BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Pembangunan daerah sebagai bagian integral, dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah, kebijakan utama yang perlu dilakukan adalah mengusahakan semaksimal mungkin agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi pembangunan yang dimiliki oleh daerah. Hal ini terkait dengan potensi pembangunan yang dimiliki oleh setiap daerah sangat bervariasi, maka setiap daerah harus menentukan kegiatan sektor ekonomi yang dominan (Syafrizal, 1999: 27-38). Kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang ditetapkan di suatu daerah harus disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan. Penelitian yang mendalam tentang keadaan tiap daerah harus dilakukan untuk mendapatkan data dan melihat informasi yang berguna bagi penentuan perencanaan pembangunan daerah yang bersangkutan (Arsyad, 1999: 108). Perencanaan pembangunan ekonomi yang baik membutuhkan suatu perencanaan yang teliti dalam menggunakan sumber-sumber daya publik dan swasta serta sektor-sektor yang berperan dalam proses perencanaan. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi
daerah yang terarah, pembayar pajak, dan penanaman modal serta penciptaan iklim dari kegiatan ekonomi yang baik maka pembangunan suatu daerah dapat dikatakan sebagai satu unit kesatuan yang memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Pembangunan merupakan suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi dan serba sejahtera. Suatu kinerja pembangunan yang sangat baikpun, mungkin saja menciptakan berbagai masalah sosial ekonomi baru yang tidak diharapkan. Pembangunan yang berorientasi pada Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) yang tinggi memperlihatkan keberhasilan di berbagai bidang dan sektor pembangunan, yang diukur dalam tingkat pertumbuhan ekonomi riil dengan memperlihatkan peningkatan secara terus menerus. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi dan pelaksanaan otonomi daerah mengacu pada UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Daerah yang otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan melayani kepentingan masyarakat berdasarkan aspirasi masyarakat serta merencanakan pembangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hal tersebut, daerah perlu memiliki konsep utama dalam perencanaan pembangunan daerah yang memuat dasar filosofi, visi, misi, arah kebijakan dan strategi pembangunan sebagai
pedoman
bagi
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pengelolaan
pembangunan di daerah. Oleh karena itu, disadari bahwa pelaksanaan
pembangunan daerah bukan merupakan tanggung jawab pemerintah secara keseluruhan tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak dan masyarakat Temanggung, sehingga hasil yang diperoleh dapat bermanfaat bagi semua pihak. Perkembangan pendapatan riil yang diterima oleh penduduk ditunjukkan oleh Pendapatan Regional per kapita. Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran di suatu wilayah. Dalam hal ini, PDRB per kapita juga merupakan gambaran nilai tambah penduduk karena aktivitas antara PDRB per kapita dan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan. Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2008 – 2012 PDRB PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Jutaan Rp) Perkembangan (Jutaan Rp) Perkembangan (%) (%) 2008 4.125.938,97 248,13 2.219.155,63 133,46 2009 4.502.652,25 270,79 2.309.841,53 138,91 2010 5.069.020,30 304,85 2.409.386,40 144,90 2011 5.603.983,71 337,02 2.521.439,02 151,64 2012 5.869.052,14 352,96 2.646.250,25 159,14 Sumber: BPS Kabupaten Temanggung (data diolah) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan PDRB atas dasar harga konstan lebih lambat kenaikannya bila dibandingkan dengan PDRB atas harga berlaku. Hal ini dapat di maklumi karena perkembangan atas dasar harga berlaku dipengaruhi oleh kenaikan produksi dan perkembangan harga (inflasi), sedangkan atas dasar harga konstan hanya dipengaruhi oleh kenaikan produksi
(harga riil). Pertumbuhan PDRB terendah atas harga konstan terjadi pada tahun 2008 hanya sebesar 5,45% dan tertinggi pada tahun 2012 sebesar 7,50%. Namun data PDRB saja, belum dapat dilihat performa atau kinerja sektorsektor di Kabupaten Temanggung dibandingkan dengan kinerja perekonomian di daerah lain yang termasuk wilayah se-Karesidenan Kedu. Hal ini belum juga menjelaskan kontribusi sektor terhadap sektor di Karesidenan Kedu secara keseluruhan, sehingga tidak dapat mengetahui dan menentukan sektor kunci yang strategis (unggul) di Kabupaten Temanggung. Untuk mengetahui informasi sektoral lebih jauh, perlu adanya telaah yang lebih jauh tentang subsektor apa saja yang memiliki keunggulan dan yang berdaya saing dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Temanggung. Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan mengetahui potensi dan sektor yang unggul dan memiliki daya saing sangat penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah. Apabila suatu daerah tidak mengetahui kegiatan apa yang menjadi subsektor unggulan di daerahnya, akan menimbulkan masalah atau kesulitan bagi daerah tersebut dalam pembangunan daerah. Maka dengan melihat latar belakang yang ada penulis terdorong untuk menganalisis dan mengkaji lebih lanjut dengan merumuskan suatu permasalahan yaitu “Potensi dan sektor apa saja yang paling unggul dan memiliki daya saing untuk memacu dan menunjang serta selanjutnya dapat dikembangkan dalam pembangunan Kabupaten Temanggung”.
