BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1
TERMINOLOGI JUDUL Judul : Medan Islamic Centre Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia Islamic artinya sesuatu atau hal – hal yang berbau agama Islam Centre adalah pusat kegiatan, atau inti Pengertian : Maka Medan Islamic Centre berarti “Pusat kegiatan agama Islam yang
berada di kota Medan, Sumatera Utara”
2.1.1
DEFINISI ISLAMIC CENTRE Dengan memperhatikan masih lemahnya penyebaran dakwah yang berorientasi pada pemurnian aqidah umat, terutama sekali Tauhid ( Pengesahan pada Allah SWT ) serta pembinaan dan pendidikan kepada generasi muda Islam begitu juga generasi tua dalam penyampaian ilmu-ilmu agama dan memberikan pemahaman yang benar, maka untuk menyebarluaskan dakwah tersebut sangat dibutuhkan suatu sarana yang baik dan saling terintegrasi antara satu sarana dengan sarana lainnya secara efektif dan konfrehensif yang dihimpun dalam satu komplek disebut dengan Medan Islamic Centre (MIC).
2.1.2
CIRI – CIRI ISLAMIC CENTRE Berbau Islami, menganut arsitektur Islam, menjadi pusat kegiatan Islam, monumental. Kebanyakan menganut ciri khas Timur Tengah. Ornamen yang dipakai untuk Masjid maupun Islamic Centre adalah kaligrafi Arab, karena Islam melarang bentuk bentuk yang menyerupai makhluk hidup, kecuali bunga – bungaan, yang juga tidak boleh ditiru sepenuhnya. Contoh Kaligrafi Arab :
Gambar 2.1 : Contoh Kaligrafi Arab Sumber : Google
2.1.3
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISLAMIC CENTRE Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya Islamic Centre adalah : a.Masjid dimana bermulanya dakwah dikembangkan dan disebarkan oleh para ulama , tidak lagi secara keseluruhan menampung kegiatan – kegiatan tersebut. Kegiatan – kegiatan tersebut dipindahkan ke luar Masjid, ke ruang – ruang tertentu, gedung , lembaga – lembaga sendiri, hingga terbentuklah kompleks – kompleks tersendiri , dengan pemahaman yang berbeda tentang ajaran agama Islam, menimbulkan kerenggangan solidaritas antar sesama umat Islam. b.Timbulnya pemahaman yang berbeda antar ulama dalam penyampaian ajaran agama, terkadang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. c.Arus informasi dirasakan telah banyak merubah pandangan dan cara hidup masyarakat muslim, sehingga jauh dari agama. Karena itu pembinaan kehidupan masyarakat beragama merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat ditawar lagi. d.Kinerja lembaga – lembaga dakwah Islam yang sudah ada belum dapat memenuhi melayani masyarakat secara maksimal akan keingintahuan mereka tentang Islam. e.Penyampaian dakwah yang tidak terlalu menarik minat masyarakat, sehingga perlu adanya pemikiran / gagasan baru mengenai cara – cara / alternatif penyampaian dakwah, dalam arti menciptakan paradigma baru dalam penyampaian dakwah, sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dengan adanya Islamic Centre, diharapkan dapat menampung semua faktor – faktor tersebut.
2.1.4 KEGUNAAN ISLAMIC CENTRE Konsep Islamic Centre didesain dari filosofi dasar mesjid yang memiliki beragam fungsi kehidupan , diantaranya fungsi ibadah, muamalah, tarbiyah dan dakwah. 2.1.5
TUJUAN ISLAMIC CENTRE Tujuan Islamic Centre adalah menampung dan mewadahi seluruh kegiatan Islam di daerah sekitar ataupun luar daerah dalam rangka mencerdaskan masyarakat muslim dan menjalin silaturahmi sesama muslim.
2.1.6
JENIS – JENIS ISLAMIC CENTRE Di Indonesia Islamic Centre banyak dijumpai di berbagai daerah, terlebih lagi yang mayoritas masyarakatnya adalah muslim, jenis – jenis Islamic centre ditinjau dari arsitekturalnya kebanyakan berbau Timur Tengah. Berikut beberapa contoh : Islamic Centre Samarinda Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masingmasing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih. Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun iman.
