BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1 Terminologi Judul 2.1.1 Pengertian Museum Tembakau Deli Museum Tembakau Deli yang merupakan judul tema proyek ini terdiri dari beberapa kata yaitu:
Museum Mengacu kepada Encyclopedia Americana, kata 'museum' berasal dari bahasa Yunani kuno, 'museion', yang artinya "kuil untuk melakukan pemujaan terhadap 9 Dewi Muse". Kesembilan dewi tersebut (Calliope, Clio, Erato, Euterpe, Thalia, Melpomene, Polyhimnia, Terpsichore, dan Urama) merupakan putri-putri dari Dewa Zeus dan Mnemosyne yaitu dewa tertinggi dalam pantheon Yunani kuno. Mereka dipuja dalam suatu acara ritual untuk melengkapi pengabdian masyarakat pada Zeus Dalam mitologi klasik, Muse adalah dewi-dewi literature (terutama puisi), musik, tarian, dan semua yang berkaitan dengan keindahan, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan. Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums (ICOM), adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan. Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat
(1)
adalah
lembaga,
tempat
penyimpanan, perawatan,
pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil ANGGI P SIREGAR 050406046
7
budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menurut American Corporation of Architect, museum berasal dari kata ‘mousa’, yang berarti pengetahuan atas tempat menyimpan bendabenda seni dan pengetahuan.
Tembakau Secara etimologis, tembakau berasal dari bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan nikotian tabacum (Nicotiana spp., L.) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau. Dalam Bahasa Arab "tabbaq", sebutan berbagai jenis tumbuhan umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan. Dalam bhasa Inggris kata “tobacco” diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika. Tembakau merupakan hasil pertanian yang diproses dari daun tumbuhtumbuhan genus Nicotiana yang segar. Bisa didapat secara komersil dalam bentuk-bentuk kering maupun awet, dan sering dihisap (seperti merokok) dalam bentuk cerutu dan rokok, atau dengan menggunakan pipa, juga bisa dikunyah, "dicelup" (diletakkan antara pipi dengan gusi), dan dikulum, atau dihirup ke dalam hidung sebagai bahan hisapan dalam bentuk serbuk halus.
Deli Dalam bahasa Indonesia, deli tidak memiliki arti khusus. Deli disini diambil dari nama Tanah Deli yang selalu dirangkaikan dengan Medan (sebagai kota dimana lokasinya terletak).
ANGGI P SIREGAR 050406046
8
Deli juga erat kaitannya dengan jenis tembakau yang sangat terkenal sejak jaman penjajahan. Tembakau yang berperan penting dalam sejarah budaya dan pengembangan wilayah deli yaitu tembakau deli. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ‘Museum Tembakau Deli’ merupakan sebuah gedung yang digunakan untuk memamerkan dan memaparkan sejarah, proses, jenis olahan atau apapun yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan genus Nicotiana, khususnya tembakau deli dan dilengkapi dengan jenis tembakau lainnya dari seluruh dunia, guna dijadikan bahan pembelajaran dan penambah pengetahuan. 2.2 Tinjauan Terhadap Museum 2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Museum Secara etimologis, museum berasal dari bahasa Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil pemujaan terhadap Muses, dewa yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan seni. Bangunan lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filosofi dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soler pada tahun 280 SM. Kemudian pada abad ke-6 sampai ke-12 museum merupakan tempat penyimpanan koleksi pribadi dari para bangsawan dan raja-raja dalam bentuk galeri atau selasar-selasar. Dengan semakin meningkatnya jumlah koleksi, maka barangbarang koleksi tersebut dimasukkan ke dalam ruangan dengan court terbuka dan kolom-kolom-partico di sekelilingnya. Pada abad ke-17, setelah revolusi Prancis meletus, dimana liberalisme dan nasionalisme timbul, para hartawan dan bangsawan memamerkan koleksi mereka kepada umum. Museum menjadi bersifat terbuka untuk masyarakat dengan ekspresi keangkeran dan keangkuhan dalam gaya-gaya bangunan Eropa klasik dan pilar-pilar vertikal. Mulai abad ke-10, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah kebudayaan dan hal lainnya. Termasuk berkembangnya gedung-gedung museum yang mencerminkan ANGGI P SIREGAR 050406046
9
ekspresi, keangkeran, keangkuhan, monumental, dna klasik menjadi gedung museum yang lebih modern. Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia. Juga ada Museum Wayang, Persada Soekarno, dan Museum Tekstil. 2.2.2 Acuan Hukum Pendirian Museum Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:
Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaandan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum
Keputusan
Menteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Nomor
KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum Museum
dalam
menjalankan
aktivitasnya,
mengutamakan
dan
mementingkan penampilan koleksi yang dimilikinya. Pengutamaan kepada koleksi itulah yang membedakan museum dengan lembaga-lembaga lainnya. Setiap koleksi merupakan bagian integral dari kebudayaan dan sumber ilmiah, hal itu juga mencakup informasi mengenai objek yang ditempatkan pada tempat yang tepat, tetapi tetap memberikan arti dan tanpa kehingan arti dari objek. Penyimpanan informasi dalam bentuk susunan yang teratur rapi dan pembaharuan dalam prosedur, serta cara dan penanganan koleksi. Museum dapat didirikan oleh Instansi Pemerintah, Yayasan, atau Badan Usaha yang dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, maka pendirian museum harus memiliki dasar hukum seperti Surat Keputusan bagi museum pemerintah dan akte notaris bagi museum yang diselenggarakan oleh swasta. Bila perseorangan berkeinginan untuk mendirikan museum, maka dia harus membentuk yayasan terlebih dahulu.
ANGGI P SIREGAR 050406046
10
2.2.3 Fungsi Museum Fungsi museum menurut ICOM adalah sebagai wadah untuk:
Pengumpulan dan pengamanan warisan alam budaya
Dokumentasi dan penelitian ilmiah
Konservasi dan preservasi
Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum
Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa
Visualisai warisan alam budaya
Cermin pertumbuhan peradaban manusia
Pengenalan dan penghayatan kesenian
2.2.4 Tugas Museum 2.2.4.1 Pengumpulan atau pengadaan Tidak semua benda padat dimasukkan ke dalam koleksi museum, hanyalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni:
Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika
Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal, tipe, gaya, dan sebagainya
Harus dapat dianggap sebagai dokumen
2.2.4.2 Pemeliharaan Tugas pemeliharaan ada 2 aspek, yakni:
Aspek Teknis Benda-benda materi koleksi harus dipelihara dan diawetkan serta dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan kerusakan.
Aspek Administrasi Benda-benda materi koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang
menjadikan
benda-benda
koleksi
tersebut
bersifat
monumental.
ANGGI P SIREGAR 050406046
11
Konservasi. Merupakan usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pencegahan dan penjagaan benda-benda koleksi dari penyebab kerusakan.
