BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Terminologi Judul Judul dari proyek ini adalah Butterfly Park. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek, yaitu: Butterfly, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: •
Salah satu serangga dari ordo Lepidoptera
•
Serangga bersayap lebar, umunya bewarna cerah, berasal dari kepompong ulat, dapat terbang, biasanya sering hinggap di bunga untuk menghisap madu.
•
Rama-rama
Park, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: •
Kebun yang ditanami berbagai jenis bunga-bunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang)
•
Tempat (yang menyenangkan dan sebagainya)
•
Tempat duduk pengantin perempuan (yang dihiasi dengan bunga-bunga dan sebagainya)
Berdasarkan pengertian di atas, maka Butterfly Park adalah suatu tempat yang menyenangkan, berupa kebun yang ditanami dengan berbagai jenis bungabunga dan dihinggapi oleh serangga yang berasal dari ordo Lepidoptera (kupukupu).
II.2. Tinjauan Umum II.2.1. Tinjauan Tentang Ekowisata II.2.1.1. Definisi dan Prinsip Ekowisata Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat ekowisata internasional mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to natural area that conserves the environment and improves the well-being of local people) (TIES, 2000 dalam Damanik dan Weber, 2006).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7 Universitas Sumatera Utara
Dari definisi ini ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yakni: 1.
Ekowisata sebagai produk; Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam.
2.
Ekowisata sebagai pasar; Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan.
3.
Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.
Disini kegiatan wisata yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain (tour operator) yang memfasilitasi wisatawan untuk menunjukkan tanggungjawab tersebut (Damanik dan Weber, 2006) Dari definisi di atas dapat diidentifikasi beberapa prinsip ekowisata (TIES, 2000 dalam Damanik dan Weber, 2006), yakni sebagai berikut: a.
Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan wisata.
b.
Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun pelaku wisata lainnya.
c.
Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun masyarakat lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kerjsama dalam pemeliharaan atau konservasi obyek daya tarik wisata.
d.
Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan bagi keperluan konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.
e.
Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilainilai lokal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8 Universitas Sumatera Utara
f.
Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik di daerah tujuan wisata.
g.
Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti memberikan kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi wisata sebagai wujud hak azasi, serta tunduk pada aturan main yang adil dan disepakati bersama dalam pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.
II.2.1.2. Prinsip dan Konsep Pengembangan Ekowisata Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 bahwa prinsip pengembangan ekowisata meliputi: 1.
Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata;
2.
Konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata;
3.
Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan;
4.
Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya;
5.
Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung;
6.
Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di sekitar kawasan; dan
7.
Menampung kearifan lokal.
Menurut Yulianda (2007), konsep pembangunan ekowisata hendaknya dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi : 1.
Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktifitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam budaya setempat.
2.
Pendidikan konservasi lingkungan Mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9 Universitas Sumatera Utara
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan Retribusi atau pajak konservasi (conservation tax) dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan.
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan Merangsang masyarakat agar terlibat dalam perencanaan dan pengawasan kawasan.
5.
Penghasilan bagi masyarakat Masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan.
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam Kegiatan
dan
pengembangan
fasilitas
tetap
mempertahankan
keserasian dan keaslian alam. 7.
Daya dukung sebagai batasan pemanfaatan Daya
tampung
dan
pengembangan
fasilitas
hendaknya
mempertimbangkan daya dukung lingkungan. 8.
Konstribusi pendapatan bagi negara (pemerintah daerah dan pusat).
The Ecotourism Society (Eplerwood 1999 dalam Fandeli 2000) menyebutkan ada delapan prinsip dalam kegiatan ekowisata yaitu: 1.
Mencegah
dan
menanggulangi
dari
aktivitas
wisatawan
yang
mengganggu terhadap alam dan budaya; 2.
Pendidikan konservasi lingkungan;
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan;
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan;
5.
Meningkatkan penghasilan masyarakat;
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam;
7.
Menjaga daya dukung lingkungan;
8.
Meningkatkan devisa buat pemerintah.
II.2.2. Jenis Kegiatan Wisata Kegiatan wisata utama di dalam rencana dibagi menjadi 3 program, yaitu: 1.
Kegiatan wisata rekreasi Berupa rekreasi di alam terbuka sambil menikmat keindahan, keunikan, kesejukan, gejala, dan panorama lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10 Universitas Sumatera Utara
2.
Kegiatan wisata pendidikan Berupa kegiatan wisata yang dilakukan baik di alam terbuka maupun di dalam bangunan untuk mendapatkan pengetahuan/pendidikan tentang dan sumber daya alam yang ada di lokasi, keanekaragaman hayati: flora (vegetasi), fauna dan lingkungan fisik sekitarnya.
3.
Kegiatan wisata konvensi Kegiatan wisata dengan batasan usaha jasa konvensi, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah konvensi, lokakarya, seminar, rapat dan acara pertemuan yang dapat dipesan berkelompok dengan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka sambil berwisata.
Komposisis program kegiatan wisata yang disediakan kurang lebih: 70% kegiatan wisata rekreasi, 20% kegiatan wisata pendidikan, dan 10% kegiatan wisata konvensi.
II.2.3 Tinjauan Terhadap Kupu-Kupu II.2.3.1. Pengertian Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik (lepis, sisik dan pteron, sayap). Hal ini sesuai dengan namanya, yangf berasal dari kata Latin lepido- (yang berarti sisik) dan kata Yunani pteron (yang berarti sayap). Sisik pada sayap ini tersusun seperti genteng dan pola warnanya yang indah inilah yang membuat corak dan tampilan menarik pada kupukupu. Kupu-kupu merupakan bagian kecil (kurang dari 12%) dari 155.000 spesies Lepidoptera yang dikenal di dunia. Bagian terbesar adalah ngengat atau dikenal juga sebagai kupu-kupu malam. Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11 Universitas Sumatera Utara
aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Ciri-ciri lain yang membedakan kupu-kupu dengan ngengat adalah ujung antenna yang membesar dan posisi sayapnya yang terlipat secara vertical atau tegak di atas tubuhnya pada saat istirahat. Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005). Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia. II.2.3.2. Struktur Morfologi Kupu-Kupu Menurut Smart (1976) ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin (eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan
Gambar 2.1: Anatomi Kupu-kupu
oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12 Universitas Sumatera Utara
Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut : Kepala (caput ) Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk. Dada ( thoraks ) Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor). Perut ( abdomen ) Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur). II.2.3.3. Siklus Hidup Kupu-Kupu (Metamorfosis) Dalam hidupnya, kupu-kupu mengalami perubahan bentuk yang dikenal dengan proses metamorfosis lengkap. Kupu-kupu diistilahkan sebagai serangga Holometabulus, dan melalui metamorfosis sempurna. Siklus hidup ini meliputi bentuk dewasa – telur – larva (ulat) – pupa (kepompong). Umur kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) minggu. Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva (ulat). Selanjutnya, larva membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul sebagai kupu-kupu/ imago. Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam untuk penyempurnaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13 Universitas Sumatera Utara
warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari makan dan pasangan hidupnya.
Gambar 2.2: Metamorfosis Kupu-kupu
Telur Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi cangkang pertamanya
Kulit
luar
telur dari
yang kosong larva
tidak
sebagai makanan
meregang
mengikuti
pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit. Larva, dikenal sebagai caterpillar/ ulat bulu •
Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14 Universitas Sumatera Utara
•
Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 – 6 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar.