Gambar 2.2: Islamic Centre Samarinda Sumber : Wikipedia
Gambar 2.3: Islamic Centre Samarinda Sumber : Wikipedia
Gambar 2.4: Islamic Centre Samarinda Sumber : Wikipedia
Jakarta Islamic Centre The Blue Mosque, sebutan untuk masjid ini yang berdiri di lahan bekas lokalisasi WTS terbesar di Asia Tenggara yaitu Kramat Tunggak, Tanjung Priuk,Jakarta Utara. Sejarah panjang tempat prostitusi terbesar di ibu kota Jakarta itu kini telah terkubur dan tinggal sebuah kisah-kisah masa lalu yang kelam. Potret hitam Kramat Tunggak sudah empat tahun terakhir ini berubah. Wisma-wisma yang dihuni penjaja seks dan mucikari pun sudah lenyap. Wanita penjaja seks pun sudah meninggalkan lokasi itu. Kisah-kisah pembunuhan dan penjambretan pun menjadi kisah masa lampau. Kramtung pernah dihuni oleh 1.615 wanita tunasusila, 258 germo, 700 pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, serta 155 tukang ojek dan tukang cuci. Namun, yang jelas dan pasti, lokalisasi pelacuran yang sudah ada pada tahun 1970-an itu telah lenyap dari tanah Kramtung. Yang ada sekarang ini adalah bangunan Jakarta Islamic Centre yang berdiri megah dengan sebuah bangunan masjid. Perubahan yang ada bak bumi dan langit. Sebuah masjid besar dibangun dengan kubah seperti di masjid biru Turki. Kubah masjid ini dari jauh memang mengingatkan saya pada masjid yang dibangun di era Kesultanan Turki. Arsiteknya sengaj emmbuat kubah ini berwarna abu-abu tua agar kubah masjid ini tidak cepat kotor mengingat daerah Tanjung Priuk dan sekitarnya yang panas dan gersang serta polusi berat sehingga apabila menggunakan warna lain akan mudah kotor. Seuah solusi yang tepat untuk kawasan ini dan mungkin mengingatkan bahwa kawasan ini dulunya memang sebuah lokasi WTS terbesar. Masjid ini dibangun 3 lantai,lantai pertama digunakan sebagai hall, lantai kedua digunakan sebagai masjid dengan tingkat ketiga untuk jemaah wanita. Pada bagian luar dibangun taman yang cukup indah dengan jejeran pohon kurma dan jejeran garis yang bisa digunakan sebagai batas sholat apabila bagian dalam masjid tidak cukup menampung jemaah yang ingin sholat pada saat hari besar Islam. Selain itu masjid ini dilengkapi elevator dan akses tangga untuk kaum cacat,sebuah gerbrakan yang sangat baik. Beberapa kaca patri yang snagat indah menghiasi dinding masjid ini. Ruang masjid bagianb dalam cukup luas sebesar 2 x lapangan bola. Dan didalamnya dihiasi kubah berwarna biru,itu sebabnya saya menyebut masjid ini sebagai masjid biru. Karena cahaya matahari yang timbul dari kaca patri di atas kubah masjid memberikan semburat warna bitu akibat warna dalam kubah berwarna biru. Bagian dalam kubah ini ditopang oleh ribuan besi baja berbentuk kubus dan segitiga. Dan ini beda arsitek masa lalu dan sekarang. Di masjid biru turki,kubah tidak ditopang oleh rangkain besi baja, tetapi soko guru yang terletak di pinggir masjid seperti di Istiqlal dan di masjid ini ditopang oleh rangkaian besi baja yang kokoh. Puluhan lampu hias diatap kubah masjid menjadi hiasan tersendiri. Era tehnologi juga memenuhi isi masjid ini seperti adanya dua buah layar ukuran 3 x 4 m yang disorot
oleh LCD proyektor sehingga dapat digunakan untuk acara keagamaan. Tinggi atap dari dasar lantai ke kubah setinggi 50 m sehingga menyebabkan sirkulasi udara juga cukup baik. Dibagian depan masjid terdapat 3 buah Alquran ukuran raksasa yang ditutup dengan plastik dan kaca.
Gambar 2.5: Jakarta Islamic Centre Sumber : katawaktu.com
Gambar2.7 : Jakarta Islamic Centre Sumber : katawaktu.com
Gambar 2.8: Jakarta Islamic Centre Sumber : katawaktu.com
Gambar2.6 : Jakarta Islamic Centre Sumber : katawaktu.com
Gambar2.9 : Jakarta Islamic Centre Sumber : katawaktu.com
Islamic Centre di Negara Lain Ditinjau dari segi arsitektural, ada berbagai jenis masjid Islamic Centre di negara- negara lain, berikut beberapa contoh tipologi Islamic Centre di Negara Lain :
1
3
2
4
5
7
6
Berbagai bentuk tipologi masjid di berbagai negara 1: tipologi masjid di tanah Arab 2: tipologi masjid di Afrika 3: Tipologi Masjid di Turki dan Anatolia 4: Tipologi Masjid di Iran. 5: Tipologi masjid di India, 6: Tipologi masjid di Cina 7: Tipologi masjid di Asia Tenggara. sumber : Nangkula Utaberta, Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi danPerancangan Arsitektur Islam
2.1.7 ISLAMIC CENTRE DI NEGARA BARAT Islamic Centre berada di berbagai belahan dunia, hal ini dikarenakan agama Islam adalah salah satu agama yang memiliki umat terbanyak. Begitu juga di negara-negara dengan masyarakat minoritas Muslim. Contohnya di Amerika dan Eropa.
Gambar 2.10: Islamic Centre of America Sumber : google.com
Gambar 2.11: Hamburg Islamic Centre Sumber : google.com
Adapun yang membedakan antara Islamic Centre pada Negara – Negara minoritas Muslim adalah pada misi Islamic Centre itu sendiri, pada Islamic Centre di Negara dengan masyarakat Muslim yang sedikit, misi dari Islamic Centre adalah Syiar, Syiar adalah proses pengenalan agama Islam dengan metode yang tepat, seperti seminar, outbond, bahkan dengan menyatu dengan lingkungan sekitar. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat non muslim untuk lebih mengenal Islam. Sedangkan pada Negara-negara dengan masyarakat mayoritas Islam, misi dari Islamic Centre adalah: - Mewadahi kegiatan – kegiatan agama Islam dengan tepat - Mengembangkan manajemen organisasi yang professional dan Islami. - Mengembangkan berbagai pelayanan untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam. - Menjalin sinergi dengan seluruh komponen Islam demi mewujudkan pusat peradaban Islam.
2.1.8
JENIS ISLAMIC CENTRE DI MEDAN Sumatera Utara , khususnya kota Medan yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, akan tetapi belum memiliki sebuah sarana kegiatan Islam dengan fasilitas yang memadai. Kota Medan merupakan kota metropolitan di kawasan Barat Indonesia dan memiliki masyarakat yang heterogen . Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, kota Medan merupakan pintu gerbang pengembangan agama Islam di kawasan tersebut, yang secara historis kota Medan memiliki kegiatan aktivitas ke – Islam-an berintensitas tinggi. Adapun Mesjid yang merupakan pusat kegiatan agama Islam di Medan adalah Mesjid Raya Al-Mashun. Mesjid ini adalah pusat kegiatan Islam yang ada di Medan, seperti halnya kegiatan pengajian, manasik haji, dll, terlebih lagi, pada bulan Ramadhan, sekitaran mesjid diadakan Ramadhan Fair, yang merupakan pusat jajanan untuk berbuka puasa.
