BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1
Terminologi Judul Judul proyek ini adalah “Belawan International Passenger Terminal“. Secara
terminologi, judul ini dapat dijabarkan sebagai berikut : •
Pengertian Belawan
: merupakan nama pelabuhan yang merupakan salah satu pelabuhan cabang PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I di kota Medan, SUMUT.
•
Pengertian International
: Internasional ; antar bangsa
•
Pengertian Passenger
: Penumpang Orang yang menumpang atau orang yang naik kapal, kereta dan sebagainya.
•
Pengertian Terminal
: Perhentian bus, kereta, dsb.) ; penghabisan ; stasiun ; titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem ; merupakan komponen fungsional utama dari sistem, sering juga merupakan prasarana yang perlu biaya besar dan titik dimana kongesti (kemacetan) mungkin terjadi.
1
Jadi, berdasarkan jabaran terminologi pengertian di atas, maka “Belawan International Passenger Terminal“ dapat diartikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang berfungsi untuk mewadahi dan melayani kebutuhan penumpang yang menggunakan jasa angkutan laut dalam skala internasional. Terminal Penumpang merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh sebuah pelabuhan selain fasilitas-fasilitas lainnya. Terminal penumpang hampir sama seperti terminal barang, hanya saja pada terminal penumpang tidak terdapat gudang-gudang berkapasitas besar, karena yang utama dalam terminal penumpang adalah pergerakan manusia atau penumpangnya, sehingga membutuhkan fasilitas-fasilitas seperti ruang tunggu, ruang penerima, dll. Sebagai salah satu fasilitas yang terdapat di dalam pelabuhan, maka pembahasan akan terminal penumpang tidak lepas dari pembahasan akan pelabuhan.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.2
Tinjauan Umum Tinjauan umum membahas tentang pelabuhan dan unsur-unsur di dalamnya,
termasuk terminal penumpang secar umum. 2.2.1
Pelabuhan
Pengertian Pelabuhan Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik dan turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antara moda transportasi. 2 Sedangkan pelabuhan menurut Bambang Triadmodjo adalah Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapannya.
3
Menurut Wiwoho Sedjono, SH, pelabuhan adalah tempat yang dengan peraturan pemerintah ditunjuk sebagai demikian di Indonesia yang dapat dikunjungi oleh kapalkapal laut.
4
Maka yang dimaksud dengan pelabuhan adalah daerah atau tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kenderaan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Pelabuhan merupakan salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum, pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindung dari badai, ombak, dan arus, sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar, membuang sauh (jangkar), sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan dengan aman. Guna memenuhi sasaran dan fungsinya tersebut, sebuah pelabuhan dilengkapi dengan beberapa fasilitas diantaranya; dermaga (piers of wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi, dan sebagainya. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan UU Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Rezim pengaturan yang baru,
2
PP RI No. 70 Tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 2
3
Bambang Triadmdjo, Pelabuhan, beta offset, 1996, hal 13
4
Wiwoho Soedjono, SH, Sarana-sarana penunjang angkatan laut, PT Bina Aksara
Universitas Sumatera Utara
di bawah payung UU Pelayaran tahun 2008, tidak akan dilaksanakan sepenuhnya hingga tahun 2011. Sistem pelabuhan Indonesia disusun menjadi sebuah sistem hierarkis yang terdiri atas sekitar 1700 pelabuhan. Terdapat 111 pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan ‘strategis’ utama, yang dianggap sebagai pelabuhan komersial dan dikelola oleh empat BUMN, Perum Pelabuhan Indonesia I, II, III and IV dengan cakupan geografis sebagaimana diuraikan dalam tabel 1 di bawah ini. Selain itu, terdapat juga 614 pelabuhan diantaranya berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau pelabuhan non-komersial yang cenderung tidak menguntungkan dan hanya sedikit bernilai strategis. Di samping itu, terdapat pula sekitas 1000 “pelabuhan khusus’ atau pelabuhan swasta yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja (baik swasta maupun milik negara) dalam sejumlah industri meliputi pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dsb. Beberapa dari pelabuhan tersebut memiliki fasilitas yang hanya sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas (mis. Bahan kimia) dan memiliki kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga. Namun demikian, pelabuhan yang lain memiliki fasilitas yang sesuai untuk beragam komoditas, termasuk, dalam beberapa hal, kargo peti kemas. Saat ini, Pelindo menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan serta otoritas pengaturam terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta. Pada hampir semua pelabuhan utama, Pelindo bertindak baik sebagai operator maupun otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan layanan pelabuhan utama sebagaimana tercantum di bawah ini: •
Perairan pelabuhan (termasuk urukan saluran dan basin) untuk pergerakan lalu lintas kapal, penjangkaran, dan penambatan.
•
Pelayaran dan penarikan kapal (kapal tunda).
•
Fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat, pengurusan hewan, gudang, dan lapangan penumpukan peti kemas; terminal konvensional, peti kemas dan curah; terminal penumpang.
•
Listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, dan layanan telepon untuk kapal.
•
Ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri.
•
Pusat pelatihan dan medis pelabuhan.
Universitas Sumatera Utara
Peran Pelabuhan Peran penting pelabuhan dalam sistem transportasi nasional : •
Titik perubahan moda transportasi, dari darat ke laut, dan sebaliknya
•
Pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara
•
Tempat penampungan, penyimpanan, dan distribusi barang
Fungsi Pelabuhan Adapun fungsi pelabuhan yaitu : •
Interface Pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk memindahkan barang dari kapal ke darat dan sebaliknya.
•
Link Pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem transportasi.
•
Gateways Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bagi suatu daerah atau negara.
Klasifikasi Pelabuhan Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengkalsifikasian, yaitu: 1. Klasifikasi dari segi teknis
Pelabuhan alam Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk).
Pelabuhan Buatan Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut.
