BAB I SISTEMA UROPOETIKA A. PENDAHULUAN
Topik kuliahsistem uropoetika ini membahas tentang mekanisme fisiologik kerja pengaturan ren. Pokok bahasan kuliah ini secara umum dapat digunakan untuk membantu rnahasiswa dalam memahami tentang fungsi normal ren. Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 6 kali tatap muka (6 jam). Setelah mengikuti pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami fungsi normal ren.
B. PENYAJIAN
Sistem uropoetika terdiri atas dua buah ren, dua buah ureter, vesika urinaria dan uretra. Ren berfungsi sebagai organ untuk filtrasi darah terhadap air dan metabolit (waste product) dan untuk resorpsi yang bersifat selektif terhadap air, dan zat yang terkandung dalam filtrat. Pada umumnya bentuk ren hewan seperti kacang, kecuali pada sapi berlobulasi dan pada kuda seperti jantung. Untuk kuda dan sapi terdapat perbedaan dan berat antara ren kanan dan kiri. Ren terletak dalam kavum abdominalis bagian dorsal, sebelah lateral aorta dan vena kava, sebelah ventral dan sebagian vertebrae lumbalis bagian kranial. Pada ruminansia ren kin melekatnya kepada dinding badan kurang kuat jika dibandingkan dengan ren kanan. Letak ren adalah retroperitoneal artinya ren tersebut terletak di luar kavum peritoneal. Sisi medial adalah cekung, disebut hilus renalis, tempat pembuluh darah dan saraf masuk, ureter dan pembuluh limfe keluar. Bagian awal (proksimal) ureter melebar disebut renal pelvis, menerima urina dari tubulus kolektivus. Bagian ren yang berongga tempat pelvis renis terletak, disebut sinus renalis. Pada kuda, kambing, dan anjing, tubulus kolektivus bermuara pada bagian yang menonjol ke pelvis renalis yang disehut krista renalis. Pada sapi dan babi tubulus kolektivus bermuara pada monor calyces, dan minor calyces bermuara pada major calyces. Pada babi major calyces bermuara pada pelvis renalis tenis ke ureter. Pada ren sapi tidak mempunyai pelvis renalis sehingga major calyces langsung bermuara pada ureter. Bagian ren yang mengelilingi pelvis renalis disebut medulla. Pada bagian tersebut tubulus kolektivus tersusun secara radier. Tubulus-tubulus tersebut membentuk piramid Universitas Gadjah Mada
1
yang puncaknya terletak pada pelvis renalis dan alasnya tertutup oleh korteks. Selain tubulus kolektivus medulla mengandung pula beberapa loops dari Henle. Bagian korteks yang terletak antara medulla dan kapsula (dari jaringan ikat) adalah bergranula, oleh adanya sejumlah besar glomeruli. Tubulus konvulatus proksimal dan tubulus konvulatus distalis juga terletak dalam korteks. Suplai darah terhadap ren adalah sangat extensive jika dihandingkan dengan besamya organ tersebut. Kedua buah arteri renalis mengalirkan darah sebanyak kurang lebih seperempat darah yang beredar di seluruh tubuh. Arteri renalis setelah memasuki hilus terbagi menjadi sejumlah arteri interlobularis yang berjalan di antara piramid -pirarnid menuju ke perifer dan sebelum mencapai korteks membelok menjadi arteri arciformis. Masing-masing arteri tersebut bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola interlobularis dan glomeruli. Setelah meninggalkan glorneruli anteriola efferensia bercabang-cabang membentuk anyaman kapiler yang mengelilingi bagian yang lain dari nefron. Arteriola – arteriola yang meninggalkan glomeruli dekat medulla langsung menuju ke medulla sebagai arteria rekta membentuk anyaman kapiler yang mengelilingi tubulus kollektivus. Vena arkuata menerima darah dan korteks dan medulla berjalan di dalam medulla