Gambar 2.12: Masjid Raya Al Mashun
Gambar 2.13: Masjid Raya Al Mashun
2.2
ANALISA PEMILIHAN LOKASI
2.2.1
Alternatif Lokasi
Lokasi A •
Lokasi A berada di JL.Pancing 4, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, Medan, Sumatera Utara.
•
Luas site adalah 4ha (40.000 m2)
•
Kondisi eksisting berupa lahan kosong
•
KDB 67 % dari bagunan
•
Kecamatan: Medan Deli
•
Kondisi tanah: tidak berkontur
•
Kekurangan. Terdapat d dekat pintu keluar Tol Belmera dan dekat dengan Jalan K.L.Yos Sudarso.
•
Kelebihan: •
site terletak di tempat yang tenang, cocok untuk suasana ibadah.
•
Sebagian besar penduduk adalah muslim.
•
View masih baik, jauh dari kepadatan kota
Sumber : Medan Dalam Angka 2007
Batas site:
Utara
Timur
Barat
Selatan
Lokasi B •
Lokasi B berada di jalan Tj. Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang, Medan
•
Luas site adalah 1,7 ha (17000 m2)
•
Kondisi eksisting berupa lahan kosong
•
Kecamatan: sunggal
•
Kondisi tanah: tidak berkontur
•
Kekurangan Hanya memiliki satu jalan untuk akses ke lokasi Site di keliligi hutan
•
Kelebihan: •
site terletak kawasan yang minim kebisingan
Utara
Timur
Selatan
BARAT
lokasi C •
Lokasi C berada di jalan Desa glugurimbun kecaman pancur batu, medan
•
Luas site adalah 1,5ha (15000 m2)
•
Kondisi eksisting berupa lahan kosong
•
Kecamatan: pancur batu
•
Kondisi tanah: tidak berkontur
•
Kekurangan Hanya memiliki satu jalan untuk akses ke lokasi Site di keliligi hunian penduduk
•
Kelebihan: •
site terletak kawasan yang minim kebisingan
Utara
Selatan
Timur
Barat
no
Kriteria lokasi
1
Tataguna lahan
2
Luas lahan
3
Aksesibilitas
4
pencapaian
5
citra
6
strategis
7
8
Lokasi A (medan johor) Pemukiman, peribadatan. (3)
Lokasi B (tj. Slamet) Pemukiman, peribadatan
Lokasi C (glugur rimbun) Pemukiman, peribadatan
4 ha (3)
(3) 1.7 ha (2)
(3) 1.6 ha (2)
Kendaraan pribadi, kendaraan umum, pejalan kaki (3)
Kendaraan pribadi, kendaraan umum, pejalan kaki (3)
Kendaraan pribadi, kendaraan umum, pejalan kaki (3)
Melalui 3 jalur • jl. Pancing 4 • jl.Pancing 1 • Jl.Platina 4 (3)
•
Melalui 1 jalur Melaui 1 jalur jl. Besar tj. Slamet • jl. Besar glugur rimbun (1) (1)
Positif untuk permukiman, jasa dan pendidikan dan peribadatan. (3)
Positif untuk permukiman, dan pendidikan. (2)
Positif untuk permukiman, dan pendidikan. (2)
Relatif strategis (2)
Relatif strategis (2)
Relatif strategis (2)
Tingkat kemacetan
Kecil (3)
Kecil (3)
Kecil (3)
Fasilitas pelayanan
Pemukiman, penduduk, pendidikan, perkantoran, tempat ibadah, sekolah, retail ruko (3)
Pemukiman penduduk, tempat ibadah, sekolah, retail ruko
Pemukiman penduduk, tempat ibadah, sekolah
(2)
(2)
9
Tingkat kebisingan
Sedang (3)
Sedang (3)
Sedang (3)
10
Total nilai
26
20
21
2.3.1
Lokasi Tapak Medan Islamic Centre adalah pusat keagamaan Islam dimana ketenangan suasana sangat diperlukan, namun akses untuk mencapai bangunan juga harus diperhatikan, maka lokasi proyek terdapat di JL.Pancing 4, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Medan, karena dapat dengan mudah dicapai karena kedekatannya dengan Tol Medan – Belawan. Selain itu, masyarakat sekitar site adalah mayoritas muslim.
UD AR
JL .P AN
CI NG
4
OS LY JL .K RENCANA PENGEMBANGAN
RENCANA PENGEMBANGAN
JL. TOL BELMERA
STUDI KELAYAKAN PROYEK
SO
2.3
JL. PA N
CI N
G
1
LOKASI UTAMA
RENCANA
PENGEMBANGAN
JL. R
AW
I
JL. P LAT
INA
4
RENCANA PENGEMBANGAN
Gambar 2.15: Peta Kelurahan Titi Papan
Gambar 2.14: Peta Kota Medan Sumber : Pemko Medan
LOKASI
Gambar2.16 :Peta Lokasi Sumber : Data Cad Kota Medan
1.Data Lokasi • Lokasi : JL.Pancing 4 • Kelurahan : Titi Papan • Kecamatan : Medan Deli • Kota : Medan • Provinsi : Sumatera Utara 2.Rencana Tata Guna Lahan : Fasilitas Keagamaan , Pariwisata dan Komersil 3.Luas Tapak yang direncanakan : 4 Ha 4.Tinggi Bangunan Maksimum : 4 lantai 5.Status Kepemilikan : Pemko dan MUI 6.Batas Fisik Site : Utara : Pemukiman Penduduk Barat : Pemukiman Penduduk Timur : Tol Belmera Selatan : Pemukiman Penduduk
7.KDB
: 67%
2.3.2
Kondisi Iklim Suhu Rata – rata di daerah ini adalah : 220 C – 340 C
2.3.3
Kondisi Topografi Kondisi tanah di daerah ini adalah tanah datar dan rawa.