2. Pengklasifikasian dari segi pelayanan jasa
Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya.
Pelabuhan Otonom Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Pelabuhan yang tak diusahakan Merupakan pelabuhan untuk pelayaran rakyat seperti daerah penangkapan ikan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan
Pelabuhan Laut Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri
Pelabuhan Pantai Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri.
4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya
Pelabuhan Utama Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar.
Pelabuhan Caban (feeder) Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapalkapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri
Pelabuhan Ferry Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas cargo tradisional.
5
Perusahaan Pelabuhan di Indonesia Terdapat empat perusahaan yang menaungi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, yaitu : 1. PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I / PELINDO I Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau, yaitu :
Pelabuhan Lhokseumawe
Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Pekan Baru
Pelabuhan Dumai
Pelabuhan Tanjung Pinang
2. PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia II / PELINDO II Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Jakarta, yaitu : Pelabuhan Tanjung Priok Pelabuhan Palembang Pelabuhan Teluk Bayur Peabuhan Pontianak Pelabuhan Cirebon Pelabuhan Jambi 5
Kramadibrata, Soedjono, Perencanaan Pelabuhan, Ganeca Exact, Bandung. 1985
Universitas Sumatera Utara
Pelabuhan Bengkulu Pelabuhan Banten Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Pangkal Balam Pelabuhan Tanjung Pandan
3. PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia II / PELINDO III Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, yaitu :
Pelabuhan Tanjung Perak
Pelabuhan Tanjung Emas
Pelabuhan Banjarmasin
Pelabuhan Benoa
Pelabuhan Tenau / Kupang
4. PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia IV / PELINDO IV Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua, yaitu :
Pelabuhan Makassar
Pelabuhan Balikpapan
Pelabuhan Samarinda
Pelabuhan Bitung
Pelabuhan Ambon
Pelabuhan Sorong
Pelabuhan Biak
Pelabuhan Jayapura
Jadi, Pelabuhan Belawan, dimana proyek Terminal ini akan dibangun berada di bawah naungan PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I / PELINDO I. Fasilitas Pelabuhan Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu :6 1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :
6
Perairan tempat labuh
Kolam labuh
Alih muat antar kapal
PP RI No. 70 tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 10
Universitas Sumatera Utara
Dermaga
Terminal penumpang
Pergudangan
Lapangan penumpukan
Terminal peti kemas
Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
Fasilitas bunker
Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi
Jaringan jalan dan rek kereta api
Fasilitas pemadam kebakaran
Tempat tunggu kenderaan bermotor
2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi
Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan
Sarana umum
Tempat penampungan limbah
Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi
Fasilitas perhotelan dan restoran
Areal pengembangan pelabuhan
Kawasan perdagangan
Kawasan industri
Karakter Pelayanan Karakter pelayanan fasilitas pelabuhan ada dua, yaitu: •
Jasa – komersial Sebagai fasilitas umum yang mewadahi kepentingan penumpang untuk berangkat dan datang dengan fasilitas pendukungnya.
•
Informatif Tempat wisatawan memperoleh informasi tentang daerah wisata sehingga dapat meningkatkan minat berwisata, tempat pencatatan data statistik tentang arus penumpang, barang, dan kapal yang berkunjung di pelabuhan.
Universitas Sumatera Utara
Pertimbangan Pelabuhan Untuk mencapai hasil maksimal, maka baik perencanaan, perancangan, pengusahaan, maupun pembangunan pelabuhan harus melalui pertimbanganpertimbangan dari berbagai segi, yaitu segi sosial, politis, teknis, manajemen, finansial, dan operasional. Penilaian masalah-masalah tersebut biasanya dicakup dalam suatu studi kelayakan (feasibility study). Berikut ini merupakan uraian dari pertimbangan-pertimbangan diatas :
Pertimbangan sosial Meliputi pertimbangan bakal timbul atau tidaknya dampak sosial dalam masyarakat daerah tersebut sebagai akibat dibangunnya suatu pelabuhan
Pertimbangan Politis Meliputi penilaian kegunaan politis terhadap pengembangan daerah yang dimaksud.
Pertimbangan Teknis Meliputi beberapa aspek pertimbangan dibawah ini: Pemilihan letak ditinjau terhadap gangguan alam (ekologi) Teknik konstruksi (mekanika tanah, pondasi, mekanika teknik, beton/baja/kayu, teknik lalu-lintas) Proses pelaksanaan pada saat pembangunan (Network Planning) Perkiraan biaya Ukuran perkiraan dan jenis kapal yang akan ditampung oleh pelabuhan
Pertimbangan Manajemen Pengelolaan perusahaan meliputi prosedur operasional, administrasi personil material, dan keuangan
Pertimbangan Finansial Penentuan apakah pengusahaan pelabuhan itu dapat memenuhi syarat-syarat keuangan, yaitu mengembalikan modal investasi (return on capital invested) dan dapatkah membantu investasi tambahan dari pendapatan yang diterima (cash flow and balance sheets)
Pertimbangan Penilaian Ekonomis Mengukur
biaya
terhadap
keuntungan
pengembangan
ekonomi
secara
keseluruhan
Pertimbangan Operasional Meliputi pertimbangan terhadap penggunaan fasilitas-fasilitas pelabuhan sehingga kelancaran arus barang, lalu lintas kapal, dan lain sebagainya dapat berimbang terhadap ukuran hasil kerja yang disyaratkan
Universitas Sumatera Utara
2.2.2
Terminal Penumpang Kapal Laut
Pengertian Terminal Penumpang Kapal Laut Terminal adalah titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem merupakan komponen penting dalam sistem transportasi. 7 Terminal menurut Robert haronjeff adalah daerah utama yang mempertemukan dua sistem transportasi.