sebagai vena interloularis dan bermuara pada vena renalis. Pada reptil, ayes, dan amfibia, ren menerima darah dari vena-vena dinding badan dan vena-vena kaki belakang. Ini disebut sistem portal renalis, suatu sistem yang tidak dijumpai pada mamalia. Vena pleksus pampiniformis yang menerima darah dan testes (pada mamalia) adalah sisa dari sistem portal renalis. Ren disuplai oleh saraf simpatis, berasal dan pleksus renalis, yang berjalan bersamasama dengan pembuluh darah dan berakhir pada arteriola glomerularis. Ren juga disuplai oleh cabang-cabang saraf dan N. Vagus. Tranplantasi ren pada umunmya dapat berhasil, diserahkan karena saraf-sarafnya tidak mempunyai pengaruh pada proses ekskresi, melainkan hanya mengontrol pembuluh-pembuiuh darah saja. Dalam ren terdapat baik vasokontriktor maupun vasodilatator. Refleks baroreseptor (yang ada hubungannnya dengan perubahan tekanan) mungkin menyebabkan vasokonstriksi dalam ren. Ureter adalah suatu pipa bersifat muskuler yang mengalirkan urina dan pelvis renalis menuju ke vesika urinaria. Masing-masing ureter menuju ke kaudal dan bermuara pada bagian collum (leher) dan vesika urinaris yang disebut trigone. Menembusnya ureter pada dinding vesika urinaria membentuk sudut tajam karenanya membentuk valvula yang dapat mencegah mengalirnya urina kembali ke ren. Vesika uninaris adalah suatu organ dan bersifat muskuler yang volume dan posisinya berubah-ubah tergantung pada banyaknya urina yang terkandung. Vesika urinaria yang kosong dindingnya tebal bentuknya seperti buah per, dan terletak pada dasar pelvis. Sebaliknya vesika urinaria yang penuh dengan urina, dindingnya tipis, membesar, menonjol Universitas Gadjah Mada
2
ke arah kavum abdominal. Vesika urinaria, bagian kranial tertutup oleh peritoneum dan bagian kaudal tertutup oleh fascia pelvis. Bagian collum dan vesika urinania ke arah kaudal melanjutkan diri sebagai uretra, pada bagian tersebut dindingnya mengandung otot yang tersusun secara sirkuler, disebut m.spingter, otot tersebut berfungsi wrtuk mengatur pengaliran urine ke uretra. Pelvis, ureter vesika urinaria dan uretra dilapisi oleh jaringan epitel transisional, yang bermanfaat apabila lumen dari organ tersebut membesar. Pada saat organ tersebut kosong, lumen mengecil, dindingnya menebal, demikian pula epitelnya. Sebaliknya apabila organ tersebut mengalami distensi, lumen membesar, dinding serta lapisan epitelnya menjadi tipis. Inilah alasannya mengapa ía disebut epitel transisionil. Di antara lapisan epitel dan lapisan otot polos terdapat lapisan jaringan ikat yang disebut lamina propria. Di sebelah luar lapisan otot juga terdapat lapisan jaringan ikat yang lebih tebal, disebut tunika adventitia, pada bagian apeks dan korpus dan vesika urinaria tertutup oleh peritoneum. Bagian pelvis uretrae mulai dan vesika uninaria sampai pada arkus iskhiadikus. Pada hewan jantan saluran tersebut menerima duktus deferens dan duktus-duktus dan kelenjarkelenjar aksesoria. Baik pelvis uretrae maupun penile urctrae diselubungi oleh lapisan otot seran lintang, yang merupakan lanjutan dan M.bulhokavemosus. Di antara lapisan epitel dan lapisan otot terdapat anyaman dan vena yang membentuk jaringan bersifat kavernosus. Jaringan tersebut, yang terletak di sekitar penile uretra berkembang dengan baik dan disebut korpus kavernosus uretrae. Jaringan kavernosus yang mengelilingi uretrae disuplai oleh darah-darah vena; bulbouretralis, yang terletak di antara kedua krura (radiks) disuplai oleh darah arteri.
