akan memberikan pengertian lebih mendalam tentang bagaimana pelanggan mendapatkan kepuasan terhadap nilai produk/jasa jika dibandingkan dengan harga yang dibayarkan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Empathy map dimulai dengan menentukan karakter demografi dari segmentasi pelanggan yang ditargetkan, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan perbulan. Ada 6 indikator pertanyaan yang diajukan kepada targeted customer menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), yaitu: 1. What does she see? Menjelaskan tentang apa
yang dilihat oleh pelanggan tentang
linkungannya dan masalah yang dihadapi dalam mendapatkan pelayanan. Apa yang konsumen lihat sesuai survey yang telah dilakukan bahwa konsumen melihat supermarket sebagai tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari yang selalu penuh dan ramai 2. What does she hear? Menjelaskan tentang hal-hal yang mempengaruhi pelanggan dan bagaimana mereka terpengaruh. Berdasarkan survey, konsumen akan selalu mendengar apabila ada promo dan diskon di supermarket manapun saja 3. What does she really think and feel? Pertanyaan ini dimaksudkan untuk menggambarkan pendapat pelanggan tentang pelayanan yang tersedia. Berdasarkan survey, konsumen menginginkan tempat belanja yang nyaman dengan pelayanan yang baik
11
4. What does she say and do? Menjelaskan tentang perilaku pelanggan termasuk apa yang akan dikatakan dan dilakukan pelanggan di masyarakat. Berdasarkan survey, konsumen akan selalu merekomendasikan supermarket yang menurut mereka memberikan pelayanan yang baik dan nyaman 5. What is the customer’s pain? Menjelaskan ketidakpuasan
tentang
kesulitan
pelanggan
yang
terhadap
dihadapi
pelayanan
pelanggan
yang
sudah
dan ada.
Berdasarkan survey, konsumen mengalami kesulitan mengantri yang membuat konsumen terkadang tidak punya banyak waktu untuk melakukan aktifitas lain 6. What does the customer gain? Menjelaskan tentang hal apa yang diharapkan untuk mencapai kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan. Pelayanan online, delivery, dan segala hal yang membuat berbelanja lebih menarik dan praktis
2.4 Expanding Selama fase ini kelompok memperluas rentangan kemungkinan solusi, menargetkan untuk mendapatkan ide sebanyak mungkin. Di setiap 9 Business Model Blocks dapat menjadi titik awal. Tujuan fase ini adalah mengumpulkan jumlah ide yang banyak, bukan kualitas. Peraturan enforcing brainstorming akan
12
menjaga setiap anggota kelompok untuk tetap focus pada menghasilkan ide-ide agar tidak terjadi pengkritikan yang terlalu cepat di dalam proses ini. Dari setiap block yang ada di 9 Business Model Blocks dapat menjadi titik awal. Dapat dipisahkan menjadi 4 epicenters of business model innovation seperti yang dijabarkan Osterwalder. Setiap epicenters dapat memiliki kekuatan pengaruh pada ke delapan block lainnya. Berikut adalah pilihan titik awalnya: a. Resource-Driven Resource-Driven Innovations berasal dari infrastruktur organisasi yang berjalan atau kemitraan untuk mengembangkan atau merubah Business Model perusahaan.
Gambar 2.2 Resource-driven Epicenter b. Offer-Driven Offer-Driven Innovations membuat Value Propositions baru yang akan mempengaruhi Business Model Building Blocks lainnya.
13
Gambar 2.3 Offer-driven Epicenter c. Customer-Driven Customer-Driven Innovations berbasis dari kebutuhan konsumen, akses fasilitas, atau peningkatan kenyamanan.
Gambar 2.4 Customer-driven Epicenter d. Finance-Driven Inovasi yang didorong oleh Revenue Streams yang baru, Pricing Mechanisms, atau demi menurunkan biaya-biaya yang ada.
14
Gambar 2.5 Finance-driven Epicenter e. Multiple-Epicenter Driven Inovasi yang didorong oleh beberapa epicenter dapat menghasilkan impact yang signifikan di beberapa building blocks lainnya.
Gambar 2.6 Multiple-Epicenter driven
15
2.5 Criteria Selection Setelah merentangkan kemungkinan solusi, kelompok harus membuat kriteria untuk mengurangi jumlah ide yang memungkinkan untuk dijalankan. Kriteria tersebut dibuat sesuai dengan konteks bisnis yang akan dibuat, akan tetapi termasuk
dengan
estimasi
waktu
implementasi,
potensi
pendapatan,
kemungkinan perlawanan dari konsumen, impact dan competitive advantage.
2.6 Prototyping Dengan kriteria yang telah ditentukan, kelompok akan membuat prioritas dari potensi bisnis model yang inovatif. Dengan menggunakan Business Model Canvas untuk membantu menggambarkan dan mendiskusikan tiap ide yang ada.