1.2 Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian tentang sektor unggulan dan analisis daya saing telah banyak dilakukan di berbagai daerah. Penelitian-penelitian tersebut didapat berbagai kesimpulan berbeda, dengan alat analisis dan data yang berbeda, serta pada lokasi yang berbeda-beda pula. Soepono (1993) melakukan penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta periode 1980-1990, menggunakan data tenaga kerja dan dengan alat analisis Shift-Share Klasik, Estaban-Marquilas, dan Arcelus. Penelitian ini memberikan penjelasan pada masing-masing komponen alat analisis yang dipergunakan. Firmansyah (2001) mengadakan penelitian di Kabupaten Kepulauan Riau dengan menggunakan data PDRB periode 1994-1998 dan alat analisis Location Quotient, Model Rasio Pertumbuhan, dan Overlay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan merupakan sektor unggulan. Peneliatan lain tentang sektor unggulan dalam pembangunan daerah juga telah dilakukan oleh
Basuki (2009) di
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan hasil penelitian sektor pertanian merupakan sektor unggulan. Penelitian tentang Laju Pertumbuhan dan Analisa Daya Saing juga telah dilakukan oleh Safriansyah (2010) di Propinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan alat analisis RCA (Revealed Comparative Advantage), RCTA (Revealed Comparative Trade Advantage) dan ISP (Indeks Spesialisasi Perdagangan) didapat hasil bahwa Produk Tambang penyumbang terbesar nilai ekspor Kalimantan Selatan dan memiliki daya saing yang cukup bagus. Dengan demikian, sepanjang pengetahuan dengan menelaah berbagai bahan kepustakaan yang ada, maka penelitian ini meski pernah dilakukan namun terdapat perbedaan
terhadap lokasi, alat analisis, dan periode data yang digunakan dengan penelitian ini.
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan: 1. untuk mengidentifikasi sektor perekonomian yang menjadi unggulan dan memiliki daya saing, yang menunjang dan selanjutnya untuk dikembangkan dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Temanggung; 2. untuk
melihat
kesesuaian
arah
kebijakan
pembangunan
Kabupaten
Temanggung dengan sektor unggulan yang teridentifikasi. 1.3.2 Manfaat penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi. 1. Pemerintah Kabupaten Temanggung sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran dalam rangka perumusan arah kebijakan dalam pembangunan ekonomi di masa yang akan datang. 2. Peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi ataupun bahan dalam rangka memperkaya khasanah penelitian yang sudah ada.
1.4 Sistematika Penulisan Tulisan ini mencakup empat bab dengan pokok bahasan tentang subsektor unggulan untuk pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru yang diuraikan dalam sistematika penulisan. Bab I Pengantar yang berisikan penjelasan latar belakang,
keaslian penelitian, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan itu sendiri. Bab II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis yang menguraikan tinjauan pustaka, landasan teori dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Bab III Analisis Data yang berisi uraian tentang cara penelitian, variabel dan data penelitian, dan teknis analisis data. Bagian terpenting dari penulisan ini adalah pembahasan hasil analisis yang menggunakan seluruh alat analisis yang telah disebutkan. Bab IV Kesimpulan dan Saran yang merupakan bagian akhir dari penulisan ini berupa penarikan kesimpulan dari hasil pembahasan analisis serta temuan-temuan yang ada. Pada bagian selanjutnya merupakan saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil kesimpulan yang didapat.