2.2.4.3 Penelitian Bentuk penelitian ada 2 macam:
Penelitian Intern Penelitian yang dilakukan oleh curator untuk kepentingan pengembangan
ilmu
pengetahuan
museum
yang
bersangkutan.
Penelitian Ekstern Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti mahasiswa, pelejar, umum dan lain-lain untuk kepentingan karya ilmiah, skripsi, karya tulis, dll.
2.2.4.4 Pendidikan Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan benda-benda materi koleksi yang dipamerkan:
Pendidikan Formal Berupa seminar-seminar, diskusi, ceramah, dan sebagainya.
Pendidikan Non Formal Berupa kegiatan pameran, pemutaran film, slide, dan sebagainya
2.2.4.5 Rekreasi Sifat pameran mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati, yang mana merupakan kegiatan rekreasi yang segar, tidak
diperlukan
konsentrasi
yang akan menimbulkan keletihan dan kebosanan.
2.2.5 Jenis-Jenis Museum 2.2.5.1 Jenis Museum Berdasarkan Koleksinya Berdasarkan Surat Keputusan Menteri P & K No. 079/Tahun 1975, bagian XLVI, Pasal 728, museum dibagi menjadi tiga tipe umum, yaitu:
Museum Umum merupakan museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau linkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
ANGGI P SIREGAR 050406046
12
Museum Khusus merupakan museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, ilmu pengetahuan ataupun disiplin ilmu. Jenis museum khusus ini ditentukan oleh objek koleksi yang terdapat didalamnya.
Museum Pendidikan merupakan bagian dari tipe museum khusus, tetapi di Indonesia terdapat pembedaan terhadap jenis-jenis museum pendidikan, baik untuk tingkat universitas, sekolah dasar ataupun sekolah tingkat lanjut. Sebab berdasarkan suatu perkiraan, tipe museum pendidikan akan lebih banyak mengambil peranannya.
2.2.5.2 Jenis Museum Berdasarkan Penyelenggaranya Menurut penyelenggaranya, meseum dapat dibagi atas:
Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah. Museum ini dapat dibagi lagi dalam museum yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Museum Swasta, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh swasta.
Mengacu pada tipologi museum diatas, makan Deli Tobacco Museum merupakan museum khusus, karena terbatas pada satu objek yaitu tembakau, khususnya tembakau deli. Museum ini diselenggarakan dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.
2.2.6 Persyaratan Pendirian Museum 2.2.6.1 Lokasi Museum didirikan bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk kepentingan masyarakat umum. Atas dasar kepentingan publik, maka lokasi museum harus memenuhi persyaratan sbb:
Lokasi museum harus strategis. Strategis disini, tidak berarti harus berada di pusat kota, melaikan tempat yang mudah dijangkau oleh umum.
ANGGI P SIREGAR 050406046
13
Lokasi museum harus sehat. Letaknya bukan didaerah industri yang banyak pengotoran udaranya, kondisi tanahnya baik dan memiliki udara yang baik pula, dengan kelembaban udara sekurang-kurangnya antara 55% - 60%.
2.2.6.2 Bangunan Dalam pembuatan pra-desain gedung museum harus sudah dipikirkan pembagian ruang, jumlah ruang, ukurang ruang, factor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah sistim penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua komponen yaitu bangunan pokok dan bangunan penunjang. Secara umum gedung museum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Bangunan
dikelompokkan
berdasarkan
fungsi
dan
aktifitasya,
ketenangan dan keramaian, dan keamanan.
Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.
Area publik terdiri dari bangunan umum (pameran tetap dan temporer) dan bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.
Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk perpustakaan dan ruang rapat.
Area privat terdiri dari laboratorium, studio, dan daerah servis lainnya.
2.2.6.3 Koleksi Dalam
perencanaan
museum
tidak
bisa
dipisah-pisahkan
antara
perencanaan gedung dan koleksi sebab serasi atau tidaknya suatu museum terletak pula dalam keseimbangan antara besar kecil bangunan dan volume koleksi yang akan mengisinya. Jenis benda materi koleksi:
Benda Asli Yakni benda koleksi yang memenuhi persyaratan: - Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika. - Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal, tipe, gaya, dan sebagainya. - Harus dapat dianggap sebagai dokumen.
Benda Reproduksi
ANGGI P SIREGAR 050406046
14
Benda buatan baru dengan cara meniru benda asli menurut cara tertentu. Macam benda reproduksi: - Replika, yaitu benda tiruan yang memiliki sifat-sifat benda yang ditiru. - Miniatur, yaitu benda tiruan yang diproduksi
dengan
memiliki bentuk, warna dan cara pembuatan yang sama dengan benda asli. - Refrensi, yang diperoleh dari rekaman atau fotocopy suatu buku mengenai ethnografi, sejarah dan lainya.
Benda-benda Penting Berupa foto
yang
dipotret
dari dokumen/mikro film yang
sukar dimiliki.
Benda Penunjang Benda yang dapat dijadikan pelengkap pameran untuk memperjelas informasi/pesan yang akan disampaikan, misalnya : lukisan, foto, dan contoh bahan.
2.2.6.4 Peralatan Yang dimaksud dengan peralatan untuk museum disini ialah peralatan sebagai saranan penunjang yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan penyelenggaraan museum. Peralatan museum dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu :
Peralatan kantor, yaitu setiap alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan administrative perkantoran museum.
Peralatan teknis, yaitu setiap alat dan benda bergerak yang dipergunakan
untuk
melaksanakan
kegiatan
–kegitan
teknis
permuseuman. 2.2.6.5 Organisasi dan Ketenagaan Pendirian museum sebaiknya ditetapkan secara hukum. Museum harus memiliki organisasi dan ketenagaan di museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian (preparasi), ANGGI P SIREGAR 050406046
15
bagian pelayanan masyarakat dan bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan. 2.2.6.6 Sumber Dana Tetap Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam penyelenggaraan dan pengelolaan museum. 2.2.7 Metode Penyajian Dalam Museum Museum harus dapat memamerkan benda-bendanya untuk dapat menarik perhatian pengunjung sehingga tujuannya sebagai sumber ilmu pengetahuan tersampaikan. Untuk itu, metode penyajianya terbagi atas tiga, yaitu:
Metode penyajian artistik, dimana kita memamerkan benda-benda diutamakan yang banyak mengandung untuk keindahan
Metode penyajian Intelektual atau Edukatif, dimana benda yang dipamerkan bukan hanya bendanya saja tetapi semua segi yang bersangkutan dengan benda tersebut, seperti urutan proses terjadinya sampai cara pengguanaan dan fungsinya.
Metode penyajian Romantik atau Evokatif, dimana benda yang dipamerkan harus disertakan dengan memamerkan semua unsur lingkungannya.