Mikroanatomi dan fisiologi nefron Nefron adalah unit struktur dari ren, yang meliputi glomerulus, capsula Bowmani, tubulus convolutus proksimal, loop dan Henle dan tubulus convolutus distalis. Tubulus convolutus distalis bermuara pada tubulus collectivus. Glomerulus adalah suatu anyaman kapiler-kapiler darah dan terletak di antara dua arteriola dan epitel kapsula Bowmani. Kapsula Bowmani adalah ujung dari tubulus, buntu, membesar dan menyelubungi sebagian besar dan glomerulus. Lapisan dalam (lamina visceralis kapsula Bowrnani langsung menyelubungi glomerulus (kapiler), sedang lapisan luar (lamina parietalis) melanjutkan diri menjadi tubulus konvulutus proksimalis. Suatu susunan yang terdiri dari lapisan luar dan dalam dari kapsula Bowmani dan glomerulus disebut korpuskula malphigi. Cclah yang (erletak di antara lapisan dalam dan luar dan kapsula Bowmani berhubungan dengan lumen tubulus. Kapsula malphigi adalah suatu membran dimana terjadi proses filtrasi darah. Volume cairan yang melintasi saringan
Universitas Gadjah Mada
3
tersebut kira-kira 100 x volume urine yang keluar. Supaya proses filtrasi dapat berlangsung dengan baik maka tekanan darah dalam kapiler glomerulus harus relatif tinggi. Baik arteriola aferensia (yang masuk ke glomerulus) dan arteriola eferensia (yang meninggalkan glomerulus) mampu melakukan mekanisme kontraksi otot polosnya atau vasokonstriksi. Mekanisme ini berguna untuk mengatur jumlah darah dan tekanan darah dalarn glomerulus. Bagian anteriola yang akan memasuki glomerulus dikelilingi oleh jaringan yang mempunyai sifat-sifat otot dan epitel, disebut apparatus jukstaglomerularis. Bagian tersebut menghasilkan substansi yang disebut renin (jangan dikacaukan dengan rennin), yang dapat menaikkan tekanan darah. Tiap ren manusia mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Dalam keadaan normal hanya kira-kira ¼ jumlah nefron saja yang bekerja. Bekerja atau tidaknya suatu nefron ditentukan oleh adanya konstriksi arteriola aferensia atau arteriola eferensia. Nefron terdiri atas: korpuskula maiphigi, tubulus convuhitus proksimalis, loop dari Henle dan tubulus convulutus distalis. Kapiler - kapiler darah yang mensuplai bagian-bagian dan nefron berasal dan arteriola eferensia, karena darah dalarn arteriola eferensia telah banyak kehilangan air maka ia menjadi Iebih pekat (tekanan osrnotiknya naik), sehingga dengan dernikian ia lebih rnudah rnereabsorbsi air yang ada di dalam tubulus. Tubulus konvulutus proksimalis, adalah bagian dan nefron yang paling panjang dan berkelok-kelok. Ia rnenyusun sebagian besar dan jaringan korteks. Tubulus tersebut dindingnya tersusun oleh sel - sel berbentuk koluinner atau kuboid dan mempunyai zona striata yang disebut brush border pada permukaan bebasnya. Brush border ini serupa dengan sel-sel yang bersifat absorptive dari intestinum tenue. Bagian proksimal mungkin n.eugabsobsi sebagian besar konstituen filtrat glorneruler yang masih diperlukan oleh tubuh, antara lain ± 7/8 dan jurnlah NaCI dan air yang ada di dalam tubulus. Hal ini dimungkinkan karena darah di dalam kapiler sekitar tubulus telah menjadi pekat, karena darah tersebut berasal dan arteriola eferensia. Disamping reabsorbsi yang bersifat selektif terhadap filtrat glomeruler sel-sel tubulus proksirnalis berfungsi untuk memekatkan dan mengekskresikan metaholit (waste product) dari darah ke cairan yang melintasi lumen tubulus. Loop dan Henle terletak di antara tubulus convulutus proksimalis dan distalis dan berbentuk huruf M. Pars descendens, tipis dan pafljangrlya bervariasi, menuju ke bagian medulla kemudian kembali sebagai pars yang berdinding relatif lebih tebal daripada pars descendens. Pars descendens tersusun oleh sel - sel epitel squamous simpleks sedang pars ascenders oleh sel – sel epitel kuboid. Loop dari Henle mengandung urine pekat, terutama pada bagian bawah (dekat atau di dalam medulla) oleh adanya mekanisme “counter current”.
