PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI SCIENCE PROCESS SKILLS APPROACH BESSE NIRMALA PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timu. E-mail:
[email protected]
Abstrack: This reasearch is aimed at analyzing and explaining the implementation of the activities study with science process skills approach to improve learning outcomes child. This research was carried out at SDN 271 Garanta, Manjalling Village Bulukumba for student in the second class. The method used in this research was action research who developed by Kemmis and Taggart. Actions taken in this research consisted of two cycles; each cycle consist of eight treatments. For each cycles consisting of planning, action, monitoring, and reflection. Analysis of the data used in this research is done with quantitative and qualitative approaches. Analysis of quantitative data obtained on increasing learning outcomes percentages from pre-intervention to the second cycles, that is from 52,94% until 94,18%.Qualitative data analysis is used based on the mode analysis by Miles and Huberman. The results showed that the use of science process skills approach can be develop learning outcomes child in mastering all domain namely cognitive domain, affective domain, and psychomotor domain. Keywords: Learning Outcomes, Science Process Skills Approach, Action Research
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pelaksanaan kegiatan penelitian dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN 271 Garanta, Desa Manjalling Bulukumba, pada siswa kelas dua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari delapan perlakuan. Untuk setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada pra-intervensi sampai pada siklus II, yaitu dari 52,94% sampai 94,18%. Analisis data kualitatif digunakan berdasarkan pada model analisis oleh Miles dan Hubberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses sains dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada seluruh ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kata kunci: Hasil Belajar, Pendekatan Ketrampilan Proses Sains, Penelitian Tindakan
asaan kumpulan pengetahuan yang Sains merupakan ilmu yang
berupa fakta, konsep, atau prinsip
mencari tahu tentang alam secara
tetapi juga merupakan suatu proses
sistematis. Sains bukan hanya pengu-
penemuan. Sains diharapkan dapat
1
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
menjadi wahana bagi siswa untuk
International
mempelajari diri sendiri dan alam
Science Study (TIMSS) sebagaimana
sekitar. Sains juga dapat menjadi
yang diungkapkan oleh Husamah
prospek pengembangan lebih lanjut
dan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
bahwa nilai rata-rata matematika
karena itu, dalam melakukan praktek
siswa Indonesia menempati urutan
pembelajaran, seorang guru sebaik-
ke-38 dari jumlah total 42 Negara
nya menggunakan suatu pendekatan
(Husamah dan Setyaningrum, 2013:
yang dapat melibatkan siswa secara
2). Sedangkan untuk sains justru
penuh. Guru juga sebaiknya mampu
lebih
membuat hubungan antara materi
menempati urutan ke-40 dari 42
ajar
Negara.
dengan
kehidupan
nyata
Mathematics
Setyaningrum
and
menyebutkan
mengecewakan
lagi,
yaitu
Permasalahan tersebut juga
sehingga siswa lebih tertarik untuk
terjadi di SD Negeri 271 Garanta.
mengikuti proses pembelajaran. Fakta di lapangan menun-
Berdasarkan hasil observasi yang
jukkan bahwa pembelajaran sains
dilakukan peneliti di SD Negeri 271
kurang
Garanta
melibatkan
siswa
dalam
terungkap
bahwa
hasil
proses pembelajaran. Siswa lebih
belajar mata pelajaran sains belum
banyak
penjelasan
mencapai kriteria ketuntasan kla-
dari guru, sehingga guru terlihat
sikal. Rata-rata nilai harian siswa
lebih
siswa.
yaitu: nilai tugas harian pertama
Dominasi aktivitas, interaksi, dan
sebesar 51, nilai tugas harian kedua
komunikasi
sebesar 55, dan
mendengarkan
aktif
dibanding
dalam
pembelajaran
nilai tugas harian
cenderung dikuasai oleh guru. Hal
ketiga sebesar 51,43. Rata-rata nilai
lain yang menyebabkan kurangnya
harian
minat siswa untuk mempelajari mata
KKM yaitu sebesar 65. Kemudian
pelajaran sains karena guru cen-
untuk rata-rata nilai mid semester
derung memberikan pembelajaran
siswa Kelas II yaitu sebesar 53,57.
