BAB I PENGANTAR
1.1
Latar Belakang
Komando Operasi Angkatan Udara I atau Koopsau I sebagai salah satu Kotama pelaksana, TNI Angkatan Udara mempunyai tugas melakukan pembinaan prajurit untuk mendukung tugas operasi TNI Angkatan Udara dan menyelenggarakan pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan TNI Angkatan Udara dalam jajarannya serta melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka menjaga dan menegakkan kedaulatan negara di udara. Koops-AU I dalam melaksanakan tugas membawahi beberapa pangkalan udara yang salah satunya adalah Lanud Halim Perdanakusuma. Tugas TNI Angkatan Udara di antaranya melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara, melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara (Mabes-AU, 2006: 6). Lanud Halim Perdanakusuma adalah Pangkalan Udara tipe ”A” yang dipimpin oleh Komandan Lanud yang berpangkat bintang satu atau Marsekal Pertama. Lanud Halim Perdanakusuma merupakan salah satu Pangkalan Udara pelaksana operasi di bawah Koops-AU I yang mempuyai tugas pokok membantu pelaksanaan tugas operasi militer perang dan tugas operasi militer selain perang. Pelaksanaan tugastugas tersebut dibutuhkan personel atau prajurit yang mempunyai kesiapan baik intelektual, fisik serta mental yang baik dalam menyelesaikan tugas satuan guna mendukung keberhasilan tugas pokok dalam operasi militer perang maupun operasi
1
militer selain perang. Lanud Halim Perdanakusuma mempunyai beberapa satuan kerja/satker antara lain : Wing 1, Dinas Operasi, Dinas Personel, Dinas Logistik, Dinas Staf Khusus, Satpom-AU, Skuadron Udara 2, Skuadron Udara 17, Skuadron Udara 31, Skuadron Udara 45 dan Skuadron Teknik 021. Dinas Personel adalah satker/satuan kerja yang merupakan staf komandan di bawah pimpinan Kepala Dinas Personel berpengkat Letkol/Kolonel mempunyai tugas melayanani administrasi berupa pendataan seluruh administrasi prajurit, kesejahteraan prajurit, cuti, usulan kenaikan pangkat, usulan kenaikan gaji berkala, urusan pernikahan, pembinaan jasmani prajurit, pelayanan dalam menyalurkan pembagian pakaian dinas dan perlengkapan (kaporlap), pelayanan penempatan rumah dinas prajurit, pelayanan setiap pejabat daerah, propinsi, negara yang datang ke Lanud Halim Perdanakusuma, pengusulan sekolah prajurit dan proses pengadaan/penerimaan prajurit baru. Mabes-AU, (2002: 1) menyatakan bahwa pembinaan personel TNI bertujuan menyiapkan personel yang sanggup dan mampu secara optimal mengemban setiap tugas yang dihadapinya sebagai kekuatan pertahanan. Untuk itu pembinaan personel pada dasarnya diarahkan guna mewujudkan keseimbangan kemampuan personel yang meliputi kejiwaan, kecerdasan dan ketrampilan serta kesamaptaa jasmani. Pembinaan jasmani TNI AU sebagai bagian dari pembinaan personel TNI bertujuan untuk membentuk personel yang memiliki kualitas kesamaptaan jasmani yang optimal sehingga setiap saat selalu siap melaksanakan tugas. Mengemban/melaksanakan tugas satuan bukanlah pekerjaan yang mudah, dibutuhkan personel-personel TNI AU yang mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan dan kemampuan fisik yang prima dalam melaksanakan tugas tersebut. Mabes-AU, (2003: 3) menyatakan bahwa kesamaptaan jasmani adalah kondisi fisik yang mampu mengatasi beban kerja dan menyelesaikan beban tugas dengan baik
tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga yang cukup untuk menghadapi beban tambahan apabila diperlukan. Dengan tingkat kesamaptaan jasmani dan kemampuan ilmu pengetahuan yang baik diharapkan personel-personel TNI AU dapat dengan mudah mengerjakan atau melaksanakan tugas yang diperintahkan komandan satuannya tanpa mengalami kesulitan dan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai tenaga cadangan untuk menerima perintah selanjutnya. Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000: 67). Pelaksanakan program latihan pembinaan jasmani di Lanud Halim Perdanakusuma setiap hari Selasa dan Jum’at, tujuannya adalah untuk meningkatkan fisik dan kesamaptaan jasmani agar tubuh tetap dalam kondisi prima sehingga mampu melaksanakan tugas secara optimal. Program latihan pembinaan jasmani setiap hari Selasa dan Jum’at meliputi lari aerobik selama 12 menit – 30 menit, kemudian dilanjutkan olahraga umum yang terdiri dari : sepak bola, bola voli, bola basket, tenis lapangan, tenis meja, bulu tangkis diberi batas waktu pukul 09.00 Wib, artinya pelaksanaan aerobik dan olahraga umum alokasi waktu 2 jam. Pelaksanaan kegiatan lari aerobik dilaksanakan secara terpimpin oleh personel Binjas, kemudian untuk pelaksanaan olahraga umum dilaksanakan di satker masing-masing. Pembinaan jasmani salah satunya untuk meningkatkan kesamaptaan jasmani prajurit TNI AU. Pembinaan kesamaptaan jasmani bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan fisik atau kesamaptaan jasmani prajurit TNI AU. Setelah akhir periodik pertama, dilakukan tes penilaian untuk mengetahui hasil latihan selama satu periodik. Adapun tes fisik/kesamaptaan jasmani yang dilaksanakan secara periodik,
dalam satu tahun
dilaksanakan 2 (dua) kali tes, yaitu setiap enam bulan sekali yang tujuannya untuk mengukur nilai kesemaptaan jasmani prajurit. Untuk mewujudkan kualitas fisik/kesamaptaan jasmani yang optimal tersebut diperlukan upaya pembinaan jasmani secara terarah,
teratur, terus-menerus dan
berlanjut (Mabes-AU, 2002: 1). Kesamaptaan jasmani/fisik/stamina merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan prajurit dalam melaksanakan tugastugasnya, sebab dengan kesamaptaan jasmani yang tinggi seorang prajurit dapat menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya secara maksimal, dengan kesamaptaan jasmani yang tinggi seorang prajurit juga dapat menampilkan postur yang baik, selalu bersemangat serta dapat menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya secara optimal dan profesional. Tingkat kesemaptaan jasmani/fisik/stamina seorang prajurit akan meningkat apabila pembinaan jasmani dilaksanakan secara terprogram, terukur dan kontinyu. Ilmu olahraga dan Bujuknis TNI AU (Mabes-AU, 2002: 9) menyatakan bahwa latihan untuk meningkatkan dan memelihara kesamaptaan aerobik dilakukan sekurangkurangnya tiga kali per minggu karena ketahanan otot akan menurun setalah 48 jam tidak dilatih. Artinya dari pendapat di atas bahwa stamina/fisik seseorang akan menurun dalam waktu 2 (dua) x 24 jam apabila tidak melakukan latihan jasmani, maka otot/organ faal tubuh akan mengalami penurunan stamina/fisik. Sesuai dengan buku petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan jasmani TNI AU, program pembinaan jasmani/olahraga yang dialokasikan di Lanud Halim Perdanakusuma hari Selasa dan hari Jum’at dari pukul 07.00 Wib – 09.00 Wib, ini artinya prajurit tidak melakukan pembinaan jasmani/olahraga hari Sabtu, Minggu dan Senin, sehingga otot dan faal tubuh tidak mendapat latihan selama tiga (3) hari, dan selama tiga (3) hari, otot dan faal tubuh akan mengalami penurunan stamina/fisiknya. Keadaan seperti ini yang
berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan keadaan fisik/stamina prajurit selalu mengalami tingkat penurunan, sehingga program pembinaan jasmani terhadap kesamaptaan jasmani/kesegaran jasmani prajurit kurang optimal. Program
pembinaan
jasmani
yang
dilaksanakan
di
Lanud
Halim
Perdanakusuma yang bertujuan meningkatkan fisik/stamina/kesamaptaan prajurit untuk menciptakan ketahanan prajurit selama ini belum pernah diteliti seberapa besar pengaruh pelaksanaan program pembianaan jasmani terhadap ketahanan prajurit, sehingga penelitian ini akan sedikitnya dapat menyumbang pengetahuan dan pengaruh yang baik terhadap pengembangan program pembinaan jasmani selanjutnya, di Lanud Halim Perdanakusuma umumnya dan di Dinas Personel pada khusunya.
1.2
Rumusan Masalah
Banyak program pembinaan jasmani untuk meningkatkan fisik, stamina dan kesamaptaan jasmani prajurit, salah satu diantaranya adalah program pembinaaan jasmani yang dilaksanakan seksi binjskemil. Program pembinaan jasmani dalam perkembangannya ke depan semakin memiliki peran penting dalam membina, meningkatkan dan memelihara kesamaptaan/fisik prajurit di Lanud Halim Perdanakusuma. Secara lebih khusus, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan program pembinaan jasmani dalam meningkatkan fisik prajurit? 2. Bagaimana pengaruh pelaksanaan program pembinaan jasmani terhadap ketahanan prajurit berdasarkan persepsi prajurit?
