Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisionsdengan Metode Observasi dan Diskusi (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Ekologi di Kelas X MIA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya) (The Differences Result of Learning Using Cooperative Learning Model Type of Student Teams Achievement Divisions with Observation and Discussion Method on Sub Concept Ecology) Fitriani, Purwati Kuswarini .S dan Ai Sri Kosnayani Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, University of Siliwangi Jl. Siliwangi no:20 Tasikmalaya-Jawa Barat, Gmail:
[email protected]
Abstract The purposed of thisresearch to know the differences of student studies result which learning prosesused cooperative learning model type of student teams-achievement divisions with observation and discussionmethodon sub concept ecology on human in Xth grade mathematic and natural science (MNS)at the 8th public senior high schoolTasikmalaya. This research conducted on October 2013 until April 2014. The population of this research werethe whole of students Xth grade student in the academic year 2013/2014 consist of 5 clasess with many students were 145 students. The technique of the sample was purposive sampling, the sample was students of X MNS-2 class by using cooperative learning model type student teams-achievement division withobservation method and the students of X MNS-3 by using cooperative learning model type studentteams-achievement division with discussion method. The instrumen used in the research was the test result of students learning. The test was in the from of five compound options, the technique of analysing the data used t-test. Based on research it showed that there were the differences result of learning using cooperative learning model tipe student teams-achievement division with observation and discussion methode. Observation methode was more suitable on sub concept ecology on human in Xth grade MNS class at 8th public senior high school Tasikmalaya. Key word : Cooperative Learning Model,Student Teams-Achievement Divisions, Observation Method and Discussion Method. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teamsachievement division dengan metode observasi dan diskusi pada Sub Konsep Ekologi di Kelas X MIA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014 di SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya sebanyak 145 orang yang terbagi atas lima kelas. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu kelas X
1
MIA 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi dan kelas X MIA 3 dengan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement divisiondengan metode diskusi. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes berupa hasil belajar. Tes ini berupa pilihan majemuk dengan limaoption. Teknik analisis data menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi dan diskusi. Metode observasi lebih cocok digunakan pada sub konsep ekologi di kelas X MIA SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Student Teams-Achievement Division, Metode Observasi dan Metode Diskusi.
Pendahuluan Mutu pendidikan merupakan salah satu tujuan dalam bidang pendidikan, mutu itu pula yang perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu secara berkesinambungan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, pertama adalah penguasaan materi dan kedua adalah kemampuan pedagogi. Kemampuan pedagogi adalah kemampuan guru untuk membimbing, memimpin atau mengajar anak. Guru merupakan unsur yang paling menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, karena itu cara guru mengajar harus dilaksanakan secara cermat dan tepat, agar dalam proses belajar mengajar dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang tinggi. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang dapat melibatkan siswa aktif. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru adalah keterampilan memilih model pembelajaran karena pemilihan model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan model pembelajaran dapat membantu dalam penyampaian materi yang akan disampaikan kepada siswa. Penggunaan model pembelajan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam semua pelajaran khususnya mata pelajaran biologi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa, penyebab hasil belajar biologi di SMA Negeri 8Tasikmalaya yang rendah adalah pembelajaran biologi berlangsung satu arah dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Akibatnya, Biologi dianggap siswa sebagai pelajaran yang
2
kurang menarik dan sulit untuk dimengerti. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi. Siswa hanya sekedar mengetahui konsep tanpa memahaminya secara mendalam dan kurang aktif selama proses pembelajaran. Akibatnya informasi yang diterima siswa tidak maksimal dan hasil belajar biologi menjadi rendah. Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial mata pelajaran biologi pada sub konsep ekologi masih rendah (nilai ulangan rata-rata kelas 70). Selain itu jumlah siswa yang berhasil mencapai dan melampaui kriteria ketuntasan minimal kurang dari 60%, nilai kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran biologi pada tahun pelajaran 2012/2013 yang lalu pada sub konsep ekologiadalah 75. Hal ini, menyebabkan guru harus melakukan pembelajaran remedial secara klasikal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru dapat merancang suatu strategi pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan dan juga membuat suasana belajar tidak monoton sehingga siswa tertarik untuk belajar. Pembelajaran kooperatif memiliki keistimewaan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan siswa yang pendidikannya terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka. Model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division yaitu sistem belajar siswa dibagi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya, dengan model ini siswa menjadi lebih aktif dan lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya di depan umum.Metode observasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement divisiondan metode diskusidengan model pembelajaran kooperatiftipe student teams-achievement division merupakan salah satu alternatif yang dipilih peneliti untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas X MIASMA Negeri 8 Tasikmalaya.