tersebut
Sementara
itu,
observasi
awal,
dengan
cara
yang
membosankan. Laporan Trends In
2
tersebut
belum
nilai
mencapai
pada
yaitu
saat hanya
Peningkatan Hasil Belajar Sains Besse Nirmala
mencapai ketuntasan belajar sebesar
pembelajaran sains di sekolah, pen-
41,18% secara klasikal.
dekatan keterampilan proses secara
Berdasarkan pemaparan di
umum lebih efektif dari pada pende-
atas, peneliti berusaha melakukan
katan ekspositori berdasar pencapai-
suatu perbaikan pembelajaran yang
an hasil belajar Sains yang ditinjau
dirancang melalui Penelitian Tin-
dari cara berpikir siswa (Haryono,
dakan (Action Research). Tujuan
2001: 167).
penelitian tindakan ini yaitu: (1) mengkaji dan mengetahui cara guru
Hasil Belajar Sains Hasil
menerapkan science process skills
belajar
adalah
approach dalam meningkatakan hasil
kemampuan-kemampuan yang dimi-
belajar sains; dan (2) mengkaji dan
liki siswa setelah mereka menerima
mengetahui science process skills
pengalaman mengajarnya (Sudjana,
approach dapat meningkatkan hasil
2008: 22). Kemampuan yang dimak-
belajar
tentang
sud adalah tingkat penguasaan yang
pembelajaran yang berkaitan dengan
dimiliki siswa setelah melakukan
kecerdasan naturalis dilakukan oleh
pengalaman belajarnya melalui pro-
Anita Chandra Dewi Sagala dalam
ses kegiatan belajar mengajar. Hasil
Tesis dengan judul "Meningkatkan
belajar siswa merupakan perubahan
Kemampuan Sains Anak Usia Dini
berupa keterampilan dan kecakapan,
Melalui
kebiasaan sikap, pengertian, serta
sains.
Penelitian
Pembelajaran
Berbasis
Ketempilan Proses". Sagala menya-
pengetahuan
dan
apresiasi
yang
takan dalam penelitiannya, bahwa:
dikenal dengan istilah kognitif, afek-
(1) terjadi peningkatan kemampuan
tif dan psikomotorik melalui per-
sains anak melalui keterampilan
buatan belajar (Purwanto, 2007: 85).
proses dari Siklus I ke Siklus II, (2) terjadi
peningkatan
kemampuan
Science Process Skills Approach Siswa menemukan pengeta-
sains anak melalui keterampilan proses
(Sagala,
2009: 201-202).
Haryono menemukan bahwa dalam
huan
sains
dengan
melakukan
proses-proses sains (Charlesworth
4
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
dan
Lind,
1995).
Keterampilan-
melaksanakan penelitian; dan (8)
keterampilan proses tersebut mem-
keterampilan
mengkomunikasikan
beri siswa informasi baru melalui
(Santoso, 2000: 68-69). Berbagai
pengalaman yang nyata. Anak secara
keterampilan
bertahap membangun pengetahuan
satu kesatuan yang saling berhu-
mereka yang saling tumpang tindih
bungan satu sama lain.
tersebut
merupakan
antara satu keterampilan dengan keterampilan lain (Charlesworth dan
Pembelajaran Sains pada Siswa
Lind, 1995: 54). Keterampilan proses
Sekolah Dasar
dibagi menjadi delapan jenis, yaitu: (1)
keterampilan
bertanya;
Pembelajaran sains yang di
(2)
berikan bertujuan untuk memberikan
mengamati; (3) mengklasifikasi; (4)
pengetahuan dan meningkatkan ke-
menafsirkan atau menginterpretasi;
mahiran anak tentang sains. Proses
(5) meramalkan atau memprediksi;
kemahiran Sains anak usia dini
(6) menerapkan prinsip, dalil, hukum
dijelaskan pada tabel 1 (Utami dkk.,
dan rumus; (7) merencanakan dan
2013: 548), yaitu:
Tabel 1. Proses Kemahiran Sains Anak Usia Dini Observasi Klasifikasi Memanipulasi material Mengkomunikasikan Mencatat atau menyusun data Prediksi Inferensi Mengestimasi Penyelidikan Pemecahan masalah atau membuat keputusan
6
Menggunakan indera untuk menggabungkan informasi Mengelompokkan, ordering, mengkategorikan, merangking, memisahkan, membandingkan Memberikan perlakuan pada material secara efektif Berbicara, menulis, menggambar Logs, jurnal, grafik, tabel, gambar, rekaman Dimulai dengan hasil yang diharapkan didasarkan pada pola atau bukti yang ada Membuat kesimpulan (perkiraan yang educated) didasarkan pada alasan untuk menjelaskan observasi Menggunakan penilaian hingga aproksimat sebuah nilai/kuantiti Proses yang terintegrasi dari penelitian Proses yang terintegrasi untuk menilai dan menghasilkan solusi
Peningkatan Hasil Belajar Sains Besse Nirmala
Berdasarkan proses kema-
siswa Kelas II SD Negeri 271
hiran sains siswa sekolah dasar,
Garanta Desa Manjalling Kecamatan
maka pada penelitian ini dibatasi
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
pada kegiatan observasi (menga-
dengan jumlah siswa 17 orang. Parti-
mati), mengklasifikasi, mengukur,
sipan yang terlibat dalam penelitian
inferensi (membuat kesimpulan se-
ini adalah Kepala Sekolah, wali
mentara), dan mengkomunikasikan.
Kelas II, observer, dan peneliti yang
Pengembangan pembelajaran sains
secara kolaboratif membantu mela-
akan menjadi pendidikan yang baik
kukan penelitian dan pengamatan.
mengindividu-
Pengumpulan data dalam
alisasikan sains pada siswa secara
penelitian ini menggunakan instru-
baik, yaitu menjadi bersifat pribadi,
men tes yang mengukur hasil belajar
melekat pada kehidupannya, berkem-
sains siswa pada ranah kognitif,
bang sesuai karakteristiknya serta
ranah afektif, dan ranah psiko-
sesuai dengan kesanggupan siswa.
motorik.
jika
kita
mampu
Tes
tersebut
dilakukan
untuk mengukur peningkatan hasil belajar sains siswa sebelum dan
METODE PENELITIAN yang
sesudah intervensi. Instrumen diran-
digunakan adalah penelitian tindakan
cang oleh peneliti mengacu pada
dengan desain penelitian yang digu-
silabus dan RPP yang ada di sekolah.
nakan pada proses pembelajaran di
Data penelitian dikumpulkan dengan
Kelas yaitu suatu model yang dikem-
menggunakan
bangkan oleh Kemmis dan Taggart
dokumentasi, wawancara, dan catat-
berupa suatu siklus spiral. Tahapan
an pemantau tindakan.
Metode
penelitian
Perencanaan
Tindakan (acting); (observation);
observasi,
Teknik analisis data yang
model Kemmis dan Taggart, yaitu: (1)
catatan
(2)
digunakan pada penelitian ini adalah
(3) Observasi
analisis data kualitatif dengan model
(planning);
(4)
Refleksi
interaksi
Milles
dan
Huberman,
(reflection), (Handini, 2012: 19).
meliputi data reduction, data display,
Subjek dalam penelitian ini adalah
dan data verification. Teknik analisis
8
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
data kuantitatif yaitu menggunakan
bing
statistik deskriptif dengan menggu-
mengarahkan
nakan
menentukan
pembelajaran sesuai dengan indi-
persentase ketuntasan dan ketidak-
kator yang akan di capai pada setiap
tuntasan secara klasikal digunakan
pertemuan. Pada proses pembela-
rumus sebagai berikut.
jaran, siswa dapat menjawab perta-
rumus untuk
P=
X
×
siswa
yang siswa
kurang pada
serta proses
nyaan dari guru, dapat mengingat
100 %
N
kembali materi yang pernah diajarkan pada pertemuan yang lalu, dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
penelitian
melakukan pengamatan dan bekerja
menja-
barkan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan, maka data kualitatif yang didapatkan dalam penelitian ini dapat ditinjau dari:
sama dengan teman kelompoknya. Siswa
mengkomunikasi, kegiatan mengukur, dan kegiatan menyimpulkan di
sudah
mengetahui
beberapa indikator pencapaian baik pada tema lingkungan maupun pada tema kegiatan sehari-hari. Hal ini terlihat
pada
belajar
sains siswa
observasi,
catatan
peningkatan pada
yang menunjukkan fenomena bagaimana siswa memperoleh pengetahuan pada materi yang diajarkan oleh guru melalui penerapan science process skills approach.
hasil ranah
2. Ranah afektif,
kognitif setiap siklusnya. Proses pembelajaran setiap pertemuannya pada
catatan
wawancara, dan catatan dokumentasi
Siswa Kelas II SD Negeri
berpusat
melakukan
kegiatan mengklasifikasi, kegiatan
hasil
Garanta
dapat
akhir materi. Hal ini tampak pada
1. Ranah kognitif,
271
juga
siswa
(student
centered) yaitu siswa terlibat secara langsung dan guru hanya membim-
Siswa Kelas II SD Negeri 271 Garanta sudah memiliki perasaan
senang
dan
puas
akan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan science
10
process skills approach pada setiap
guru dengan menerapkan science
pertemuannya. Hal ini terlihat pada
process skills approach. Hal ini
peningkatan hasil belajar sains siswa
terlihat
pada
pada ranah afektif setiap siklusnya.
belajar
sains siswa
Proses pembelajaran setiap pertemu-
psikomotorik
annya berpusat pada siswa (student
Proses pembelajaran setiap pertemu-
centered). Selama proses pembela-
annya berpusat pada siswa (student
jaran, siswa sangat antusias, berse-
centered). Selama proses pembela-
mangat, dan serius dalam melakukan
jaran, siswa sangat antusias dan
aktivitas-aktivitas setiap
pertemu-
bersemangat melakukan aktivitas-
annya. Siswa juga merasa senang,
aktivitas setiap pertemuannya. Siswa
bergembira, dan tidak bosan dengan
sudah bisa menjelaskan beberapa
pembelajaran yang dilakukan oleh
benda dengan menggunakan kalimat-
guru.
kalimat sederhana, sudah bisa meng-
Siswa
sudah
mempunyai
peningkatan pada
setiap
ranah
siklusnya.
keberanian dalam menjawab perta-
gunakan
nyaan dari guru, berani membacakan
seragam di rumahnya, sudah bisa
hasil karyanya di depan kelas, dan
mencuci
pakaian
berani bertanya dengan temannya
mengerti
tahapan
ketika diminta oleh guru. Siswa juga
Siswa juga sudah terampil dalam
dapat bersabar menunggu giliran
melakukan
selama proses pembelajaran. Hal ini
yaitu mengukur daun, tunas pisang,
tampak pada hasil catatan observasi,
dan mengukur panjang ikan dengan
catatan
menggunakan mistar, sudah terampil
wawancara,
dan
catatan
dokumentasi.
setrika
hasil
dan
menyetrika
sendiri dari
kegiatan
dan
mencuci.
pengukuran
mengukur bayangan serta mengukur panjang dan lebar meja dengan
3. Ranah psikomotorik, Siswa Kelas II SD Negeri
menggunakan meteran. Selain itu, ada
beberapa
keterampilan-
271 Garanta sudah terampil mela-
keterampilan ringan (soft skills) yang
kukan segala sesuatu yang berkaitan
diperoleh oleh siswa, salah satunya
dengan materi yang diajarkan oleh
yaitu keterampilan dalam membuat
11
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
ikan asin. Hasil belajar sains siswa
yaitu: saat pra intervensi mencapai
pada ranah psikomotorik ini tampak
67,3 dengan kategori cukup, pada
pada hasil catatan observasi, catatan
siklus I mencapai 78,3 dengan
wawancara, dan catatan dokumentasi
kategori baik, dan pada siklus II
yang menunjukkan fenomena bagai-
mencapai 89,3 dengan kategori baik.
mana siswa memperoleh pengeta-
Data hasil penelitian ini
huan dan keterampilan tersebut pada
menunjukkan bahwa hasil belajar
materi yang diajarkan oleh guru
sains siswa pada ranah psikomotorik
melalui penerapan science process
setelah pelaksanaan tindakan menga-
skills approach.
lami
peningkatan
yang
cukup
Data penelitian menunjuk-
signifikan, yaitu: pada saat pra-
kan bahwa hasil belajar sains siswa
intervensi mencapai 45,08 dengan
pada ranah kognitif setelah pelak-
kategori
sanaan tindakan mengalami pening-
mencapai 84,3 dengan kategori baik,
katan yang cukup signifikan tes pra-
dan pada siklus II mencapai 97,1
intervensi mencapai 52,94% (belum
dengan kategori baik.