2.3.4
Kondisi Geologi Tanah gambut, maka sangat cocok untuk bercocok tanam
2.3.5
Infrastruktur Saluran Kota jaringan listrik, jaringan jalan, telepon, dan saluran air bersih
2.3.6
Fasilitas Fasilitas yang terdapat di Kelurahan Titi Papan merupakan : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Fasilitas
Banyaknya
Hotel Losmen Bioskop Night Club Billiard Video Game Centre Penyewaan Kaset Panti Pijat Tradisional Bengkel Sepeda Motor Bengkel Mobil Salon Kecantikan Pasar Pertokoan Restoran Warung Minum Doorsmeer
3 1 4 5 1 5 2 12 1 10 8 7
Tabel 2.1 : Bangunan Komersil di Kelurahan Titi Papan Sumber : Biro Statistik Sumatera Utara
Adapun tujuan dari Islamic Centre Medan ini juga merupakan fasilitas pendukung pariwisata kota Medan, dilihat dari minimnya tujuan pariwisata Islami di kota Medan dan sekitarnya.Maka dapat ditinjau dari segi pariwisata : 2.3.7 Tinjauan terhadap struktur kota Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan (WPP), berikut akan disajikan arah pengembangan dari masing-masing wpp : WPP
A
Cakupan
Pusat
Kecamatan
Pengembangan
Program Pembangunan
M. Belawan
Pelabuhan.
Jalan Baru, Jaringan air
M. Marelan
Industri,
minum, Septic Tank,
Permukiman,
Sarana pendidikan dan
Rekreasi, Maritim
pemukiman.
Perkantoran,
Jalan baru, Jaringan Air
Perdagangan,
Minum, Pembuangan
Rekreasi Indoor,
Sampah, Sarana
Pemukiman
Pendidikan
M. Labuhan
BELAWAN
M. Deli
B
Peruntukan Lahan
TJ. MULIA
M. Timur
Permukiman,
Sambungan Air Minum,
M.Perjuangan
Perdagangan,
Septic Tank, Jalan Baru,
Rekreasi
Rumah Permanen, Sarana
M. Tembung C
AKSARA
M. Area
Pendidikan, dan
M. Denai
Kesehatan.
M. Amplas
D
M. Johor
CBD,
M. Baru
Pemerintahan,
M. Kota
INTI KOTA
Pusat Perumahan Pembuangan
Permanen, Sampah,
Hutan Kota, Pusat Sarana Pendidikan
M. Maimoon
Pendidikan,
M. Polonia
Perkantoran, Rekreasi
Indoor,
Pemukiman
E
M. Barat
Permukiman,
Sambungan Air Minum,
M. Helvetia
Perkantoran,
Septic Tank, Jalan Baru,
Perdagangan,
Rumah Permanen, Sarana
Konservasi,
Pendidikan
M. Petisah
SEI
M. Sunggal
SIKAMBING
M. Selayang
Rekreasi, Lapangan Kesehatan
M. Tuntungan
Golf, Hutan Kota
dan
Tabel 2.2 : Pembagian WPP Kota Medan Sumber : BAPPEDA Medan
2.3.8
Tinjauan Terhadap Kota Medan Lokasi perancangan terletak di kawasan Medan Deli, sehingga rencana area
pelayanan proyek mencakup kota Medan dan sekitarnya, sehingga diperlukan data-data penunjang yang berhubungan dengan perencanaan proyek sebagai ODTW seperti data wisatawan serta data penduduk kota Medan. Jumlah Penduduk Tahun 2010 Tahun
Jumlah Wisatawan
2.109.339 jiwa Tahun
Mancanegara
Jumlah Wisatawan Mancanegara
2005
106083
2008
130212
2006
109574
2009
148193
2007
116614
2010
145553
Tabel 2.3 : Jumlah Wisatawan Medan Sumber : Dinas Pariwisata Sumatera Utara
2.3.9
Pencapaian Tapak 1.Jalur Lalu Lintas • Jalan Pancing 2 • Jalan Pancing II ujung • Jalan Pesantren • Jalan Pancing 4
: Sebelah Utara : Sebelah Timur : Sebelah Selatan : Sebelah Barat
Gambar 2.17: Peta Lokasi Sumber : Google Earth
2.3.10 Fungsi Eksisting Fungsi Site adalah sebagai sawah dan rawa, sebagian lagi merupakan tanah datar. Bagian depan site dijadikan tempat pembunangan sampah oleh warga sekitar
Gambar2.18 : Rawa pada site Sumber : Foto Pribadi
Gambar2.19 : Rawa pada site Sumber : Foto Pribadi
Gambar2.20 : Sawah pada site Sumber : Foto Pribadi
2.3.11 Fungsi Bangunan Sekitar Tapak Fungsi Bangunan di sekitar site adalah pemukiman penduduk, kebanyakan merupakan bangunan rumah tinggal berlantai satu, dikarenakan terdapat banyak rawa, maka beberapa tempat dijadikan kolam pancing.
