PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 26 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Fatmawati, Wince Hendri, Erwinsyah Satria Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] Abstrak The purpose of thif research is to improve student activity an SAINS learning process by using process skill approach to improve activities and learning process students in grade V SDN 26 Sungai Nanam Kabupaten Solok.The research is classroom action research. This research carried out with 2 cycles. The resears data in from of information about the process and out come measures abtained from the observation in SAINS learning about human and animal repirator ingrade V SD subject research is teacher ands students in grade V to SD. Data collection is by observation and test.The result of reasearch that has been conducted show that the llearning process to improve learning activities students. It can be concluded that the study results in cycle I the avarage value of learning SAINS is 72,08 and the avarage value of learning in cycle II is 85,6. The percentage of students mastery learning cyclus I is 70,8% and the percentage of students mastery learning cycles II is 87,5%. Sugestion from this study is that teacher approach the process of learning skill as one alternative to increased aktivity and student learning outcomes. Kewords: process skill approach, activities, learning process (SD). “Pendidikan IPA dapat menjadi
A. PENDAHULUAN
wahana bagi siswa untuk mempelajari Mata
pelajaran
Ilmu
diri sendiri dan alam sekitar, serta
Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
prospek pengembangan lebih lanjut
merupakan salah satu mata pelajaran
dalam
yang harus diajarkan di Sekolah Dasar
kehidupan sehari-hari” (Depdiknas,
menerapakannya
‘dalam
2006:484).
sepenuhnya terlibat secara aktif. Hal
Berdasarkan
pengalaman
peneliti sebagai guru kelas V tidak semua siswa mampu menerima materi IPA dengan baik, banyak siswa yang terlihat
malas
memperhatikan
penjelasan guru, siswa suka bermain atau meribut, dan ketika guru bertanya tentang materi yang sedang dibahas siswa tidak mampu menjawab dengan
ini disebabkan keterbatasan media dan kurangnya variasi penerapan metode pembelajaran,metode yang cenderung digunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam pembelajaran siswa belum
sesuai dengan apa yang diharapkan. Masalah ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa, sikap siswa yang seperti tersebut akan mengakibatkan hasil belajar siswa di bawah standar yang diharapkan.
sebagai
subjek
belajar, sehingga kebanyakan siswa menerima materi yang disampaikan guru berupa hafalan.
benar, hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran
dijadikan
Berdasarkan permasalahan dan fenomena yang ditemui di lapangan, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar
Pendekatan
Siswa
Keterampilan
Melalui Proses
dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 26 Sungai Nanam Kecamatan
Selain fenomena tersebut,
Lembah Gumanti Kabupaten Solok ”
permasalahan yang peneliti alami dalam pembelajaran IPA di kelas V
B. KERANGKA TEORETIS Keterampilan proses ialah pendekatan
SD
pembelajaran yang bertujuan
Negeri
Kecamatan Kabupaten
26
Sungai
Lembah Solok,
siswa
Nanam Gumanti belum
mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai
dasar untuk mengembangkan
ke profesi apapun yang diminati siswa
kemampuan yang lebih tinggi pada
(Trianto, 2010:149).
diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran
C. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang peneliti
yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan
lakukan adalah Penelitian Tindakan
fakta-fakta, membangun konsep-
Kelas (PTK). menurut Arikunto dkk
konsep dan teori-teori dengan
(2008:3),
keterampilan intelektual dan sikap
pencermatan terhadap proses belajar
ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi
berupa sebuah tindakan yang sengaja
kesempatan untuk terlibat langsung
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti
kelas secara bersama”.