2.3 Tinjauan Terhadap Tembakau Deli 2.3.1 Sejarah Tembakau Deli Berawal dari tahun 1863 seorang turunan Arab bernama Said Abdullah bin Umar Bilsagih telah mengajak rekan-rekan dagangnya bangsa Belanda untuk menanam tembakau di Tanah Deli. Pedagang tembakau yang pertama sekali tertarik untuk menanam tembakau di Deli adalah Firma J.F van Leeuwen, dan mengirim pegawainya antara lain Tuan Jacobus Nienhuys untuk dating ke Deli dengan kapal “Josephine” milik Firma van Leeuwen Mains & Co. Pembiayaaan ekspedisi ini ditanggung oleh suatu asosiasi di Rotterdam yang dipimpin oleh Tuan P. van Den Arend. Tujuan utama pada waktu itu adalah untuk menyelidiki kemungkinan serta prospektif lainnya mengenai penanaman tembakau di deli, sebagai tindak lanjut informasi yang disampaikan oleh Tuan Abdullah. ANGGI P SIREGAR 050406046
16
Rombongan telah tiba di Kuala Deli tanggal 7 Juli 1863 setelah melalui beberapa prose’s pembicaraan dan perjanjian, maka Sultan Deli memberikan tanah kepada pedagang tembakau dari Jawa selua 4.000 bahu, (1 bahu=8.000m2) yang terletak di Labuhan Deli, dengan masa Hak Guna Usaha selama 20 tahun. Usaha penanaman tembakau ini pada awalnya adalah gagal dan mengalami kerugian yang cukup besar. Kemudian tim ekspedisi membuat laporan awal yang menyatakan bahwa “Deli adalah dataran rendah yang berawa-rawa yang sebagian besar ditutupi hutan-hutan primer yang tidak dapat dijelajahi oleh manusia dan orang-orang pribumi yang tinggal di tepitepi sungai membiarkan hutan-hutannya didiami oleh minyet, badak, buaya, harimau, dan biantang buas lainnya serta penyakit malaria.” Mendengar laporan ini Firma J.F. van Leuween pun menarik diri dari usaha penanaman tembakau di Deli. Hampir seluruh anggota ekspedisi pulang ke Jawa kecuali J. Nienhuys yang masih merasa yakin usahanya akan berhasil. Dia pun meneruskan usahanya dengan bantuan biaya dari Tuan P van Den Arend. Pada bulan Maret 1864 sampailah contoh daun tembakau Deli yang pertama ke Rotterdam. Sambutan yang didapat ternyata sangatlah memuaskan karena kualitas daun dan dan daya bakar dekblad yang baik. Keberhasilan ini mendorong P van Den Arend memerintahkan Nienhuys memperluas usahanya. Raja Deli, yang mengerti bahwa pemukiamn orang-orang barat berarti kemakmuran, menyetujui penggiatan usaha penanaman tembakau. Nienhuys kemudian membuka lahan perkebunan baru di Martubung dengan 88 kuli dari Cina dan 23 orang Melayu. Lahan tersebut ternyata sangat subur dan cocok untuk pertumbuhan tembakau. Kebun pertama Nienhuys terletak di sepanjang sisi barat sungai Deli yang berhadapan dengan Kampong Besar di daerah Titi Papan. Lahan tersebut merupakan tanah berpasir halus dengan kesuburan tanah yang sangat tinggi sehingga tembakau yang dihasilakan pun berkualitsa sangat tinggi meski tanpa pupuk. Di tahun 1865 dihasilkan 189 pak dan dijual dengan harga 149 sen/pound. Pada tahun 1866 159 pak tembakau Deli terjual dengan harga ANGGI P SIREGAR 050406046
17
tinggi di Rotterdam. Harga tinggi ini bertepatan dengan bertamhanya permintaan akan dektabak sebagai tembakau pembalut di pasaran cerutu belanda. Kedudukan tembakau Maryland dan Kentucky yang selama itu memegang
pasar
untuk
konsumsi
tembakau
pipatergeser
dengan
meningkatnya konsumsi cerutu. Cuba dan Jawa pada awalnya menjadi tempat utama penghasil daun tembakau pembalut cerutu sampai munculnya tembakau dari Sumatra yang kemudian menjadi pilihan utama. Pada tahun 1867 Nienhuys menjumpai G.C. Clemen, pedagang tembakau di Amsterdam untuk mencari modal. Terdorong oleh kepercayaan akan produk baru ini P.W. Jansen menyetujui penambahan dana sebesar $10.000. Ketiga tokoh ini kemudain membentuk perkongsian di tahun 1868 dengan bantuan tenaga kerja dari Cina dan India yang didatangkan lewat pulau Pinang. Perkongsian baru ini kemudian dinamai Deli Maatschappij. Sebuah perusahaan lain bernama Netherlands Handel Maatschappij memutuskan untuk bergabung dengan Deli Maatschappij dengan mengambil separuh sahamnya. Di tahun 1871 Jacobus Nienhuys kembali ke Belanda. Beliau kemudian digantikan oleh J.T. Cramer. Pada tahun yang sama didirikan pula Deli Planters Vereeniging yang mengurus pencarian tenaga kerja dari Cina. Keadaan tanah Deli berubah pesat seiring dengan munculnya perusahaan dan perkebunan tembakau. Beberapa perusahaan pun muncul meramaikan pasar tembakau setelah Deli Maatschappij. Perusahaanperusahaan itu antara lain Deli Batavia Maatschappij di tahun 1875, Tabak Mij Arendburg di tahun 1877 dan Senembah Mij pada tahun 1889, serta banyak lagi perusahaan-perusahaan lain. Daerah Deli pun menjadi daerah yang sangat kaya terutama untuk orang-orang Belanda juga untuk orang-orang Cina, India, Arab, Melayu, Minangkabau, dan orang Batak, serta semua orang yang bermukim di Deli. Para Raja dan Sultan pun ikut meraup keuntungan. Istana-istana yang megah pun dibangun, mesjid dan taman didirikan, dan kota Medan pun menjadi salah satu kota termaju di Asia Timur. Kemajuan pesat ANGGI P SIREGAR 050406046
18
perdagangan itu lalu menumbuhkembangkan sarana dan prasarana seperti jalan-jalan besar yang diaspal, jaringan kereta api (Deli Spoorweg Maatschappij). Di tahun 1907 J.T. Cramer meresmikan jalan raya dari Medan ke Berastagi yang kemudian menjadi tempat liburan bagi para petinggi perkebunan. Areal perkebunan tembakau pun semakin meluas mencapai lebih dari 170 perkebunan menurut catatan di tahun 1889 yang tersebar di wilayah Siak, Asahan, Serdang, Deli, dan Langkat. Persaingan pun mengetat menyebabkan banyak perusahaan tak mampu bertahan. Sebagian perusahaan beralih ke karet atau kelapa sawit., akibatnya di tahun-tahun berikutnya lahan perkebunan tembakau sedikit menurun jumlahnya. Sebuah lembaga penilitian bernama Deli Proefstation didirikan pada tahun 1906 untuk memningkatkan kualitas dan mempertahankan budidaya tembakau di Deli. Hasil penilitian dari balai inilah yang kemudian menjadi dasar pegangan bagi perkebunan-perkebunan tembakau untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan mutu tembakau Deli. Tahun 1889 merupakan puncak kejayaan tembakau dari segi luasnya areal dan jumlah perkebunan. Setelah tahun itu jumlah perkebunan pun pelanpelan menurun: 101 perkebunan di tahun 1914, 72 perkebunan di tahun 1930, hingga hanya sekitar 43 perkebunan di tahun 1940. Sehabis perang dunia ke-2 banyak perusahaan perkebunan kembali diusahakan oleh pemilik lama namun jumlah perkebunan terus berkurang. Di tahun 1949 tinggal terdapat 30 perkebunan. Terus menurun hingga 22 perkebunan
di
tahun
1954.
