BAB I. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Topik kuliah pendahuluan ini membahas tentang lingkungan hidup di Indonesia dengan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Poko bahasan kuliah ini secara umum dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami tentang permasalahan lingkungan hidup yang ada di Indonesia pada khususnya. Topik kuliah pendahuluan ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 3 kali tatap muka. Setelah mengikuti pokok bahansan ini diharapkan mahasiSwa mampu menjelaskan tentang permasalahan lingkungan hidup dan pelestarian terhadap sumberdaya alam dan keanekaragaman hayatinya.
B. PENYAJIAN
1. Lingkungan Hidup Pada saat ini keSadaran akan lingkungan yang bersih dan aman sudah meningkat. Masalah pencemaran sudah menarik banyak kalangan mulai masyarakat lapisan bawah sampai pejabat tinggi pemerintahan. Pembangunan yang banyak dilaksanakan secara besar-besaran di IndoneSia dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Pengaliran busa detergen ke Laut Jawa akan membahayakan kehidupan ikan sampai ke Laut Banda, pendangkalan bendungan air seperti Jatiluhur atau Karangkates, pengotoran udara kota Jakarta bahkan saai ini juga Yogyakarta dan kota besar lainnya karena asap beracun dari kendaraan bermotor, pencemaran debu di Gresik, pencemaran sungaisungai besar yang mengaliri kota-kota yang merupakan sumber air, dan masih banyak lagi contoh kasus pencemaran karena ulah manusia. Jadi di sini berbagai kepentingan baik itu kepentingan politik, sosial, budaya, dan ekonomi mempunyai andil terhadap terjadinya pencemaran lingkungan .
Universitas Gadjah Mada
Landasan konservasi sumberdaya alam di Indonesia ada beberapa diantaranya : - UU No. 41 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Hutan - UU No. 5 Tahun 1990 tantang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya - UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup - UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah Selain itu landasan konseryasi secara konvensi internasional yaitu KTT Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang mengagendakan pelestarian pengelolaan hutan (sustainable forest management).
2. Sumberdaya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang berguna bagi manusia utuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini dan masa mendatang. Jadi sumberdaya alam adalah semua komponen alam termasuk manusia itu sendiri. Menurut UU No. 5 pasal 1 tahun 1990, sumberdaya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya manusia, sumberdaya hayati dan non hayati serta sumberdaya buatan. Beberapa pembagian sumberdaya diantaranya sumberdaya air, udara, tanah, flora, fauna, sumberdaya fisik, biologis, manusia, maupun sumberdaya terbaharui dan tidak terbaharui. Sumberdaya terbaharui adalah sumberdaya alam yang memiliki kemampuan untuk digunakan secara terus-menerus. Misalnya tanah, hutan, tanaman pertanian, hewan dan lain-lain. Sumberdaya alam perlu dilestarikan. Sedangkan sumberdaya alam yang tidak terbaharui adalah sumberdaya alam yang memiliki tidak kemampuan untuk memperbaharui diri. Misalnya minyak bumf, gas alam, batu bara, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya alam terbaharui bisa menjadi tidak terbaharui jika terjadi eksploitasi besar-besaran, maka perlu pengelolaan yang baik. Prioritas pengelolaan bisa dilakukan pada SDA pada kondisi sebagai berikut:
Universitas Gadjah Mada
1. Perlindungan bagi yang hampir punah 2. Menjamin kelestarian pemanfaatan sumberdaya alam 3. Perlindungan plasma nutfah di hutan dan di luar kawasan konseryasi 4. Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terbaharui tanpa pencemaran lingkungan 5.
Kebijakan secara terpadu dan saling menunjang
6. Pemanfaatan sumberdaya alam dengan mempertimbangkan segi pembangunan daerah sehingga dapat saling mendorong pertumbuhan dan pengembangan daerah.
3. Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati adalah jumlah jenis yang dapat dibedakan dalam 3 tingkat, yaitu : a. tingkat gen dan kromosom yang merupakan pembawa sifat keturunan. b. tingkat jenis yaitu berbagai golongan mahluk yang mempunyai susunan gen tertentu. c. tingkat ekosistem yaitu tempat jenis itu melangsungkan kehidupannya dan berinteraksi dengan faktor biotik dan abiotik. Semakin besar jumlah jenis flora maupun fauna, maka semakin besar keanekaragamannya. Eyolusi yang terjadi secara terns menerus manyebabkan terjadinya kepunahan beberapa spesies tapi juga bisa terbentuk spesies baru. Jika spesies baru yang terbentuk lebih banyak maka keanekaragamannya meningkat dan begitupun sebaliknya. Keanekaragaman yang kecil menyebabkan lingkungan sangat peka dan mudah terganggu keseimbangannya. Pada abad ke-20, keanekaragaman hayati mengalami kepunahan (penurunan) dalam jumlah yang besar, yang disebabkan oleh : 1. ekploitasi secara besar-besaran terhadap flora dan fauna 2. rusaknya habitat karena alih fungsi 3. pencemaran lingkungan
Universitas Gadjah Mada
Upaya-upaya untuk mempertahankan keanekaragaman dapat dilakukan dengan memelihara proses ekologi yang esensial, mempertahankan keragaman genetis, serta menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara berkelanjutan. Tolok ukur keutuhan ekosistem adalah berdasarkan tingkat trofik dari komponen-komponennya
dan
produktivitasnya.
Setiap
ekosistem
mempunyai
keanekaragaman yang berbeda karena akosistem terdiri dari perpaduan dan interaksi berbagai jenis biotik dengan kombinasi abiotik yang beragam. Keanekaragaman cenderung rendah pada ekosistem yang secara fisik terkendali. Banyak jenis yang langka dengan jumlah yang kecil akan lebih menguntungkan daripada sedikit jenis dengan jumlah besar. Keanekaragaman yang tinggi artinya mempunyai rantai makanan yang panjang dan lebih banyak sismbiosis (interaksi) sehingga ekosistem tersebut dapat mengurangi gangguangangguan dari luar dan menjadikannya lebih mantap (stabilitas tinggi). Semakin banyak energi yang mengalir dalam keanekaragaman jenis, maka biaya pemeliharaan yang dibebankan pada lingkungan fisik dapat dikurangi. Keberhasilan pelestarian keanekaragaman hayati sangat tergantung pada kebebasannya dari gangguan manusia. Pengamanan keanekaragaman jenis saat ini dapat dilakukan dengan cara in situ (pada habitat aslinya) dan eks situ (pada habitat buatan yang menyerupai aslinya) dengan tujuan memperbesar jumlah indiyidu dalam populasi jenis. Keanekragaman jenis dapat diketahui dengan menggunakan beberapa formula diantaranya : 1. Indeks Diyersitas Simpson (Ludwig & Reynold. 1988) :
= Indeks Diyersitas ni = jumlah individu suatu jenis I = jenis ken = jumlah indiyidu semua jenis
Universitas Gadjah Mada
2. Indeks kekayaan Margalef (Ludwig & Reynold, 1988) :
RI = Richness Index/Indeks Kekayaan S = Jumlah jenis n = Jumlah indiyidu seluruh jenis
3. Indeks Kemerataan Hill's (Ludwig & Reynold. 1988) :
El = Eveness Index/Indeks Kemerataan ni = jumlah individu suatu jenis n = jumlah individu seluruh jenis S = Jumlah jenis
4. Konsep Pencemaran Lingkungan Hukum-hukum dalam pencemaran lingkungan yaitu : 1. Hukum kekekalan massa : Jumlah berat semua zat sebelum san sesudah rekasi adalah sama. 2. Hukum termodinamika Tidak ada sistem pengubahan energi yang benar-benar efisien. Untuk mendapatkan massa basil produksi maka diperlukan suatu proses yang mengubah massa faktor produksi. Misalnya, makanan. Hasil produksi yang