Gambar2.21 : Tipikal Rumah Penduduk Sekitar Sumber : Foto Pribadi
Gambar2.22 : Kolam pancing di depan site
Gambar2.23 : Rumah penduduk sekitar Sumber : Foto Pribadi
Gambar2.24 : Beberapa usaha kecil masyarakat Sumber : Foto Pribadi
2.4 Tinjauan Fungsi Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan fungsi beberapa pengguna, kegiatan, kebutuhan ruang, dan persyaratan ruang. 2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pelaku kegiatan yang terlibat dalam “Medan Islamic Centre” dari hasil survey dan wawancara secara umum adalah: 1. Pengunjung (Wisatawan) -
Wisatawan domestik & mancanegara
-
Institusi pendidikan (sekolah/ perguruan tinggi)
-
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
-
Peneliti/ pengagum budaya Islam
-
Murid / Santri yang ingin belajar agama Islam
-
Para calon Mualaf
2. Pengelola -
Ustadz
-
Karyawan
-
Guru agama
Pengunjung Medan Islamic Centre tersebut dapat dibedakan berdasarkan motivasi atau tujuan dari kunjungannya, yaitu: 1. Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya, antara lain terdiri dari: mahasiswa, pelajar, penggemar atau pengagum budaya Islam. 2. Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan sebelumnya, biasanya adalah masyarakat umum yang awam terhadap budaya Islam yang datang berkunjung untuk sekedar mencari hiburan dan tempat rekreasi, atau ingin tahu. 3. Pengunjung yang datang untuk menetap sementara sebagai santri. Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang, pelaku kegiatan terdiri dari:
1. Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau pribadi). 2. Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum, atau kendaraan pribadi) 3. Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan menggunakan bus wisata). Karakter kegiatan dari fasilitas yang ditawarkan “Medan Islamic Centre” dibagi menjadi: 1.Masjid tempat para jemaah maupun wisatawan, pegawai (segala kalangan ) melakukan ibadah sholat dan mengaji, pada waktu – waktu tertentu dipakai beberapa santri yang ingin menjadi mualim untuk berguru kepada ustadz / ustadzah. 2. Kantor BAZIS (Badan Zakat Infaq dan Sedekah) tempat pengumpulan dan penyaluran Zakat Infaq dan Sedekah, beroperasi kapan saja, namun pada bulan Ramadhan akan lebih ramai. 3. Souq tempat perbelanjaan barang – barang kebutuhan Islam, cindera mata, maupun makanan yang berbau Islam ataupun Timur Tengah, dirancang sedemikian rupa selayaknya khas Timur Tengah. 4. Motel Syariah tempat wisatawan bermalam, dapat disewa siapa saja, namun dengan ketentuan Islam tertentu. 5. Perpustakaan tempat koleksi buku – buku Islam, terdapat taman bacaan anak – anak, juga ruang audivisual video – video dan rekaman tentang Islam. 6. Perumahan Guru , Pegawai, Ustadz tempat tinggal sementara maupun permanen para gur – ustadz dan mualaf yang akan menetap untuk mendalami agama Islam. Perumahan ini gratis, hanya dipungut infaq / sedekah seikhlasnya. 7. Gedung Serba Guna tempat kegiatan, pertemuan, acara – acara seni dan teater Islam. 8. Foodcourt menjadi bagian daripada shopping centre, tepatnya di lantai dasar, foodcourt ini berbau Islami dan Timur Tengah, maka makanan yang disajikan juga unik dan beragam. 9. Radio Dakwah tempat siaran tentang dakwah, lagu – lagu Islam, maupun cerita – cerita atau hikayat Muslim. 10. Ruang Konsultasi Umat tempat wisatawan maupun santri ataupun umat Islam maupun Mualaf yang ingin berkonsultasi tentang apapun masalah hidupnya. 11. Ruang Pelatihan Dakwah tempat pelatihan umat yang ingin mendalami agama Islam.
2.4.2
Deskripsi Perilaku & Alur Kegiatan
Melihat Qurban Datang
Wudhu Pulang
Sholat Pengunjung (Ibadah ) Mengaji
Parkir
Wudhu
Datang Pengunjung (Wisata Rohani )
Melihat koleksi buku
Berbelanja
Parkir
Nonton Pertunjukan
Melihat Qurban
Bersedekah
Menyewa Cottage
Melihat - lihat
Menuju Foodcourt Mengaji
Sholat
menginap
Pulang
Kantor Pengelola
Datang Pengunjung (Mualaf / santri ) Parkir
Perumahan guru & ustadz
Pelatihan dakwah
Melihat Qurban Nonton Pertunjukan Menuju Foodcourt
Pulang
Sholat R.Konsultasi
Wudhu
Menetap sementara
Perpustakaan Mesjid
Kantor Pengelola Datang Pengelola / ustadz
Gedung Bazis
Makan siang di Foodcourt
Radio Dakwah Sholat
Parkir Kantor Dakwah
Istirahat Perpustakaan
Mesjid
Pulang
Kerja di Kantor Pengelola Kerja di Perpustakaan
Kerja di Kantor Dakwah Makan Siang Kerja di Radio Dakwah
Datang Karyawan /pekerja Lapangan
Istirahat
R.Loker
R.Loker Kerja di Gedung Bazis
Parkir
Sholat
Pulang Kerja di Gedung Bazis
Kerja di Gedung Bazis
2.5 Deskripsi Kebutuhan Ruang No Ruang/ Area Pengguna
Perilaku
1
Masjid
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengelola -Karyawan -Pengunjung (santri & mualaf)
- Duduk - Berdiri
2
Kantor BAZIS
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengelola& Ustadz -Karyawan -Pengunjung
- Duduk - Berdiri - Bertanya - Bersedekah
Kegiatan
Kebutuhan Ruang - Sholat -Ruang Sholat - Mengaji -Ruang Wudhu Mendengarkan -Mighrab ceramah ustadz -Mimbar - Berwudhu -KM/WC menggunakan -Ruang Muadzin toilet Mengumandangkan Adzan -Menerima sedekah -Kantor -Memberi sedekah -Gudang penyimpanan -Mengumpulkan sedekah yang -Toilet didapat -Menggunakan toilet
(santri & mualaf) -Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengunjung (santri & mualaf)
3
Shopping Centre
- Duduk - Berdiri - Membayar - Membeli - Berjualan - Makan - Istirahat - Minum - Berbincang - Istirahat - Berbincang - Makan - Minum - Duduk - Mandi - Duduk - Berdiri -Menikmati acara - Makan - Minum - Berfoto - Berkeliling