8
Bila diartikan secara terminologinya, Terminal Penumpang Kapal Laut adalah sebagai berikut : Terminal
9
:Tempat
alat-alat
pengangkutan
dapat
berhenti
dan
memuat/bongkar barang. Suatu titik singgung/lintasan dari sub sistem transportasi lain Penumpang
:Sebagai subyek (manusia) yang menggunakan jasa sarana angkutan untuk melakukan perjalanan
Kapal Laut
:Sebagai sarana angkutan umum dimana melayari lautan maupun sungai yang menghubungkan antara pelabuhan satu dengan pelabuhan lain.
Untuk penumpang itu sendiri memiliki pengertian yang lain, yaitu semua penumpang yang diangkut di atas kapal selain daripada nakhoda, awak kapal dan pemilik kapal. Begitu juga denga kapal laut yang memiliki pengertian yang lain, yaitu setiap alat penyebrangan yang dipergunakan untuk berlayar di laut. Maka penegrtian “Terminal Penumpang Kapal Laut” adalah suatu wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari satu sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristiknya. Dengan kata lain, dari sarana angkutan laut (kapal penumpang) ke sarana angkutan darat (taxi, bus, kenderaan pribadi dan sebagainya), atau sebaliknya. Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang kapal laut adalah sebagai komponen sub sistem pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut.
7
Morlok, Edward K, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta 1991,
hal 269 8
Haronjeff, Robert, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Erlangga, Jakarta, 1993,
hal 1 9
Ensiklopedia Indonesia, Buku 5 dan 6
Universitas Sumatera Utara
Terminal Penumpang Kapal Laut sebagai Sub System Pelabuhan 1. Lokasi dan kedudukan Lokasi terminal penumpang kapal laut selalu berada dalam wilayah perairan pelabuhan laut. Kedudukan yang dimaksud adalah sebagai pendaerahan terminal penumpang terhadap terminal barang pada umumnya lebih dominan tingkat kepentingan dan kuantitas kegiatannya di pelabuhan 2. Pengelolaan Wewenang langsung terhadap terminal kapal laut berada pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) 3. Aksesbilitas Pencapaian terminal penumpang kapal laut yang terletak dalam area pelabuhan yang merupakan area terbuka menyebabkan beberapa pelabuhan terjadi akses langsung perpindahan moda angkutan lain, seperti angkutan darat. Komponen Terminal Penumpang Kapal Laut Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari : 1. Area Dermaga Dermaga
adalah
suatu
bangunan
yang
digunakan
untuk
merapat
dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu :
Memanjang
: dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship).
Wharf
: dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship.
Pier
: antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.
Universitas Sumatera Utara
2. Area Pelayanan Umum Area pelayanan umum mencakup antara lain :
Bangunan terminal
Area parkir kenderaan penumpang
3. Dimensi Dermarga
Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang bersandar dan bertambat.
Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter.
Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya.
4. Fasilitas Dermaga Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan baker kapal, dan lain-lain. 5. Bangunan Terminal Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi :
Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.
Pelayanan informasi dan penjualan tiket.
Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan.
Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang.
6. Area Parkir Kenderaan Penumpang Aktifitas dan Sirkulasi Aktifitas yang terjadi di dalam terminal terutama dipengaruhi oleh : 1. Manusia Manusia dalam hal ini adalah : Penumpang Penumpang dibagi dalam penumpang domestik dan turis yang melakukan kegiatan embarkasi yaitu berangkat dari terminla penumpang dan debarkasi yaitu kedatangan atau menuju ke terminal penumpang. Pengantar dan penjemput
Universitas Sumatera Utara
Pengelola terminal Meliputi :
Karyawan terminal, yaitu yang bertanggung jawab langsung tentang keadaan terminal baik operasional maupun administrasi.
Karyawan perusahaan pelayanan, yaitu yang melakukan kegiatan operasional di dalam terminal penumpang, yaitu penjualan karcis dan pembagasian.
Karyawan dari pemerintah, yaitu dalam divisi kesehatan, bea cukai, hukum (imigrasi dan emigrasi). 2. Barang bawaan Meliputi : Barang yang biasa dibawa Barang over bagasi Barang muatan bukan kargo, yaitu barang bawaan yang langsung dimasukkan bagasi, seperti barang pindahan, barang elektronik berukuran besar, dan barang dagangan jumlah banyak.
Sirkulasi yang utama dari terminal penumpang adalah sirkulasi penumpang dan barang bagasi yang akan berangkat maupun turun (mencakup domestik maupun luar negeri). Sirkulasi penumpang dan barang bagasi menuju dan dari dapat diuraikan sebagai berikut : Sistem perpindahan penumpang Pada dasarnya terdapat 3 alternatif, yaitu:
Berjakan kaki Efisien bila jarak kapal dengan terminal dekat, tetapi rentan terhadap cuaca.
Dengan kenderaan darat Efisien bila jarak kapal dengan terminal jauh.
Dengan jembatan Efisien karena dapat digunakannya area bawah dengan atas secara bersamaan.
Sistem perpindahan bagasi
Cart Bagasi diangkut dengan kereta dan kemudian dipindahkan dengan tangan ke lokasi pengambilan.
Universitas Sumatera Utara
Conventer Perpindahan bagasi dengan ban berjalan. Adapun jenis converter adalah : o
Carousal conveyor Bagian yang datang melalui conveyor baik dari lantai bawah maupun atas selanjutnya diterima oleh conveyor yang berputar terus.
o
Race track Jika pada carousal bentuk conveyor penerima bundar, maka sistem ini dibentuk conveyor adalah horizontal.
o
Amoeba conveyor Proses perpindahan bagasi melalui conveyor yang berputar secara tetap dengan melalui pada dinding. Ruang pengambilan dan ruang pengumpulan bagasi terpisah.
Fasilitas Fasilitas yang terdapat di terminal penumpang secara pokok dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal
Daerah kedatangan atau keberangkatan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
Fasilitas parkir untuk mobil, sepeda motor (roda 2), dan pejalan kaki.
Fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, misal halte dan taxi area
Loket penjualan tiket dan cek bagasi
Loket kesehatan (karantina)
Loket persyaratan hukum (emigrasi dan imigrasi)
Fasilitas pengambilan bagasi
Ruang untuk pergerakan penumpang
Ruang tunggu dan istirahat
Fasilitas penunjang pelayanan, seperti telepon umum dan restoran.
Fasilitas informasi jadwal dan rute perjalanan
Fasilitas untuk pengantar dan penjemput
Fasilitas penumpang keberangkatan seperti fasilitas penghubung (mobil, ban berjalan).
Universitas Sumatera Utara
2. Fasilitas pengelola terminal
Kantor untuk personil pengelola
Kantor untuk personil imigrasi dan bea cukai
Kantor untuk personil kesehatan dan karantina
Kantor untuk personil keamanan.
2.2.3
Jenis-jenis Kapal Laut
Terdapat tiga jenis kapal yang mempunyai wilayah kerja di pelabuhan, yaitu : 1. Kapal Barang/Kargo Secara garis besar terdiri dari dua sistem, yaitu : •
Sistem Lo/Lo (Lift On/Lift Off) Bongkar muat dari kapal ke dermaga dan sebaliknya menggunakan sistem bongkar muat vertikal, kapal barang yang menggunakan sistem Lo/Lo ini diantaranya : Kapal konvensional Kapal Peti Kemas (Container Ship) Kapal LASH (Lighter Aboard Ship)
•
Sistem Ro/Ro ( Roll On/Roll Off) Bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya menggunakan sistem bongkar muat horizontal, kapal barang yang menggunakan sistem Ro/Ro ini diantaranya : Kapal barang jarak dekat (Short Distance Vessel) Kapal barang jarak menengah (Intermediate Distance Vessel) Kapal barang jarak jauh (Long Distance Vessel)
2. Kapal Penumpang Kapal penumpang yang mempunyai wilayah kerja di pelabuhan diantaranya adalah: •
Kapal Ferry merupakan kapal penumpang berkapasitas kecil sampai sedang, biasanya melayani rute pelayaran yang dekat seperti penyebrangan selat atau danau, dan ada juga yang dapat menampung kendaraan. Contoh: Kapal Ferry Bahagia Ekspress, Kapal Ferry Tao Toba, dll.
Universitas Sumatera Utara
•
Kapal Motor (KM), merupakan kapal penumpang berkapasitas sedang. Biasanya melayani penyebrangan jarak ajuh antar pulau. Karena menempuh jarak yang cukup jauh dan memakan waktu berhari-hari, maka di KM tersedia fasilitas-fasilitas pendukung, seperti kamar tidur, restoran, retail, dll. Contoh: KM Kelud, KM Sinabung, dll
•
Kapal Pesiar (Cruise) Kapal pesiar merupakan jenis kapal penumpang mewah, memiliki kapasitas penumpang yang beraneka ragam, mulai dari kapasitas 1000-3000 orang. Selain sebagai sarana transportasi, ada kapal pesiar yang digunakan sebagai sarana wisata karena fasilitas yang disediakan sangat lengkap. Namun, terminal penumpang di Pelabuhan Belawan saat ini tidak dapat menjadi tempat berlabuh kapal pesiar karena beberapa faktor diantaranya dangkalnya kolam pelabuhan di Belawan.
3. Kapal Kerja Kapal kerja dengan wilayah kerja di pelabuhan diantaranya : Kapal Keruk (Dredger) Kapal Tunda (Tug Boat) Kapal Dorong (Pusher Boat) Kapal Suplai (Supply Vessel) Kapal Bantu Penyelamat (Salvage Vessel) Kapal Keran Apung (Floating Crane Boat) Kapal Pemancang Tiang Apung (Floating Piling Boat)
Universitas Sumatera Utara
2.3
Tinjauan Khusus
2.3.1
Deskripsi Proyek
Judul
: Belawan International Passenger Terminal
Pemilik Proyek
: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I)
Sumber Dana
: Asian Development Bank (ADB), Pelindo I, dan Departemen Dinas Perhubungan
Sifat Proyek
: Nyata
Lokasi
: Terminal penumpang pelabuhan Belawan Lama, Kelurahan Belawan bahagia, Medan, Sumatera Utara
Proyek Terminal Penumpang Terpadu Belawan merupakan salah satu solusi dalam penyediaan sarana dan prasarana transportasi di kota Medan terutama transportasi laut. Terminal ini merupakan satu wadah pemindahan moda transportasi, yaitu transportasi darat berpindah ke transportasi laut, dan sebaliknya dari laut ke darat. Untuk mempermudah pemindahan moda ini, maka harus disediakan sarana transportasi yang efektif dan efisien, salah satu caranya dengan penggabungan antara Terminal penumpang dengan stasiun KA yang terdapat d sekitar terminal. Dimana terminal laut merupakan terminal bagi penumpang yang akan naik atau turun dari kapal laut, sedangkan stasiun kereta api bagi penumpang yang akan naik atau turun dari kereta api. 2.3.2
Pelabuhan Belawan
