MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DISERTAI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X-E MAN 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Yuliana Sandra Dewi 1), Indrawati 2), Subiki 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email:
[email protected] Abstract This research comes from the existing problems in the classroom are associated with the low of physics achievement, learning activities and student’s science process skill. The purpose of this research are firstly, to describe improving of students physics achievement using cooperative learning type TPS along with experimental method. Secondly, to describe students learning activities using cooperative learning type TPS along with experimental method. Thirdly, to describe an increase students science process skill using cooperative learning type TPS along with experimental method. The kind of research was classroom action research by Hopkins design. The subject of this research was the students of class XE MAN 1 Jember. Technique to collect the data were observation, test, documentation, and interview. The data were analyzed by Normalized Gain and percentage. Normalized Gain technique was used to determine the improvement of students physics achievement and science process skill. Percentage analysing was used to determine students activities during teaching and learning process by using cooperative model TPS type with experimental method. The result of research were the model can improve students physics achievement and students science process skill. The model can also increase students learning activity. Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.
PENDAHULUAN Pendidikan IPA berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan siswa yang berkualitas, yang mampu berfikir kritis, kreatif, dan logis (Prayekti, 2002:774). Fisika merupakanbagian dari IPA yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam semesta sehingga fisika sangat penting untuk diberikan kepada siswa sebagai fondasi menghadapi hidup di masa mendatang (Sumaji, 1998:32). Daripenjabaran di atas, dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pembelajaran fisika untuk diberikan kepada para siswa
sebagai ilmu dasar untuk kemajuan teknologi di masa mendatang. Salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah untuk membantu siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan serta kemampuan pemecahan masalah (Depdiknas, 2002). Secara umum, siswa memandang pelajaran fisika sebagai pelajaran yang tidak menarik, tidak menyenangkan dan bahkan dibenci. Siswa-siswa tidak menyukai pembelajaran fisika yang diselenggarakan secara tradisional (Supriyono, 2003:2). Hasil wawancara yang telah dilakukan pada siswa
321
Yulian, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe... 322
X-E MAN 1 Jember, siswa memandang pelajaran fisika sebagai pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan KK-PPL di MAN 1 Jember pada tanggal 16 Oktober 2012, ditemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan rendahnya keterampilan prosesdan hasil belajar fisika siswa pada aspek kognitif khususnya dikelas X-E. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya 1) model pembelajaran yang digunakan kurang inovatif, guru cenderung menggunakan ceramah dan tugas, serta metode yang digunakan kurang mendukung untuk proses pembelajaran fisika, sehingga siswa tidak aktif terlibat dalam pembelajaran; 2) banyak siswa yang pasif selama kegiatan eksperimen dan diskusi berlangsung. Sesuai hasil analisis data ulangan harian siswa, diketahui kemampuan kognitif siswa masih rendah. Rata-rata hasil belajar fisika siswa dari hasil analisis nilai ulangan sebesar 63,3. Selain itu, untuk aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian terdiri dari 6 indikator, diantaranya ; menyimak penjelasan guru 41,67 %, mencatat 34,52 %, kegiatan diskusi 35,71 %, mengerjakan tugas 32,14 %, bertanya 11,90 %, menjawab pertanyaan 8,33 %. Berdasarkan data hasil observasi, aktivitas siswa, dikatakan masih tergolong rendah. Siswa belum sepenuhnya terlibat langsung dalam proses pembelajaran, siswa cenderung menerima semua informasi yang disampaikan oleh guru. Selain aktivitas, observasi juga dilakukan untuk mengamati keterampilan proses siswa yang dilakukan selama kegiatan eksperimen berlangsung. Penilaian keterampilan proses terdiri atas; menyusun hipotesis 50%, menentukan variabel 47,62%, mengisi tabel 65,48%, menganalisis data 45,24%, membuat kesimpulan 53,57% dan melaksanakan eksperimen 58,33%. Dari analisis di atas, diketahui bahwa keterampilan proses sains siswa masih tergolong kurang. Berdasarkanpermasalahan yang terjadi di kelas X-E, makadiperlukanpenerapansuatu model pembelajaran yang mampumenciptakan pembelajaran yang menarik, serta dapatmelibatkansiswasecaraaktif dalam