•
Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau filamen.
•
Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.
Kepompong (chrysalis) Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya. (berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari tergantung spesiesnya Kupu-kupu (imago) •
Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera setelah sayap mengering,mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang.
•
Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa
Kupu-kupu dewasa merupakan tahapan untuk berkembang biak. Setelah kawin, kupu-kupu betina akan meletakkan telur-telur pada daun tanaman inang yang cocok. Ada keterkaitan yang erat antara kupu-kupu dengan tanaman inang. Tiap spesies kupu-kupu memilih spesies tanaman tertentu yang sesuai dengan dan akan menjadi makanan ulatnya. Kupu-kupu mempunyai jangka waktu hidup yang singkat. Kupu-kupu ditahap dewasa dapat hidup dari seminggu sampai hamper setahun tergantung dari spesiesnya. Banyak spesies kupu-kupu yang mempunyai tahap larva yang panjang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15 Universitas Sumatera Utara
sementara yang lain bisa tidur (dorman) di dalam tahap telur dan karena itu mereka bias bertahan di musim dingin. Kupu-kupu mungkin menghasilkan satu atau lebih keturunan pertahun. Jumlah generasi pertahun bervariasi dari temperatur dingin ke temperatur tropis yang menunjukkan ciri khasnya masing-masing melalui multivoltinisme. II. 2.3.4. Jenis Kupu-Kupu Adapun jenis Kupu-kupu, yaitu: Famili Papilionidae- The Swallowtails
Scarce Swallowtail, Iphiclides podalirius
Palawan Birdwing, Troides trojana
Cairns Birdwing, Ornithoptera priamus
Crimson Rose, Pachliopta hector
Pipevine Swallowtail, Battus philenor
Common Mime, Chilasa clytia
Blue Mormon, Papilio polymnestor
Gambar 2.3: Kupu-Kupu Famili Papilionidae
Famili Pieridae - The Whites and Yellows
Green-veined White, Pieris napi
The Orange Tip, Anthocharis cardamines
Common Jezebel, Delias eucharis
Common Brimstone, Gonepteryx rhamni
Gambar 2.4: Kupu-kupu Famili Pieridae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16 Universitas Sumatera Utara
Famili Riodinidae - The Metalmarks, Punches and Judies
Punchinello, Zemeros flegyas
Tailed Judy, Abisara neophron
Lange's Metalmark
Gambar 2.5: Kupu-kupu Famili Riodinidae
Famili Nymphalidae - The Brush-footed Butterflies
Rama-rama monarch, Danaus plexippus the most widely known danaine butterfly
Common Nawab, Polyura athamas, a charaxine Nymphalid from India
Morpho rhetenor helena a morphine from South America
Julia Heliconian, Dryas julia
Sara Longwing, Heliconius sara a heliconine nymphalid
Glasswing butterfly, Greta oto
Lorquin's Admiral, Limenitis lorquini a limenitidine nymphalid
Leopard Lacewing, Cethosia cyane of subfamily Cyrestinae
Peacock Butterfly, Inachis io
Comma Butterfly, Polygonia c-album
Common Buckeye, Junonia coenia
Crimson Patch, Chlosyne janais
Gambar 2.6: Kupu-kupu Famili Nymphalidae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17 Universitas Sumatera Utara
Famili Lycaenidae - The Blues
Red Pierrot, Talicada nyseus
Small Copper, Lycaena phlaeas
Monkey Puzzle, Rathinda amor
Banded Blue Pierrot, Discolampa ethion
Lycaena dispar
Polyommatus bellargus
Gambar 2.7: Kupu-kupu Famili Lycaenidae
II. 2.3.5. Jenis Kupu-Kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia Adapun jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia sejumlah 20 spesies kupu-kupu. Jumlah jenis kupu yang dilindungi ini sebenarnya sangat sedikit dibandingkan jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia yang mencapai 2.500-an jenis. Daftar 20 jenis dan gambar kupu-kupu yang dilindungi dan langka di Indonesia ini hanya secuil dari keragaman jenis kupu di Indonesia. Meskipun beberapa jenis diantaranya merupakan jenis endemik yang hanya bisa ditemukan di daerah tertentu saja. Sulawesi menjadi salah satu daerah dengan keanekaragaman jenis kupu-kupu terkaya di Indonesia sehingga dikenal sebagai The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu). Khususnya di kabupaten Maros dengan empat lokasi kawasan konservasi yang mempunyai ratusan jenis kupukupu, yaitu Taman Wisata Alam Gua Pattunuang, Taman Wisata Alam Bantimurung, Cagar Alam Bantimurung, dan Cagar Alam Karaenta. Berikut ini ada 20 jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia lengkap dengan gambar (foto) dan diskripsi singkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18 Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1: Jenis Kupu-kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia Cethosia myrina
Nama Kupu-Kupu
Ornithoptera chimaera
(Kupu-kupu Bidadari atau
(Kupu Sayap Burung Peri
Kupu-kupu Sayap Renda)
atau Chimaera Birdwing)
Gambar
Sebaran Geofrafis
Endemik Sulawesi
Ditemukan
di
Papua
(Indonesia
dan
Papua
Nugini). Status IUCN
konservasi
Redlist:
Near
Threatened Ornithoptera paradisea
Ornithoptera goliath (Kupu sayap burung goliat)
(Kupu Sayap Burung
Ornithoptera priamus
Surga atau Butterfly of
(Kupu Sayap Priamus)
Paradise)
Ditemukan di Indonesia
Ditemukan
di
Papua
Ditemukan di Maluku, Papua
bagian timur
(Indonesia
dan
Papua
Nugini, Kepulauan Solomon,
Nugini). Status konservasi
dan Australia
IUCN Redlist: Least Concern Ornithoptera rothschildi
Ornithoptera tithonus
Trogonoptera brookiana
(Kupu Burung Rotsil atau
(Kupu Burung Titon atau
(Kupu Trogon atau Rajah
Rothschild’s Birdwing)
Tithonus Birdwing)
Brooke’s Birdwing)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19 Universitas Sumatera Utara
Ditemukan
di
Papua,
Ditemukan Status
Indonesia. Status
Konservasi:
di
Indonesia.
Konservasi:
Data
Deficient
Di
Kalimantan,
Natuna,
Semenanjung Malaya, dan pulau-pulau
Vulnerable
sekitar
Sumatera. Terdaftar sebagai CITES Apendiks II
Troides amphrysus (Kupu-
Troides andromache
Troides criton (Kupu-kupu
kupu Raja atau Golden
(Kupu-kupu Raja atau
Raja atau Criton Birdwing)
Birdwing)
Borneo birdwing)
di
Terdapat di Indonesia dan
Endemik
Malaysia. Status Konservasi:
Halmahera, Bacan, Ternate
Near Threatened
dan Obi (Indonesia)
Terdapat
Malaysia,
Sumatera, dan Jawa
Troides haliphron (Kupu-kupu Raja)
Pulau
Troides helena
Troides hypolitus
(Kupu-kupu Raja atau
(Kupu-kupu Raja atau
Common Birdwing)
Rippon’s Birdwing)
Terdapat di pulau Sulawesi,
Ditemukan
di
India,
Endemik
Sumbawa,
Malaysia,
kamboja,
Laos,
Sulawesi, Indonesia
Wetar,
Selayar (Indonesia).
dan
Morotai,
Vietnam, Thailand, dan
Indonesia
Nias,
Jawa,
dan
China,
(Sumatra, Bawean,
Kangean,
Bali,
Sumbawa,
Sulawesi,
Kalimantan).