Universitas Gadjah Mada
4
Tubulus convulutus distalis adalah lebih pendek dan kurang berkelok-kelok jika dibandingkan bagian proksimal. Tubulus ini terletak di antara ujung pars ascendens dan tubulus collectives. Tubulus collectivus initialis disebut arched tubules, bermuara pada straight collecting tubules di bagian korteks. Setiap straight tubule menerirna beberapa arched tubule sebelum memasuki medulla, Beberapa straight tubule satu sama lain bergabung menjadi duktus papillaris (pada suatu zona bagian dalam dari medulla) yang akhirnya bermuara pada pelvis renis. Sel – sel duktus kolektivus adalah kuboid pada arched tubule dan makin ke arah distal secara gradual berubah menjadi sel epitel kolumner di duktus papillaris. Fungsi Umum Ren
Sistein urinaria (sistem uropoetika) mempunyai fungsi untuk sekresi dan merupakan faktor penting dalarn hal memelihara homeostasis (konstannya internal environment) seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, kadar elektrolit dan kadar substansi-substansi lainnya. Pengaturan tersebut adalah dengan cara menyaring sejumlah besar air dan molekul-molekul kecil melalui glomerulus. Sejumlah tertentu dan masing - masing substansi kemudian diabsorbsi secara pasif (dengan tenaga diffusi dan osmose), maupun secara aklif oleh sel-sel tubulus. Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi ren adalah : komposisi darah, tekanan darah arterial, hormon – hormon dan saraf. Yang dimaksud dengan komposisi darah ialah konsentrasi relatif protein plasma, dan konsentrasi
substansi
individuil
spesifik.
Pengenceran
protein
plasma
biasanya
mengakibatkan diuresis (ekskresi urina naik). Ikut dalam proses ekskresi adalah air, natrium, klorida, bikarbonat. Tekanan osmose darah yang rendah akan menghambat pembebasan antidiuretic hormone (ADH) dan neurohipofise. Sebaliknya tekanan osmose yang tinggi akan menghamhat ekskresi urina, karena adanya pembebasan ADH. Walaupun ada kenaikan produk melabolisme atau suntikan sesuatu substansi namun komposisi darah selalu konstan, karena adanya kenaikan ekskresi urina serta substansi tersebut. Dengan perkataan lain: kenaikan kadar sesuatu zat dalam darah cenderung untuk meningkatkan ekskresi zat tsb. Ekskresi dalam jumlah besar dan sesuatu substansi yang larut dalam proses tsb adalah hilangnya Na dan Cl. Telah banyak ekspenimen dilakukan, yaitu respon atau reaksi ren terhadap pemberian bermacam—macam substansi pada bermacam—macam hewan.
Universitas Gadjah Mada
5
Antidiuretic hormone (ADH)
ADH adalah homon antidiuretik yang berasal dan netirohipofise, merupakan hormon yang secara normal mempunyai pengaruh terbesar pada ginjal. ADH berpengaruh pada tubulus bagian distal, ia meningkatkan reabsorbsi air. Reabsorbsi ini disebut active reabsorption atau faculative reabsorption, disebabkan karena rneningkatnya permeabilitet pada tubulus convulutus distalis dan kemungkinan juga tubulus collektivus. Reabsorbsi air oleh tubulus proksimalis disebut passive reabsorbtion atau obligatory reabsorption dan merupakan reabsorbsi sebesar kira-kira 85% dan filtrat glomeruler. Sisanya sebesar 15% disebabkan oleh pengaruh ADH. Osmoreceptor adalah struktur yang terdapat pada hipotalarnus. Struktur ini menyebabkan terbebasnya ADH dari glandula pituitari posterior, apabila tekanan osmotik dalam darah arteri karotis interna menjadi sangat tinggi. Mekanisme ini membantu menahan air yaitu dengan peningkatan reabsorpsi air dan mengakibatkan urine jadi lebih kental. Stres dan obat-obat tertentu juga menstimulir pembebasan ADH dari neurohipofisis. Obat-obat ini termasuk asetilkholin, nikotin, adrenalin, dan barbiturat. Hormon-hormon korteks adrenal mempunyai pengaruh yang agak jelas pada hewanhewan yang mengalami adrenalektomi, tetapi pengaruh tersebut sulit ditentukan pada hewan normal oleh karena adanya pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula adrenal dan hewan yang masih utuh.