- Berbelanja -Makan -Minum -Berkeliling -Menggunakan Toilet
-Retail -R.Kontrol -R.AHU -Toilet
4
M otel Syariah
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah
- Tidur - Membaca -Menggunakan Toilet -Makan
- kamar tidur -1 toilet - Restoran
5
Gedung Serba Guna
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengunjung (santri & mualaf)
-Melihat pertujukan -Melihat pameran -Melakukan pertunjukan seni -Berkeliling -Menggunakan Toilet -Berfoto
-panggung pertunjukan -r.kontrol -R.instrumen -Gudang -Toilet - R.Ganti -Backstage -Podium
6
Food Court
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengunjung (santri & mualaf) -Pengelola& Ustadz
- Makan - Minum - Istirahat - Berjualan - Membeli - Duduk - Berbincang
-Makan -Minum -Berkeliling -Menggunakan toilet
-Ruang Masak -Display -R.Makan -Toilet -Kasir
7
Ruang Pelatihan Dakwah
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengunjung (santri & mualaf) -Pengelola& Ustadz
-Belajar -Duduk -Bertanya
-Belajar berdakwah -Mengajar dakwah - Menggunakan Toilet
R.Pelatihan
8
Kantor Pengelola
-Pengelola& Ustadz -Karyawan
-Memanage -Duduk -Berdiri -Menggunakan Toilet
-Bekerja -Bertanya -Memberi info -Rapat
-R.Kerja -R.Penerima -R.Loker -Toilet
9
Perumahan Guru & Ustadz
-Pengelola& Ustadz -Karyawan -Pengunjung
- Istirahat - Berbincang - Makan - Minum
- Tidur - Membaca Menggunakan Toilet
-2 kamar tidur -1 toilet -1 ruang makan -1 dapur
10
Ruang Konsultasi Umat
11
Radio Dakwah
(santri & mualaf)
- Duduk - Mandi
-Makan -Belajar
-1 ruang tamu -1 ruang keluarga
-Pengunjung Wisata Rohani -Pengunjung Ibadah -Pengunjung (santri & mualaf) -Pengelola& Ustadz -Pengelola& Ustadz -Karyawan
-Belajar -Duduk -Bertanya
-Berdiskusi -Menggunakan toilet -Memberikan nasehat. - Menerima Tamu
-2 R.Kelas -Front Office -Toilet
- Siaran - Duduk - Berdiri - Berbincang
- Siaran -Istirahat - Menerima tamu - Rapat
-R.Siaran -R,Tamu -R.Istirahat
Tabel 2.4 : Deskripsi Kebutuhan Ruang Sumber : Hasil olah data primer
2.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
2.6.1 Masjid Islamic Centre Jakarta, Jakarta Utara The Blue Mosque, sebutan untuk masjid ini yang berdiri di lahan bekas lokalisasi WTS terbesar di Asia Tenggara yaitu Kramat Tunggak, Tanjung Priuk,Jakarta Utara. Sejarah panjang tempat prostitusi terbesar di ibu kota Jakarta itu kini telah terkubur dan tinggal sebuah kisah-kisah masa lalu yang kelam. Potret hitam Kramat Tunggak sudah empat tahun terakhir ini berubah. Wisma-wisma yang dihuni penjaja seks dan mucikari pun sudah lenyap. Wanita penjaja seks pun sudah meninggalkan lokasi itu. Kisah-kisah pembunuhan dan penjambretan pun menjadi kisah masa lampau. Kramtung pernah dihuni oleh 1.615 wanita tunasusila, 258 germo, 700 pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, serta 155 tukang ojek dan tukang cuci. Namun, yang jelas dan pasti, lokalisasi pelacuran yang sudah ada pada tahun 1970-an itu telah lenyap dari tanah Kramtung. Yang ada sekarang ini adalah bangunan Jakarta Islamic Centre yang berdiri megah dengan sebuah bangunan masjid. Perubahan yang ada bak bumi dan langit. Sebuah masjid besar dibangun dengan kubah seperti di masjid biru Turki. Kubah masjid ini dari jauh memang mengingatkan saya pada masjid yang dibangun di era Kesultanan Turki. Arsiteknya sengaj emmbuat kubah ini berwarna abu-abu tua agar kubah masjid ini tidak cepat kotor mengingat daerah Tanjung Priuk dan sekitarnya yang panas dan gersang serta polusi berat sehingga apabila menggunakan warna lain akan mudah kotor. Seuah solusi yang tepat untuk kawasan ini dan mungkin mengingatkan bahwa kawasan ini dulunya memang sebuah lokasi WTS terbesar. Masjid ini dibangun 3 lantai,lantai pertama digunakan sebagai hall, lantai kedua digunakan sebagai masjid dengan tingkat ketiga untuk jemaah wanita. Pada bagian luar dibangun taman yang cukup indah dengan jejeran pohon kurma dan jejeran garis yang bisa digunakan sebagai
batas sholat apabila bagian dalam masjid tidak cukup menampung jemaah yang ingin sholat pada saat hari besar Islam. Selain itu masjid ini dilengkapi elevator dan akses tangga untuk kaum cacat,sebuah gerbrakan yang sangat baik. Beberapa kaca patri yang snagat indah menghiasi dinding masjid ini. Ruang masjid bagianb dalam cukup luas sebesar 2 x lapangan bola. Dan didalamnya dihiasi kubah berwarna biru,itu sebabnya saya menyebut masjid ini sebagai masjid biru. Karena cahaya matahari yang timbul dari kaca patri di atas kubah masjid memberikan semburat warna bitu akibat warna dalam kubah berwarna biru. Bagian dalam kubah ini ditopang oleh ribuan besi baja berbentuk kubus dan segitiga. Dan ini beda arsitek masa lalu dan sekarang. Di masjid biru turki,kubah tidak ditopang oleh rangkain besi baja, tetapi soko guru yang terletak di pinggir masjid seperti di Istiqlal dan di masjid ini ditopang oleh rangkaian besi baja yang kokoh. Puluhan lampu hias diatap kubah masjid menjadi hiasan tersendiri. Era tehnologi juga memenuhi isi masjid ini seperti adanya dua buah layar ukuran 3 x 4 m yang disorot oleh LCD proyektor sehingga dapat digunakan untuk acara keagamaan. Tinggi atap dari dasar lantai ke kubah setinggi 50 m sehingga menyebabkan sirkulasi udara juga cukup baik. Dibagian depan masjid terdapat 3 buah Alquran ukuran raksasa yang ditutup dengan plastik dan kaca.
