16 BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1
Data dan Literatur
Metode penelitian yang digunakan serta data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dengan berbagai sumber antara laian : •
Wawancara langsung dengan Lenny Agustin
•
Survei Lapangan disertai pemotretan
1. Butik Lenny Agustin
2. Butik part one Edwart Hutabarat (Kompetitor Lenny Agustin) •
Buku referensi
Buku APPMI, Inspirasi kebaya, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Utama, 2002 •
Literatur dari media cetak
1. Majalah Dewi, A+, Bazaar Indonesia, Gadis.
2. Koran Tempo, Kompas.
3. Tabloid Nova, Nyata.
Pustaka
17 •
Literatur dari internet
1. www.desaingrafisindonesia.com
2.www.batikethnic.com
Hasil Kusioner
2.1.1
Fashion di Indonesia Mode sudah mulai menjadi budaya di Indonesia, Masyarakat sudah
tidak lagi menilai sebuah pakainan hanya sebagai fungsi semata, Namun masyarakat Indonesia sudah lebih mengenal sisi estetika dari sebuah pakaian. Banyaknya desainer lokal yang muncul membuat industri fashion ini semakin ketat dan penuh dengan kompetisi. Tahun 1950 ialah awal dekade berkembangnya dunia fashion di Indonesia, seorang perancang busana bernama Peter Sie menjadi pelopor profesi perancang busana di Indonesia. Di era 1970-an, Iwan Tirta datang di dunia fashion Indonesia yang menjadikan batik sebagai gaun yang mewah dan berkelas. Tahun 1980-an Ghea Pangabean menawarkan gaya etnik yang sebelumnya tidak dikenal dalam khasanah mode Indonesia. Poppy Dharsono, Adjie Notonegoro dan Anne Avantie merancang kebaya dengan indah dan mereka memperkenalkan rancangan etnik Indonesia ke Mode Dunia.
18 Dengan lokomotif perancang busana Sebastian Gunawan, yang memperkenalkan ballgown di peretengahan dekade 1990. Mode rancangan Sebastian Gunawan yang membawa gaun glamour berberpayet, bermanik, berkristal ke dunia mode Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri dan diminati para kaum hawa, termasuk para public figure yang menggunakan rancangannya pada penampilan mereka di layar televisi, acara penghargaan maupun panggung musik, Namun tidak hanya itu, rancagan Sebastian gunawan ini juga menjadi panutan dan diikuti oleh sebagian perancang busana lainnya. Menghadapi arus besar itu, sebagian perancang di Indonesia tidak mau kalah. Ada beberapa perancang busana yang menampilkan konsep yang bertolak belakang, yaitu gaya etnik Indonesia. Seperti perancang Lenny Agustin yang memakai atau mengambil garis desain dari kain tenun, batik, kebaya dan sarung dari segala pelosok daerah di Indonesia. Ia memberikan pesan melalui rancangannya bahwa sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan kebudayaannya harus tetap bangga dan tetap melestarikannya. Mode Indonesia akhir-akhir ini berjalan cukup menarik. Seperti bergerak dari satu kutub ke kutub lain, gaya elegan-glamor bersaing kuat dengan gaya etnik. Sebagian perancang menampilkan gaun-gaun elegan yang gemerlap dalam setiap kesempatan. Sementara perancang lainnya justru mengolah busana yang bersumber dari budaya dan tekstil Nusantara. Pasar mode Indonesia saat ini memang sangat unik. Sementara mode dunia untuk musim mendatang sudah berganti gaya 60an, Indonesia masih dengan gaya evening gown. Dari sudut pandang perkembangan mode, kondisi
19 mode Indonesia itu memang cukup memprihatinkan. Artinya mode bergerak lamban dan belum memunculkan arus baru yang inovatif. Tetapi dari sudut pandang yang lain gejala itu sangat positif , itu artinya Indonesia menciptakan gaya tersendiri dan konsisten. Ini untuk pertama kali sejak tahun 1970an, arah mode Indonesia kembali ditentukan oleh keinginan konsumen. Di masa itu memang belum dikenal adanya industri mode yang melahirkan baju-baju siap pakai. Mode masih bersifat eksklusif yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan terbatas dan dibuat sesuai dengan keinginan konsumen. Kini setelah para perancang mengalamai era pakaian jadi dan perancang bisa mendikte keinginan konsumen, seperti terjadi tahun 1980an dan 1990an, mereka harus kembali mengikuti lagi selera pasarnya. Jadi latar belakang perancang, globalisasi dan selera konsumen merupakan faktor yang pada akhirnya memberi pengaruh besar bagi terciptanya mode.