Filtrat Glomeruler
Filtrat glomertiler merupakan cairan dari darah dalam glomerulus yang melintasi endothelium kapiler glomerulus dan epitelium squamosa simpleks yang membentuk lapisan visceralis dan kapsula Bowman, ke dalam lumen kapsula Bowman. Air dan sebagian besar molekul yang lebih kecil dari ukuran kolloid dapat difiltrasi dari plasma darah dan membentuk filtrat glomeruler. Sel - sel darah, protein kolloid, dan lemak secara normal tidak melintasi membran tersebut. Jumlah filtrat glomeruler yang dihasilkan tergantung pada tekanan filtrasi yang merupakan hasil selisih antara tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan osmotik yang ada di dalam kapiler glomerulus dan dalam lumen kapsula Bowman. Pada manusia, tekanan normal dalam kapiler glomerulus kira-kira 57 mmHg, sedangkan tekanan dalani kapsula Bowman kira-kira 10 mmHg. Tekanan osmotik kolloid dalam kapiler kira-kira 28 mmHg, oleh karena molekul-molekul yang ukurannya besar (kebanyakan adalah protein) tidak akan melintas membran glomeruler. Tekanan osmotik
Universitas Gadjah Mada
6
kolloid dalam kapsula Bowman mendekati nol, karena secara normal kolloid tidak masuk ke dalam kapsula Bowman. Tekanan osmotik yang timbul karena rnelintasnya secara bebas molekul-molekul ukuran kecil melalui membran glomeruler, pada dasarnya adalah sama di dalam kapiler dan dalam kapsula Bowman; dengan demikian tekanan osmotik ini tidak masuk dalam perhitungan tekanan filtrasi. Tekanan (hidrostatik) darah dalam glomerulus (57 mmHg) cenderung memaksa cairan dan glomerulus masuk ke dalam kapsula Bowman. Tekanan osmotik kolloid dalam glomerulus (28 mml-lg) dan tekanan (hidrostatik) darah dalam kapsula Bowman (110 mmHg) keduanya cenderung menentang aliran cairan dan lomerulus ke dalam kapsula Bowman. Selisih tekanan akhir (57 mmHg — 38 mmHg) adalah 19 mmHg dan merupakan tekanan filtrasi yang mendesak cairan dan glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Jumlah filtrat glomeruler berbanding lurus dengan tekanan filtrasi. Setiap perubahan yang mengakibatkan berubahnya tekanan filtrasi otomatis akan mempengaruhi jumlah filtrat. Meningkatnya tekanan darah umum akan menyebabkan peningkatan tekanan glomeruler dan akibatnya filtrasi meningkat. Peningkatan tekanan glomeruler juga terjadi apabila arteriole eferen dalam keadaan konstriksi dan arteriole aferen tetap terbuka. Masuknya air yang berlebihan akan mengencerkan darah dan merendahkan tekanan osmotik. Pengaruh turunnya tekanan osmotik kolloid glomeruler akan meningkatkan tekanan filtrasi, dan mengakibatkan filtrat glomeruler lebih banyak jumlahnya.
Keseimbangan Kimia
Tubulus proksimal menyerap kembali kira-kira 85% air, sodium, klorit dan bikarbonat. Cairan yang meninggalkan tubulus proksimal mempunyai pH sebesar kira – kira 7,4. Ia mengandung sodium, klorit dan bikarbonat dalam konsentrasi yang kira-kira sama seperti yang ada di dalam plasma. Cairan ini hampir isotonik dengan plasma darah. Konsentrasi glukosa dalam darah hampir selalu lebih tinggi dan konsentrasi glukosa dalam urine meskipun glukosa dapat melintasi membran glomeruler. Sesungguhnya adanya glukosa di dalam urine pada umumnya adalah abnormal. Fakta-fakta ini memberikan implikasi suatu transpor aktif glikosa dan lumen tubulus kembali ke darah. Mekanisme reabsorbsi ini tidak diketahui dengan betul, tetapi tempat transpor berlangsung diketahui yaitu sel – sel dan tubulus proksimal. Tubulus distal merupakan tempat reabsorbsi sodium, yang dapat berlangsung tanpa adanya reabsorbsi air yang bersangkutan, sehingga dengan demikian konsentrasi sodium plasma dapat lebih tinggi daripada konsentrasi sodium urine.