Gambar2.25 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.27: Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.26 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.28 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.29 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2. 30: Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.31 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.32: Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.33 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.34: Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.35: Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.37 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.36 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar2.38 : Jakarta Islamic Centre Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
2.6.2 Al-Bukhari Mosque, Kedah – Malaysia
Gambar 2.39: Kedah Al - Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Bentuk kepengurusan Komplek Albukhary adalah berbentuk Yayasan dan setiap departemen mempunyai Kepala Departemen. Dalam Yayasan Albukhary ini terdapat 2 (Dua) Imam yaitu, yang satu digaji oleh Kerajaan Malaysia dan satu lagi diangkat dan dipilih oleh masyarakat sekitar Kompleks. Program-program kegiatan yang direncanakan oleh Yayasan Albukhary tersebut antara lain adalah: a. Ibadah • Kursus bekal haji • Kursus pengurusan jenazah • Ceramah dan kuliah terjadwal ( bagi umum) • Kelas teranum (seni baca al Quran) • Kelas bahasa Arab dan Burdah b. Pendidikan sosial • Ibu Tunggal / janda • Warga Emas / Manula • Muallaf • Anak yatim • Kurang Upaya / Penyandang cacat c. Pendidikan universitas • Anak berkelayakan kurang kemampuan ekonomi • Warga Emas / Manula • Muallaf • Anak yatim • Kurang Upaya / Penyandang cacat • Muamalah / Perniagaan - Souq al Bukhory
Pengelolaan di bawah manajemen mandiri Penyewa ( muslim dan non muslim, tetapi lebih diutamakan kepada yang muslim – universalitas ) Produk muslim yang menjadi andalan perniagaan. MASJID ALBUKHARY Tampak depan Masjid Albukhary ketika diambil dari sekitar kolam. Kesan yang timbul dari foto ini adalah suasana kesejukan yang di timbulkan oleh elemen air.
Gambar 2.40: Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.41: Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Tampilan gagah dan anggun terlihat dari pintu masuk utama Masjid Albukhary. Pintu gerbang yang berbentuk ” arch ” dan belevel-level memberikan kesan yang dramatis pada fasadenya.
Gambar 2.42: Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Mihrab masjid didisain mengacu kepada Gerbang Utama Makam Sheikh Abdul Samad yang dibangun di Natanz, Iran pada tahun 1316 M (706 H) di zaman Il-Khanid. Gerbang tersebut merupakan salahsatu dari gerbang yang tersisa pada kompleks makam
tersebut. Pembuatan Mihrab ini ditangani oleh ahlinya langsung yang didatangkan dari Iran.
Gambar 2.43: Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Pada interior Masjid terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu jenis ”Burma Teak” dan berlanggamkan pada model mimbar yang terdapat di Masjid Qiblatain Madinah dan Mimbar Mamluk di Masjid Qaitbay, Kaherah, Mesir.
SOUQ ALBUKHARY (FASILITAS PUSAT PERBELANJAAN)
Gambar 2.44: Pasar Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Selain Pusat Perbelanjaan yang sekelas dengan Mall, di Souq ini juga menyediakan lapak-lapak Bazaar/Pasar Murah yang dapat disewa oleh masyarakat kelas menengah ke bawah dengan harga yang relatif terjangkau. Antara Mall dan Lapak Bazaar terdapat ruang pemisah yaitu ”Koridor” penghubung yang relatif terbuka dengan tampilan berbentuk arkade. Dari koridor tersebut pengunjung dapat menatap kearah Komplek Masjid Albukhary dikejauhan yang terang benderang apabila dilihat pada malam hari.
Gambar 2.44: Pasar Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.45: Pasar Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
PERPUSTAKAAN ALBUKHARY
Gambar 2.46: Perpustakaan Kedah Al Bukhary
Perpustakaan ini adalah perpustakaan umum.Dapat digunakan oleh masyarakat. - Menara berbentuk pilar gerbang yang menempel di fasade gedung, berfungsi sebagai tangga penghubung antar lantai, selain sbg tangga darurat. - Fasade banyak didominasi oleh bukaan-bukaan bermotif modern, dengan dimensi yang lebar disesuaikan dengan kebutuhan pencahayaan perpustakaan. - Selasar depan bangunan memiliki arkade yang bermotif mediteranian.