Sekilas tentang pelabuhan Belawan Pelabuhan Belawan terletak di Kota Medan bagian Utara, tepatnya di muara Sungai Deli dan Sungai Belawan. Posisinya sangat strategis di Selat Malaka, salah satu selat tersibuk di dunia. Dengan letak yang strategis di Selat Malaka, Pelabuhan Belawan menjadi spot penting arus lalu lintas perdagangan tingkat regional maupun dunia. Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan tersibuk di luar Pulau Jawa. Pelabuhan Belawan sebagai Pelabuhan Utama di lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I merupakan pintu gerbang perekonomian di Pulau Sumatera Bagian Utara dan juga merupakan pelabuhan eksport komoditi agroindustri terbesar di Indonesia, seperti : kelapa sawit, karet, coklat, kopi, tembakau dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Pelabuhan Belawan terletak 26 Km dari pusat kota Medan tepatnya pada posisi 03º 47’ 00” LU dan 98” 42” BT dimana Pelabuhan Belawan memiliki daerah hinterland tidak hanya di wilayah Sumatera Utara tetapi juga daerah lain disekitar Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Gambar 2.1 Lokasi Pelabuhan Belawan Sumber : Google Earth, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah Kotamadya Medan yang terletak + 27 KM dari Pusat Kota, dimana juga terletak di Muara Sungai Belawan sepanjang pantainya labil dan berlumpur. Pengendapannya / sedimentasi rata-rata 3 Cm / hari dipengaruhi oleh Sungai Belawan dan Sungai Deli. Kecepatan arus juga dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah dengan keberadaan Selat Malaka. Faktor musim juga mempengaruhi arah arus demikian juga kecepatannya. Dimana kecepatan arus pada saat tertinggi yaitu mencapai 3 Knot dan terendah 0.2 Knot. Untuk pasang Surut dengan air tertinggi : 3,30 MLWS, air tinggi: 2,40 MLWS, air terendah: 0,50 MLWS, waktu tolak GMT + 07” dan sifat pasut : Harian ganda beraturan. Pelabuhan Belawan yang merupakan Terminal Multy Purpose dalam upaya meningkatkan pelayanan bongkar muat break bulk yang dilakukan terus menerus disamping itu telah dilengkapi pula dengan fasilitas special handling seperti Sistem pemompaan CPO (Crude Palm Oil) melalui pipa terpadu yang berkapasitas 200 - 250 ton/jam/unit loading point dan Terminal curah kering dengan kapasitas 400 - 500 ton/jam/conveyor. Dan di pelabuhan ini tersedia fasilitas penumpukan seperti gudang dan tangki timbun yang cukup untuk menampung lalulintas barang hasil perkebunan dan pertanian yang dominan di pelabuhan ini. Sejarah singkat pelabuhan Belawan Pelabuhan Belawan dibuka pada tahun 1890, pada mulanya pelabuhan ini dibuka untuk mengirimkan daun tembakau dari Tanah Deli
ke Belanda. Pelabuhan ini
diperluas pada tahun 1907 untuk kebutuhan para pedagang pribumi dan Cina. Perkembangan ini mengikuti perkembangan bisnis karet dan kelapa sawit di Sumatera Utara. Pada tahun 1920an, beberapa fasilitas dermaga besar didirikan. Dan pada tahun 1938, pelabuhan Belawan dinobatkan sebagai pelabuhan terbesar di Hindia Belanda. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, jumlah pengiriman kargo melalui pelabuhan ini menurun drastis dan tidak pernah mencapai nilai pengiriman kargo semasa penjajahan. Baru pada tahun 1960an pengiriman kargo kembali dapat mengimbangi nilai pada masa sebelum kemerdekaan. Pembangunan terminal kontainer besar-besaran dilakukan pada tahun 1985, pengiriman kontainer melalui terminal ini langsung mencapai seperlima dari total pengiriman kontainer nasional. Beberapa komoditi ekspor utama yaitu karet, kelapa sawit, teh,dan kopi.
Universitas Sumatera Utara
Sejarah Pelabuhan Belawan tidak dapat dipisahkan dari Bandar Labuhan Deli. Karena Labuhan Deli dulunya merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatera Timur. Bandar Labuhan Deli terletak di tepi Sungai Deli. Di sebelah Utara mengalir Sungai Belawan. Konon kawasan Labuhan Deli berdiri di abad ke VII Masehi. Hal ini ditandai dengan penemuan arkeologi berupa uang logam di Labuhan Deli yang bertarikh 800 Masehi. Ternyata sejak abad ke-VII Masehi, kawasan Labuhan Deli merupakan pusat perdagangan para pedagang dari Cina dan India. Malah pada jaman purba, Labuhan Deli yang terletak di Pantai timur Sumatera sudah dihuni manusia. Fakta sejarah menyebutkanmereka datang dari Cina dan India. Sejak lama kedua bangsa ini telah melakukan hubungan dagang. Pada awalnya hubungan dagang antara Cina dan India dilakukan dengan jalan darat yang dikenal dengan “Jalan Sumatera” atau “Silk Road”. Karena pertimbangan aspek keamanan perhubunan perdagangan dilakukan lewat laut. Akibat perubahan ini Selat Malaka semakin ramai. Hal ini berdampak pada kian sibuknya pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Timur Sumatera. Ketika itu Labuhan Deli sudah merupakan pelabuhan besar dan menjadi pusat perdagangan. Pernah ditemukan patung Buddha Siwa, dan uang syiling zaman Tang dan Song. Berdasarkan penemuan arkeologi ini labuhan Deli pernah menjadi pusat perdagangan antar bangsa. Menurut sejarah, Labuhan Deli adalah bekas Kota Cina, ibukota Kerajaan Haru yang dihancurkan Kerajaan Majapahit pada abad ke 14. Ketika itu Kerajaan Majapahit dipimpin Tribuwana Tunggal Dewi setelah Raja Jayanegara meninggal dunia. Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada mampu menggagalkan pemberontakan Sadeng. Karena jasanya itu Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubumi Majapahit menggantikan Arya Tadah. Saat upacara pelantikan sebagai Patih Amangkubumi, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang dikenal dengan Sumpah Palapa (Tan Amukti Palapa) bahwa Gajah Mada tidak akan hidup mewah sebelum Nusantara berhasil disatukan di bawah panji Kerajaan Majapahit. Pada masa Gajah Mada, Kerajaan Majapahit ekspansi ke Labuhan Deli. Semula nama Labuhan yang berada di tepi Sungai Deli adalah Deli. Namun karena berfungsi sebagai pelabuhan, maka disebut Labuhan Deli. Konon nama labuhan Deli dibuat oleh John Anderson, utusan Gubernur Jenderal Inggris dari Pulau Pinang yang mengunjungi beberapa negeri di Pantai Timur Sumatera pada tahun 1823. Sejak abad ke-18 bangsa Inggris bersaing dengan VOC (Belanda) berdagang di