Universitas Gadjah Mada
7
Ion - ion sodium dapat ditukar dengan hidrogen, potasium, atau ion - ion amonium oleh sel-sel tubulus distal. Apabila sebuah ion sodium direabsorbsi akan diikuti oleh anion atau ditukar dengan kation lainnya. Pertukaran ion sodium dengan hidrogen atau amonium akan terbentuk urine asam, terjadi pada bagian distal dan nefron. Konsentrasi hipertonik urine, juga terjadi pada tubulus distal dan kemungkinan juga ada tubulus collectivus. PH urine tergantung pada jumlah dan bermacam-macain ion dalam urine. Meningkatnya bikarbonat, menyebabkan bertambah besarnya sifat basa (alkalinitet) dari urine. Pada urine asam dengan pH kurang dan 6, mengandung asam yang titratable, ion-ion amonium telapi tidak mengandung ion-ion bikarbonat. Tubulus renalis mempunyai kemampuan menghasilkan amonia (NH3) dengan cara deaminasi glutamine. Amonia tersebut melintasi dinding tubulus ke dalam lumen dan menjadi ion - ion amonium (N1-14) yang tidak berdifusi kembali melewati epitelium tubulus. Kation yang cukup besar jumlahnya dalam urine asam adalah amonium. Reabsorbsi bikarbonat merupakan suatu metode pengaturan asidosis dan alkalosis yang penting. Urine basa dengan pH di atas 7 mengandung bikarbonat tetapi tidak mengandung asam yang titratable ataupun amonium, tetapijuga mengandung sodium dan potasium. Diuresis (secara sederhana) nenipakan suatu peningkatan jumlah urine. Ini dapat disebabkan oleh suatu peningkatan level plasma dan suatu komponen urine atau Iebih termasuk air. Water dieresis terjadi apabila tekanan osmotic plasma berkurang sampai satu level yang tidak akan menstimulir terbebasnya ADH. Sejumlah besar substansi selainnya air ditahan dalam larutan atau tidak dapat disekresikan. Reabsorbsi dan Sekresi
Ginjal secara langsung mengatur volume dan komponen cairan ekstraseluler tubuh dan secara tidak langsung mengatur komposisi cairan intraseluler. Dengan masuknya air dan solutus (disolved substance) dalam jumlah yang banyak, maka komposisi dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan konstan. Transpor air dan pelintasan substansi-substansi melalui sel-sel tubuler ini merupakan aktivitas utama dan ginjal. Apabila material tersebut diangkut dan lumen tubulus ke cairan interstitiil, maka proses tersebut disebut reabsobsi. Dan apabila material tersebut diangkut ke lumen tubulus, maka proses tersebut disebut sekresi. Universitas Gadjah Mada
8
Biasanya
substansi-substansi
yang
difiltrasi
dan
masih
digunakan
tubuh
dikembalikan ke dalam sirkulasi, telapi sejumlah besar dari substasi-substansi ini dan substansi-substansi yang tidak berguna diekskresikan dalam urine dan tidak direabsorbsi. Substansi yang normalnya terdapat dalam darah dalam persentase yang tertentu disebut substansi ambang (threshold substances), karena itu setiap kelebihan di atas nilai ambang tersebut dieskresikan ke dalam urine. Semua substansi-substansi dalam filtrat glomeruler sampai batas nilai ambang akan direabsorsi oleh tuhulus; dan jumlah yang melebihi ambang tersebut diekskresikan. Substansi-substansi ambang (threshold subsiances), temasuk sodium, potasium, kalsium, klorit dan glukosa. Substansi-substansi non threshold tidak direabsorbsi sama sekali oleh tubulus karena mereka secara normal tidak ditemukan dalam darah.
Renal Clearance
Renal clearance merupakan suatu ukuran jumlah plasma darah yang dibersihkan dari suatu substansi dalam satu menu. Inulin merupkan suatu polisakharida yang berguna sebagai pembanding mengenai renal cleurance-nya substansi-substansi lainnya, karena ia dengan mudah difilirasikan melewati glomeruli dan tidak diabsorbsi ataupun disekresikan oleh tubulus. Setiap substansi dengan renal clearance yang lebih tinggi dan inulin pasti disekresikan oleh lubulus dan juga difilirasikan melewali glomeruli. Apabila renal clearance tersebut lebih kecil dari renal clearance inulin, maka substansi tersebut pasti direabsorbsi oleh tubulus. Apabila suatu substansi direabsorbsi dengan sempurna, maka renal clearance-nya adalah nol. Semakin besar jumlah substansi yang diekskresikan, maka semakin tinggi renal clearance-nya. Mikturisi
Mikturisi merupakan istilah untuk ekspulsi urine dan vesika urinania: Hal ini secara normal merupakan suatu aktivitas refleks yang menstimulir teregangnya vesika urinaria oleh aliran konstan urine melewati ureter. Vesika uninaria menampung. aliran urine sedikit demi sedikit sampai tekanan menjadi cukup tinggi untuk menstimulir pusat refleks di medulla spinalis, yang selanjutnya akan mengirimkan rangsangan yang menyebabkan kontraksinya otot dinding vesika urinaria dengan perantaraan nervus parasinipatis sakralis. Meskipun demikian, refleks pengosongan vesika urinaria dapat dicegah dengan cara sadar. Spingter eksternal yang melingkari leher vesika urinaria dapat juga dikontraksikan secara sadar.