2.1.2
Fashion dan Desain Grafis
Dunia Fashion dan desian grafis adalah 2 unsur kesatuan, Desain Grafis sangat diperlukan dalam fashion terutama di industri yang penuh dengan kompetisi. Dibuktikan dari Sumbangan industri ekonomi kreatif seperti seni, musik, fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat.
Tahun ini kontribusi industri ekonomi kreatif diperkirakan mencapai 4,75 persen terhadap PDB Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri
20 Perdagangan Mari Elka Pangestu. Ia menjelaskan paling tidak ada 3 sub kategori ekonomi kreatif yang kontribusinya paling besar yakni fashion 30 persen, kerajinan 23 persen dan periklanan 18 persen.
Identitas visual suatu brand sangat penting demi meningkatkan mutu brand tersebut. Identitas Visual dari Lenny Agustin memang telah ada dan sudah menemani sejak awal mula berdirinya butik Lenny Agustin dari tahun 2002. Tetapi Identitas Visual yang telah ada tersebut tidak diimbangi dengan desain yang menarik serta sesuai dengan konsep desain pada rancangannya dan kemewahan yang diberikan oleh Lenny Agustin.
Sangat disayangkan jika Identitas Visual yang tidak sesuai dengan konsep rancangannya merusak karya Lenny Agustin yang mempunyai karakter unik dibanding perancang busana lainnya di Indonesia.
Penggunaan tampilan visual yang menarik dengan warna-warna serta elemen-elemen tradisional yang telah di modifkasi hingga terlihat modern, beda dan simple. Namun akan tampak dan terasa lebih indah serta membuat konsumen agar lebih bangga memakai rancangan dalam negeri apabila desain dari identitas visual terlihat dinamis dan sangat menarik.
Identitas Visual dan grafis pada sebuah brand desainer sangat menentukan karakter serta target konsumennya, maka dari itu Identitas Visual tidak boleh melesat jauh dari karakter dari perancang busana.
21 2.1.3
Awal Mula Karir Lenny Agustin
Lenny Agustin lahir di Surabaya pada Tahun 1973. Ia adalah anak ketujuh dari sembilan bersudara yang mempunyai semangat serta ketekunan dalam meraih karirnya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, ia membuat busana untuk boneka-bonekanya. Caranya cukup cerdas untuk anak seusia dia. Ia memulainya dengan mengamati bagaimana busana tersebut dibuat, lalu ia mencotohnya. Kemudian ia mencoba mengubah busana yang telah ada serta membuat pakaian sendiri dengan cara menjahit tangan. Banyak temanteman main seusianya tertarik pada baju buatan Lenny dan mereka ingin dibuatkan baju oleh Lenny.
Lenny adalah orang yang percaya dengan bakat, karena insting dalam membuat busana sudah ia rasakan sejak sekolah dasar. Dari kecil ia sudah dapat membuka kupnad atau mengubah busana yang telah ada.
Karena kesadaran, bakat, serta panggilan hatinya ini maka ia memutuskan untuk terjun di dunia fashion. Setelah lulus SMA Lenny hijrah ke Ibukota dan memilih meneruskan kuliah di Akademi Seni Rupa & Design Mode ISWI Jakarta. Iapun mengambil kursus di BUNKA School of Fashion, sebuah tempat kursus yag mempelajari teknik menjahit sistem jepang. Karena rasa keingin tahuannya yang cukup besar, setelah menyelesaikan kuliah dan kursusnya, ia pun mengambil sekolah mode di La Salle College, sebuah sekolah mode yang berasal dari Perancis.