Di
tahun
1959
pemerintah
Indonesia
menasionalisasi semua sisa perkebunan tembakau milik perusahaanperusahaan Belanda. Pada masa ini produksi dan pemasaran tembakau mengalami masa suram. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya keahlian tenaga kerja ataupun pengelola dan juga suramnya pasaran tembakau dunia. Di samping itu muncul pula kemelut di lahan perkebunan ketika masyarakat sekitar menyerobot dan menduduki banyak lahan perkebunan secara liar. Surat Keputusan Menteri Agraria yang dikeluarkan untuk menegaskan lahan ANGGI P SIREGAR 050406046
19
perkebunan milik Negara pun tak mampu menyelesaikan masalah itu. Sampai tahun 1965 masih lebih dari 5.500 Ha lahan digarap secara liar.
2.3.2 Proses Pengolahan Tembakau Deli 2.3.2.1 Pembibitan (Nursery)
Persiapan Pendahuluan ( Plan Preparation) Persiapan pendahuluan meliputi, pembabatan dua kali, selanjutnya pembakaran
rumpuk,
pembongkaran
tanggul,
romaster,
pencangkolan sebanyak tiga kali, penyisiran lahan dan pendalaman parit.
Membuat dan memelihara bibitan (seed Preparing and cultivating) Pada tahap ini, pertama-tama dilakukan pemasangan tiang bibitan, kemudian penaikan bendengan, menghaluskan tanah penyemaian, menghaluskan bedengan jarangan, membuat ragangan, membuat plastik dan payungan, merendam benih, menabur benih, menyiram dan memelihara, menjarangi bibit ke plat, memupuk, dan membongkar payungan bibitan.
Pemberantasan Hama (pest control) Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan obat pompa, mencari ulat, dan mencari bibit penyakit. 2.3.2.2 Penanaman (Planting)
Persiapan Pendahuluan ( Plan Preparation) Persiapan areal dan penentuan arah tanaman. Membabat -2 kali. Pekerjaan membabat dimulai lebih kurang 110 hari
sebelum
masa
penanaman.
Dalam
membabat
harus
mempehatikan mutu pekerjaan babatan Rumpuk bakar/ bongkar tunggul. Rumpukan dibuat besar agar saat membakar sampah dapat terbakar habis. Rumpukan diletakkan di
ANGGI P SIREGAR 050406046
20
tepi parit, khusus tanggul/akar tebu yang dibongkar agar diangkat keluar petakan. Cangkol davish/ romaster – 1 kali. Dilaksanakan 60-65 hari sebelum penanaman. Kedalaman cangkol bajakan maksimum 35 s/d 45 cm. Jenis cangkolan ini harus berbongkah, tidak boleh terlalu halus dan harus rapat ke parit. Pencangkulan tepi parit sebanyak dua kali. Cangkulan mengarah ke sisi tepi parit, harus berbongkah dan jangan dikepyak/diratakan. Pembuatan pasar petak. Pasar petak merupakan galian dengan lebar 130cm dan kedalaman 45 cm untuk memproses pengeringan pada lahan petakan. Letaknya disebelah selatan petakan dengan parit sebagai acuan. Membangun titi. Titi dibangun untuk jalur kendaraan, sebelum dibangun parit harus didalamkan sampai pandas, kemudian batang kelapa disusun rata. Tinggi titi harus lebih tinggi dari jalan di depannya dan ditutup dengan sampah dan tanah. Pembangunan ini harus diselesaian sebelum pencangkolan. Membuat perigi tanam. Perigi tanam dibuat untuk mengaggulagi cuaca kering pada planstop 1 dan planstop
2. Perigi tanam
dikelilingi dengan parit agar perigi dapat terjaga. Membuat gubuk kutip dan patok kebun. Pembuatan gubuk disesuaikan dengan kebutuhan dan waktunya. Pembangunannya disiapkan sebelum tanam pertama. Rome master sebanyak dua kali. Pencangkulan ini dilakukan 14-21 hari sebelum penanaman. Pencangkulan pusingan traktor. Dilakukan untuk mempertahankan mutu parit agar bertahan lama dan drainase lancar.
Penanaman (planting)
ANGGI P SIREGAR 050406046
21
Pencangkulan/ kepyak sebanyak tiga kali. Dilaksanakan 12-14 hari sbelum penanaman. Dimulai dari tepi parit hingga ke tengah petakan. Gunanya untuk meratakan dan membersihkan petakan dari akar-akar. Penyisiran dan pembakaran sampah. Kegiatan ini dilakukan 3-5 hari sebelum tanam dan dapat dilakukan di dalam parit atau pada petakan. Pembuatan lubang tanam. Bentuk lubang seperti mangkok. Lubang harus sudah selesai sehari sebelum penanaman. Mutu lubang dari wal hingga akhir harus sama. Penanaman. Sebelum bibit benar-benar ditanam harus dibri pupuk terlebih dahulu, kemudian lubang disiram, lalu penanaman dilakukan dengan sistem mundur dan tepat di lubang tanam. Setelah menanam, lubang ditutup kembali lalu dilakukan penyiraman sekali lagi. Penyiraman. Penyiraman ini dilakukan pada hari ke 2-3 setelah penanaman. Penyisipan. Penyisipan dilakukan mulai tanaman berumur 1-6 hari setelah masa tanam. Setelah penyisipan lakukan penyiraman kembali.
Pemeliharaan (cultivating) Tutup kaki 1x 6 – 10 hari umur tanaman. Bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan akar baru. Penyiangan rumput/gulma dan memperkokoh tegakan pokok. Setiap ladang wajib diberikan pedoman maal tutup kaki 1x, lebar 25 cm, tinggi 25 cm. Kondisi tanaman pada siang hari tampak segar dan tamanan sudah membentuk daun baru. Selesai setiap petak ditutup kaki, terlebih dahulu membersihkan parit setengah sebelum menutup kaki petak berikutnya. Prinsip penyelesaian pelaksaan pekerjaan tutup kaki 1x sudah harus selesai sebelum melaksanakan tutup kaki 2x.
ANGGI P SIREGAR 050406046
22
Tutup kaki 2x 16 – 20 hari. Bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan
akar
baru.