proses belajar mengajar, sehinggadapatmeningkatkanhasilbelajarfisik a dan keterampilan proses sains siswa.Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan di atas adalah model pembelajaran kooperatif. Trianto (2011a:56) menyatakan, “pembelajaraninimunculdarikonsepbahwasis waakanlebihmudahmenemukandanmemaha mikonsep yang sulitjikamerekasalingberdiskusidengan temannya”. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok (Isjoni, 2011:6). Dari beberapa tipe model kooperatif, dipilih tipeThink Pair Share (TPS) yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan di kelas X-E. Pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) terdiri atas 3 tahap yaitu thinking (berpikir individu), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi). Isjoni (2011:78) menyatakan, “keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain”. Menurut Nasution (2011:4) tujuan pelajaran tidak hanya penguasaan prinsipprinsip yang fundamental, melainkan juga pengembangan sikap positif terhadap belajar, penelitian, penemuan serta pemecahan masalah atas kemampuannya sendiri. Selain itu, Hamalik (2008:171) menyatakan, “pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri”. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dipadukan dengan metode eksperimen dimungkinkan dapat meningkatan keterampilan proses sains siswa. Metode eksperimen dalam pembelajaran sains diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, karena eksperimen merupakan metode mengajar yang mengajak siswa secara aktif melakukan suatu percobaan, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya sendiri.
323 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2013, hal 321 - 328
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dengan model kooperatif tipeTPS (Think Pair Share)disertaimetodeeksperimen pada siswakelas X-E MAN 1 Jember tahun ajaran 2012/2013, untuk mendeskripsikan aktivitas belajar fisika dengan model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen pada siswa kelas X-E MAN 1 Jember tahun ajaran 2012/2013, serta untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses fisika siswa dengan model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen pada siswa kelas X-E MAN 1 Jember tahun ajaran 2012/2013.
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan psikomotor dan aktivitas belajar siswa. Tes yang terdiri atasperangkat test (kisi-kisi soal, soal, dan kunci jawaban), Wawancara yang terdiri dari pedoman wawancara, dan dokumentasi yang terdiri atas skor post-test siswa serta jawaban LKS. Teknik analisis data untuk peningkatan hasil belajar dan peningkatan keterampilan proses sains siswa dianalisis menggunakan Normalized Gain. Adapun untuk data aktivitas belajar siswa dianalisis secara deskriptif dengan analisis persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Desain penelitian yangdigunakan adalahskema Hopkins seperti pada Gambar 1. Perencanaan Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS
Pelaksanaan
2 Pengamatan
? Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2011:16) Penelitian ini dilakukan di kelas X-E MAN 1 Jember tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2012 sampai 8 Mei 2013. Teknik
No 1 2 3 4 5
Pra Siklus Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Mei 2013. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan seperti yang biasa diterapkan oleh guru di kelas X-E MAN 1 Jember. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,motivasi dan apersepsi kemudian guru menjelaskan materi tentang alat ukur listrik dan hukum ohm. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk melakukan eksperimen tentang hukum ohm. Kemudian, guru membimbing diskusi kelas dan melakukan tanya jawab tentang materi yang diajarkan. Selama kegiatan diskusi, siswa dan guru bersama-sama memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan soal post test untuk dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui pemahaman belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. Selama pembelajaran observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajarsiswa. Adapun hasil aktivitas siswa selama pra siklus dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Aktivitas Belajar Siswa Tahap Pra Siklus Indikator Aktivitas belajar siswa Persentase Menyimak 52,50 % Mengerjakan soal 25,00 % Berdiskusi 58,75 % Bertanya 35,00 % Menjawab pertanyaan 35,00 %
Kriteria Kurang baik Tidak baik Cukup baik Tidak baik Tidak baik
Yulian, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe... 324
No Indikator Aktivitas belajar siswa Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa Berdasarkan data pada Tabel1 dapat diketahui aktivitas belajar siswa pada prasiklus didapatkan rata-rata persentase sebesar 41,25%. Dengan demikian aktivitas belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think
Persentase 41,25 %
Kriteria Kurang baik
Pair Share) masih dalam kriteria kurang baik. Selain itu, observasi juga dilaksanakan untuk mengamati keterampilan proses sains siswa, dan diperoleh data seperti pada Tabel 2.