Universitas Gadjah Mada
terpakai jumlahnya lebih kecil dari jumlah hasil produksi yang dihasilkan dari suatu proses dan sisanya? Dibuang sebagai limbah. Menurut Fuad Amsyari, komponen pencemaran ada 3, yaitu : 1. Lingkungan yang terkena yaitu lingkungan manusia 2. Yang terkena akibat yaitu manusia 3. Adanya bahan yang berbahaya di dalam lingkungan yang merupakan akibat aktiyitas manusia. Pencemaran akan terjadi apabila dalam lingkungan hidup manusia (fisik, biologis, sosial) terdapat suatu bahan asing dalam konsentrasi sedemikian besar, dihasilkan oleh manuSia sendiri, yang akhirnya merugikan eksistenSi manusia itu sendiri. Manusia mengolah lingkungan alam untuk mendapat hidup yang layak, mengubahnya menjadi lingkungan buatan atau kreasi baru sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia tersebut selain memenuhi kebutuhan manusia juga mengeluarkan bahan pencemar, yang jika terakumulasi dalam jumlah banyak pada akhirnya dapat mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Dengan adanya lingkungan baru hasil kreasi manusia dan bahan buangan hasil kegiatan mereka memaksa mereka untuk melakukan adaptasi baru dengan tujuan yang sama yaitu untuk hidup lebih layak. Sejalan dengan perkembangan industri dan teknologi, berbagai kegiatan manusia tersebut menimbulkan dampak positif yang diharapkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dampak negatif yang dapat menurunkan kenyamanan misalnya erosi, polusi, intrusi, hujan asam dal lain-lain dan ini harus segera diatasi. Alam mempunyai kemampuan untuk mendukung kehidupan manusia yang disebut dengan Daya Dukung Alam (DDA). Kerusakan DDA dapat disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal. Secara internal bisa beraSal dari letusan gunung, gempa bumf, kebakaran hutan, banjir. Sedangkan pencemaran secara eksternal akibat adanya pencemaran udara, air, daratan dan kegiatan penambangan.
Universitas Gadjah Mada
Dampak pencemaran dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, dampak dari kegiatan di atas menyebabkan adanya urbanisasi, perilaku, kriminalitas, dan sosial budaya. Industri dan teknologi mempunyai daya tarik tersendiri sehingga masyarakat berbondongbondong untuk datang ke kota dengan berbagai tujuan. Perkembangan teknologi yang cukup pesat juga berdampak pada perubahan perilaku serta berpengaruh pada tingkat kriminalitas dan perubahan nilai-nilai sosial budaya. Sedangkan dampak secara langsung dari kegiatan industri dan teknologi adalah berupa pencemaran udara, air dan daratan. Dari daur pencemaran lingkungan dapat dilihat bahwa sumber pencemaran yang mengenai udara, air, dan daratan yang merupakan hasil kegiatan manusia akan kembali berdampak pada manusia itu sendiri melalui tanaman dan hewan. Pencemaran udara, air, dan daratan akan dijelaskan secara lebih mendetail pada bab-bab berikutnya. Berbagai kepentingan baik itu kepentingan politik, sosial budaya maupun kepentingan ekonomi mempunyai andil terhadap terjadinya pencemaran lingkungan. Maka dari itu dalam penanggulanngan pencemaran lingkungan diperlukan berbagai disiplin ilmu diantaranya teknologi industri, manajemen lingkungan, ekologi hutan, ekologi perairan, hidrologi yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mencegah maupun dalam penanggulangannya.
C. PENUTUP
Bagaimanakah kaitan antara daya dukung alam dengan pencemaran lingkungan? Bagaimanakah kaitan keanekaragaman hayati terhadap pencemaran lingkungan?
Universitas Gadjah Mada