ASRAMA AL BUKHARY
Gambar 2.47: Asrama Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.48: Asrama Kedah Al Bukhary Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011)
Asrama Al Bukhary adalah tempat para santri tinggal, dengan langgam Moorish, Spanyol. Fasade gedung Asrama terlihat sangat sederhana, menampilkan bukaan jendela yang berdimensi lebar untuk kebutuhan cahaya dan udara setiap kamar asrama. PUSAT RAWATAN ALBUKHARY ( Rumah Sakit Albukhary )
Gambar 2.49: Rumah Sakit Kedah Al Bukhary Sumber : Al Bukhary
Gambar 2.50: Rumah Sakit Kedah Al Bukhary Sumber : Al Bukhary
Gambar 2.51: Rumah Sakit Kedah Al Bukhary Sumber : Al Bukhary
Pada entrance utama gedung ini sangat kental dengan gaya mediterania, dengan model tiang kolom empat persegi yang sederhana dan terdapat level/relief beton yg sedikit terkantilever pada bagian atasnya . Fasade gedung Asrama terlihat sangat sederhana, menampilkan bukaan jendela yang berdimensi lebar untuk kebutuhan cahaya dan udara setiap kamar asrama. Khas tampilan bangunan mediterania. HOTEL AL BUKAHRY
Gambar 2.52: Hotel Kedah Al Bukhary Sumber : Al Bukhary
Gambar 2.53: Hotel Kedah Al Bukhary Sumber : Al Bukhary
Gambar 2.54: Hotel Kedah Al Bukhary Sumber : Al Bukhary
Pada entrance utama gedung in tampak sederhana berpenampilan Mediterania yang terlihat pada kolom entrance yang sederhana dengan hiasan kannopi beton bertulang yang tidak terlalu lebar diatasnya. Fasade gedung Singgahan terlihat sangat elegan dan proporsional, menampilkan bukaan jendela yang berdimensi lebar untuk kebutuhan cahaya dan udara setiap kamar asrama. Khas tampilan bangunan mediterania.
2.6.3 Masjid Kubah Emas – Dian Al Mahri
Gambar 2.55: Masjid Kubah Emas Sumber : Ari Saksono Photography
Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas berada di Jalan Maruyung raya, Kel. Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok. Masjid megah ini berkapasitas 20 ribu jemaah berdiri kokoh di atas lahan seluas 70 hektare. Masjid ini mulai dibangun April 1999 oleh seorang dermawan, pengusaha asal Banten bernama Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid, istri dari Drs H. Maimun Al Rasyid, yang membeli tanah kawasan ini sejak tahun 1996. Rencananya, selain masjid, lahan ini akan dijadikan Islamic Centre. Nantinya akan ada lembaga dakwah, dan rumah tinggal. Semua bangunan tersebut merupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu yang diberi nama Kawasan Islamic Center Dian Al-Mahri. Bangunan masjid memiliki luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 meter persegi. terdiri dari bangunan utama, mezamin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, ruang sepatu, dan ruang wudhu. Masjid mampu menampung 15 ribu jemaah shalat dan 20 ribu jemaah taklim. Masjid ini merupakan salah satu di antara masjid-masjid termegah di Asia Tenggara. Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Kubah utama bentuknya menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil lainnya memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.
Relief hiasan di atas tempat imam terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas. Ruang utama masjid memiliki ukuran 45×57 meter, dapat menampung sebanyak 8.000 jamaah. Masjid ini memiliki 6 minaret berbentuk segi enam yang tingginya masing-masing 40 meter. 6 minaret ini dibalut granit abu-abu dari itali dengan ornamen yang melingkar. Pada puncak minaret terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Kubah masjid ini mengacu kubah yang digunakan masjid-masjid Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia. Pada langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang warnanya dapat berubah sesuai dengan warna langit pada waktu-waktu sholat dengan menggunakan teknologi tata cahaya yang diprogram dengan komputer. Interior masjid ini menampilkan pilar-pilar kokoh yang tinggi menjulang untuk menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang dikerjakan oleh ahli dari Italia. Emas pada Masjid Dian Al Mahri Masjid ini disebut dengan Masjid Kubah Emas, sesuai namanya masjid ini memang menggunakan material emas dengan 3 teknik pemasangan: pertama, serbuk emas (prada) yang terpasang di mahkota/pilar, kedua gold plating yang terdapat pada lampu gantung, ralling tangga mezanin, pagar mezanin, ornament kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langitlangit kubah dan ornament dekoratif diatas mimbar mihrab, yang ketiga gold mozaik solid yang terdapat di kubah utama dan kubah menara. Pengurus dan pengelola masjid tidak mengungkapkan informasi mengenai total biaya pembangunan dan juga berat emas keseluruhan yang ada di kompleks masjid ini. Hanya ada informasi ketebalan emas yang melapisi kubah. Setiap kubah memiliki ketebalan emas 2 sampai 3 milimeter. Emas kubah tersebut kemudian dilapisi lagi dengan mozaik kristal.
Gambar 2.56: Masjid Kubah Emas Sumber : Ari Saksono Photography
Gambar 2.57: Interior Masjid Kubah Emas Sumber : Ari Saksono Photography
Gambar 2.59
Gambar 2.58
Gambar 2.61
Gambar 2.60
Gambar 2.62
Gambar 2.58 – 2.63 : Masjid Kubah Emas Sumber : Ari Saksono Photography
Gambar 2.63
2.6.4 Masjid Islamic Center Samarinda
Gambar 2.64 : IsLamic Centre Samarinda Sumber : Sigit Watiman Photography
Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak. Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih. Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun iman
Gambar 2.65 : IsLamic Centre Samarinda Sumber : Sigit Watiman Photography
Gambar 2.67 : IsLamic Centre Samarinda Sumber : Sigit Watiman Photography
Gambar 2.66 : IsLamic Centre Samarinda Sumber : Sigit Watiman Photography
Gambar 2.68: IsLamic Centre Samarinda Sumber : Sigit Watiman Photography