Metode Penelitian Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda preeksperimen. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah ekologi, sedangkan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
3
student teams-achievement division dengan metode observasi dan diskusi. Subjek penelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas X MIA 2 dan kelas X MIA 3 SMA Negeri 8 Tasikmalaya berjumlah 58 siswa yang diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu sebagai berikut: 1. Kelas X MIA 2 proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi, adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe student teamsachievement division dengan metode diskusi sebagai berikut: a. penyampaian tujuan dan motivasi: menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotifasi siswa untuk belajar; b. tes awal: guru memberikan soal sebagai tes awal siswa; c. pembagian kelompok: siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik; d. presentasi dari guru: guru menyiapkan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari; e. kegiatan belajar dalam tim (kerja tim): siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk kemudian melakukan observasi sesuai apa yang di perintahkan oleh guru; f. kuis (evaluasi): guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penelitian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukasn untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut; g. perhitungan skor kemajuan individu yang dihitung berdasarkan skor awal; dan
4
h. penghargaan prestasi tim: setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru. 2. Kelas X MIA 3 proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi, adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe student teamsachievement observasi dengan metode diskusi sebagai berikut: a. penyampaian tujuan dan motivasi: menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotifasi siswa untuk belajar; b. tes awal: guru memberikan soal sebagai tes awal siswa; c. pembagian kelompok: siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik; d. presentasi dari guru: guru menyiapkan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari; e. kegiatan belajar dalam tim (kerja tim): siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk kemudian melakukan diskusi sesuai apa yang di perintahkan oleh guru; f. kuis (evaluasi): guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penelitian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukasn untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut; g. perhitungan skor kemajuan individu yang dihitung berdasarkan skor awal; dan
5
h. penghargaan prestasi tim: setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Analisis Data Tabel 1 Data Statistik Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student TeamsAchievement Division dengan Metode Observasi dan Diskusi Statistik Minimum Maksimum Rentang Rata-rata Varians Standar Deviasi KKM
Nilai Kelas X MIA 2 20 30 10 25,19 5,51 2,35 25
Kelas X MIA 3 18 29 11 22,98 6,19 2,49 25
Tes hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions dengan metode observasi diperoleh x = 25,19 dengan s2 =5.51 dari s = 2,35 dan nilai L0 0,1569< Lkritis0,163 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran Biologi di kelas X MIA 2 SMA Negeri 8 Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas X MIA SMA Negeri 8 Tasikmalaya pada sub konsep ekologi adalah 76,00. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Sedangkan tes hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement 6
divisions dengan metode diskusi diperoleh x = 22,98 dengan s2 = 6,19 dari s = 2,49 dan nilai L00,1017< Lkritis0,163 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran Biologi di kelas X MIA 3 SMA Negeri 8Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai ratarata di kelas X MIA 3 SMA Negeri 8Tasikmalaya pada sub konsep ekologi adalah 70,00. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. 2. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dengan Metode Observasi Pertemuan pertama di kelas X MIA 2 diawali dengan mengerjakan pre test untuk menentukan pembagian kelompok dengan materi Ekologi. Kemudian setelah di dapatkan skor dari nilai tertinggi sampai terendah siswa di bagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan diambil secara heterogen. Untuk mempermudah proses pembelajaran guru menyiapkan LKS untuk dikerjakan oleh siswa. Setelah guru memaparkan materi yang akan dipelajari, siswa mulai melakukan observasi ke luar kelas. Setelah itu setiap kelompok mempresentasikan hasil observasi mereka di depan kelas. Selama presentasi dilakukan oleh satu kelompok maka kelompok yang lainnya mendengarkan dan menyanggah apabila pemikiran dari kelompok lain berbeda, sehingga di akhir pembelajaran guru membantu memberikan penekanan materi dari jawaban kelompok siswa sehingga didapatkan kesimpulan dengan jawaban yang sama.
7
Kemudian siswa di berikan tes akhir untuk menentukan kelompok mana yang terbaik, setelah itu guru memberikan reward sebagai penghargaan prestasi tim. Pertemuan kedua di kelas X MIA 2 sama halnya dengan pertemuan pertama, yakni pelaksanaan pre test untuk menentukan kelompok, mengobservasi ke luar kelas untuk mengerjakan LKS, mempresentasikan hasil observasi setiap kelompok di depan kelas, melaksanakan tes akhir untuk penentuan kelompok terbaik, dan pemberian reward sebagai penghargaan prestasi tim. Namun setelah selesai proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini dilanjut dengan kegiatan post test kembali untuk melihat hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi. Adanya diskusi kelompok dan lembar kerja siswa dalam proses pembelajaran ini merupakan bentuk kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa lainnya sehingga terciptanya suasana belajar yang kooperatif dan siswa dapat berpikir aktif dan kreatif dengan adanya lembar kerja siswa dalam bentuk pertanyaan dan pengurutan gambar menjadi urutan yang logis. Adapun hasil belajar dalam kegiatan LKS pada dua pertemuan yang dilaksanakan di kelas X MIA 2 adalah sebagai berikut :
8
90
85 80 75 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Pertemuan 1
Kel 5
Kel 6
Pertemuan 2
Gambar 1 Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student TeamsAchievement Division dengan Metode Observasi.
Hasil belajar siswa di kelas X MIA 2 yang menggunakan metode observasimemiliki hasil belajar yang lebih tinggi di bandingkan dengan metode diskusi, hal ini di karenakan metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi, sehingga merangsang siswa untuk merasa tertantang dalam mengikuti proses pembelajaran.Selain itu, siswa diberikan lembar kerja dan tabel pengamatan yang harus diisi. Pengerjaan lembar kerja dan tabel pengamatan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teamsachievement division dengan metode observasi dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan menanamkan konsep pelajaran dalam ingatannya dan dapat membuat siswa tetap fokus selama pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions, diadakan penilaian kelompok untuk mengetahui kelompok terbaik. Berikut nilai tiap kelompok siswa :
9
Tabel 2 Jumlah Skor Tiap Kelompok yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi
Kelompok I II III IV V VI
Pertemuan 1 Skor Kategori Kelompok 26 Baik 26 Baik 28 Hebat 30 Super 26 Baik 25 Baik
Pertemuan 2 Skor Kategori Kelompok 28 Hebat 30 Super 28 Hebat 28 Hebat 26 Baik 30 Super
Sumber : Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 2
Dari data pertemuan 1 diatas ada satu kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok IV , satu kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 28 yaitu kelompok III, empat kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 26 dan 25 yaitu kelompok I, II, V dan VI. Sedangkan pertemuan ke 2 ada dua kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok II dan VI,
tiga kelompok dengan
kategori hebat yakni sebesar 28 yaitu kelompok I, III dan IV dan satu kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 26 yaitu kelompok V. Jika dilihat dari hasi perhitungan skor terdapat peningkatan nilai dari setiap kelompok. Adanya rewardkelompok dapat menuntut siswa untuk belajar lebih baik. 2. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dengan Metode Diskusi Pertemuan pertama di kelas X MIA 3 diawali dengan mengerjakan pre test untuk menentukan pembagian kelompok dengan materi Ekologi. Kemudian setelah di dapatkan skor dari nilai tertinggi sampai terendah siswa di bagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan diambil secara heterogen.
10
Untuk mempermudah proses pembelajaran guru menyiapkan LKS untuk dikerjakan oleh siswa. Setelah guru memaparkan materi yang akan dipelajari, siswa mulai melakukan diskusi kelompok di dalam kelas. Setelah itu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Selama presentasi dilakukan oleh satu kelompok maka kelompok yang lainnya mendengarkan dan menyanggah apabila pemikiran dari kelompok lain berbeda, sehingga di akhir pembelajaran guru membantu memberikan penekanan materi dari jawaban kelompok siswa sehingga didapatkan kesimpulan dengan jawaban yang sama. Kemudian siswa di berikan tes akhir untuk menentukan kelompok mana yang terbaik, setelah itu guru memberikan reward sebagai penghargaan prestasi tim. Pertemuan kedua di kelas X MIA 3 sama halnya dengan pertemuan pertama, yakni pelaksanaan pre test untuk menentukan kelompok, melaksanakan diskusi di dalam kelas untuk mengerjakan LKS, mempresentasikan diskusi setiap kelompok di depan kelas, melaksanakan tes akhir untuk penentuan kelompok terbaik, dan pemberian reward sebagai penghargaan prestasi tim. Namun setelah selesai proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini dilanjut dengan kegiatan post test kembali untuk melihat hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode diskusi. Adanya diskusi kelompok dan lembar kerja siswa dalam proses pembelajaran ini merupakan bentuk kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa lainnya sehingga terciptanya suasana belajar yang kooperatif
11