1.3 Penelitian
dengan
Tujuan Penelitian
mengambil
judul
Pengaruh Pelaksanaan
Program
Pembinaan Jasmani Dalam Meningkatkan Fisik Prajurit Terhadap Ketahanan Prajurit (Studi tentang persepsi prajurit pada Dinas Personel Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta), penelitian dengan judul di atas, membahas program pembinaan jasmani terhadap ketahanan prajurit, judul ini baru pertama kali dibahas di Program Studi Ketahanan Nasional. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program pembinaan jasmani dalam meningkatkan fisik prajurit di Dinas Personel Lanud Halim Perdanakusuma.
2.
Untuk mengkaji pengaruh program pembinaan jasmani terhadap ketahanan prajurit berdasarkan persepsi prajurit.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia akademis mengingat kajian dan penulisan tentang pembinaan jasmani belum banyak dibahas dalam tesis khususnya pada Program Studi Ketahanan Nasional. Disamping itu manfaat penelitian juga bermaksud untuk memberikan masukan bagi pemimpin/komandan
dalam
mengambil
keputusan/kebijakan
dalam
rangka
pembinaan jasmani di satuan masing-masing untuk meningkatkan fisik prajurit sehingga dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pelaksanaan tugas satuan dan terhadap ketahanan prajurit.
1.5
Keaslian Penelitian
Penelitian tentang pembinaan jasmani telah ditulis Agus Suharyono tahun 2011, judul yang peneliti tulis ini ada kemiripan dengan judul tesis yang ditulis oleh
Agus Suharyono tahun 2011 dengan judul “Peran Kesegaran Jasmani Terhadap Kesiapan Fisik Prajurit Dalam Menunjang Kinerja Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Prajurit”. Penelitian yang ditulis Agus Suharyono subyeknya adalah “Kesegaran Jasmani”, obyeknya adalah “Prajurit Kodim 0609 Kabupaten Bandung” yang merupakan kesatuan kewilayahan berada dalam wilayah Korem 062 Tarumanegara dan tempat penelitian juga di Kodim 0609 Kabupaten Bandung. Penelitian Agus Suharyono menitik beratkan pada bagaimana peran
“Kesegaran
Jasmani” terhadap fisik prajurit Kodim 0609 Bandung dalam menunjang kinerja dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit. Penelitian atau judul yang peneliti angkat adalah tentang “Pengaruh Pelaksanaan Program Pembinaan Jasmani Dalam Meningkatkan Fisik Prajurit Terhadap Ketahanan Prajurit” (Studi tentang persepsi prajurit pada Dinas Personel Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta). Perbedaan penelitian ini adalah terdapat pada subyek, obyek dan tempat yang diteliti, subyek yang peneliti teliti adalah “Program Pembinaan Jasmani dan Ketahanan Prajurit” dan obyek yang peneliti teliti adalah “Prajurit Dinas Personel Lanud Halim Perdanakusuma” serta tempat yang peneliti teliti adalah “Dinas Personel Lanud Halim Perdanakusuma”. Penelitian yang peneliti tulis menitik beretkan pada bagaimana “Pengaruh Program Pembinaan Jasmani dalam Meningkatkan Fisik Prajurit Terhadap Ketahanan Prajurit” pada “Prajurit Dinas Personel Lanud Halim Perdanakusuma”. Jadi walaupun sama-sama meneliti jasmani prajurit terhadap ketahanan prajurit namun subyek, obyek dan tempat penelitiannya berbeda.
1.6
Sistematika Penulisan
Tentunya dalam prosedur penulisan yang baku dan baik selalu mengikuti aturan dan kaidah-kaidah ilmiah secara runtut, logis dan obyektif, untuk itu penulis sampaikan sistematika penulisan yang dijabarkan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II memuat Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Bab ini merupakan hasil penelitian kepustakaan terkait dengan obyek penelitian yang menguraikan tentang teori perilaku, teori sikap, teori prilaku, teori program pembinaan jasmani, teori pembinaan jasmani dan teori ketahanan prajurit. Bab III memuat tentang metode penelitian. Dalam Bab ini juga menguraikan dan menjelaskan tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tesis ini, yaitu tentang metode pemilihan lokasi, jenis penelitian, instrument penelitian, sampel dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab IV memuat tentang gambaran umum Lanud Halim Perdanakusuma. Bab V memuat tantang pelaksanaan program pembinaan jasmani dalam meningkatkan fisik prajurit. Bab VI memuat tentang analisis pengaruh pelaksanaan program pembinaan jasmani terhadap ketahanan prajurit. Bab VII berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.