22 Pada tahun 1997 ia menikah dengan Sofian Susantio dan saat ini mereka dikaruniai dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Walaupun telah berkeluarga namun tidak membuatnya mundur dari dunia yang ia idamkan dari kecil. Semangat dan Ketekunan membuat dirinya tidak lelah untuk berjuang menggapai cita-citanya.
Karirnya di dunia fashion dimulai pada tahun 2002. Ia sangat cinta pada tanah air Indonesia yang mempunyai kekayaan budaya yang melimpah, dan ia telah konsisten sejak awal bahwa rancangannya harus membawa unsur tradisional. Walaupun ia termasuk “anak baru” dalam dunia fashion tetapi ia mempunyai karakter yang unik dan kuat serta berbeda dalam merancang sebuah busana, maka dari itu Lenny mendapat sambutan yang luar biasa di dunia mode Indonesia.
Tahun 2007 merupakan momen pencarian jati diri sampai akhirnya ia berani unjuk gigi kehadapan publik melalui pergelaran tunggal perdana di bulan Agustus silam. Ekspresinya sebagai pribadi yang tidak bisa diam tertuang lugas ke dalam rancangan Lenny. Ia gemar memadukan unsur ceria dan riang ke dalam koleksinya yang kerap mengeksplorasi kain tradisional Indonesia.
2.1.4
Konsep Rancangan Lenny Agustin
Konsep rancangan Lenny Agustin adalah urban kontemporer dengan menabrak bentuk modern dengan unsur tradisional dalam rancangannya. Ia
23 mendapat inspirasi dari semua gambaran tentang anak muda yang sudah mulai bergaya kebarat-baratan dan seakan mereka lupa akan budayanya sendiri. Baginya hidup di Indonesia sebagai warga Indonesia membuat dirinya harus mengenal dan bangga dengan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Maka dari itu, Lenny Agustin menggarap elemen tradisional dari berbagai pelosok. Mulai dari pemakaian kain Nusantara, tenun, sarung, sampai busana kebaya. Dia kembangkan dalam garis desain masa kini.
Ekspolari kain, corak, dan pola busana dari budaya Imdonesia menjadi ciri khas seorang Lenny Agustin. Konsep rancangan mempunyai kekuatan dan daya tarik pada kekayaan padu padan yang tidak biasa, dibawakan dalam kombinasi pakaian yang tidak kaku dan Lenny cenderung bermain dengan nafas kaum muda yang bebas dan centil.
Ciri khas rancangannya berupa : 1.
menabarak bentuk modern dengan unsur tradisional
2.
ekpolrasi kain tradisonal nusantara
3.
gaya independen
4.
bebas tanpa aturan
5.
chic
6.
detail
7.
playfull
8.
girlie
9.
feminin
10.
berani
24 11.
seksi
12.
dinamis
13.
atraktif
14.
unik
Beberapa rancangannya berupa : •
Gaun batik baby doll dipadu legging bercorak.
•
Rok dari kain tenun sumba digabung blus pendek dari bahan lame metalik.
•
kebaya modifikasi dipasang dengan celana super pendek hotpants dari kain tenun.
•
Kain ikat batik dengan warna metalik menjadi bluss bergaya hype.
•
Lenny juga sering memadupadankan motif kotak-kotak sarung dari Makassar dengan motif geometris tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) sehingga berkesan dinamis.
Warna-Warna yang digunakan Lenny dalam mendesain sebuah busana sangat menarik, ia sangat mengikuti tren dunia baik dalam bidang fashion maupun grafis, seperti tema Pop art dengan bahan dasar kain-kain tradisional sangat khas dengan ciri Lenny Agustin yang dinamis, aktif dan atraktif.
25 Visi •
Mengolah potensi bangsa dalam kreasi busana yang modern dan fashionable.
•
Melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya kain tenun, sarung, batik dan juga mengadopsi garis / siluet busana tradisional seperti kebaya, baju bodo, baju kurung, kemben Jawa / Bali dan ikat pinggang Bali.