dan siswa dapat berpikir aktif dan kreatif dengan adanya lembar kerja siswa dalam bentuk pertanyaan dan pengurutan gambar menjadi urutan yang logis. Adapun hasil belajar dalam kegiatan LKS pada dua pertemuan yang dilaksanakan di kelas X MIA 3 adalah sebagai berikut : 90 85 80 75 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Pertemuan 1
Kel 5
Kel 6
Pertemuan 2
Gambar 2 Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student TeamsAchievement Division dengan Metode Diskusi
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions, diadakan penilaian kelompok untuk mengetahui kelompok terbaik. Berikut nilai tiap kelompok siswa : Tabel 3 Jumlah Skor Tiap Kelompok yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Diskusi
Kelompok I II III IV V VI
Pertemuan 1 Skor Kategori Kelompok 26 Baik 28 Hebat 30 Super 26 Baik 26 Baik 27,5 Hebat
Pertemuan 2 Skor Kategori Kelompok 30 Super 30 Super 28 Hebat 28 Hebat 28 Hebat 25 Baik
Sumber : Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 3
12
Dari data pertemuan 1 diatas ada satu kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok III, dua kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 28 dan 27,5 yaitu kelompok II dan VI, kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 26 yaitu kelompok I, IV dan V. Sedangkan pertemuan 2 ada dua kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok I dan II, tiga kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 28 yaitu kelompok III, IV dan V, satu kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 25 yaitu kelompok I.Jika dilihat dari hasi perhitungan skor terdapat peningkatan nilai dari setiap kelompok. Adanya rewardkelompok dapat menuntut siswa untuk belajar lebih baik.
3.
Perbedaan
Hasil
Belajar
Siswa
yang
Proses
pembelajarannya
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dengan Metode Observasi dan Diskusi Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsdengan metode observasi diperoleh x = 25,19 dengan s2 =5.51 dari s = 2,35 dan nilai L0 0,1569< Lkritis0,163 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran Biologi di kelas X MIA 3 SMA Negeri 8 Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas X MIA 3 SMA Negeri 8 Tasikmalaya pada sub konsep Ekologi adalah 76,00. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions dengan metode diskusi diperoleh x = 22,98 dengan s2 = 6,19 dari s = 2,49 dan nilai L0 0,1017< Lkritis 0,163 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran Biologi di kelas X MIA 3 SMA Negeri 8 Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas X MIA 3 SMA Negeri 8 Tasikmalaya pada sub konsep ekologi adalah 70,00. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses 13
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut ini: 78 76 74 72 70 68 66 metode observasi
metode diskusi
KKM
Gambar 3 Daftar Nilai Rata-rata Metode Observasi, Metode Diskusi dan KKM
Berdasarkan diagram tersebut bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode diskusi. Setelah diuji dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan taraf nyata 5% didapat ttabel = 2,004 dan thitung = 3,45 sehingga thitung terletak di daerah penolakan Ho. Hal tersebut menunjukan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions dengan metode observasi dan diskusi. Metode observasi tampakmemiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode diskusi.Hal tersebut dapat dilihat pada hasilnya yang sangat berbeda. Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe student teamsachievement division dengan metode observasi sangat mendukung berjalannya proses belajar mengajar. Guru hendaknya dapat menggunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Guru juga harus berusaha menyediakan lingkungan
14
belajar yang kreatif dan kondusif dengan tujuan untuk membangkitkan minat siswa dengan menghindarkan hal-hal yang monoton dan membosankan.Model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi dilaksanakan dengan cara siswa mengobservasi langsung di lingkungan sekitar tentang pembelajaran pada sub konsep Ekologi. Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi, sehingga merangsang siswa untuk merasa tertantang dalam mengikuti proses pembelajaran.Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode diskusi kurang berjalan dengan baik karena memiliki kelemahan dimana siswa merasa kesulitan dalam menyimpulkan materi sehingga harus ada referensi sebagai penguat.Maka model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi lebih cocok digunakan dalam pembelajaran sub konsep Ekologi di kelas X MIA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya.
Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi dan diskusi pada sub konsep Ekologi di kelas X MIA SMA Negeri 8 Tasikmalaya. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division dengan metode observasi lebih cocok diterapkan pada sub konsep Ekologi karena sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga proses
pembelajaran
memiliki
kebermaknaan
yang
tinggi,
sehingga
merangsang siswa untuk merasa tertantang dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Skor kemajuan siswa tidak menunjukan adanya perbedaan.
15
Daftar Pustaka Hernawan, Edi. (2012). Pengantar statistik parametrik untuk Penelitan Pendidikan. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Setyawan, Sigit (2013). Menyalakan Kelasmu 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Slavin, Robert E (2005).Cooverative Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media.
16