Universitas Sumatera Utara
bumi Indonesia. Namun pada tahun 1816, bangsa Inggris angkat kaki dari bumi Indonesia. Pada aman kolonial Belanda, kawasan Timur Sumatera menarik perhatian pemerintah Belanda, yang kemudian membuka perkebunan tembakau, getah, kopi, dan lada. Karena komoditas ini menjadi primadona dalam perdagangan ketika itu. Kondisi ini berdampak pada Labuhan Deli yang menjadi teropong dan dinilai sangat penting sebagai salah satu pusat pemerintahan dan juga pusat perdagangan di kawasan Pantai Timur Sumatera. Sejarah mencatat, rumah Kontrolir Belanda yang pertama Cats Baron de Roet, didirikan di Labuhan Deli pada tahun 1866. Dengan demikian Labuhan Deli sudah terkenal sejak 150 tahun yang silam sebagai pusat perdagangan dunia. Labuhan Deli adalah sebuah bandar yang sangat ramai, kendati sebelumnya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli pada awal abad ke-19. Disamping ituLabuhan Deli juga menjadi pusat perdagangan. Namun pada tahun 1876, pusat pemerintahan Kerajaan Deli dipindahkan ke Medan karena sejak 1876 hak cukai pelabuhan telah diserahkan kepada Belanda dengan pembyaran ganti rugi. Pada tahun 1915 pelabuhan Labuhan Deli dipindahkan ke Belawan yang terletak di tepi sungai Belawan. Hal ini disebabkan karena Sungai Deli kian dangkal sehingga menghambat kapal masuk alur Sungai Deli menuju Pelabuhan Deli. Lokasi pelabuhan adalahBelawan Lama yang masih berfungsi sebagai terminal general cargo dan sebagian menjadi pangkalan Angkatan Laut. Setelah kemerdekaan, Belanda membangun dermaga Belawan Lama hingga mencapai panjang 602 meter dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan lama dipergunakan untuk sandar beberapa jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal penumpang. Data teknis pelabuhan Belawan Dermaga Untuk mendukung keragaman aktivitasnya, pada Pelabuhan Belawan disediakan lima dermaga sandar kapal dengan peruntukan dan fungsinya masing-masing. •
Dermaga Terminal Peti Kemas Belawan (Gabion) Dermaga Terminal Peti Kemas Belawan khusus melayani bongkar muat peti kemas (Container). Terminal ini merupakan badan usaha sendiri yang terpisah dengan Pelabuhan Belawan namun tetap berada di area kerja Pelabuhan Belawan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Lokasi terminal peti kemas Belawan (Gabion) Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Data-data lokasi :
•
-
Panjang Dermaga
: 500 meter
-
Lebar Dermaga
: 31,25 meter
-
Kedalaman kolam
: 11 meter
-
Peruntukan
: Bongkar muat peti kemas (Container)
Dermaga IKD (Industri Kimia Dasar) Dermaga IKD berhadapan dengan Dermaga Citra. Pada Dermaga IKD terdapat dua dermaga dengan panjang masing-masing 150 meter.
Gambar 2.3 Lokasi dermaga IKD (Industri Kimia Dasar) Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Universitas Sumatera Utara
Data-data Lokasi :
•
-
Panjang Dermaga
: 2 x 150 meter
-
Lebar Derrmaga
: 14 meter
-
Kedalaman kolam
: 7 meter
-
Peruntukan
: Muatan barang-barang kimia dan semen curah
Dermaga Citra Dermaga Citra terletak di sebelah timur Pelabuhan Belawan, serta melayani kapal dan bongkar muat barang antar pulau.
Gambar 2.4 Lokasi dermaga citra Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Data-data Lokasi :
•
-
Panjang Dermaga
: 625 meter
-
Lebar Dermaga
: 14 meter
-
Kedalaman kolam
: 7 meter
-
Peruntukan
: Kapal dan muat barang antar pulau
Dermaga Ujung Baru Dermaga Ujung Baru adalah dermaga multi purpose dan melayani kapal samudera yang angkut muatan ekspor dan impor, seperti muatan curah cair, curah kering, serta general cargo.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Lokasi dermaga Ujung Baru Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Data Lokasi :
•
-
Panjang Dermaga
: 1.669,75 meter
-
Lebar Dermaga
: 14,2 meter
-
Kedalaman Kolam
: 9,5 meter
-
Peruntukan
: muatan curah cair, kering, general cargo
Dermaga Belawan Lama Dermaga Belawan Lama merupakan dermaga pertama di Pelabuhan Belawan, mulai berfungsi pada tahun 1915. Dermaga Belawan Lama berada di tepi Sungai Belawan di sebelah Selatan Pangkalan TNI Angkatan Laut
Gambar 2.6 Lokasi dermaga Belawan Lama Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Universitas Sumatera Utara