Penyiangan
rumput/gulma
dan
memperkokoh tegakan pokok. Wajib setiap lading diberikan pedoman maal tutup kaki 2x, lebar 40 cm, tinggi 40 cm. Gulma disekeliling pokok sebelum ditutup kaki, terlebih dahulu dikerok. Paritan tutup kaki : ditamping lurus dan timbang air. Selesai setiap peta ditutup kaki, wajib diikuti dengan membersihkan parit 1/8 dan parit jaluran, sebelum menutup kaki petak berikutnya. Membersihkan gulma Pemeliharaan tanaman. Membuang daun bibit. Buang daun sendok/higienis floeg. Memperbaiki kerusakan karena angin ribut.
Pemberantasan Hama (pest control) Pengendalian hama dan penyakit tanaman Tembakau Deli menggunakan berbagai cara terpadu seperti : Varietes yang tahan akan serangan hama dan penyakit. Sanitasi lingkungan. Pengendalian dengan cara manual. Pengendalian/pemberantasan secara kimiawi. Mengobat pompa. Tujuan dari mengobat pompa senior adalah untuk mempertahankan potensi produksi dan kualitas dari serangan hama dan penyakit. Mencari ulat. Tujuan mencari ulat adalah sebagai perlakuan manual untuk menapiskan pengambilan telur/larva, ulat yang tidak mati serta pencaplokan telur. Mengobat pupus. Pemberian obat pupus adalah merupakan suatu tindakan pengamanan daun pada tanaman, agar tidak disukai oleh kupu – kupu untuk meletakkan telur. Mencari tanaman sakit. Bertujuan mencari penyakit adalah untuk mendata, mencatat dan melaporkan tambahan sakit : Phytophtora,
ANGGI P SIREGAR 050406046
23
kerupuk, pehsim, dan symziekte untuk diambil langkah – langkah lanjutan. Dalam konsep pengendalian hama terpadu (Integrated Pest Control) cara kimia merupakan alternatif terakhir, tetapi pada budidaya Tembakau Deli penggunaan pestisida secara preventif untuk mencegah terjadinya daun pecah. Pengendalian hama dan penyakit tanaman Tembakau Deli dilaksanakan pada saat : -
Pembibitan.
-
Pertanaman.
-
Fermentasi dan Bal di gudang F-S1
Hama – hama tertentu menyebabkan penurunan nilai ekonomis yang nyata pada produk daun Tembakau kering, bahkan serangan penyakit
layu
dan
penyakit
bopeng
dapat
menurunkan
produktivitasnya > 50%. Dengan melakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat guna diharapkan dapat mempertahankan produktifitas dan nilai ekonomis produk daun Tembakau Deli. 2.3.2.3 Panen & pengeringan (Harvest & Curing)
Kutip ( picking of leaf) Cucuk ( pinning leaf) Penaikkan tembakau (putting up leaf) Pengeringan (air curing) Penurunkan tembakau (putting down leaf) Pengiriman tembakau ke gudang fermentasi 2.3.2.4 Pemeraman (Fermentation)
Penerimaan tembakau kering (receiving tobacco) Persiapan dalam penerimaan tembakau kering adalah sebagai berikut : -
Gudang, kamar embun, bale – bale dalam keadaan sudah diblower dengan sevin 10%.
ANGGI P SIREGAR 050406046
24
-
Mempersiapkan alat seperti pei, kereta sorong, tikar bale – bale, pei tanda panas turun, tangga, pei kongsi, pei tanda sarty, bangku saring dan peimbangan lincap.
-
Turunan harus supel, tidak basah dan kering.
-
Pemisahan peti baik dan peti pecah.
-
Pei peti harus sesuai dengan isinya.
-
Mengambil 2-5 ikat untuk menghitung persentase pecah dan lain – lain yang perlu.
Penimbangan tembakau yang masuk (weighing tobacco) -
Sebelum ditimbang daun – daun pisang penutup tembakau dikeluarkan.
-
Setelah ditimbang daun pisang pentup ditutup kembali.
-
Netto dicatat, dan timbangan inilah yang disebut picong timbang.
-
Kemudian peti diberi tanda pei kongsi dan bangsal.
-
Peti disorong ke kamar lain.
Penyaringan tembakau menurut kualitas mutu (quality sortation) Setelah ditimbang dilakukan penyaringan oleh satu tim wanita yang terampil. Dalam hal ini dikepalai oleh satu orag yaitu kepala tukang saring. Pekerjaan yang dilakukan adalah : -
Tembakau dikeluarkan dai peti dan dikira oleh tukang kira.
-
Tembakau digoyang sampai ambyar oleh tukang goyang.
-
Tembakau disaring menurut party dan kualitas. Keluarkan daun PP yang memenuhi persayaratan.
-
Tembakau setelah disaring masuk kelincap menurut partynya. (isi lincap 300 ikat).
-
Tembakau yang kelewat basah dikeluarkan dan distapel disusun dan dilapisan tersendiri, demikian juga tembakau krosok.
ANGGI P SIREGAR 050406046
25
Penimbangan tembakau untuk penyusunan stapel (weighing tobacco after quality sortation) Selesai disaring ikatan tembakau tersusun rapi dilincap langsung ditimbang oleh tukang timbang dan dicatat dalam buku timbang : -
Menurut pary dan kualitas.
-
Menurut kongsi dan bangsal.
-
Hasil penimbangan disebut “kg stapel atau kg op stapel”.
-
Picol Op stapel : pikol netto tembakau setelah disaring dikeluarkan daun – daun yang tidak bermutu.
Jumlah ikatan per kongsi.
Penyusunan stapel (stapel preparation) -
Membuat ukuran stapel dapat ditentukan berdasarkan karakter tempat dan kebun setempat, juga pond (isi stapel).
-
Memisahkan party tembakau.
-
Memisahkan ikatan yang betul – betul calon/bahan NIS.
-
Tembakau dalam keadaan supel tidak mau kering dan basah.
-
Mengeluarkan daun busuk dan rapuh.
-
Menjemur ikatan yang kering.
-
Mengeringkan ikatan yang selalu basah.
-
Ikatan PP, rapuh calon TA harus distapel sendiri jangan dicampur.
-
Mengeluarkan daun yang tidak mencukupi ukuran.
-
Ukuran stapel yang akan dibangun, jarak ikatan, hari menyiapkan tekanannya, beratnya, termometernya.
-
Seandainya panen tidak memadai party dapat dicampur sampai stapel A, B, C stapel D baru dipisah, namun pemisahan party harus memakai pei – pei batas.
-
Semua pembangunan stapel harus direncanakan oleh bapak Askep FS.
-
Jangan pernah menyimpan, karena akan berakibat buruk.
2.3.2.5 Sortasi (Sortation)
Pengembunan (smoothing the leaf)
ANGGI P SIREGAR 050406046
26
Beberapa minggu sebelum mulai sorter yang sebenarnya terlebih dahulu dilaksanakan pemilihan percobaan. Guna pemilihan percobaan adalah untuk mengetahui gambaran dari party tembakau.