“PTK
merupakan suatu
Berdasarkan pendapat tersebut,
yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak
penelitian
yang
peneliti
bermaksud menjadikan setiap siswa
merupakan PTK karena kajiannya
menjadi ilmuwan. Pembelajaran
bersifat reflektif. Reflektif dilakukan
dengan pendekatan keterampilan
untuk
proses dilaksanakan dengan maksud
rasional
karena IPA merupakan alat yang
pemahaman
potensial untuk membantu
tindakan pembelajaran pada siklus
mengembangkan kepribadian siswa.
berikutnya rangkaian langkah terdiri
Kepribadian yang berkembang
dari studi pendahuluan, refleksi awal,
merupakan prasyarat untuk melangkah
perencanaan, tindakan, pengamatan,
meningkatkan serta dan
lakukan
kemantapan memperdalam memperbaiki
dan refleksi. Penelitian ini telah
belajar.
dilaksanakan di SD Negeri 26 Sungai
Data yang diperoleh dalam
Nanam Kecamatan Lembah Gumanti
penelitian
dianalisis
dengan
Kabupaten Solok.
menggunakan model analisis data
Indikator keberhasilan setiap
kualitatif yakni analisis data dimulai
tindakan menurut Muchlis (2004:55)
dengan menelaah sejak pengumpulan
adalah sebagai berikut: (1) Hasil
data sampai seluruh data terkumpul.
observasi
telah
Data tersebut direduksi berdasarkan
menunjukan bahwa dalam pelaksanaan
masalah yang diteliti, diikuti penyajian
pembelajaran sesuai dengan rencana
data dan terakhir penyimpulan atau
yang ditetapkan, (2) Hasil soal latihan
verifikasi Wiratmaja (1992:15).
guru
dan
siswa
telah menunjukan bahwa dua pertiga dari siswa yang ada telah pertanyaan
D. HASIL
dengan baik, (3) Hasil tes terakhir dari
PEMBAHASAN 1. Deskripsi Siklus I Dari hasil pengamatan yang
semua subjek telah memperoleh skor rata-rata lebih dari atau sama dengan
PENELITIAN
DAN
dilakukan guru kelas IV terhadap proses
pembelajaran
yang
peneliti,
dapat
75 %, (4) Hasil wawancara telah dilaksanakan memberikan informasi bahwa siswa dikemukakan sebagai berikut: senang mengikuti pelajaran. Instrumen penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian ini berupa: (1) Lembar observasi kegiatan guru. (2) Lembar observasi aktivitas siswa. (3) Tes hasil
a) Aktivitas
guru
pembelajaran
dalam
kegiatan
Menyiapkan
kondisi
kelas
melakukan percobaan mendapat nilai
mendapatkan nilai sangat baik, di
baik, di mana deskriptor yang terlihat
mana
hanya a dan b saja. Menugaskan
ketiga deskriptor terlaksana
secara keseluruhan. Menyampaikan
kelompok
tujuan
mendapatkan
diskusi ke depan kelas mendapatkan
nilai baik, di mana deskriptor yang
penilaian baik, di mana deskriptor
dilaksanakan
yang dilaksanakan hanya b dan c saja.
pembelajaran
a
dan
b
saja.
Memajangkan gambar alat pernafasan
mempresentasikan
Menugaskan
manusia mendapatkan nilai sangat
menanggapi
baik,
kelompok
di
terlaksana
mana
ketiga
deskriptor
keseluruhannya.
Tanya
cukup,
hasil
kelompok
penampilan
diskusi
lain mendapatkan
di mana
deskriptor
nilai yang
jawab tentang gambar mendapatkan
nampak hanya b saja. Menugasi siswa
penilaian baik, di mana deskriptor b
mengumpulkan
belum nampak sama sekali.
mendapatkan nilai baik, di mana
Menempatkan siswa dalam 4 kelompok
mendapatkan
hasil
diskusi
deskriptor yang terlihat hanya a dan c.