Tabel2. Persentase Keterampilan Proses Siswa Tahap Pra Siklus No Indikator Keterampilan Proses Persentase Kriteria 1 Menyusun hipotesis 82,50 % Baik 2 Menentukan variabel 52,50 % Kurang baik 3 Menyusun Tabel data 45,00 % Kurang baik 4 Menganalisis 45,00 % Kurang baik 5 Menyusun kesimpulan 63,75 % Cukup baik 6 Merangkai alat 40,00 % Kurang baik 7 Melaksanakan eksperimen 36,25 % Tidak baik Rata-rata persentasi keterampilan proses 50,54 % Kurang baik Berdasarkan analisis data hasil observasi keterampilan proses sains siswa pada tahap pra siklus diperoleh rata-rata persentase keterampilan proses sains siswa sebesar 50,54%. Keterampilan proses sains siswa tertinggi ada pada kegiatan menyusun hipotesis dengan persentase 82,50%, sedangkan keterampilan terendah selama kegiatan melaksanakan eksperimen. Dengan demikian, keterampilan proses sains siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) masih dalam kategori kurang. Hasil belajar siswa diperoleh dari analisis skor hasil jawabanpost test yang diberikan di akhir pembelajaran kegiatan pra siklus. Untuk data hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus Jumlah Nilai RataSiswa Rata Pra Siklus 40 47,6 Berdasarkan analisis data post test pada pra siklus, hasil belajar siswa kelas XE MAN 1 Jember masih tergolong rendah dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa hanya sebesar 47,6. Siklus I Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2013, dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen. Perencanaan pembelajaran siklus I merupakan perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pembelajaran pada tahap pra siklus. Pembelajaran diawali dengan penyampaian apersepsi dan motivasi. Pada tahap pertama pembelajaran yaitu tahap Think, guru meminta siswa untuk menuliskan pengetahuan awal mereka tentang materi yang akan diajarkan, setelah tugas dikumpulkan guru menghimbau siswa berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mengerjakan soal yang telah disediakan pada lembar Pair. Penugasan pada tahap Think dan Pair digunakan untuk mengetahui seberapa matang persiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Setelah kegiatan diskusi dengan teman pasangannya guru membimbing siswa membentuk kelompok eksperimen untuk melaksanakan praktikum sesuai langkahlangkah eksperimen yang ada pada lembar kerja siswa. Untuk kelompok praktikum terdiri atas 3 kelompok pasangan. Diakhir kegiatan guru membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi kelas untuk memantapkan konsep yang telah mereka peroleh dari kegiatan eksperimen dan bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan eksperimen. Setelah semua tahapan selesai dilaksanakan guru memberikan post test untuk mengetahui kemampuan siswa
325 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2013, hal 321 - 328
dalam menerima materi yang telah dipelajari. Selama kegiatan pembelajaran observasi juga dilakukan untuk mengamati
aktivitas belajar siswa. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Indikator Aktivitas belajar siswa Persentase 1 Menyimak 75,00 % 2 Mengerjakan soal 43,75 % 3 Berdiskusi 75,00 % 4 Bertanya 47,50 % 5 Menjawab pertanyaan 53,75 % Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 59,00 % Selain aktivitas belajar siswa, observasi juga dilakukan selama kegiatan eksperimen untuk mengetahui keterampilan
Kriteria Cukup baik Kurang baik Cukup baik Kurang baik Kurang baik Cukup baik
proses sains siswa. Hasil observasi untuk keterampilan proses sains siswa dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel5.Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pra Siklus Siklus I Indikator N-Gain Kriteria Persentase Kriteria Persentase Kriteria Menyusun hipotesis 82,50 % Baik 86,25 % Baik 0.450 Sedang Menentukan variabel 52,50 % Kurang 73,75 % Cukup 0.432 Sedang Menyusun tabel data 45,00 % Kurang 67,50 % Cukup 0.435 Sedang Menganalisis 45,00% Kurang 58,75 % Cukup 0.283 Rendah Menyusun kesimpulan 63,75 % Cukup 87,50 % Cukup 0.655 Sedang Merangkai alat 40,00 % Kurang 67,50 % Cukup 0.275 Rendah Eksperimen 36,25 % Tidakbaik 67,50 % Cukup 0.490 Sedang Sedang Rata-rata 50,54 % Kurang 72,32 % Cukup 0.431 Selain hasil observasi, analisis juga belajar siswa pada siklus I disajikan pada dilakukan terhadap hasil belajar siswa Tabel 6. setelah kegiatan pembelajaran. Data hasil Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata Pra-siklus 40 47,6 Siklus I 40 67,5 Peningkatan hasil belajar N-Gain 0.30 Berdasarkan ketiga data di atas, diketahui bahwa dari tahap pra siklus ke tahap siklus I untuk ketiga penilaian di atas mengalami peningkatan dari kategori kurang baik menjadi baik atau dengan kriteria NGain dalam kategori sedang. Siklus II Pelaksanaan siklus II ini tidak berbeda sperti pada siklus I, guru menyusun silabus, rencana pembelajaran, lembar kerjas siswa, lembar observasi keterampilan proses siswa, lembar observasi aktivitas guru dan
Kriteria Kurang baik Cukup baik Sedang
siswa, serta membuat soal test beserta jawabannya. Namun setiap perencanaan yang dibuat untuk siklus II ini berdasarkan dari hasil refleksi dari siklus I yang telah dilaksanakan. Siklus II ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Mei 2013. Langkah-langkah pembelajaran siklus II tidak berbeda dari siklus I, guru menerapkan model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen. Selama pembelajaran observasi dilaksanakan untuk mengamati aktivitas belajar dan keterampilan proses sains siswa.
Yulian, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe... 326
Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
diperoleh data seperti pada Tabel 7.
Tabel 7 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Indikator Aktivitas belajar siswa Persentase 1 Menyimak 90,00 % 2 Mengerjakan soal 53,75 % 3 Berdiskusi 87,50 % 4 Bertanya 67,50 % 5 Menjawab pertanyaan 58,75 % Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 71,50% Observasi yang dilaksanakan untuk keterampilan proses sains siswa selama
Indikator Menyusun hipotesis Menentukan variabel Menyusun Tabel data Menganalisis Menyusun kesimpulan Merangkai alat Eksperimen Rata-rata
pembelajaran siklus II tercantum pada Tabel 8.
Tabel 8 Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Siklus II Persentase Kriteria Persentase Kriteria N-Gain 86,25 % Baik 92,50 % Baik 0.454 73,75 % Cukup 87,50 % Baik 0.524 67,50 % Cukup 100 % Baik 1 58,75 % Cukup 70,00 % Cukup 0.273 87,50 % Cukup 100 % Baik 1 67,50 % Cukup 77,50 % Kurang 0.308 67,50 % Cukup 82,50 % Baik 0.462 72,32 % Cukup 87,16 % Baik 0.574
Sesuai hasil analisis keterampilan proses siswa yang tertera pada Tabel8 di atas, nampak bahwa pencapaian untuk masing-masing indikator keterampilan proses siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata persentase peningkatan keterampilan proses sains siswa sebesar 14,84% dengan nilai N-Gain 0.574 berada dalam kategori sedang. Data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh dari skorpost test siswa dan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II Siklus
Jumlah Siswa
RataRata
Siklus I
40
67,5
Siklus II 40 Peningkatan hasil belajar N-Gain
Kriteria Baik Kurang baik Baik Cukup baik Cukup baik Cukup
Kriteria
77,6
Cukup baik Baik
0.35
Sedang
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa, pada siklus II skor yang diperoleh siswa juga mengalami
Kriteria Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang
peningkatan dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 77,6 dan skorNGain 0,35 yang termasuk dalam kategori sedang. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di dalam kelas dengan meningkatkan aktivitas belajar, keterampilan proses sains siswa serta peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian dimulai dari 16 Oktober 2012 sampai 18 Mei 2013 dengan subjek penelitian siswa kelas X-E MAN 1 Jember. Berdasarkan hasil analisis skor post test yang dilaksanakan pada akhir masingmasing siklus diketahui peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai N-Gain untuk masing-masing siklus sebesar 0.30 dan 0.35 yang keduanya dalam kriteria sedang, dengannilai rata-rata hasil belajar pada pra siklus sebesar 47,6, siklus I 67,5 dan siklus II 77,6. Adapun grafik peningkatan hasil belajar seperti Gambar 1.