Membelah/memblok (opening the leaf) Sebelum dilakukan pekerjaan membelah terlebih dahulu semua ikatan digoyang sampai ambyar. Tukang belah harus mempunyai goni kecil untuk mengambil tembakau yang akan dibelah dan untuk menutupi ikatan sebelum dibelah. Ikatan tembakau dibuka kemudian daun tembakau dibuka, caranya dimulai dari ujung daun. Dalam hal ini semua karyawati yang membelah diperiksa jarinya, jangan ada yang berkuku panjang, juga pakaian dengan warna yang menyolok. Membelah dengan sistem blok, pengelompokan tembakau menjadi :
-
Blok hijau baik
-
Blok kuning baik
-
Blok minyak/bopeng baik
-
Blok pecah hijau
-
Blok pecah kuning
-
Blok pecah minyak/bopeng
-
Blok pecah besar
-
Blok PP asli
Pemilihan tembakau (sortation) Tukang pilih menganmbil tembakau bahan pilihannya sendiri dari tukang belah, yaitu dari blok – blok dan kongsinya masing – masing. Dari masing – masing tukang pilih telah ditunjuk oleh mandor untuk blok yang akan dipilih. Sebelum tukang pilih mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu harus melihat contoh yang telah disediakan oleh tukang terima. Juga melihat merek di papan tulis yang telah disediakan. Banyaknya tukang pilih dipengaruhi dengan warna blok dan banyaknya tembakau yang akan diblok.
Menggambang (bundeleing leaf)
ANGGI P SIREGAR 050406046
27
Tembakau yang telah dipilih harus digambang dan diikat kembali dengan panjang yang sama berdasarkan merek masing – masing. Hal yang harus diperhatikan pada gambangan adalah : -
Daun tembakau terbuka lebar dan sempurna.
-
Jumlah daun harus 35 sampai 40 daun perikat.
-
Kepala ikatan rata.
-
Rambut dikepala ikatan dibuang.
-
Ujung daun rata.
-
Tali ikatan harus halus.
-
Tali ikatan dari pangkal daun hanya seibu jari.
-
Ujung tali dimasukkan kesela-sela daun (setepah satu kali simpul).
-
Bentuk gambangan adalah bentuk kipas (hampir menyerupai kipas).
-
Masing – masing merek yang telah digambang harus disusun rapi jangan sampai berkerut kembali.
Penerimaan tembakau (received) Selesai digambang tembakau disusun pada tempat tembakau yang sudah dipilih. Tukang pilih menyusun tembakau diatas tikar menurut merek yang telah ditentukan. Setiap pagi pada saat penerimaan, tembakau dibawa oleh tukang pilih ke kamar terima. Tukang terima terdiri dari tukang terima baik dan pecah. Tiap bagian dari tukang terima dikepalai oleh satu orang kepala tukang terima.
Penyortiran stapel (smooting stapel) Menentukan jumlah stapel dipengaruhi oleh : -
Jumlah pak tembakau yang ada.
-
Dimulainya mendirikan sorter stapel yang tidak lebih dari 2 minggu.
-
Dapat dibangun kurang dari ukuran standart ( ½ sorter stapel)
2.3.2.6 Penyaringan (revining) Tujuan dari penyaringan adalah sebagai berikut : ANGGI P SIREGAR 050406046
28
-
Mendudukkan party
-
Mendudukan merek
Sebelum membuka sorter stapel, papan tangga dan papan alas dipersiapkan. Tembakau diletakan diatas tikar piringan kepada tukang saring pendahuluan oleh tukang laden. Kemudian dari saringan pendahuluan terus dikirim pada tukang ukur pendahuluan. 2.3.2.7 Pengepakan (Packaging)
Pengukuran panjang (measuring the leaf) Pers stapel dibuka lalu dipanggang, setelah dipanggang tembakau disorong ketempat pengukuran panjang.
Pengisian dondang ( filling basket) Tembakau setelah diukur, disusun dalam dondang dengan memakai kiraan dan memakai batas. Setelah penuh menurut jumlah kilogram yang ditentukan lalu ditimbang.
Menimbang tembakau (weighing tobacco) Dikerjakan oleh dua orang dan disaksikan oleh Askep sendiri. Tembakau yang sudah ditimbang diatas dondang dibawa ke peti pres dengan dilengkapi tikar, kertas dan bon bal. Bon bal berisi tulisan, merek nomor peti, keranjang, kg ditimbang, kg kontrol penimbangan inci, kertas, nomor ba, bon bal dilipat dua jahitan tengah tikar atas.
Mengisi peti pers ( filling box) Ketentuan dalam mengisi peti adalah sebagai berikut : -
Tikar dan kertas ukuran 120 x 120 cm sudah dipasang.
-
Tembakau disusun menurut panjang dan kilonya.
-
Tembakau yang didondang dengan memakai kiraan dan dibatasi diletakkan disusunan yang paling atas peti pres.
-
Lapis dan barisan memakai kertas lebar 20 x 80 cm tujuannya untuk melindungi kepala tembakau.
-
Setelah sususan siap diberi daftar nama susun peti.
-
Kemudian ditutup siap diberi daftar nama susun peti.
ANGGI P SIREGAR 050406046
29
Pusing bal (bale pressing) Dalam pusing bal yang perlu diperhatikan adalah : -
Terlebih dahulu melihat bon bal.
-
Ukuran dan tanda besi klem yang akan dipasang.
-
Kalau ada bal dibuka kembali dan dipres kembali harus digoyang kuat.
-
Setelah bal dipres dan sebelum dipasang kertas lebar 32 cm diusahakan dilihat apa ada yang perlu diperbaiki untuk bal selanjutnya.
-
Setelah selesai pengepakan hari itu, semua alat – alat dikira, kalau ada kekurangan dicari sampai dapat jangan sampai ke Bremen.
-
Pusing bal dilaksanakan pada cuaca cerah pada hari hujan harus ditangguhkan.
Menjahit bal (bale sewing) -
Setelah selesai dipres, bal diletakkan di meja jahit untuk dijahit.
-
Pemasangan plat seng dan pen diteliti.
-
Sudut tikar dilipat didalam (pakai sudep berupa sendok)
-
Jangan cepat cepat mencabut plat seng dan pen.
-
Jahitan minimum 33 arah panjang dan 14 rusuk pendek.
-
Ukuran tali 3,60 m satu bal perlu 4 x 3,60 m.
-
Buat tanda tiap regu penjahit.
-
Waktu istirahat, bal yang sudah dijahit harus dilepas semua alat penjepitnya.
-
Bila ingin istirahat penjahit harus menyelesaikan terlebih dahulu.
Jahitan, tegak miring disesuaikan dengan kebun setempat.
Pemberian tanda,merk, dan nomor bal (bale marking and numbering) -
Tukang pemasang merk (tukang cap) dibantu oleh tukang penyambung huruf.