Universitas Gadjah Mada
9
Patologi Pada Sistem Uropoetika
Nefrilis merupakan istilah umum untuk radang ginjal. Semua atau bagian manapun dan nefron, jaringan ikat atan pembuluh ren dapat dipengaruhi. Jalannya nefritis dapat akut atau kronis. Nefrosis menunjukkan sakit ginjal yang menyangkut degenerasi tubulus, dan mengakibatkan kandungan albumin yang rendah dalam darah, albumin dalam urin (albuminunia) dan oedema (cairan yang berlebihan dalam jaringan). Nefrosis dapat terjadi karena kerusakan tubulus yang disebabkan oleh toksin seperti garam-garam dan logam berat. Uremia (urine dalam darah) dapat terjadi pada penyakit ginjal tersebut tidak mampu mengeluarkan sejumlah cukup elemen-elemen urine dan darah. Hewan yang menderita uremia menimbulkan bau urine dan udara pernapasan dan kulit. Uninamy calculi juga disebut urolithiasis atau secara sederhana disebut batu ginjal, merupakan pemadatan elemen urine (concrelions) yang ditemukan pada bagian-bagian dan sistem urinania. Mereka dapat berpangkal pada pelvis ginjal dan menyumbat jalan urine yang melewati ureter, atau mereka dapat tumbuh pada vesika urinaria sehingga mengganggu jalannya urine yang melewati uretra. Hewan-hewan dengan fleksura. sigmoidalis penis misalnya sapi, domba dan babi, mudah mendapat gangguan urinary calculi karena kecendrungan batu-batu tersebut untuk menetap pada salah satu bagian lengkungan yang tajam dan uretra. Beberapa faktor penyebab urinary calculi adalah adanya kadar mineral yang tinggi dalam makanan dan air, level vitamin A yang rendah dan rendahnya jumlah air yang masuk (seperti sering kali terlihat pada cuaca dingin). Urolithiasis yang akut (juga disebut water belly) dapat diobati dengan operasi yaitu dengan membuat jalan keluar baru dan uretra ke arah luar. Tentu saja operasi ini menyebabkan hewan tersebut tidak berguna lagi untuk breeding. Tetapi hal ini rupanya bukan suatu problema, karena nyatanya lebih banyak hewan yang dikastrasi daripada yang terlihat menderita kalkuli pada uretra. Obstruksi pada saluran urine akan mengakibatkan hidronefrosis (desfruksi subtansi ginjal dan dilatasi pelvis) apabila dibiarkan dalam waktu yang cukup lama. Radang vesika urinaria disebut cystitis; radang pelvis renis disebut pyelitis; dan radang pelvis ginjal disebut pyelonefritis. Radang-radang ini biasanya disebabkan oleh infeksi yang dibawa oleh aliran darah atau berasaI dari luar dengan melewati uretra.
Universitas Gadjah Mada
10
C. PENTUTUP
Topik pokok bahasan ini secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan cara mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini: 1. Jelaskan secara singkat fungsi nornal ren 2. Jelaskan fungsi dan bentuk nefron 3. Jelaskan secara singkat fungsi endokrin pada ren 4. Jelaskan secara singkat kemampuan ren mengatur laju filtrasi glomeruler 5. Jelaskan dimana lokasi pembentuk awal urine 6. Jelaskan secara singkat urine dibawa darah ke dalam vesika urinaria 7. Jelaskan mekanisme mikturisi 8. Jelaskan secara singkat faktor kegagalan ren
Agar dapat inenilai kemampuan diri dalam memahami setiap materi yang diberikan dalam setiap pokok bahasan (BAB), maka mahasiswa harus dapat menyelesaikan soal-soal latihan tersebut. Seandainya ada kesulitan dapat didiskusikan di dalam kuliah dan dapat melihal kunci cara penyelesaian soal lalihan, yaltu dengan mengikuti petunjuk halaman yang digunakan untuk menyelesaikan soal.
Kunci penyelesaian soal latihan (lihat halaman) 1. (6),2. (4),3. (7),4. (7),5. (9),6. (11),7. (12),8. (13).
Universitas Gadjah Mada
11