penilaian
Tanya jawab tentang penyakit yang
baik, di mana deskriptor b belum
menyerang alat pernafasan dan cara
nampak sama sekali. Menugaskan
memelihara akat pernafasan manusia
kelompok melakukan membuat model
mendapatkan penilaian sangat baik, di
pernafasan pada manusia mendapatkan
mana
penilaian sangat baik, di mana ketiga
peneliti
deskriptor pada langkah ini terlaksana
penyakit
keseluruhannya. Membimbing siswa
pernafasan
ketiga
deskriptor dilakukan
seluruhnya. yang
Menjelaskan
menyerang
mendapatkan
alat
penilaian
baik, di mana deskriptor c belum nampak sama sekali. Tanya jawab
a)
Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
tentang usaha yang dilakukan siswa
Menyiapkan kondisi kelas, hal
agar pernafasan hewan tidak terjadi
ini mendapatkan penilaian baik, di
mendapatkan nilai baik, di mana
mana deskriptor yang terlaksana a dan
deskriptor yang nampak hanya a dan b
b saja. Menyimak tujuan pembelajaran
saja.
pembelajaran
mendapatkan penilaian baik, di mana
mendapatkan penilaian baik, di mana
deskriptor yang terlaksana a dan c
deskriptor yang terlaksana hanya a dan
saja.
b saja sedangkan deskriptor c tidak
pernafasan yang dipajang di depan
terlihat sama sekali.
mendapatkan nilai sangat baik, di
Menyimpulkan
Berdasarkan hasil observasi pengamat
terhadap
guru
Memperhatikan
gambar
alat
mana ketiga deskriptor dilaksanakan
dalam
oleh siswa secara keseluruhannya.
kegiatan pembelajaran pada pertemuan
Menjawab pertanyaan tentang gambar
kedua siklus I ini, jumlah skor yang
mendapatkan penilaian baik, di mana
diperoleh adalah 46 dari jumlah skor
deskriptor yang nampak hanya a dan b
maksimal adalah 56. Dengan demikian
saja.
persentase skor yang diperoleh adalah
mendapatkan nilai baik, di mana
82%. Hal ini menunjukkan aktivitas
deskriptor yang terlaksana hanya b dan
guru selama kegiatan pembelajaran
c saja. Melakukan membuat model
berdasarkan hasil pengamatan dalam
pernafasan manusia dalam kelompok
kategori baik.
mendapatkan nilai sangat baik, di
Duduk
dalam
kelompok
mana semua deskriptor pada langkah
ini dilakukan oleh siswa. dibimbing
dalam
Siswa
mana deskriptor yang terlaksana a dan
melakukan
b saja. Menjawab pertanyaan tentang
percobaan mendapatkan nilai baik, di
cara
mana deskriptor yang terlihat a dan b
manusia mendapatkan penilaian baik,
saja.
di mana deskriptor dilakasanakan oleh Mempresentasikan
hasil
siswa
memelihara
hanya
b
alat
pernafasan
dan
c
saja.
diskusi kelompok mendapatkan nilai
Menyimpulkan
baik,
yang
mendapatkan penilaian baik, di mana
terlaksana a dan b saja. Memberikan
deskriptor yang terlaksana hanya a dan
tanggapan terhadap kelompok yang
b saja.
di
mana
deskriptor
presentasi mendapatkan nilai cukup, di
Berdasarkan
hasil observasi
mana deskriptor yang dilaksanakan a
pengamat
saja. Mengumpulkan hasil diskusi
kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kelompok mendapatkan nilai baik, di
kedua siklus I ini, jumlah skor yang
mana deskriptor yang terlaksana hanya
diperoleh adalah 43 dari jumlah skor
b dan c saja. Menyebutkan pengertian
maksimal adalah 56. Dengan demikian
dan
mendapatkan
persentase skor yang diperoleh adalah
penilaian sangat baik, di mana ketiga
76%. Hal ini menunjukkan aktivitas
deskriptor dilaksanakan oleh siswa
siswa selama kegiatan pembelajaran
keseluruhannya.
berdasarkan hasil pengamatan dalam
penyebabnya
Mendengarkan penjelasan guru
siswa
dalam
kategori C.
tentang penyakit yang menyerang alat pernafasan mendapatkan nilai baik, di
terhadap
pembelajaran
Hasil belajar dapat didapat oleh siswa
baik
nilai
ulangan
cukup
memuaskan. Ketuntasan pada siklus I
Untuk memperoleh data tentang
mencapai 70,8% dari seluruh siswa
pelaksanaan siklus II dilakukan
yang berjumlah 24 orang siswa, 17
pengamatan
dan
tes.