ANGGI P SIREGAR 050406046
30
-
Setiap selesai dicap, tukan cap mencocokkan beberapa bal/merek panjang.
-
Merek yang salah tikar harus diganti.
-
Selesai dicap, regu penyusun mulai menyusun bal.
-
Demikian seterusnya hingga selesai pengebalan suatu party.
Persiapan dokumen
Fumigasi -
Askep menyelesaikan dokumen bal dan kemudian diketik oleh krani.
-
Bal diperiksa/dikontrol dengan buku bal PBK 56
-
Setelah selesai semuanya tidak ada yang salah, bal dalam keadaan siap untuk fumigasi dan dikapalkan.
-
Seluruh bal tembakau yang akan di ekpors terlebih dahulu harus difumigasi.
-
Bal dibungkus rapat dengan plastik jangan sampai ada yang bocor, pinggir dari plastik tersebut diberi kantongan yang berisi pasir.
Setelah cukup waktu yang ditentukan, bal dapat dibuka.
Memuat bal ke kontainer Setelah seluruh bal telah di fumigasi dengan Detia Gas EX-B selama 3 x 24 jam. Bal dapat dimuat kedalam container untuk dapat dikapalkan. Sebelum pemuatan dilakukan terlebih dahalu dpersiapkan antara lain : -
Semua alat – alat perlengkapan container disiapkan dahulu sebelum bal disusun.
-
Setelah selesai container siap untuk di export.
-
Semua administrasi pengiriman bal agar dipersiapkan.
2.3.2.8 Pengiriman (shipping)
2.3.3 Pembagian Jenis Olahan Tembakau (Rokok)
ANGGI P SIREGAR 050406046
31
2.3.3.1 Rokok berdasarkan bahan pembungkus Klobot
: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
Kawung
: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret
: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
Cerutu
: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2.3.3.2 Rokok berdasarkan bahan baku atau isi Rokok Putih
: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek
: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2.3.3.3 Rokok berdasarkan proses pembuatannya Sigaret Kretek Tangan (SKT)
: rokok yang proses pembuatannya dengan cara
digiling atau dilinting
dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
: rokok yang proses pembuatannya menggunakan
mesin.
Sederhananya,
material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok
telah
mampu
menghasilkan
keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin ANGGI P SIREGAR 050406046
pembuat
rokok,
biasanya, 32
dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus
rokok
yang
mampu
menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
2.3.3.4 Rokok berdasarkan penggunaan filter. Rokok Filter (RF)
: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
ANGGI P SIREGAR 050406046
33
2.4 Lokasi
Gambar 1. Lokasi Site
Lokasi Site
: Jl. Tembakau Deli
Luas
: 1.8 ha
ANGGI P SIREGAR 050406046
34
Peruntukan Lahan
: Perumahan, Perkantoran, Konservasi,dan Hutan Kota
Kecamatan/ kelurahan
: Kec. Medan Barat
Batas – batas Utara
: Eks Gedung Deli Plaza
Selatan
: Jl. Tembakau Deli
Timur
: Jl. Balai Kota
Barat
: Jl. Tembakau1
2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Sebagai sebuah bangunan publik dengan fungsi museum, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih lokasi dan tapak yang benar-benar sesuai. Dan mencirikan koleksi museum yang akan dibangun. Adapun kriteria pemilihan lokasi untuk bangunan Museum Tembakau Deli ini adalah : 2.4.1.1 Pertimbangan Utama Adanya bangunan konservasi yang merupakan eks kantor tembakau. Keterkaitan bangunan konservasi dengan sejarah perkembangan tembakau deli sangatlah erat. Hal ini yang menjadi pertimbangan utama pemilihan site.
Gambar 2. Bangunan eksisting (eks kantor PTP.2)
2.4.1.2 Pertimbangan Perkembangan Tapak
Kelayakan dan kecocokan fisik ANGGI P SIREGAR 050406046
35
- Ukuran lahan mencukupi program fisik. - Perencanaan
memperhitungkan
kemungkinan
eksistensi
bangunan sekitar. - Pencapaian lokasi site harus mudah dan memiliki beberapa alternatif pencapaian. - Tersedia ruang luar / open space sebagai kebutuhan fasilitasi. - Daerah penghijauan yang tersedia = 30 %. - Memiliki view yang mendukung sehingga meningkatkan aspek estetis dan rekreatif. -
Memiliki hubungan relasi yang baik terhadap lingkungannya.
Lingkungan - Terletak pada lingkungan yang sering dikunjungi wisatawan. - Berada di tengah kota Medan. - Terletak di lingkungan dengan potensi perkembangan yang baik. - Keadaan lingkungan aman dan terjamin bagi pengunjung dan pengelola.
Pelayanan Service Tersedianya fasilitas umum pada lingkungan site, seperti hotel, ATM, rumah sakit, pusat keramaian , kantor pos, dll. Begitu juga dengan jaringan servis atau utilitas, seperti : sumber listrik/PLN, air/PDAM, sanitasi/riol kota, dll.
Parkir Tapak dapat menyediakan parkir yang cukup dan memadai untuk pengunjung dan pengelola.
Gangguan Fisik Keadaan tapak harus aman dan terjamin bagi arus pengunjung dan pengelola. 2.4.1.3 Pertimbangan Perencanaan
Aksebilitas/pencapaian Dilalui prasarana kota, seperti angkutan umum dan kendaraan pribadi.
ANGGI P SIREGAR 050406046
36
Dapat dicapai pengunjung (masyarakat umum dan wisatawan lokal/internasional). Aman dan tersedia akses bagi pejalan kaki.
Kegiatan dengan fasilitas bagi pejalan kaki Dekat dengan daerah publik lainnya. Dekat dengan hunian pengunjung agar dapat memanfaatkan fungsi proyek.