kurang,
pada
siklus
I
tuntas), persentase ketuntasan hasil belajar
sains
siswa
pada
saat
SIMPULAN
dilakukan tes siklus I mencapai 76,47%
(tuntas),
dan
Berdasarkan
temuan
dan
persentase
pembahasan, penelitian ini menyim-
ketuntasan hasil belajar sains siswa
pulkan bahwa kegiatan pembelajaran
pada saat dilakukan tes siklus II
dengan menerapkan science process
mencapai 94,18%. Hal ini menun-
skills approach yang terdiri atas lima
jukkan ada peningkatan hasil belajar
kegiatan yaitu: kegiatan mengamati,
sains siswa pada ranah kognitif
mengklasifikasi, mengukur, mengko-
setiap siklusnya. Data hasil penelitian
munikasikan,
menunjukkan bahwa hasil belajar
dapat meningkatkan hasil belajar
sains siswa pada ranah afektif setelah
sains
pelaksanaan
penerapan science process skills
tindakan
mengalami
peningkatan yang cukup signifikan,
siswa.
approach
dan
menyimpulkan
Dengan
membawa
demikian,
keuntungan
12
baik bagi guru maupun bagi siswa.
kelas 89,3. Sedangkan skor rata-rata
Penerapan science process skills
peningkatan hasil belajar sains siswa
approach dapat memudahkan guru
pada ranah psikomotorik yaitu: pada
dalam menyampaikan materi pelajar-
saat tes pra-intervensi diperoleh skor
an sains di dalam kelas dan di luar
rata-rata kelas sebesar 45,08, kemu-
kelas sehingga terjadi perubahan
dian pada tes akhir siklus I diperoleh
sikap siswa yang diikuti dengan
skor rata-rata kelas 84,3, dan pada
peningkatan hasil belajar sains siswa.
tes akhir siklus II diperoleh skor rata-
secara
rata kelas 97,1. Hal ini menun-
pelaksanaan
jukkan efektivitas penerapan science
tindakan diperoleh bahwa setiap
process skills approach pada proses
siswa mengalami peningkatan hasil
pembelajaran untuk meningkatkan
belajar
hasil belajar sains siswa pada ranah
Hasil kuantitatif,
sains
penelitian setelah
baik
pada
ranah
kognitif, afektif, maupun psikomo-
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
torik. Skor rata-rata peningkatan hasil belajar sains siswa pada ranah kognitif yaitu: pada saat tes praintervensi diperoleh skor rata-rata kelas sebesar 54,9, kemudian pada tes akhir siklus I diperoleh skor ratarata kelas 75,2, dan pada tes akhir siklus II diperoleh skor rata-rata kelas 88,2. Skor rata-rata peningkatan hasil belajar sains siswa pada ranah afektif yaitu: pada saat tes praintervensi diperoleh skor rata-rata kelas sebesar 67,3, kemudian pada tes akhir siklus I diperoleh skor ratarata kelas 78,3, dan pada tes akhir
DAFTAR PUSTAKA Utami. Ade Dwi. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Taman Kanakkanak Jakarta: Kemendikbud. 2013. Sagala, Anita Chandra Dewi. “Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Berbasis Ketempilan Proses", Tesis. Jakarta: Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2009. Haryono. Efektivitas Pendekatan Keterampilan Proses dan Ekspositori dalam Pembelajaran Sains Ditinjau dari Cara Berpikir Siswa,” Disertasi. Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2001. Setyaningrum, Yanur dan Husamah. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustakarya. 2013.
siklus II diperoleh skor rata-rata
13
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
Lind, Karen K. Exploring Science in Early Childhood Education. Columbia: Thomson Learning. 2000. Purwanto, M. Ngalim Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Handini, Myrnawati Crie. Metodologi Penelitian untuk Pemula. Jakarta: FIP Press, 2012.
Charlesworth, Rosalind and Karen K.Lind. Math and Science for Young Children. Washington: Delmar Publisher, 1995. Santoso, Soegeng Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya. Jakarta: Kreasi Pena Gading, 2000.
14