Data Lokasi : -
Panjang Dermaga
: 675 meter
-
Lebar Dermaga
: 30 meter
-
Kedalaman kolam
: 5-7 meter
-
Peruntukan
: Bongkar muat hasil pertanian
Hidrogafi Pelabuhan Belawan berada dimuara sungai Belawan dan Sungai Deli. Sepanjang pantai tanahnya labil dan berlumpur yang menyebabkan pengendapan/sedimentasi yang rata rata mencapai 3 Cm sehari. Memiliki alur pelayaran sepanjang ± 14 Km dengan lebar Kolam pelabuhan seluas ± 60 m dan dengan kedalaman 9.50 LWS. Kolam pelabuhan seluas ± 5.317.500m2 (termasuk alur pelayaran) dengan 6 – 10 m LWS cukup memadai untuk menampung kapal kapal berbobot besar maupun kecil. Tabel 2.1 : Kondisi kedalaman Alur dan Kolam posisi Januari Lokasi
Rata2 Kedalaman Jan 07 (m lws)
Alur Pelayaran
9.2 - 11.6
Kolam Pelabuhan Derm. Container Gabion - Internasional
8.9 - 11.1
- Antar Pulau
5.4 - 8.9
IKD-1
0.5 - 5.1
IKD-2
0.8 - 4.5
SAI
4.4 - 6.5
Citra (2001 - 203)
3.0 - 6.7
Alur Citra
3.0 - 7.8
101 - 104 - 101 - 102
4.0 - 7.1
- 103 - 104
7.1 - 11.6
105 - 106
5.5 - 9.8
107 - 114
9.8 - 10.0
Belawan Lama - 001 - 002
1.2 - 6.9
Universitas Sumatera Utara
- 003 - 008
6.9 - 8.0
Dermaga Ferry
5.1 - 8.5
Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Pasang Surut •
Air tinggi tertinggi (HHWS) 3.30 m LWS
•
Air Tertinggi (MHWS) 2.40 m LWS
•
Duduk Tengah (MWLS) 1.50 m LWS
•
Air Terendah (MLWS) 0.50 m LWS
•
Chart Datum (LIWS) 0.00 m LWS
•
Air rendah terendah (LIWS) 1.80 m LWS
•
Muka surutan (Zo) 1.50 m LWS
•
Waktu Tolok GMT + 07.00
•
Sifat Pasut Harian ganda beraturan.Tunggang air rata rata pada pasang purnama adalah 195 cm dan saat pasang mati 56 cm. Besarnya perbedaan pasang surut bervariasi antara 1,1 - 2,7m. pada saat pasang mati kadang tidak berarus dan saat pasang berhenti kadang arus keluar masuk ± 2 mil/jam.
Gelombang Laut Pada daerah kawasan pelabuhan Belawan dan sekitarnya kecepatan angina maksimum mencapai 4,3 m/detik hal ini akan menimbulkan gelombang 0,6 m dan umumnya terjadi pada sore hari. Angin •
Pada bulan Desember, Januari dan Februari arah angin BL/U/TL kecepatan 04 – 8 knot dan yang paling dominant TL/16 knot gelombang 0,8 – 1,0 m suhu 26,1” C kelembaban nisbi 81% - 80%.
•
Pada bulan Maret, April dan Mei arah angina TL/BD/BL kecepatan 04 – 07 knot yang paling dominant BL/12 knot gelombang 0,5 – 1,0 m, suhu 26ºC – 28,0º C, kelembaban nisbi 79% - 80%.
•
Pada bulan Juni,Juli dan Agustus arah angin TL/BD/BL kecepatan 04 – 07 knot yang paling dominant BL/12 knot gelombang 0,5 – 1,0 m, suhu 26ºC – 28,0º C, kelembaban nisbi 82% - 85%.
•
Pada bulan September, Oktober dan Nopember arah angin B/BL/TL kecepatan 04 – 07 knot yang paling dominant BD/22 knot gelombang 0,5 – 1,0 m, suhu 25,4ºC – 6,0º C, kelembaban nisbi 82% - 85%.
Universitas Sumatera Utara
Cuaca Curah hujan rata-rata bulanan umumnya lebih dari 100 mm. Menurut hasil pemantauan stasiun Klimatologi Belawan, curah hujan minimum terjadi pada bulan Februari 76 mm, sedangkan bulan September merupakan bulan terbasah dengan curah hujan rata-ratanya 240 mm, pengaruhnya berdampak langsung pada debit air kedua sungai dimana debit air tertinggi berada diantara bulan September s/d Desember dan terendah ditemui pada bulan Januari s/d April. Penglihatan Jarak penglihatan mendatar di kawasan perairan ini cukup baik, kecuali antara bulan September s/d Oktober karena sering muncul kabut akibat turunnya hujan. Pada kondisi itu penglihatan hanya mampu mencapai kurang dari 2 km.
Secara administratif, pelabuhan Belawan Lama berada pada wilayah Kotamadya Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara berjarak kira-kira 27 km dari pusat kota. Kemajuan pelabuhan ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan hinterland Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perkebunan dan industri. Untuk angkutan penumpang tersedia trayek kapal penumpang dalam dan luar negeri secara terjadwal.
Jalan Penumpang : o
Jalan Tol Belmera sepanjang 36 km
o
Jalan Belawan – Medan 27 km (hotmix)
o
Jalan Medan – Pangkalan Susu 111 km (hotmix)
o
Jalan Medan – Kw. Tanjung 120 km (hotmix)
o
Jalan Kerata Api Medan – Belawan
Universitas Sumatera Utara
2.3.3
Terminal Penumpang Eksisting Belawan
Sekilas Tentang Terminal Penumpang Eksisting Belawan Terminal penumpang saat ini berada di dermaga ujung Pelabuhan Belawan, tepatnya di ujung Timur dermaga, sehingga site yang ditempati oleh terminal ini terletak tepat di sudut, dengan salah satu sisi berfungsi sebagai dermaga domestik dan sisi yang lainnya sebagai dermaga internasional. Berada di muara sungai Belawan, site terminla ini berada pada posisi yang sangat strategis dan secara teknis sudah sangat cocok untuk dijadikan sebagai dermaga kapal penumpang karena berada tepat di ujung muara Sungai Belawan sehingga pencapaian kapal terhadap terminal sangat mudah.