orang siswa telah memperoleh nilai
pengamatan
dan
tes
tersebut KKM yang telah dengan nilai
pelaksanaan tindakan dianalisis dan
60. Oleh karena itu berdasarkan data
didiskusikan
pada tabel 4.1 maka menurut nilai
sehingga diperoleh hal-hal sebagai
ulangan yang diperoleh siswa, jumlah
berikut:
siswa yang tuntas adalah 17 anak atau
1) Pembelajaran
yang
70,8% untuk nilai tertulis dan yang
dilaksanakan
telah
belum tuntas adalah 7 orang siswa
menggunakan
atau 29,2 %. Ini berarti dengan
keterampilan proses di mana
penerapan PKP dapat meningkatkan
langkah-langkah pembelajaran
prestasi belajar IPA kelas V yang
yang diterapkan sesuai dengan
semula hanya 45,8 % dari jumlah
langkah-langkah pembelajaran
siswa telah tuntas sekarang menjadi
dengan
70,8% . Sedangkan nilai rata-rata nilai
pendekatan
tertulis siswa adalah 70,08.
proses.
2. Deskripsi Siklus II Pembelajaran
2) Hasil siklus
II
difokuskan pada materi perubahan lingkungan fisik yang disebabkan oleh dan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
dengan
Hasil selama
pengamat
pendekatan
menggunakan keterampilan
pengamatan
yang
dilakukan guru kelas V yang dibantu teman sejawat selaku pengamat terhadap
aktivitas
peneliti sebagai guru dalam
kegiatan
pembelajaran
pertemuan pertama siklus II ini
mencapai
kriteria
keberasilan 90% yang berarti masuk kategori sangat baik dan kita lihat tingkat aktivitas siswa
bertanya,
siswa
mau
mengeluarkan pendapat. 4) Suasana kelas nampak hidup. 5) Diskusi kelompok dan diskusi kelas berjalan dengan lancar. 6) Hasil
belajar
yang
dalam kegiatan pembelajaran
dicapai
mencapai kriteria keberhasilan
ketuntasan belajar, di mana
88%, ini berarti masuk kategori
hasil tes akhir yang dilakukan
baik.
hasil
pada siklus II didapatkan nilai
pengamatan pada pertemuan
rata-rata siswa adalah 85.6 dan
kedua siklus II, pengamatan
secara klasikal siswa telah
terhadap
mencapai tingkat ketuntasan
Sedangkan
kegiatan
guru
memperoleh skor 93% yang termasuk dalam kategori sangat
sudah
siswa
mencapai
87,5%. Dari analisis tersebut, dapat
baik sedangkan pengamatan
disimpulkan
terhadap
pembelajaran
pada
aktivitas
siswa
siklus II ini telah berjalan sesuai
skor
91%
dengan yang direncanakan. Hasil
termasuk dalam kategori sangat
tes siklus II menunjukkan bahwa
baik.
tingkat ketuntasan untuk kelas telah
memperoleh
3) Interaksi kelas sudah bagus, yaitu
siswa
sudah
mau
sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil.
Hasil belajar yang didapat
langkah-langkah
pembelajaran.
oleh siswa nilai ulangan cukup
hasil
memuaskan.
Ketuntasan
peningkatan persentase ketuntasan
disesuaikan
dengan
belajar indikator
belajar
belajar
dapat
siswa
dilihat
dari
70,8%
keberhasilan tindakan yang hampir
meningkat menjadi 87,5% dan
87,5% dari seluruh siswa yang
terjadi
peenurunan
ketidak
berjumlah 24 orang siswa, mereka
tuntasan
dari
menjadi
telah mencapai ketuntasan belajar
12,5%.
29,2%
dengan nilai 60. Oleh karena itu
Pada siklus pertama ini
berdasarkan data pada tabel 4.2
siswa belum menyadari bahwa
maka menurut nilai ulangan yang
dalam
diperoleh siswa, jumlah siswa yang
pernafasan manusia dan hewan
tuntas adalah 21 anak atau 87,5%
masih banyak siswa yang kurang
untuk nilai tertulis dan yang belum
mengerti
tuntas adalah 3 anak atau 12,5 %.
dijelaskan
Ini berarti dengan penerapan PKP
memperlihatkan
dapat meningkatkan prestasi belajar
konkret dan guru membawakan
IPA kelas V yang pada siklus 1
materi jangan terlalu cepat.
rata-rata nilai test tertulis adalah
Sehingga
72,08 menjadi 85,6.
konsep
dengan
apa
guru,
alat
yang harus
benda-benda
keberhasilan
siklus satu ini mencapai kualifikasi cukup
PEMBAHASAN
proses
belajar
(c)
dalam
Pendekatan keterampilan
peningkatan
kepada
pernafasan manusia dan hewan
siswa
dengan
pembelajaran
proses alat
melalui pendekatan keterampilan
dalam memahami materi, dimana
proses yang terdiri dari delapan
pada tindakan siklus kedua ini
tahap ini pada siklus berikutnya
pemahaman
agar lebih meningkat, guru lebih
memahami materi sudah sesuai
mengutamakan
dengan
belum
indikator
tercapai
yang dalam
siswa
yang
sebagaimana
dalam
diharapkan, dilihat
pembelajaran siklus satu sehingga
pemahaman
rata-rata dipersentasekan dalam tes
mengemukakan jawaban dari tes
siklus I mencapai 70,8%.
formatif yang diberikan secara
Dalam tindakan siklus
2
mampu
pembelajaran
tulisan,
guru
kriteria
sudah
melaksanakan
pembelajaran
sudah
dalam
sesuai
dengan
keberhasilan
yang
diberikan secara tulisan, sudah
optimal,
sesuai dengan kriteria keberhasilan
pembelajaran
yang telah ditetapkan yaitu 75%
konsep alat pernafasan manusia
dengan nilai paling rendah 60.
dan hewan khususnya sumber alat
Pada tindakan siklus kedua guru
pernafasan manusia dan hewan
mampu
dengan menggunakan pendekatan
indikator dengan baik yang telah
keterampilan proses sudah mampu
direncanakan. Pemahaman siswa
diaplikasikan dengan sangat baik,
dalam mengemukakan jawaban tes
diberi kulifikasi sangat baik (B).
siklus II dipersentasekan secara
Sehingga
berdampak
keseluruhan dari sabjek penelitian
peningkatan
pemahaman
ketiga
secara
siswa
dari
tahapan
pada siswa
melaksanakan
pemahaman
materi
semua
mencapai
87,5%.
dalam memahami materi konsep Pada
tindakan
siklus
alat
pernafasan
manusia
dan
kedua ini pemahaman siswa dalam
hewan
mengalami
memahami materi sudah sesuai
yang
sangat
dengan yang diharapkan peneliti,
pembelajaran
sebagaimana
dari
telah tercapai dengan baik, siswa
dalam
juga sudah mampu menemukan
dilihat
pemahaman
siswa
peningkatan
baik.
Tujuan
yang
ditetapkan
mengemukakan jawaban dari tes
tingkat
formatif yang diberikan secara
kehidupan
tulisan,
lingkungannya, pemahaman siswa
sudah
sesuai
dengan
kemampuan
dalam
keseharian
dengan
kriteria keberhasilan yang telah
terbangun
dalam
memahami
ditetapkan yaitu 75% dengan nilai
materi, dimana guru mengaitkan
paling rendah 60.
antara materi dengan keseharian
Keberhasilan siklus dari
siswa. Berdasarkan evaluasi hasil
tindakan ketindakan karena guru
pada pelaksanaan pembelajaran
dapat
rancangan
dengan pendekatan keterampilan
pembelajaran dengan baik sesuai
proses, ditemukan bahwa pada
dengan
yang
dasarnya pendekatan ini memiliki
digunakan, serta kesesuaian dan
potensi yang cukup baik untuk
ketepatan
pendekatan
untuk meningkatkan pemahaman
digunakan
yaitu
melaksanakan
keterampilan
pendekatan
yang
pendekatan
proses
siswa
terhadap
materi
alat
dalam
pernafasan manusia dan hewan.
meningkatkan pemahaman siswa
Hal ini ditunjukan oleh rata-rata
hasil tes akhir subjek penelitian
26 Sungai Nanam Kabupaten
yang dilaksanakan pada setiap
Solok.
pembelajaran
belajar IPA siswa kelas V
mengalami
peningkatan.
terhadap
hasil
meliputi aspek kognitif, aspek
Pemahaman siswa yang baik
Peningkatan
konsep
alat
afektif
maupun
aspek
psikomotorik. Hal ini dapat
pernafasan manusia dan hewan
dilihat
mengindikasikan
prestasi belajar IPA siswa kelas
bahwa
pada
peningkatan
pendekatan keterampilan proses
V SD Negeri
memungkinkan untuk dijadikan
Nanam baik nilai test tertulis
sebagai
maupun
salah
satu
model
nilai
26 Sungai
performance
pembelajaran dalam meningkatkan
selama proses belajar mengajar
prestasi
berlangsung. Berdasarkan hasil
siswa
dalam
IPA
khususnya di SD.
Test
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Keterampilan
Pengamatan Pembelajaran
Kesimpulan
1. Penerapan
tertulis
Pendekatan Proses
dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
dan
Lembar
ketika
Proses
didapat
hasil
sebagai berikut : pada siklus I rata-rata
nilai
test
tertulis
adalah 72,08 dan 17 anak atau 70,8 % dari jumlah siswa sudah tuntas, sedangkan yang belum tuntas tinggal 7 anak atau 29,2 %. Pada Siklus II
rata-rata test tertulis meningkat
penelitian dan pembahasan, maka
dari 72,08 menjadi 85,6. Siswa
dapat
yang sudah tuntas pada siklus I
berikut :
adalah 17
1. Bagi guru,
anak meningkat
diajukan
saran
agar
sebagai
Pendekatan
menjadi 21 anak atau 70,8 %
Keterampilan Proses/PKP dapat
menjadi 87,5 %.
digunakan
2. Penerapan
Pendekatan
pilihan
sebagai
dalam
alternatif
pembelajaran
Keterampilan
Proses
yang
yang dapat diterapkan pada mata
efektif
meningkatkan
pelajaran di kelas-kelas yang
aktivitas belajar IPA siswa
berbeda sehingga guru akan
kelas V SD Negeri 26 Sungai
terbiasa
Nanam adalah dengan langkah-
pembelajaran
langkah
mengembangkan
dapat
sebagai
berikut:
Observasi, Prediksi, Hipotesis,
menyelenggarakan yang berbagai
aktivitas siswa.
Eksprimen,
Perolehan
dan
Pemrosesan
Data
serta
Keterampilan Proses agar dapat
Komunikasi. Pada Siklus I
diterapkan pada mata pelajaran
aktivitas siswa rata-rata sebesar
yang lain di kelas V dan kelas-
72% meningkat pada siklus II
kelas lain untuk melatih anak
menjadi 90%.
berfikir
itu
secara
Pendekatan
ilmiah
yang
menyenangkan.
Saran Berdasarkan yang
2. Selain
dapat
ditarik
simpulan dari
hasil
3. Bagi peneliti, keberhasilan yang dicapai
pada
penerapan
Pendekatan
Keterampilan
Proses/PKP pada penelitian ini belum dapat dilihat sepenuhnya, sehingga perlu adanya penelitian lain
dengan
pembelajaran
menggunakan yang
berbeda
ataupun kelas yang berbeda . 4. Hasil penelitian ini bersifat terbuka, maka bagi peneliti lain dapat
melakukannya
dengan
metode penelitian yang berbeda.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Devi, Poppy Kamalia, dkk. 2012. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPPTK-IPA) Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya. Wahab, Abdul Azis. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.