Maluku
Lombok, dan
Terdaftar
dalam CITES Apendiks II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20 Universitas Sumatera Utara
Troides miranda (Kupu-kupu Raja atau Miranda Birdwing)
Endemik
Sumatera
dan
Troides plato
Troides rhadamantus
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
Endemik pulau Timor
Filipina dan Sulawesi
Kalimantan Troides riedeli
Troides vandepolli
Troides meoris
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
Endemik pulau Tanibar
Kupu endemik Jawa dan Sumatera, Indonesia
Kupu-kupu selalu indah dan menawan, baik rupa maupun gerakannya. Dan dari gambar (foto) jenis-jenis kupu tersebut tentunya membuat kita terpana akan kekayaan alam Indonesia. Sayangnya saya tidak bisa menemukan gambar kupukupu Raja spesies Troides meoris. Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Kelas: Insecta; Ordo:
Lepidoptera;
Famili:
Papilionidae;
Genus:
Cethosia,
Ornithoptera,
Trogonoptera, Troides. II.2.3.6. Perilaku Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang hari, pada malam hari kupu-kupu akan istirahat dan terlindungan daun pepohonan. Siang kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari makan dan berproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21 Universitas Sumatera Utara
kupu-kupu jantan dan batina terbang berpasangan dan pada saatnya akan melakukan kopulasi. Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya. kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbamg rendah antara 10 cm- 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya. Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buahbuahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daundaunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya. II.2.3.7. Kupu-kupu dan Manusia Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman. Pada pihak yang lain, berjenis-jenis ulat diketahui sebagai hama yang rakus. Bukan hanya tanaman semusim yang dimangsanya, namun juga pohon buahbuahan dan pohon pada umumnya dapat habis digunduli daunnya oleh hama ulat dalam waktu yang relatif singkat. Banyak jenis hama ulat, terutama dari jenis-jenis ngengat yang menjadi hama pertanian yang serius. Untuk
memanfaatkan
keindahan
beberapa
jenisnya,
kini
orang
mengembangkan peternakan kupu-kupu. Manfaat kupu-kupu sedikitnya ada 7 manfaat dari kupu-kupu antara lain : Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan Papilio iswara. Mempunyai nilai artistik/ keindahan, sebagai hiasan dinding, meja, penindih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22 Universitas Sumatera Utara
kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet. Bahan penelitian biologis. Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ). Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang. Sebagai Koleksi. Rekreasi/ menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik. II.2.3.8. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu Pakan Kupu-Kupu Makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas adalah sisa kerabang telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan daun, sedangkan kupu-kupu
dewasa
memakan
beberapa
cairan
untuk
menjaga
keseimbangan air dan energi tubunya. Pada umumnya kupu-kupu memakan nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat dari tanaman atau pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran burung atau hewan lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat morfologi kupu-kupu. Tumbuhan inang merupakan tempat larva mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk memproduksi
warna
dan
karakteristik
kupu-kupu
dewasa
(Fitzgerald,1999). Spesies, Telur dan pupa yang berukuran lebih kecil lebih cepat menetas. Sedangkan rentang hidup kupu-kupu bervariasi tergantung pada spesiesnya (Sihombing, 1999). Iklim, Kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin ( poikilothermik ) yaitu suhu tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan (Sihombing, 1999). Kupu-kupu hanya dapat terbang jika suhu tubuhnya di atas 30 o C (Col, 2000). Suhu tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5 – 10 o C di atas suhu lingkungan. Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam pengaturan suhu tubuh (termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan tubuhnya dari cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan menjadi kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23 Universitas Sumatera Utara
menetas menjadi kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu dipengaruhi kondisi klimatik yaitu angin yang kencang, musim hujan dan kemarau (Fitzgerald, 1999). Telur kupu-kupu pada musim kering mengalami dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim hujan (Dephut, 1996). Jenis Kelamin, Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan kupu-kupu dewasa (Dephut, 1994).
II.2.4. Tinjauan Terhadap Penangkaran Kupu-Kupu II.2.4.1. Tujuan Penangkaran Membuat
percontohan
Penangkaran
Kupu-kupu
sebagai
upaya
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar lokasi proyek, yang dikemudian hari diharapkan dapat menjadi alternatif sumber mata pencaharian masyarakat setempat dalam rangka pelestarian manfaat taman kota. Salah satu obyek wisata di Sumatera Utara. Sebagai sarana pendidikan. Sebagai salah satu tempat penjualan souvenir bagi pengunjung kota Medan. II.2.4.2. Manfaat Penangkaran Terdapatnya percontohan penangkaran kupu-kupu dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian satwa terutama untuk jenis kupu-kupu yang dilindungi. Menambah alternatif mata pencaharian masyarakat yang berdampak pada peningkatan penghasilan. II.2.4.3. Alat dan Bahan yang Diperlukan dalam Pembangunan Penangkaran Peralatan
dan
bahan
yang
diperlukan
dalam
menunjang
kegiatan
pembangunan penangkaran kupu-kupu ini adalah : Alat tulis kantor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 Universitas Sumatera Utara
Bangunan penangkaran, Cawan petri tempat penetasan telor, Rrak dan kotak tempat pembesaran larva, Rak tempat pembesaran pupa, Termometer Ruangan, Jaring untuk menangkap kupu-kupu, Kuas kecil dan kuas besar, Jarum pentul, Kertas label, Alat suntik, Papan kayu, Alkohol 70 %, Plastik transparan dan Lem fox.
II.2.4.4. Pengadaan Bibit Pengadaan
bibit
kupu-kupu,
rencananya
dilakukan
dalam
bentuk
kepompong dan kupu-kupu. Selanjutnya bibit dihasilkan dari penangkaran, dipelihara dan dikawinkan di dalam kandang reproduksi. Tabel 2.2: Rencana Jenis Kupu-Kupu yang Akan Ditangkarkan
No.
Nama Jenis
Family
Pakan Larva
1.
Papilio helena
Papilionidae
Cytrus hytrix
2.
Papilio memnon
Papilionidae
Cytrus
3.
Troides helena
Papilionidae
Aristolochia tagala
4.
Troides amprisus
Papilionidae
Aristolochia tagala
5.
Graphium sarpedon
Papilionidae
Cytrus
6.
Ornithoptera goliath
Papilionidae
Aristolochia tagala
II.2.4.5. Pemeliharaan Pemeliharaan kupu-kupu relatif mudah, yaitu dengan menyediakan kandang yang dilengkapi dengan tanaman sebagai sumber pakan. Metamorfosis kupu-kupu terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25 Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan Telur Telur-telur diambil dari tanaman inang dan disimpan dalam cawan petri yang tertutup rapat dan disusun rapi dalam rak penyimpanan di laboratorium kupukupu. Dilakukan pendataan telur yang meliputi : jumlah, jenis dan tanggal pengambilan telur. Setelah 5 – 7 hari telur akan menetas, kemudian dipindah ke stoples dengan dengan bantuan kuas kecil. Setiap hari telur yang diambil tempatnya dipisahkan, jika melebihi 10 hari telur tidak menetas maka telur dibuang.
Pemeliharaan larva Setelah telur menetas menjadi larva, kemudian dipindahkan ke dalam stoples yang sudah diberi sumber pakan larva dengan menggunakan kuas kecil. Pemindahan harus tercatat tanggal, jumlah dan jenisnya. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Dalam satu stoples dapat ditempati 50 ekor larva. Setelah 7 (tujuh) hari larva sudah mulai besar dengan ukuran 1 1,5 cm, kemudian dipindahkan ke kotak kayu pemeliharaan larva ukuran sedang dan dilakukan pencatatan tanggal, jumlah dan jenisnya. Dalam 1 (satu) kotak dapat terisi 15 -20 ekor larva. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Untuk 15 -20 ekor larva, dibutuhkan sekitar 4 – 5 helai daun pakan jenis jeruk. Alat yang digunakan untuk membersihkan kotak larva adalah kuas, pinset dan alkohol. Alkohol digunakan jika ada larva yang mati dan membusuk, maka bekasnya disemprot alkohol. Untuk menghindari hama semut maka kaki rak penyimpanan kotak larva diberi mangkuk yang diisi dengan ter. Pada saat larva berumur 2 (dua) minggu ukuran larva sudah mencapai 3,5 – 4 cm, kemudian dipindah ke kotak pemeliharaan larva ukuran besar dan dicatat tanggal, jenis dan jumlahnya. Dalam satu kotak diisi 10 – 15 ekor larva. Setelah 25 hari menjelang 1 bulan larva berukuran 5,5 – 6 cm, larva mulai mencari tempat untuk persiapan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26 Universitas Sumatera Utara
menjadi kepompong selama kurang lebih 2 (dua) hari. Larva menaiki dinding kotak dan mengikatkan dirinya pada dinding dengan serat benang halus. Setelah dua hari proses pembentukan kepompong sempurna dan kulit larva sudah mengelupas. Kemudian kepompong/ pupa dipindahkan ke kandang pupa dengan menggunakan cutter, dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tubuh pupa atau terjatuh.
Pemeliharaan Pupa Pengambilan pupa baik dari alam atau kotak larva dilakukan pencatatan tanggal, jenis dan jumlahnya. Kepompong/ pupa yang sudah diambil kemudian dilem fox dan diberi lidi ukuran 5 cm pada bagian dada yaitu bagian yang kerasnya. Setelah kering selama satu malam, kepompong disimpan di kandang pupa dengan menggunakan jepitan. Penyimpanan bisa digantung atau ditancapkan pada busa yang digantung dalam kandang pupa. Pemeriksaan kepompong dilakukan setiap hari, jika cuaca panas, suhu di atas 30°C terutama musim kemarau maka kandang pupa disemprot dengan uap air untuk menjaga kelembaban. Suhu rata-rata siang hari di tempat penangkaran 24 – 25°C. Jika ada kepompong yang gagal maka dikeluarkan dan dibuang. Ciri-ciri kepompong yang gagal adalah berjamur, warna hitam pekat, pada bagian kepala mengeras, segmen tubuh mengendur dan tidak mengeluarkanbunyi atau gerakan. Kandang pupa diletakkan pada tempat yang mendapatkan sinar matahari pagi. Predator utama kepompong kupu-kupu adalah tikus.
Pemeliharaan Kupu-Kupu Dewasa Kupu-kupu setelah menetas dari kepompong dalam jangka waktu sekitar 3 (tiga) jam sudah siap terbang untuk mencari makan dan pasangan untuk perkawinan. Pemeliharaan di kandang Kubah dilakukan dengan memberikan makanan tambahan berupa bunga potong yang mengandung madu dan larutan gula dengan perbandingan 2 : 1 (dua bagian gula dan satu bagian air) sehingga larutan agak kental.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27 Universitas Sumatera Utara
Larutan gula diletakkan pada sutau wadah piring yang diberi bunga-bungaan agar menarik kupu-kupu. Kandang selalu dibersihkan dari kotoran, daun dan rumput yang kering serta dilakukan penjagaan dari predator. Untuk menjaga kelembaban, di dalam kandang dibuatkan aliran air (parit) yang mengalir mengelilingi kandang.
II.3. Tinjauan Lokasi II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya: 1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi) •
Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta transportasi yang mudah di akses.
•
Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi berjalan dengan lancar.
2. Luas Lahan dan Harga Tanah Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah direncanakan serta NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah yang digunakan
untuk
proyek
sebaiknya
relatif
terjangkau
sehingga
mempermudah perealisasian proyek. 3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi: •
Infra struktur
•
Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas utama dan fasilitas penunjang lainnya.
4. Perhitungan harga tanah tempat lokasi proyek 5. Persyaratan lain Lokasi harus cocok digunakan sebagai tempat rekreasi dan merupakan kawasan yang dapat dialokasikan sebagai habitat kupu-kupu. Adapun kebutuhan
primer
kupu-kupu
adalah
tanaman
sebagai
tempat
berlindung, matahari dan air. Sehingga dalam mendesain taman kupukupu, ketiga elemen ini haruslah ada agar kupu-kupu dapat bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28 Universitas Sumatera Utara
II.3.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Dalam pemilihan lokasi untuk Butterfly Park perlu pula diperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK). Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional. Maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu : Tabel 2.3: WPP Kotamadya Medan
WPP A
Cakupan
Pusat
Peruntukan
Program
Kecamatan
Pengembangan
Lahan
Pembangunan
M. Belawan
BELAWAN
Pelabuhan,
Jalan
baru,
M. Marelan
Industri,
jaringan air
M. Labuhan
Permukiman,
minum,
Rekreasi,
tank, sarana
Maritim
pendidikan dan
septic
permukiman. B
M.Deli
TJ. MULIA
Perkantoran,
Jalan
baru,
Perdagangan,
jaringan air
Rekreasi
minum,
Indoor,
pembuangan
Permukiman
sampah,
sarana
pendidikan. C
M. Timur
AKSARA
Permukiman,
Sambungan
air
M. Perjuangan
Perdagangan,
minum,
M. Tembung
Rekreasi
septic tank, jalan
M. Area
baru,
M. Denai
rumah permanen,
M. Amplas
sarana pendidikan
dan
kesehatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29 Universitas Sumatera Utara
D
M. Johor
INTI KOTA
CBD, Pusat
Perumahan
M. Baru
Pemerintahan,
permanen,
M. Kota
Hutan
pembuangan
M. Maimoon
Kota,
M Polonia
Pendidikan,
Pusat sampah, sarana pendidikan.
Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman E
M. Barat
SEI
Permukiman,
Sambungan
M. Helvetia
SEKAMBING
Perkantoran,
minum,
M. Petisah
Perdagangan,
septic tank, jalan
M. Sunggal
Konservasi,
baru,
M. Selayang
Rekreasi,
rumah permanen,
M. Tuntungan
Lapangan Golf, sarana Hutan
pendidikan
Kota
kesehatan.
air
dan
Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini : WPP A
Pelabuhan, Industri, WPP D
CBD, Pusat
Permukiman, Rekreasi, Maritim
Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan,
WPP B
Perkantoran, Rekreasi
Perkantoran,
Indoor, Permukiman
Perdagangan, Rekreasi Indoor,
WPP E
Permukiman
Permukiman, Perkantoran,
WPP C
Perdagangan,
Permukiman,
Konservasi, Rekreasi,
Perdagangan, Rekreasi
Lapangan Golf, Hutan Kota Gambar 2.8: Peta Kawasan Perencanaan Kota Medan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30 Universitas Sumatera Utara
II.3.1.2. Pencapaian Untuk sebuah taman dan bangunan rekreasi yang diharapkan dapat dikunjungi oleh khalayak ramai, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu: Mudah diakses dari tempat-tempat yang penting di luar site, seperti bandara, hotel, pelabuhan, bank, dan sarana rekreasi lain. Peletakan lokasi haruslah dekat dengan jalan transportasu utama yang menghubungkan lokasi tersebut dengan sarana public. Adanya transportasi menuju dan keluar site Tidak berada di kawasan yang sering mengalami kemacetan dan nyaman bagi orang yang berkendaraan dan berjalan kaki Dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat
II.3.2. Analisis Pemilihan Lokasi II.3.2.1. Alternatif Lokasi Beberapa alternative pemilihan lokasi perancangan berada di Kota Medan, ditunjukkan dengan gambar berikut: ALTERNATIF 1 Terdapat di Taman Beringin dii Perumahan Royal Sumatera tepatnya di Jalan Jamin Ginting no. 384, Kelurahan Mangga,
Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, Sumatera Utara. Luas Site : ± 2.8 Ha Batas Site antara lain : Utara
: Sungai Babura
Timur : Rumah penduduk Selatan : : Jl. Perumahan Royal Sumatera dan Lapangan Golf Barat
:
Jl.
Perumahan
Royal
Gambar 2.9: Peta Lokasi Alternatif 1
Sumatera
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31 Universitas Sumatera Utara
Kelebihan : •
Merupakan taman /lahan hijau dan dilintasi oleh aliran Sungai Babura
•
Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.
•
Site berada di jalur lintas Medan - Berastagi
Kekurangan : untuk menuju site diperlukan akses melalui jalan perumahan Royal Sumatera.
ALTERNATIF 2 Terdapat di Jalan Kapten Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Medan, Sumatera Utara Luas Site : ± 2.6 Ha Batas Site antara lain : Utara
: Jl. Mongonsidi
Timur : Sungai Babura Selatan : Rumah Warga, Sungai Babura Barat
: Jl. Kapten Pattimura
Gambar 2.10: Peta Lokasi Alternatif 2
Kelebihan: •
Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Kapten Pattimura
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32 Universitas Sumatera Utara
•
Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Site.
•
Terletak di sudut persimpangan tiga jalan, Jalan Kapten Pattimura dan Jalan Mongonsidi
•
Dilintasin aliran Sungai Babura dan dengan kondisi site banyak ditanami tanaman rindang
Kekurangan : aliran drainase kurang diperhatikan sehingga jika curah hujan tinggi rawan banjir.
ALTERNATIF 3 Terdapat
di
Jalan
Jamin
Ginting,
Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara Luas Site : ± 2.8 Ha Batas Site antara lain : Utara
: Jl. Jamin Ginting
Timur : Perumahan Penduduk Selatan : Rumah Warga Barat
: Kolam Pancing Gambar 2.10: Peta Lokasi Alternatif 3
Kelebihan: •
Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Jamin Ginting
•
Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Site.
•
Merupakan jalur lintas kota
Kekurangan : site agak masuk ke dalam harus melewati jalan kecil sebagai akses masuknya. II.3.2.2. Penilaian Alternatif Lokasi Kedua alternatif
lokasi ini akan dinilai untuk
mendapatkan lokasi
perancangan yang tepat. Tabel 2.4: Analisa Pemilihan Lokasi
Lokasi Site
Bobot Kriteria Kondisi Site
4
Royal Sumatera Medan Jl. Letjend. Jamin Ginting No. 384 Berkontur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
namun
Jl. Letjend. Jamin Ginting Berkontur
agak
Jl. Kapten Patimura Relatif datar
33 Universitas Sumatera Utara
Konteks Peruntukan (RUTRK)
3
Aksesibility
3
Transportasi
3
Karakteristik Site
3
Luas Tapak
3
Harga Tanah
4
tidak terlalu curam Nilai: 4 (BxN= 4x4 = 16) Diperuntukkan bagi lokasi yang dihijaukan (taman kota) Nilai: 4 (12) Dapat dicapai dengan mudah karena terletak di jalan primer dan dikenal baik oleh masyarakat Nilai: 4 (12) Pada jalan primer banyak dilalui angkutan umum Nilai: 4 (12) Berada di lingkungan Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota Nilai: 4 (12) ± 2.8 Ha Nilai: 3 (9) Relatif mahal namun bagus untuk investasi Nilai: 3 (12)
curam terdapat kolam (12)
Nilai: 4 (16)
Diperuntukkan bagi lokasi yang dihijaukan (taman kota) Nilai: 4 (12) Dicapai melalui jalan setapak dan kurang diketahui oleh masyarakat Nilai: 1 (3)
Diperuntukkan bagi permukiman Nilai: 3 (9)
Pada jalan primer banyak dilalui angkutan umum Nilai: 4 (12) Berada di lingkungan Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota Nilai: 4 (12) ± 3 Ha Nilai: 3 (9) Relatif murah karena terletak di pinggiran jalan Nilai: 4 (16)
Banyak dilalui oleh angkutan umum Nilai: 4 (12) Berada di lingkungan komersil, pusat pendidikan, perkantoran, permukiman Nilai: 3 (9)
85
76
Total
Dapat dicapai dengan mudah karena terletak di simpang tiga Nilai: 4 (12)
± 2.6 Ha Nilai: 4 (12) Relatif mahal dan terletak dipersimpangan jalan primer Nilai: 2 (8) 78
Kriteria Penilaian: Tabel 2.5: Keterangan Kriteria Penilaian
4
3
2
1
0
Sangat Baik
Cukup Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34 Universitas Sumatera Utara
II.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Gambar 2.12: Peta Lokasi Site
Lokasi Butterfly Park ini berada di Perumahan Royal Sumatera tepatnya di Jalan Jamin Ginting no. 384, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara. •
Kasus Proyek
: Butterfly Park
•
Status Proyek
: Fiktif
•
Pemilik Proyek
: Pihak Swasta
•
Batas-Batas Site
:
o
Utara
: Sungai Babura
o
Selatan
:
Jl.
Perumahan
Royal
Sumatera
dan
Lapangan Golf o
Barat
: Jl. Perumahan Royal Sumatera
o
Timur
: Rumah penduduk
•
Luas Lahan
: ± 2.8 Ha
•
Kontur
: Berkontur
•
KDB
: 65%
•
KLB
: 1-3 lantai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35 Universitas Sumatera Utara
•
Bangunan Eksisting
: Lahan Kosong
•
Potensi Lahan
:
o
Merupakan taman / lahan hijau dan dilintasi oleh aliran Sungai Babura
o
Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.
o
Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.
o
Site berada dekat dengan jalur lintas Medan-Berastagi
II.4. Tinjauan Fungsi II.4.1. Deskripsi Pengguna Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Butterfly Park ini, yaitu: 1. Pengunjung •
Institusi Pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi)
•
Lembaga Swaday Masyarakat (LSM) Lingkungan
•
Dinas / Kantor Pemerintahan (Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup)
•
Masyarakat Umum
2. Pengelola •
General Manager dan sekretaris
•
Kepala Bidang / Manajemen
•
Karyawan Teknisi
•
Karyawan Laboratorium
II.4.2. Deskripsi Kegiatan Adapun kegiatan wiasata utama yang dapat dilakukan di Butterfly Park ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
Wisata Rekreasi
: 70%
Wisata Pendidikan
: 20%
Wisata Konvensi
: 10%
Karakteristik kegiatan utama yang dapat dilakukan di Butterfly Park ini adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36 Universitas Sumatera Utara
1.
Butterfly Park sebagai Wisata Rekreasi Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
2.
•
Bermain, baik indoor maupun outdoor
•
Berinteraksi sosial
•
Memancing di tepi sungai
•
Jual-beli souvenir
•
Makan atau piknik di area terbuka
•
Jalan santai ataupun bersepeda
•
Menikmati keindahan alam (habitat buatan bagi kupu-kupu)
•
Menikmati fasilitas wi-fi
•
Foto bersama di studio
Butterfly Park sebagai Wisata Pendidikan Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah: •
Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup kupu-kupu
•
Melihat, meneliti, dan mengamati proses perkembangbiakan kupu-kupu mulai dari fase telur, larva, kepompong, dan kupukupu dewasa
3.
Butterfly Park sebagai Wisata Konvensi Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah: •
4.
Konfrensi atau seminar mengenai kupu-kupu
Butterfly Park sebagai Wisata Rekreasi dan Pendidikan Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah: •
Melihat koleksi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di seluruh dunia
•
Menonton film documenter tentang kupu-kupu
•
Melihat dan menanam tanaman (bunga) yang merupakan tanaman inang bagi kupu-kupu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37 Universitas Sumatera Utara
Kelompok kegiatan fasilitas Butterfly Park dibagi menjadi: Tabel 2.6: Kegiatan Utama di Butterfly Park
No. 1.
Kelompok
Uraian Kegiatan
Kegiatan Utama
- Bermain dan belajar - Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup kupu-kupu - Melihat koleksi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di seluruh dunia - Menonton film documenter tentang kupu-kupu - Melihat dan menanam tanaman (bunga) yang merupakan tanaman inang bagi kupu-kupu - Memancing di tepi sungai - Jual-beli souvenir - Makan atau piknik di area terbuka - Menikmati keindahan alam (habitat buatan bagi kupu-kupu) - Menikmati fasilitas wi-fi - Foto bersama di studio - Melihat,
meneliti,
dan
mengamati
proses
perkembangbiakan kupu-kupu mulai dari fase telur, larva, kepompong, dan kupu-kupu dewasa - Konfrensi atau seminar mengenai kupu-kupu 2.
Tambahan
- Makan dan minum - Ibadah
3.
Pelayanan
- Memarkir kendaraan roda dua dan empat - Mengabsensi kedatangan / kepulangan pengelola / karyawan - Menerima kedatangan pengunjung - Melayani pengunjung
4.
Pengelolaan
- Kegiatan manajemen - Kegiatan administratif - Kegiatan pengawasan - Kegiatan marketing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38 Universitas Sumatera Utara
- Kegiatan operasional - Kegiatan pengawasan 5.
Teknikal
- Kegiatan pengawasan - Kegiatan pemeliharaan - Kegiatan perawatan dan kebersihan
- Kegiatan plumbing dan sanitasi Dari kegiatan utama di atas, maka di dapat ruangan-ruangan utama BP, yaitu: Tabel 2.7: Ruang Utama di Butterfly Park
Ruang Butterfly &
Sifat
Fungsi
Ruang
Ruang
Publik
Rekreasi
Botanical Garden
Kegiatan - Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup kupu-kupu - Melihat dan menanam tanaman (bunga)
yang
merupakan
tanaman inang bagi kupu-kupu - Makan
atau
piknik
di
area
terbuka - Menikmati
keindahan
alam
(habitat buatan bagi kupu-kupu) - Berinteraksi sosial - Memancing di tepi sungai Butterfly Museum
Publik
Rekreasi + - Melihat koleksi jenis-jenis kupuPendidikan
Butterfly Gallery
Publik
kupu yang ada di seluruh dunia
Rekreasi + - Melihat pameran kupu-kupu yang Pendidikan
hamper punah
Butterfly Play Area
Publik
Rekreasi
- Bermain
Souvenir Centre
Publik
Rekreasi
- Jual-beli souvenir
Photo Studio
Publik
Rekreasi
- Berfoto
Multimedia Studio
Publik
Rekreasi + - Menonton film dokumenter Pendidikan
Foodcourt Area
Publik
Rekreasi
- Makan dan minum - Menikmati fasilitas Wi-fi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39 Universitas Sumatera Utara
Butterfly
Semi
Convention Room
Publik
Butterfly
Privat
Konvensi
- Seminar tentang kupu-kupu
Pendidikan
- Mengamati
Laboratory
dan
perkembangbiakan mulai
dari
kupu-kupu
fase
kepompong,
meneliti
telur,
dan
larva,
kupu-kupu
dewasa Butterfly
Semi
Rekreasi + - Merawat,
Harvesting and
Publik
Pendidikan
Sanctuary
mengamati,
mengembangbiakan kupu-kupu - Merawat tanaman inang bagi kupu-kupu
II.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Beberapa persyaratan dan criteria ruang dalam kaitannya dengan kebutuhan ruang ditunjukkan pada table berikut: Tabel 2.8: Persyaratan dan Kriteria Ruang
Kriteria Ruang
No.
Nama Ruang Cahaya
1
Bersih
Tenang
Sejuk
Strategis View
Butterfly & Botanical Garden
2
Butterfly Museum
3
Butterfly Gallery
4
Butterfly Play Area
5
Souvenir Centre
6
Photo Studio
7
Butterfly
Multimedia
Studio 8
Foodcourt Area
9
Butterfly Convention Room
10
Ruang
Hygiene
+
Spray Anti Bactery
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40 Universitas Sumatera Utara
11
Egg Laboratory
12
Caterpillar Laboratory
13
Pupa Laboratory
14
Butterfly
Harvesting
and Sanctuary 15
Security
16
CCTV
17
Toilet
18
Ruang Pengelola
19
Lobby
20
Ruang Service
21
Gudang
22
Ruang Ganti/ Loker
23
Ruang
Mekanikal
Elektrikal 24
Musholla
II.5. Studi Banding Proyek Sejenis II.5.1. Bali Butterfly Park
Taman adalah
Kupu-kupu
usaha
Bali
kepariwisataan
yang termasuk salah satu objek wisata
populer
Tabanan.
Telah
di
Kabupaten
berdiri
sejak
tahun 1996 dan dikelola oleh
PT.Kupu-kupu Taman Lestari. Gambar 2.13: Kolam teratai di Buttefly Park
Berlokasi di Jl. Batukaru, Br. Sandan lebah, Wanasari, Tabanan. Tepatnya 6 Km. ke arah utara dari pusat kota, Taman di buka setiap hari dari Jam 8.00 S/ d
Jam 17.00 WITA dan tiket terakhir jam 16.00 WITA.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41 Universitas Sumatera Utara
Luas lokasi 1 Ha. dengan netting area ( Ruangan yang tertutup Jaring) 3700 M3. Untuk melepaskan kupu-2 yang minimum 3500 ekor per bulan, dan terdiri dari
berjenis-jenis kupu-2 dari seluruh Indonesia. Taman Kupu-kupu juga memproduksi memproduksi aneka kerajinan yang terbuat dari bermacam-macam serangga seperti : Framing Butterfly( Bingkai isi Kupu-2) , Framing Beetle( Bingkai isi kumbang), Gantungan kunci yang terbuat dari serangga, selipan pembatas buku, paper weight( penindih kertas) terbuat terbuat dari fiber bening
berisi kupu-kupu, lukisan dari sayap kupu-kupu, dll. Setiap hari dilepas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna, salah satu diantaranya yang paling terkenal di dunia ialah: kupu-kupu Sayap Burung Sorga (Omithoptera Paradisea), o. Priamus dan berbagai jenis dari seluruh nusantara.
Taman kupu-kupu satu-satunya di Nusantara ini berusaha mengembang biakkan sekaligus menangkar guna keperluan pengetahuan ilmiah maupun sebagai study
pendidikan di masa mendatang.
Gambar 2.14:Suasana Bali Butterfly Park
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42 Universitas Sumatera Utara
II.5.2. Butterfly Park & Insect Kingdom – Pulau Sentosa – Singapore Terletak di Pulau Sentosa Singapura,
dikelilingi
dengan
tanaman hijau tropis yang indah,
Butterfly Park & Insect Kerajaan menampilkan
keindahan
yang
menakjubkan dari berbagai berbeda
kupu-kupu yang indah dan serangga menarik. Butterfly Park ini merupakan salah satu dari jenis dan tujuan wisata
di
Singapura
yang
spektakuler wisata dan pengunjung akan
mengalami
keindahan
Gambar 2.15: Butterfly Park & Insect Kingdom
memukau dari ribuan kupu-kupu
dan serangga. Singapura Butterfly Park dan Serangga Kerajaan adalah taman tropis mempesona dan menakjubkan dengan banyak sayuran, bunga, kupu-kupu dan serangga lain. Pengunjung dapat melihat 3000 spesies insekta yang berbeda di sini. Inilah tempat yang memiliki koleksi insekta yang terbesar di Asia. Ada banyak insekta
yang langka dan juga indah di sini. Nikmati udara yang segar di area konservasi ini, di mana juga hidup sekitar 1500 kupu-kupu dan Anda juga bisa melihat transformasi dari ulat ke kepompong lalu berubah menjadi kupu-kupu yang
indah di sini.
Buka: 9.00 pagi – 6.30 malam Tiket Masuk: SGD 10 dewasa, SGD 6 anak-anak (3 – 12 tahun) Durasi Tur: 45 menit Lokasi: 51 & 51A Cable Car Gambar 2.16: Suasana Singapura Butterfly Park
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Road, Sentosa, Imbiah Lookout
43 Universitas Sumatera Utara
Di Singapura Butterfly Park dan Insect Kingdom, Anda juga akan bisa belajar tentang sejarah butterfies dan serangga di pameran Revolusi. Anda akan mengetahui bagaimana makhluk berevolusi melalui usia. Anda juga akan melihat set lengkap fosil serangga yang dating kembali juta tahun yang lalu yang menyoroti
khusus pada layar. Singapura juga
Butterfly
menampilkan
Park 70m-
gua
panjang, yang pertama di dunia, perumahan
spesimen
serangga
hidup di habitat alami mereka.Anda akan
terpesona
akan
berkembangnya kehidupan baru di rumah
pupa
yang
Live
atau
mengagumi hingga 3.000 spesies serangga di dunia yang paling Gambar 2.17: Singapura Butterfly Park
indah dan langka, yang meliputi Dynastes
terbesar
Hercules
kumbang yang pernah tercatat - semua 160 mm itu.
II.5.3. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Kupu-kupu
Penangkaran
di
Bantimurung, Sulawesi Selatan.
Eksisting
:
konservasi,
Kawasan
permukimana,
areal
persawahan, dan perkebunan.
Keadaan Fisik : Bertopografi datar, bergelombang, sampai berbukit.
Kemiringan : Berkisar antara 150m Gambar 2.18: Kerajaan Kupu-kupu Bantimurung
sampai 575m dari permukaan laut.
Di wilayah Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros terdapat empat lokasi kawasan konservasi yang mempunyai ratusan jenis kupu-kupu, yaitu Taman Wisata Alam Gua Pattunuang, Taman Wisata Alam Bantimurung, dan Cagar Alam
Karaenta. Beberapa jenis di antara kupu-kupu ini merupakan kupu-kupu endemic khas Sulawesi Selatan. Karena keberadaan ratusan jenis kupu kupu--kupu ini, maka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44 Universitas Sumatera Utara
empat lokasi kawasan konservasi tersebut dikenal secara Internasional sebagai The
Kingdom of Butterfly. Taman
Nasional
Bantimurung
Bulusaraung
(TN.
BABUL)
dibentuk
berdasarkan pertimbangan ekosistemnya yang sebagian besar berupa kawasan karst serta memiliki potensi alami yang tinggi dengan gejala alam/fenomena yang khas dan unik. Tidak salah jika pemerintah menunjuknya menunjuknya sebagai Taman Nasional
sesuai SK. 398/Menhut-II/2004 -II/2004 tanggal 18 Oktober 2004 dengan luas ± 43.750 Ha. Dalam luasan kawasan tersebut terkandung berbagai macam sumberdaya alam yang memiliki potensi sebagai objek wisata alam.
Seperti yang pernah
dilakukan oleh Tim TN. BABUL tahun 2009 mengenai analisa objek dan daya tarik wisata alam (ODTWA), tidak kurang dari lima belas (15) lokasi yang berpotensi
memiliki ODTWA. Namun demikian dari sekian banyaknya sumberdaya alam yang berpotensi menjadi ODTWA, baru satu lokasi yang cukup menonjol sebagai
kawasan wisata yaitu kawasan Wisata Bantimurung. Lokasi wisata ini telah dikelola cukup baik, meskipun pada lokasi di
Bantimurung masih terdapat kewenangan Pemda Kab. Maros. Keberadaan Pemda Kab. Maros sebagai pengelola di Bantimurung selain juga Balai TN. BABUL berkaitan dengan sejarah yang cukup panjang mengiringi keberadaannya. Kawasan Bantimurung ini difasilitasi oleh berbagai sarana prasarana wisata yang cukup memadai baik yang sifatnya alami maupun yang artificial. Keberadaan
fasilitas
dan
objek alam ini cukup menjadi daya tarik
pengunjung
yang
datang,
terutama pesona air terjunnya yang menjadi objek primadona tersendiri bagi pengunjung Kawasan ini juga
didukung olKeh objek alam lainnya yang cukup beragam seperti gua mimpi, gua batu, ekosistem hutan, Gambar 2.19: Air terjun Bantimurung
satwa kupu-kupu yang terbang kian kemari, kera yang bergelantungan di
atas pepohonan serta banyak lagi lainnya. Tidak heran jumlah pengunjung di lokasi
kawasan ini cukup membludak setiap tahunnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45 Universitas Sumatera Utara
Bantimurung merupakan objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan, diobjek wisata ini kita bisa menikmati indahnya air terjun yang mengalir dari pegunungan bantimurung. Aliran air ini berasal dari mata air pegunungan yang alami serta ditambah dengan pesona pepohonan hijau nan rindang, yang membuat wisata alam
Bantimurung menjadi sangat sejuk dan menjadi daya tarik tersendiri di kalangan pengunjung domestik maupun internasional.
Gambar 2.20: Suasana Taman Nasional Bantimurung
Selain itu, Bantimurung tidak hanya terkenal dengan air terjunnya yang begitu indah, akan tetapi terkenal juga dengan taman kupu-kupunya. Bahkan taman kupu-kupu yang ada di Bantimurung telah ditetapkan terbesar se-Asia dikarenakan memiliki spesies yang cukup beragam dan langka serta masuk dalam ekosistem yang perlu dilindungi. Oleh karena itu tidaklah terlalu berlebihan rasanya
jika dikatakan bahwa Bantimurung antimurung objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan. Untuk menikmati fasilitas di lokasi wisata alam Bantimurung dikenakan harga tiket yang cukup terjangkau dengan kriteria remaja Rp. 10.000 dan anak-anak
Rp. 5000. Didalam lokasi wisata alam Bantimurung Bantimurung terdapat penyewaan pakaian mandi, toilet dan penyewaan alat bantu renang. Sarana prasarana pengelolaan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung hingga saat ini masih sangat terbatas. Untuk kebutuhan perlindungan dan pengamanan kawasan hanya tersedia sebuah pondok kerja berukuran 70 M2, serta tiga buah pos jaga berukuran 20 M2. Untuk keperluan wisata pada Blok Bantimurung, telah tersedia beberapa fasilitas wisata yang memadai untuk wisatawan lokal namun belum representatif untuk wisatawan manca negara. Seluruh fasilitas wisata yang telah tersedia pada Blok Bantimurung juga
adalah investasi Pemerintah Kabupaten Maros dan dikelola secara langsung oleh pemerintah setempat bersama masyarakat sekitar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46 Universitas Sumatera Utara
Pada Blok Bantimurung, tersedia sebuah demplot penangkaran Kupu-kupu yang cukup diminati oleh berbagai kalangan, baik untuk keperluan penelitian, pendidikan, serta untuk kegiatan wisata bagi kalangan tertentu. Untuk keperluan operasional pengelolaan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, sampai saat ini hanya tersedia 2 unit kendaraan roda-4 dan 5 unit kendaraan roda-2, serta sebuah kantor berukuran 800 M2 yang belum dilengkapi dengan sarana meubelair yang memadai. Sampai saat ini, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah yang masing-masing berkedudukan di Balocci Kabupaten Pangkep dan Camba Kabupaten Maros belum memiliki gedung
kantor tersendiri. II.5.4. Niagara Parks Garden Trail
Gambar 2.21: Niagara Parks Butterfly Conservatory
Obyek wisata Air Terjun terbaru yang dibuka untuk masyarakat umum pada
bulan Desember 1996. Niagara Parks Komisi membuka pintunya bagi merek baru $ 15.000.000 Conservatory dolar Kupu-kupu yang terletak di Taman Niagara
Botanical Gardens. Fasilitas kelas dunia terdiri dari konservatori 1.022 meter persegi kaca kubah yang akan rumah lebih dari dua ribu kupu-kupu dari lebih dari
enam puluh spesies yang berbeda. Sampai
tiga ratus
wisatawan
per
jam
akan
diizinkan
masuk
ke
Konservatorium Kupu-kupu selama musim wisata. Butterfly Pavilion konservatori memiliki iklim tropis dengan jaringan jalan, sungai dan air terjun dikelilingi oleh
ratusan tanaman eksotis. Ratusan kupu-kupu terbang bebas terbang di sekitar tanaman dan bunga eksotis dan mungkin sangat baik tanah pada pengunjung karena mereka membuat jalan melalui paviliun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47 Universitas Sumatera Utara
Konservatori ini dibuka pada Desember 1996 dengan toko suvenir, 200-kursi
teater / auditorium kamar, dan iklim yang dikendalikan rumah kaca . konservatori ini memiliki lebih dari 2.000 kupu-kupu tropis dari lebih dari 60 spesies yang berbeda.
The konservatori kaca kubah adalah 1.022 m² dalam ukuran dengan 180 m dari jalur di dalam bagian rumah kaca, yang memiliki berbagai macam dedaunan . The konservatori dapat menampung hingga 300 pengunjung per jam. Sejak kupu-kupu penangkaran biasanya memiliki masa hidup 2-4 minggu, impor konservatori sampai
3.000 kupu-kupu per bulan dari peternakan kupu-kupu dunia di Kosta Rika , El Salvador , para Filipina , dan Australia . Khusus jaring sepanjang bagian dalam kaca kubah menjaga kupu-kupu dari terjebak untuk itu dan dari kematian akibat hipotermia . tanaman pangan Kupu-kupu di konservatori seperti Lantana , kuphea , Zinnia , Ixora , Liatris , dan Pentas diganti setiap 2-3 minggu karena ulat selera makan besar. Pengunjung yang ingin kupu-kupu untuk mendarat pada mereka harus mengenakan pakaian cerah, bergerak perlahan, dan memakai parfum atau cologne. Eurasia puyuh, penyu, ikan mas, kodok, dan kumbang membantu menjaga populasi serangga seimbang. Daerah Munculnya memungkinkan pengunjung untuk melihat
siklus hidup kupu-kupu dan menghasilkan lebih dari 45.000 kupu-kupu setiap tahun. Spesies kupu-kupu di konservatori termasuk Oranye
Banded , Biru Morpho , umum Mormon , Cydno Longwing, Doris Longwing, Teluk fritillary , Julia,
Swallowtail
Low,
Monarch , Mosaic , Owl , Red sayap-renda, Sara Longwing , dan Kecil Postman 2565 Niagara Parkway, Gambar 2.22: Butterfly Conservatory
9 kilometer (6 mil) utara dari
Konservatori ini dibuka pada Desember 1996 dengan toko suvenir, 200-kursi teater / auditorium kamar, dan iklim yang dikendalikan rumah kaca . konservatori ini memiliki lebih dari 2.000 kupu-kupu tropis dari lebih dari 60 spesies yang berbeda. The konservatori kaca kubah adalah 1.022 m² dalam ukuran dengan 180 m dari jalur di dalam bagian rumah kaca, yang memiliki berbagai macam dedaunan .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.23: Fasilitas di Butterfly Conservatory
Gambar 2.24: Botanical Gardens
Niagara Botanical Gardens terletak di Niagara Parkway indah dan Ngarai Besar, hanya 10 menit berkendara ke utara dari Falls. Pengaturan taman indah ini adalah rumah bagi konservatori kupu-kupu dan berfungsi sebagai kelas di luar ruangan yang unik untuk siswa yang menghadiri Sekolah Niagara Taman Hortikultura. Didirikan pada tahun 1936, Anda akan menikmati 40 hektar (99 hektar) dari
taman-taman indah dipertahankan, termasuk tanaman keras, rhododendron, azalea, seorang parter resmi taman, keteduhan, herbal dan sayuran penanaman, kandang burung yang juga kami terkenal di dunia taman mawar yang menampilkan lebih dari 2.400 bunga mawar. Setapak angin masa lalu Conservatory Kupu-kupu dan taman
kupu-kupu, kolam dan sebuah arboretum yang menampilkan salah satu koleksi terbaik Kanada pohon hias dan semak belukar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49 Universitas Sumatera Utara