327 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2013, hal 321 - 328
Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data observasi selama pembelajaran untuk aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya masing-masing sebesar 17,75% dan 12,50% pada siklus berikutnya. Adapun grafik peningkatan aktivitas belajar siswa seperti gambar 2.
Hasil Belajar 100 50
67.5
77.6
47.6
Hasil Belajar
0 Pra Siklus Siklus I
Siklus II
100.00% 80.00% 60.00%
Pra Siklus
40.00%
Siklus I
20.00%
Siklus II
0.00% menyimak
mengerjakan
diskusi
bertanya
menjawab
Gambar 2. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Peningkatan keterampilan proses sains siswa yang diamati selama kegiatan eksperimen berlangsung, diketahui dari nilai N-Gain yang diperoleh pada masing-masing
siklusdengan nilai rata-rata masing-masing sebesar 0.431 dan 0.574. Grafik peningkatan untuk keterampilan proses sains siswa dapat dilihat pada Gambar 3.
120.00% 100.00% 80.00% 60.00% Pra Siklus 40.00%
Siklus 1
20.00%
Siklus II
0.00%
Gambar 3. Grafik Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
Yulian, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe... 328
Berdasarkan analisis hasil observasi untuk aktivitas belajar siswa dan keterampilan proses sains siswa, serta hasil analisis skor post test siswa selama pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen, menunjukkan adanya peningkatan pada masing-masing siklusnya dalam kategori sedang. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membantu mengembangkan keterampilan proses sainsserta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan bekerja sama dalam suatu kelompok. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Dwiyanti dan Siswaningsi (2005) yang menyatakan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatan keterampilan proses sains siswa. Selain itu, diperkuat dengan penelitian Sari (2007) bahwa model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) disertai metode eksperimen dapat diterapkan sebagai alternatif model pembelajaranuntuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran terkait dengan keterampilan proses dan hasil belajar fisika siswa kelas X-E di MAN 1 Jember. KESIMPULAN Dari analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahhwa,model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa kelas X-E MAN 1 Jember. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) disertai metode eksperimen juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-E MAN 1 Jember. Nilai N-Gain rata-rata untuk peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa berada dalam kategori sedang.
Penerapan model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran dikelas karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan proses sains siswa. Bagi peneliti lain, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan dalam mengatur alokasi waktu dan pengelolaan kelas, sehingga pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dapat tercapai dengan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Depdiknas. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fisika. Jakarta : Balitbang Depdiknas. Dwiyanti, G dan Siswaningsi, W. 2005 . Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : ALFABETA. Nasution, S. 2011. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sari, M. 2012. Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Ketuntasan Hasil Belajar Sains-Fisika Menggunakan Modifikasi Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) disertai Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 12 Jember Tahun Ajaran 2011/2012. Tidak diterbitkan. Skripsi. FKIP. Universitas Jember. Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan SAINS yang Humanistik. Yogyakarta : Kanisius. Supriyono, K.H. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang : JICA Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.