Gambar 2.7 Lokasi Terminal Penumpang Eksisting Belawan Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Namun posisi site yang baik ini tidak diimbangi oleh fasilitas terminal yang baik. Terminal Penumpang yang ada saat ini berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, beberapa bagian bangunan sudah rusak, seperti dinding, plafon, serta pintu dan jendelanya. Keadaan seperti ini tentu saja sangat tidak mendukung tercapainya Vision Plan yang sudah dicanangkan oleh Pemko Medan serta tujuan Kota Medan untuk menjadi Kota Metropolitan. Terminal terletak di site yang cukup bagus, yaitu di satu site yang terdapat tepat di sudut, dimana salah satu sisi menjadi dermaga sandar kapal domestik dan satu lagi sebagai dermaga sandar kapal internasional.
Universitas Sumatera Utara
Batas-batas Site Terminal Penumpang Eksisting Belawan
SITE TERMINAL Sebelah Utara : Berbatasan dengan Muara Sungai Belawan
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Muara Sungai Belawan dan Selat Malaka
Sebelah Barat site : Berbatasan dengan dermaga kargo internasional dan gudang penyimpanan barang
Sebelah Selatan site : Berbatasan dengan dermaga kargo dan gudang penimpanan barang.
Gambar 2.8 Batas-batas Site Terminal Penumpang Eksisting Sumber : Hasil olah data sendiri
Universitas Sumatera Utara
Terminal ini diapit oleh dua dermaga kargo internasional. Di bagian depan terdapat area parkir yang tidak cukup luas. Tepat diarah Selatan terminal terdapat sebuah Food Centre, pangkalan angkot, dan sebuah Mesjid yang bernama Masjid Muslimin.
View dari lantai dua terminal
View dari arah Dermaga
Gudang kargo di sebelah Barat
Gudang Kargo di sebelah Selatan
Pangkalan angkot di depan terminal
Food Centre di seberang Terminal
Gambar 2.9 Bangunan di Sekitar Terminal Penumpang Eksisting Sumber : Hasil olah data sendiri
Universitas Sumatera Utara
2.4 2.4.1
Studi Banding Arsitektur dengan Proyek Sejenis Yokohama International Passenger Terminal, Yokohama, Jepang Yokohama International Passenger Terminal terletak di sebelah ujung Barat Laut
dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini bernama Osanbashi Pier, kemudian pada tahun 1994 diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain ulang terminal ini. Dan akhirnya kompetisi tersebut dimenangkan oleh tim arsitek muda dari London, yaitu Foreign Office Architects. Pembangunan terminal ini mendapat cukup banyak hambatan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun 1990an, namun terpilihnya Jepang bersama Korea untuk menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2002 yang babak finalnya diselenggarakan di kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini. Akhirnya pada tahun 2002 terminal ini selesai dibangun dan hingga saat ini Yokohama International Passenger Terminal dikenal sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut. Posisi terminal terletak pada dermaga yang menjorok ke laut, dermaga seperti ini biasanya diterapkan pada dermaga yang kedalaman kolamnya dangkal
Gambar 2.10 Site Plan Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Gambar 2.11 Yokohama International Terminal (1) Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 Yokohama International Terminal (2 & 3) Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Ruang luar terminal yang menyediakan akses yang sangat bebas kepada pejalan kaki, juga tersedia akses langsung ke atap terminal yang berfungsi sebagai Roof Plaza dan Dek pengantar Gambar 2.14 Ruang Luar Terminal Langit-langit Interior Lobby Utama Terminal
menerapakan
Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
konsep
kertas origami yang merupakan seni kerajinan tangan yang berasal dari Jepang Gambar 2.13 Lobby Utama Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Koridor yang merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dari ruang luar ke dalam terminal dan sebaliknya Gambar 2.15 Interior Koridor Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
2.4.2
Fremantle Port Passenger Terminal Fremantle Ports Passenger Terminal terletak dekat dengan pusat pelabuhan
Fremantle di kawasan waterfront Victoria Quay. Terminal ini selesai dibangun pada tahun 1962, bangunan yang termasuk bersejarah ini dulunya dibangun demi memenuhi kebutuhan lalu lintas kapal laut yang sangat banyak yang mengangkut para imigran yang masuk ke Australia. Pelabuhan Fremantle merupakan tujuan utama kapal-kapal pesiar di bagian Barat Australia dengan jumlah penumpang mencapai 8000 orang per tahun.
Gambar 2.16 Fremantle Ports Passenger Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Bangunan terminal terletak di Inner Harbour, yaitu drmaga yang terletak di muara sungai dalam. Hal ini sangat
menguntungkan
secara
alamiah,
bangunanterminal sudah terhindar dari ombak
Gambar 2.17 Site Plan Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Terminal ini memiliki dermaga yang cukup panjang untuk menampung dua kapal pesiar (Cruise) secara bersamaan
Gambar 2.18 Bird Eye View Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
2.4.3
Naka Pier International Passenger Terminal Naka Pier International Cruise Passenger Terminal adalah salah satu terminal
penumpang yang terdapat di Port of Kobe, Jepang. Terminal ini merupakan hasil renovasi dari terminal sebelumnya dan selesai direnovasi pada Januari 2006.
Gambar 2.19 Naka Pier International Cruise Passenger Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Di terminal ini disediakan boarding bridge, yaitu jembatan yang menghubungkan banagunan terminal dengan kapal, sehingga kegiatan penumpang yang turun naik kapal dapat dilakukan dengan nyaman tanpa gangguan, seperti cuaca buruk, dll.
Gambar 2.21 View dari Laut Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Gambar 2.20 Site Plan Terminal Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010 Gambar 2.22 View dari Dermaga Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Gambar 2.23 Boarding Bridge Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.24 Interior Lobby Utama
Gambar 2.25 Interior Klaim Bagasi
Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Gambar 2.26 Interior bagian Cek Imigrasi
Gambar 2.27 Interior Karantina
Sumber : Google.com, diunduh 9 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara