REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Universitas Sumatera Utara | 11 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1 Tinjauan Umum Judul
: Redesain Stasiun Kereta Api Tebing Tinggi
Sifat
: Fiktif
Lokasi
: Tebing Tinggi
Luas Lahan
: 8500 m2
Luas Bangunan
: 2300 m2
Tema
: Arsitektur Simbiosis
2.2 Tinjauan Khusus Lokasi site berada di kota Tebing Tinggi, provinsi Sumatera Utara.
2.2.1 Terminologi Judul Gambar 2.1 Peta Lokasi Site Pengertian tentang terminology judul proyek Redesain Stasiun Kereta Api Tebing Tinggi Universitas Sumatera Utara | 12 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Redesain
: Dalam Bahasa Inggris dapat di terjemahkan sebagai mendesain ulang dengan cara yang berbeda
Stasiun
: Berdasarkan terjemahan Bahasa Inggris berarti tempat pemberhentian regular rute transportasi terutama kereta api. Biasanya memiliki 1 peron atau lebih Tempat atau bangunan yang digunakan berdasarkan kegiatan tertentu
Kereta Api
: Adalah serangkaian gerbong yang berada diatas rel
yang bergerak sebagai satu unit dengan lokomotif atau motor yang tidak terpisahkan
Tebing Tinggi
Redesain Stasiun Kereta Api Tebing Tinggi
: Salah satu Kota di Sumatera Utara
Mendesain ulang tempat pemberhentian regular kereta api yang berada di salah satu kota di Sumatera Utara
2.3 Sejarah Kereta Api di Indonesia Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen – Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang – Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km. Universitas Sumatera Utara | 13 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar–Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang – Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak – Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 – 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah – Cikara dan 220 Km antara Muaro – Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro – Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur Universitas Sumatera Utara | 14 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).
Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia Pada tahun 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen (Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda) 1864 s.d 1945
Staat Spoorwegen (SS) Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS) Deli
Spoorwegen Maatschappij (DSM) 1945 s.d 1950 disingkat DKA 1950 s.d 1963 disingkat DKA-RI 1963 s.d 1971 disingkat PNKA 1971 s.d.1991 disingkat PJKA 1991 s.d 1998 disingkat PERUMKA 1998 s.d. 2010
PT. KERETA API (Persero)
Mei 2010 s.d sekarang PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
2.4 Tinjauan Umum Mengenai Stasiun Kereta Api
2.4.1
Pengertian Stasiun Kereta Api 1. Kereta Api (Commuter Rail) Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda
pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau commuter dari daerah-daerah tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 km/jam (35 – 125 mph). Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir. Universitas Sumatera Utara | 15 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Dibandingkan dengan rapid transit (subway), kereta ini memiliki frekuensi yang lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu level dan dua level, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km (10 sampai 125 mil)1. Dari tabel 2.1 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik commuter rail.
Karakteristik Fisik Commuter Rail Infrastruktur
Ukuran
Panjang kereta
20 sampai 26 meter
Lebar kereta
3,05 sampai 3,2 meter
Tinggi kereta single-level
4 meter
Tinggi kereta double-level
5 meter
Jumlah penumpang single-level
Lebih dari 128 kursi
Jumlah penumpang double-level
Lebih dari 175 kursi
Kapasitas berdiri
360 orang
Jumlah gerbong dalam kereta
1 sampai 12 gerbong
Laju kecepatan maksimal
80 mph (130 km/jam)
Kecepatan rata-rata
18-50 mph (30-75 km/jam)
Maksimum kurva rel :
Radius 174 meter
Jalur utama
Radius 91 meter
Jalur stasiun
Maksimum Kenaikan Rel :
Kenaikan 3%
Jalur utama
Kenaikan 1%
Jalur utama tergabung
Kenaikan 2%
Jalur dengan kebutuhan maksimal
Jarak senggang sepur
1,435 meter
Minimum lebar selubung
4 sampai 4,75 meter Universitas Sumatera Utara | 16 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Minimum tinggi selubung
5,4 meter
Minimum tinggi selubung kereta barang
6,7 sampai
Tabel 2.4.1.1
Karekteristik Kereta API
Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: a.
Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan
b.
Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1). Single level cars, dan 2).Bi-level cars,
Gambar2.2
Single-Level Cars
Gambar 2.3
Bi Level Cars
2. Stasiun Kereta Api (Commuter Rail Station) Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian mengenai stasiun:
Stasiun adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus Universitas Sumatera Utara | 17 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
bagasinya. Di stasiun itu juga diadakan kesempatan untuk mengirim dan menerima barang kiriman, serta kesempatan untuk bersimpangan atau bersusulan dua kereta api atau lebih2.
Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya. Dari stasiun masih dibutuhkan moda angkutan lain untuk sampai ke tujuan akhir
2.4.2
Klasifikasi Stasiun Kereta Api
Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah (1981), memiliki jenisnya masing-masing, dengan rincian sebagai berikut: a. Menurut bentuknya 1. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur
Gambar 2.4
Stasiun Siku – Siku
sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.
2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan.
Universitas Sumatera Utara | 18 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Gambar 2.5
Stasiun Paralel
3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah antara sepur.
Gambar 2.6
Stasiun Pulau
4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.
Gambar 2.7
Stasiun Semenanjung
b. Menurut jangkauan pelayanan 1. Stasiun jarak dekat (Commuter Station). 2. Stasiun jarak sedang (Medium Distance Station). 3. Stasiun jarak Jauh (Long Distance Station).
c. Menurut letak 1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan. 2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan. Universitas Sumatera Utara | 19 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan. 4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.
d. Menurut ukuran 1. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api.
Gambar 1.8
Stasiun Kecil
2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh.
Gambar 2.9
Stasiun Sedang
3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan system pengaturan yang sangat kompleks.
Gambar 2.10
Stasiun Besar
e. Menurut posisi Universitas Sumatera Utara | 20 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
1. Ground level station, bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan platform/ peron diatas tanah.
Gambar 2.11 Ground level Station
2. Over track station, letak bangunan stasiunnya diatas platform/ peron.
Gambar 2.12
Over Track Station
3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron
Gambar 2.13
Under track Station
Universitas Sumatera Utara | 21 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Sedangkan menurut PT. Kereta Api, stasiun digolongkan/ diklasifikasikan dalam beberapa kelas yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus Point Method yang terdiri dari 10 faktor penilaian/ klasifikasi, yaitu : 1. Jumlah Personel. 2. Jumlah kereta api yang dilayani. 3. Jumlah kereta api yang berhenti. 4. Jumlah kereta api yang dilangsir. 5. Daerah tingkat kedudukan stasiun. 6. UPT lain disekitarnya. 7. Potensi angkutan. 8. Volume penumpang. 9. Volume barang. 10. Pendapatan stasiun.
Dengan menggunakan Point Methode di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi 4 kelas stasiun, yaitu : 1. Stasiun kelas besar. 2. Stasiun kelas 1. 3. Stasiun kelas 2. 4. Stasiun kelas 3. Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api Indonesia dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatiakan usulan-usulan yang disampaikan oleh pengelola stasiun serta daop wilayah dimana stasiun itu berada.
Universitas Sumatera Utara | 22 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Secara organisasi PT. Kereta Api (Persero) sebagai perusahaan BUMN yang diberi tanggung jawab penuh terhadap manajemen perkereta apian di Indonesia, memiliki struktur organisasi perusahaan, seperti yang terihat pada Diagram 2.1 di bawah ini. Dari struktur organisasi di atas dapat diperkirakan jumlah personel pengelola stasiun kereta api Tebing Tinggi, yaitu :
Jumlah Personel Pengelola No
Jabatan
Jumlah
1.
Kepala Stasiun
1 orang
2.
Wakil Kepala Stasiun
1 orang
3.
Bendahara
1 orang
4.
Wakil Bendahara
1 orang Universitas Sumatera Utara | 23 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
5.
Kepala Kascis
2 orang
6.
Staff Loket
6 orang
7.
Pimpinan Perjalanan KA
4 orang
8.
Kondektur
15 orang
9.
Staff Kondektur/TU Kondektur
1 orang
10.
Pengawas Peron
4 orang
11.
Staff kawat
1 orang
12.
Staff Langsir
8 orang
13.
Kepala Kantor Kawat
1 orang
14.
Staff Teleks
-
15.
Kepala Administrasi
1 orang
16.
Staff Administrasi
2 orang
17.
Staff Statistik
1 orang
18.
Kepala Polsuska
1 orang
19.
Kepala Bagasi
1 orang
20.
Staff Polsuska
5 orang
21.
Staff Bagasi
3 orang 60 orang
Sedangkan pengertian dan fungsi tugas para personel yang terdapat pada stasiun kereta api Medan adalah : a. Kepala Stasiun orang yang bertanggung jawab atas urusan perjalanan kereta api, berkuasa atas aktivitas kereta api dan penanggung jawab keuangan. b. Wakil Kepala Stasiun : bertugas membantu tugas-tugas kepala stasiun, jabatan ini hanya ada pada stasiun besar. c. Bendahara : bertugas mengurusi masalah administrasi keuangan stasiun kereta api. d. Wakil Bendahara : membantu tugas-tugas bendahara. Universitas Sumatera Utara | 24 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
e. Pimpinan Perjalanan Kereta Api (PPKA) : mengatur operasional perjalanan kereta api. f. Kondektur : orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam perjalanan kereta api dan bertanggung jawab penuh. g. Staff Kondektur/ TU Kondektur : orang yang mengatur jadwal dinas kondektur. h. Pengawas Peron : pembantu PPKA mengawasi segala kegiatan peron dan mengawasi emplasement. i. Emplasement : ruangan/ lapangan/ halaman tempat lintas keluar-masuknya kereta api untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. j. Staff Langsir : juru langsir yang menyusun dan melepaskan satu ruangan kereta api atau memuntahkan materil dari satu spoor ke spoor lainnya. k. Kepala Kantor Kawat : kepala urusan telegram berita. l. Administrasi : mengurus surat menyurat kepala stasiun. m. Statistik : staff kepala stasiun besar dalam urusan pendataan berbagai hal secara statistik. n. Bagasi : staff kepala stasiun besar urusan kiriman barang bagasi dari dan keatas kereta api.
Universitas Sumatera Utara | 25 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
2.3.1.3 Jaringan Eksisting Kereta Api Medan
Jumlah Stasiun : • Besar : 10 Stasiun • Kecil : 43 Stasiun
Universitas Sumatera Utara | 26 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Jenis
Panjang
Rel
(km)
R42
187
Koridor Rantauprapat – Kisaran – Tebing Tinggi
R33
101
Total
248
Kereta Api Tebing Tinggi
Tebing Tinggi – Medan –
Aktivitas-aktivitas
Belawan
terjadi dalam stasiun kereta
Medan – Binjai
api Tebing Tinggi adalah :
Tanjung
R25
2.5 Aktivitas di Stasiun
Pura-Pangkalan
yang
a.
Penumpang,
Susu
melakukan
aktivitas
Binjai – Kuala
berangkat dan datang.
Medan – Batu
b.
Pengantar/penjempu
Medan – Pancur Batu
t, mengantar /menjemput
Lubuk Pakam – Pertumbukan
sanak
Tebing Tinggi – Siantar
berangkat/datang.
Kisaran – Tanjung Balai
c.
536
saudara
Barang
yang
bagasi,
mengirim dan menjemput barang kiriman
d. Pemberi jasa.
2.6 Hal-hal yang dapat dipelajari a. Menurut jangkauan pelayanannya merupakan stasiun jarak sedang. b. Menurut letaknya merupakan stasiun antara. c. Menurut ukurannya merupakan stasiun sedang. d. Jumlah personil pengelola adalah 60 orang. 2.7 Studi Banding Proyek Sejenis 1. Estacion de Atocha, Spanyol Di dalam stasiun ini dibuat sebuah miniatur taman yang menyerupai hutan rimba untuk menambah kesan alam di stasiun ini. Stasiun ini awalnya dibuat pada tahun 1851, kemudian pada tahun 1992, mulailah ditambahkan hutan mini seluas 4.000 meter persegi untuk ditempatkan sebagai taman tropis yang menakjubkan. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Madrid. Universitas Sumatera Utara | 27 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Taman tersebut ditumbuhi lebih dari 7.000 tanaman serta memiliki 260 spesies yang berbeda, semuanya diatur dan ditata sedemikian rupa dari mulai jenis tanaman yang tinggi besar hingga tanaman yang kecil, sehingga membentuk sebuah taman yang indah serta memberikan kenyamanan bagi calon para penumpang kereta. Apalagi dilengkapi dengan adanya kolam yang berisikan 22 spesies ikan dan kura-kura. Maka lengkaplah sudah panorama hutan tropis di dalam stasiun kereta api tersebut.
Melihat dari bentuk atap stasiun sendiri yang melengkung, memberikas kesan sebuah rumah kaca. Stasiun ini memang sudah sejak pertama kali diresmikan pada tahun 1851 memiliki bentuk seperti itu, namun belum semegah ini tentunya dirancang oleh Rafael Moneo. . Meskipun sempat mengalami kebakaran dan rusak ditelan api pada tahun 1892, namun stasiun ini direnovasi kembali tahun 1992 hingga mengalami berbagai perubahan bentuk. Bentuk aslinya yang pertama kali dibangun berubah fungsi tidak hanya dijadikan sebagai tempat layanan terminal saja melainkan menjadi kumpulan toko-toko, kafe, juga klub malam, melengkapi megahnya rumah kaca tersebut. 2. Wuhan Train Station, China Universitas Sumatera Utara | 28 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Wuhan Train Station merupakan sebuah stasiun yang berada di wilayah selatan china yang selesai dibangun pada September 2008.
Rancangan stasiun kereta api Wuhan mengikutsertakan budaya dan sejarah lokal serta mempertimbangkan kondisi iklim lokal, hal tersebut merepresentasikan trend di Cina yang melihat melihat lingkungan sekitarnya sebagai inspirasi untuk arsitektur bangunan publik yang berskala besar.
Universitas Sumatera Utara | 29 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
Dengan mengambil ide rancangan dari sejarah dan budaya Wuhan, atap berbentang lebar yang merupakan fitur visual yang paling kuat pada struktur yang besar ini memiliki banyak arti. Pertama, atap ini menggambarkan seekor bangau kuning : sebuah referensi untuk Yellow Crane Tower (menara bangau kuning), salah satu landmark Wuhan yang paling penting dan merupakan salah satu legenda lokal Wuhan serta sebuah puisi yang terkenal pada zaman dinasti Tang. Dari kejauhan, rancangan atap yang masif ini dirancang tampak seperti seekor burung yang membentangkan sayapnya, dengan atap transparan dan arch raksasa yang menyimbolkan bulu-bulu burung. Pada siang hari, cahaya matahari masuk ke bagian dalam bangunan melalui ruang-ruang antara arch, sedangkan pada malam hari bangunan ini bersinar seperti lampion kertas. Bentuk atap yang bergelombang ini juga merepresentasikan tujuan Wuhan sebagai ibukota dari “provinsi dengan seribu danau”. Terakhir, siluet atap bangunan ini mengingatkan kita pada struktur sebuah pagoda. Ventilasi pasif disediakan untuk kepentingan mekanis untuk menyediakan udara segar yang banyak pada bangunan ini. Sistem pengkondisian udara menyediakan udara segar ke bagian bangunan yang lebih rendah, dimana kerumunan berkumpul; kereta api yang bergerak melalui stasiun membantu untuk menyediakan pergerakan udara. Udara yang lebih hangat dan tercemar yang dihasilkan oleh lokomotif bertenaga diesel naik ke bagian atas bangunan untuk dibuang melalui sistem ventilasi. Stasiun Wuhan menginovasi sirkulasi penumpang dengan menggabungkan sistam “waiting and boarding” (tunggu dan berangkat) yang tradisional dengan sistem transit “pass-through”. Ketika memasuki lobi utama, penumpang dapat memilih untuk menunggu di ruang tunggu atau pergi langsung ke “green express line” (jalur ekspres hijau) yang langsung menuju peron. Untuk meningkatkan hubungan dengan daerah Wuhan lainnya, stasiun dan jalur kereta api dinaikkan. Ruang di bawahnya digunakan untuk parkir kendaraan publik dan menyediakan akses ke stasiun kereta api bawah tanah, taxi, bus kota dan bus jarak jauh tanpa meninggalkan stasiun. Kantor,
Universitas Sumatera Utara | 30 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
penginapan dan fasilitas-fasilitas hiburan akan dibangun di sekitar stasiun kereta untuk menguatkan posisi bangunan ini sebagai pusat dari pembangunan kota baru Wuhan.
3. Stasiun KL Sentral, Kuala Lumpur, Malaysia Stasiun Sentral Kuala Lumpur, atau biasa dikenal dengan Kl Sentral adalah stasiun kereta api terbesar di Kuala Lumpur, yang didisain sebagai pusat transportasi. Dibangun untuk dapat mengakomodasi perpindahan antara bus dengan KA. Ditandai sebagai pusat utama basis transportasi bermoda rel Kuala Lumpur, dan juga sebagai titik transisi kereta api antar lintas wilayah yang melayani sepenanjung Malaysia dan Singapura.
Di dalamnya terdapat retail-retail dan outlet makanan atau food court, didisain untuk dapat mengakomodasi 50 juta penumpang dalam setahun dan akan meningkat 100 juta penumpang di tahun 2020 mendatang.
Universitas Sumatera Utara | 31 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
KL Sentral juga melayani Skybus yang melayani penumpang yang akan langsung dari dan menuju bandara Low Cost Carrier Terminal (LCCT) KLIA. KL Sentral dibangun dengan mengakomodasi enam jaringan rel yang selesai Desember tahun 2000 lalu sedangkan kereta, retail serta food court nya mulai beroperasi pada April 2001. Terbentang diatas lahan seluas 9,5 are, bangunan utamanya memiliki luas 500 ribu m2 dan spesifikasinya berdasarkan pada proyeksi penumpang di masa mendatang hingga 2020, yang mana Malysia dicita-citakan menjadi Negara yang sepenuhnya berkembang. Bangunan ini juga berusaha menerapkan konsep keberlanjutan dalam desainnya dengan tetap mengupayakan pencahayaan dan penghawaan alami. Karena bangunan ini menaungi ratusan ribu orang setiap harinya, sehingga harus dapat menciptakan kenyamanan tanpa harus menghabiskan energi. KL Sentral dibagi menjadi beberapa seksi dengan pelayanan jalur rel yang berebeda-beda:
Lantai 1 Transit Concourse (Hall utama umum) yang ditujukan sebagai tempat bagi para penumpang dan calon penumpang yang akan menggunakan KTM Komuter, KLIA Transit dan Kelana Jaya Line yang dikenal juga sebagai kereta ringan cepat (LRT).
Lantai 2 Transit Concourse yang ditujukan sebagai tempat bagi para penumpang dan calon penumpang yang akan menggunakan layanan kereta antar lintas semenanjung KTM Intercity Train. KL City Air Terminal (KL CAT) pada lantai satu yang melayani KLIA Ekspres, jereta berkecepatan tinggi yang langsung menuju Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Tersembunyi dari jangkauan umum KL Sentral juga memiliki
fasilitas sebagai depot perawatan KTM (Kereta Tanah Melayu) dibagian bawahnya. KL Sentral sudah memfasilitasi kelengkapan stasiunnya dengan menggunakan Touch „n Go Card atau tiket sekali pakai dibeli dan kemudian dikembalikan lagi setelah sampai tujuan.
Universitas Sumatera Utara | 32 Universitas Sumatera Utara
REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI
No Studi Banding
Pendekatan
Struktur
1.
Mengikuti
Bentang Lebar
Estacion de Atocha, Spanyol
suasana
alam
hutan tropis 2.
Wuhan Train Station
Bangunan public Bentang Lebar berskala
besar
yang terinspirasi dari alam 3.
Stasiun
KL
Sentral,
Kuala Sustainable
Bentang Lebar
Lumpur, Malaysia
Universitas Sumatera Utara | 33 Universitas Sumatera Utara