Perizinan Pengembangan Lokasi yang dipilih sesuai dengan Rencana Umum dan Tata Ruang Kota (RUTRK). Pemilihan lokasi untuk proyek ini berpedoman pada beberapa kriteria pemilihan yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan proyek, yaitu: - Lingkungan sekitar yang mendukung fungsi
dan koleksi
museum tembakau deli. - Berada di pusat kota. - Berada di kawasan konservasi - Aksesibilitas yang baik menuju site. - Daerah tujuan wisata (banyak dikunjungi wisatawan asing dan lokal). - Dilengkapi dengan fasilitas umum. - Berada pada lingkungan yang bebas banjir. Dari kriteria-kriteria di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya bangunan ini nantinya akan berada dekat dengan pusat kota, terletak di daerah wisata, kontras tetapi tidak mengganggu keindahan kawasan, tidak merusak wajah Kota Medan, dan sirkulasi keluar-masuk kendaraan ke tapak yang nantinya bebas dari macet (tidak mengganggu arus lalu lintas). Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah ANGGI P SIREGAR 050406046
37
Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi beberapa wilayah, yaitu :
Wilayah Pemba‐ ngunan
Cakupan Wilayah Adm Kecamatan
Pusat Pengem‐ bangan
Kegiatan Utama
WPP A
Kec. Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan
Pusat Pelabuhan, Industri, Pengembangan Terminal, Pergudangan, : Belawan Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi
WPP B
Kec. Medan Deli
Pusat Perumahan, Pengembangan Perdagangan, : Tanjung Mulia Perkebunan
WPP C
WPP D
Kec. Medan timur, Medan Pusat Perjuangan, Medan Area, Pengembangan Medan Denai, Medan : Aksara Amplas Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor
Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen
Pusat Pusat bisnis (CBD), Pusat Pengembangan Pemerintahan,Perumaha : di Inti Kota n, Hutan Kota, Pusat Pendidikan
WPP E
Kec. Medan Barat, Medan Pusat Petisah, Medan Sunggal, Pengembangan Medan Helvetia, Medan : Sei Sikambing Tuntungan, Medan Selayang
Perumahan, Perkantoran, Konservasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota Tabel 1. Pembagian Wilayah
2.5 Studi Banding Proyek Sejenis ANGGI P SIREGAR 050406046
38
2.5.1 China Tobacco Museum Terletak di persimpangan Changyang Road dan Tongbei Road di Distrik Yangpu di Kota Shanghai. Letaknya bersebrangan dengan Pabrik Rokok Shanghai. China Tembakau Museum ,mencuri pandangan setiap orang yang melintas dengan penampilan megahnya. Bangunan ini memiliki panjang 87 meter, lebar 27 meter dan 98 meter. Di bagian tengahnya terdapat sebuah dinding dilapisi dengan granit besar bertekstur pola yang mencerminkan pengembangan dan budaya tembakau di Cina. Di depan museum terdapat lima tiang totem dengan rata-rata ketinggian 30 kaki, diukir dengan pola-pola tradisional Cina, seperti naga, phoenix, singa, crane dan kuda.
Gambar 3. Cina Tobacco Museum
Ada lima lantai di museum, dengan yang pertama ke lantai ketiga sebagai area pameran dan keempat untuk lantai lima sebagai daerah bisnis. Museum ini memiliki tujuh ruang pameran museum, termasuk ruang pembangunan tembakau, industri tembakau, pertanian tembakau, manajemen tembakau, perdagangan tembakau, budaya tembakau, dan ruang merokok merokok dan kontrol. Ada juga ruang dokumen dan kamar pelengkap, seperti ruang kuliah, ruang penyimpanan yang besar, sumber daya informasi database, sistem pemandu wisata, bar tembakau dan rumah teh untuk bersantai.
ANGGI P SIREGAR 050406046
39
Ruang budaya tembakau dirancang dengan rasa yang khas. Peninggalan budaya dan dokumen dengan baik disimpan dan dapat di lihat di bangunan Hakka house milik suku Dai. Museum ini berfokus menampilkan perkembangan sejarah tembakau Cina, bagaimana pengenalan tanaman tembakau dan proses penyebarannya, perdagangan tembakau, peranan kegiatan pertanian tembakau dalam pembangunan di Cina dan pencapaian yang di bidang pertanian dan hingga teknologi serta kerjasama Cina dengan negara aasing . Cina Tembakau Museum adalah museum profesional yang berfokus pada pengumpulan, pameran dan penelitian. Bukan hanya rumah harta karun tembakau Cina, tapi juga kombinasi dari jalan-jalan, pariwisata dan hiburan. Melalui kunjungan ke museum ini akan membantu pengunjung memahami
sepenuhnya
garis
besar
perkembangan
tembakau
Cina.
Pengunjung akan mendapatkan untuk mengetahui situasi penjualan tembakau di pasar domestik dan impor tembakau dan perdagangan ekspor, evolusi sistem manajemen tembakau Cina , sejarah merokok dan pengendalian tembakau. Selain itu, pengunjung akan mendapatkan kesan yang jelas dan intuitif dengan mengagumi pameran semua jenis set merokok dan gambar di museum.
Denah Museum
Gambar 4. Denah lantai 1 dan 2
ANGGI P SIREGAR 050406046
40
Suasana Interior Museum
Gambar 6. Interior Lt. 1 Museum
ANGGI P SIREGAR 050406046
41 Gambar 7. Interior Lt. 2 Museum
ANGGI P SIREGAR 050406046
42
Museum Nasional
Gambar 8. Museum Nasional
Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum). Salah
seorang
pendiri
lembaga
ini,
yaitu
JCM
Radermacher,
menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan
ANGGI P SIREGAR 050406046
43
perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan. Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung "Societeit de Harmonie"). Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan. Jumlah koleksi milik BG terus neningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah HindiaBelanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau "Sekolah Tinggi Hukum" (pernah dipakai untuk markas Kenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868. Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga "Gedung Arca" karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode. Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar "koninklijk" karena jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam ANGGI P SIREGAR 050406046
44
semboyan barunya: "memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya". Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional. Kini Museum Nasional bernaung di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum Nasional mempunyai visi yang mengacu kepada visi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".
Area Publik
Ruang Budaya
Ruang
Gambar 9 dan 10 Interior Ruang Budaya
ANGGI P SIREGAR 050406046
Rumah Adat
45
Gambar 11. Interior Ruang Rumah Adat
Ruang Kerajinan (Ukiran Besi/ Logam)
Gambar 12. Interior Ruang Logam
ANGGI P SIREGAR 050406046
46
Ruang Prasejarah
Gambar 13. Interior Ruang Prasejarah
Ruang Tekstil
Gambar 14. Interior Ruang Tekstil
Ruang Thailand
ANGGI P SIREGAR 050406046
47
Gambar 15. Interior Ruang Kerajianan
Ruang Manusia Dan Lingkungan
Gambar 16. Interior Ruang Manusia dan lingkungan
Ruang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
ANGGI P SIREGAR 050406046
48
Gambar 17. Interior Runag Ilmu Pengetahuan
Ruang Asean
Gambar 18. Interior Ruang Asean
Area Semi Publik Dan Privat
ANGGI P SIREGAR 050406046
49
Ruang Edukasi dan Publikasi
Gambar 19. Interior Ruang Edukasi dan Publikasi
Gambar 20. Interior Ruang Ka.Edukasi dan Publikasi
Ruang Registrasi dan Dokumentasi
Ruang
Gambar 21. Interior Ruang Registrasi dan Dokumentasi
ANGGI P SIREGAR 050406046
Kuratorial
50
Gambar 22. Interior Ruang Kuratorial
Gambar 23. Interior Ruang Kuratorial
Gambar 24. Interior Ruang Ka.Kuratorial
Ruang Konservasi dan Preparasi
Gambar 25. Interior Ruang Konservasi
ANGGI P SIREGAR 050406046
51
Gambar 26. Mesin Penghisap Debu
Gambar 27. Interior Lab.Konservasi
Gambar 28. Interior Lab.Konservasi
ANGGI P SIREGAR 050406046
52