Misi •
Memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia pada dunia.
•
Mengajak generasi muda untuk tetap memakai kain tradisional indonesia.
Untuk menciptakan karyanya yang apik dan indah ini Lenny Agustin seringkali mencari inspirasi dari buku-buku yang membahas tentang tradisional Indonesia. Ia pun selalu bertukar pikiran dengan perancang busana lainnya yang tergabung dalam APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia) demi mengembangkan pikiran dan wawasan.
26 2.1.5
Berbagai Prestasi dan Penghargaan
Dalam Menekuni dunia mode harus diperlukan semagat dan karakter yang unik dan Lenny sangat aktif dalam memamerkan ide-ide unik rancangannya, Berbagai Prestasi yang telah ia raih dalam dunia mode di Indonesia antara lain : •
Finalis Rancang Etnik Perempuan Citra 1999.
•
Semifinalis pada Councours International de Jeunes Creatures de Mode 1999.
•
Juara 1 Lomba Rancang busana pengantin International majalah Wedding tahun 2003.
•
Show tunggal pada tahun 2007 yang bertemakan “Controverchic”.
•
Fashion Tendance 2006, 2007.
•
Menjabat sebagai Bendahara Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
•
Bali Fashion Week 2003, 2005, 2007.
•
Penghargaan dari majalah A+ sebagai 1 dari 8 designer menjanjikan.
•
Penghargaan dari majalah A+ sebagai 1 dari 4 designer masa depan.
27 •
Penghargaan dari majalah Chic sebagai pendatang baru yang berprestasi dibidang mode.
•
Lenny Agutin membuat 2 buku, yaitu tentang gaya urban kontemporer dan tentang show tunggal keduanya pada tahun 2008 ini.
Rancangannya banyak diliput oleh berbagai media dari majalah fashion dewasa sampai majalah remaja, antara lain majalah Dewi, Bazzar Indonesia, A+, Femina, Her World Brides, Perkawinan , Chic, Cita Cinta dan Gadis. Setelah bergabung dengan APPMI tahun 2001, ia aktif mengikuti berbagai peragaan busana dan kemudian banyak diliput media massa seperti Metro TV, SCTV, Jak TV, O Channel, RCTI dan Trans TV.
2.1.6
Butik Lenny Agustin
Lenny Agustin membuka butiknya pada tahun 2002 yang terletak di jalan Setiabudi 2 no.500 Jakarta Timur. Butik Lenny menempati lahan sebesar 300 Meter persegi dan memiliki tiga lantai, lantai satu diperuntukkan untuk penjualan busana siap pakai, lantai dua diperuntukkan untuk tempat kerjanya dan juga melayani tamu yang ingin memesan busana. Sedangkan lantai tiga diperuntukkan untuk ruang produksi.
28 Foto butik Lenny Agutin
Tampak depan
Lantai 1
29 Lantai 2
Gaya modern minimalis dipilih Lenny untuk Konsep bangunan pada butiknya, Sedangkan untuk konsep interior butik Lenny menggambarkan karakter desain Lenny Agustin yang unik, feminin, seksi, dengan warna-warna cerah dan menggunakan elemen desain yang menarik pada setiap sisi dindingnya.
Tema rancangannya lebih banyak bermain dengan warna dan disini Lenny Agustin berprinsip “tidak serius, bebas dan tanpa aturan” , dengan tema feminin, chic, Fashionable, dan unik, serta tetap menggabungkan unsur tradisonal kedalam gaya modern. Ia sangat bereksperimen dalam setiap rancangannya, dan terlihat lebih kental dengan karakternya yang mengekplorasi kain-kain dari seluruh pelosok Indonesia. Ia pun terus mengembangkan rancangannya dengan terus mengikuti mode dunia sehingga tetap baru dan segar pada pembuatan rancangan terbarunya.
30 Target Usia 17-29 tahun
Harga :
2.1.7
Dress tenun
Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000
Bluss
Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000
Rok
Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000
Kebaya
Rp. 5.000.000 – Rp. 15.000.000
Kompetitor
Part One Edwart Hutabarat
Edward Hutabarat adalah salah satu perancang busana terkemuka di Indonesia. Pria kelahiran 31 Agustus 1958, Tarutung, Sumatera Utara ini juga dikenal sebagai kurator seni dan budaya.
Ia mendirikan Part One Edwart Hutabarat pada tahun 2006 yang butiknya terletak di Kemang Icon lantai 2, Namun hasil rancangannya sudah sangat diminati para pecinta mode. Ia mengembangkan seni kriya Indonesia dengan sentuhan yang sangat menarik serta berkesan mewah. Mulai dari kain tradisional
31 Indonesia, tas anyaman, kalunh hingga perhiasan perak ia ubah menjadi suatu karya dan rancangan yang sangat indah.
Hasil rancangannya bisa dinikmati dalam segala suasana, karena edwart merancang dengan berbagai suasana, ada gaun malam dengan sentuhan kain tradisonal Indonesia, baju terusan yang santai, baju atasan hingga bolero.
Parang Kencana
Parang kencana berdiri sekitar tahun 1993, gerai batik pertamanya dibuka di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu, sebagian pembelinya berasal dari kalangan mancanegara. Kini, gerai batiknya sudah berjumlah 24 buah yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Bali.
Koleksi utama Parang Kencana adalah kain batik, tetapi Parang Kencana juga menjual pakaian siap pakai dengan bahan dasar batik namun tetap unik dan khas (seperti dress, baby doll, kebaya, kemeja pria, rok dan blus dengan warna-warna yang menarik), selendang sutra dengan motif batik serta aksesoris rumah seperti sarung bantal, tempat tisu, jubah mandi, selimut dan lain-lain. Kain-kain ini dibuat dengan teknik membatik (yang menghasilkan kain-kain ATBM atau Alat Tenun Bukan Mesin), tie-dye dan semprot. Hingga saat ini Batik Parang Kencana terus melakukan pengembangan dengan desain-desain terbaru yang mengikuti tren fashion.
32 Banyak kemiripan desain pada rancangan Parang Kencana dengan Lenny Agustin, yaitu mengekporsi kain Indonesia. Tetapi kebutuhan serta keunikan setiap desainnya berbeda.
Sofie
Ahmad Sofiyulloh atau yang lebih dikenal dengan nama Sofie ini adalah desainer muda kelahiran Jember tanggal 9 Maret 1969. ia memelajari fashion di Susan Budiharho pada tahun 1995, kemudia ia mengawali karirnya dibidang fashion dengan mengikuti beberapa lomba. Prestasinya antara lain adalah menjadi finalis Councours Indonesia des Jeunes Creature de Mode, dan juara III Asia Fashion Competition. Selain rutin mengikuti ajang Fashion Tendance dan Bali Fashion Week setiap tahunnya, Sofie juga ikut dalam World Boutique Fashion Show di Hongkong. Rancangan Sofie identik dengan perpaduan gaya etnik, kreasi bordir dan payet serta permainan warna dan bahan yang saling tabrak.
Ia mempunyai 2 line pakaian yaitu soffie dan soffie kidz, dengan konsisten rancangan yang ia sebut urban kontemporer. Soffie bergabung dengan APPMI pada tahun 1996.
33 2.1.8
Profile APPMI
APPMI adalah singkata dari Asosiasi Perancang da Pengusaha Mode Indonesia. APPMI berdiri pada tanggal 22 Juli 1993, dengan kantor secretariat yang beralamatkan di Jl. R.S Fatmawati No.27 Lt II, Jakarta Selatan.
Mulai berdirinya APPMI dipelopori oleh ibu Poppy Dharsono, Bapak Harry Dharsono, dan Ibu Pia Alisjahbana, bertempat di hotel Borobudur Jakarta, tepatnya 20 Juli 1993. dengan didukung oleh 20 perancang busana lainnya.
Visi dan Misi •
Menghimpun Perancang Pengusaha Mode Indonesia kedalam satu wadah atau asosiasi guna membangkitkan diri kepada nusa, bangsa, dan Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, sejahtera, lestari berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
•
Merancang, mengembangkan, dan membina dunia mode untuk dapat dimanfaatkan bagi pembangunan bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya serta dunia mode pada khususnya.
•
Memelihara kepentingan dan persatuan yang erat antara para anggota asosiasi perancang pengusaha mode Indonesia.
•
Menigkatkan serta mengembangkan pengetahuan dan kemampuan para perancang pengusaha mode Indonesia pada khususnya.
34 •
Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang memungkinkan keikutsertaan yang seluas-luasnya bagi perancang mode sehingga mereka dapat berperan serta efektif dalam pembangunan nasional.
Saat ini, APPMI memiliki anggota para perancang mode Indonesia yang terdiri dari perancang busana konvensional dan busana muslim, yang tersebar di wilayah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Lampung, Surabaya, Semarang, dan Bali. Dimana hampir keseluruhan anggota tersebut bergerak pada usaha eceran dengan memiliki beberapa outlet yang tersebar di beberapa departemen store terkemuka di Indonesia, juga beberapa perancang sudah memulai dengan bisnis eksport, disamping juga menerima personal order, dengan memiliki kekhususan masing-masing dari setiap rancangannya.
Dalam perkembangannya, hingga saat ini, APPMI terus eksis menjalankan program rutin tahunan, yakni Fashion Tendance (1993-sekarang). Adalah sebuah acara pagelaran busana yang bertujuan untuk memberikan informasi kecendrungan mode di tahun yang akan datang.
Kerjasama yang telah dilakukan APPMI untuk mensosialisasikan keberadaan wadah profesi hingga saat ini antara lain : •
Kerjasama dengan hampir seluruh stasiun TV swasta dalam hal yang berhubungan dengan fashion dan kerja sama dengan hamper 40 media cetak.
•
kerjasama dengan Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama untuk penerbitan buku-buku Seri Fashion Indonesia.
35 2.2
ANALISA
2.2.1
Analisa Logo Lenny Agustin
Logo Lenny Agustin
mempunyai ciri khas yaitu simbol LA yang
membentuk mawar, yang melambangkan kekuatan, ketegaran, Feminin dan menonjol. Namun identitas tersebut Tidak konsistem dan selalu berubah-ubah hingga sulit dikenali. •
Kesan lancip pada simbol memberikan kesan tajam, kaku, sedikit kaku, dan mematahkan kesan lembut yang ada.
•
Tidak terlihat konsep urban kontemporer.
•
Tulisan Lenny Agustin di bawah logo seakan-akan adalah tanda tanga pribadinya, namun tulisan tersebut tidak kuat untuk identiias visual.
•
Identitas visualnya susah dikenali.
•
Pada setiap Aplikasi identitas visual tidak sesuai dengan konsep awal identitas visualnya.
36 2.2.2
Analisa SWOT
Strenght (kekuatan) •
Lenny Agustin mempunyai karakter yang unik pada rancangannya yaitu menabrak unsur modern dengan gaya tradisional atau bisa disebut urban kontemporer.
•
Koleksi rancangan Lenny Agustin sangat berani, bebas terkadang tanpa aturan dan menonjol dari perancang busana lainnya.
•
Fashion sudah menjadi “kebutuhan sehari-hari” oleh masyarakat Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta.
Weakness (penghambat) •
Harga yang ditawarkan relatif mahal pada setiap rancangannya.
•
Lenny Agustin masih tergolong baru di dunia mode Indonesia.
•
Kurangnya minat masyarakat pada hasil karya designer fashion dalam negeri.
Opportunity (kesempatan) •
Banyaknya acara-acara besar yang mengharuskan para tamu berdandan dan berpakaian yang berbeda dari biasanya .
•
Keinginan Para wanita yang selalu ingin tampil beda.
37 •
Banyaknya stasiun televisi yang meliput dan membahas tentang fashion.
•
Adanya Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI).
Threat (ancaman) •
Banyaknya Fashion Line yang sama dengan Lenny Agustin.
•
Mulai muncul perancang busana yang mempunyai konsep yang serupa.