BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perubahan usaha yang sedemikian cepat menuntut para pelaku usaha untuk mencari terobosan agar bidang usaha yang ditekuninya tetap bertahan dan bahkan terus berkembang. Salah satu upaya kearah tersebut adalah perlu adanya restrukturisasi organisasi. Restrukturisasi organisasi merupakan suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah dari keadaannya yang sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan, yaitu tercapainya organisasi yang efektif. Dalam kaitan ini, organisasi harus tanggap
dan pandai mengantisipasi perubahan agar organisasi dapat mempertahankan keberadaannya (exist) dan dapat berfungsi (functional). Restrukturisasi organisasi dilakukan untuk meningkatkan dan memaksimalkan kinerja perusahaan. Dalam restrukturisai organisasi, pihak manajemen melakukan perbaikan cash flow, peningkatan efisiensi, peningkatan produktivitas, peningkatan profitabilitas, dan peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan perlu memaksimalkan kinerjanya serta melakukan serangkaian perubahan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perubahan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Restrukturisasi disebut sebagai downsizing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur oganisasi perusahaan. Pengurangan
Universitas Sumatera Utara
skala perusahaan ini diperlukan untuk peningkatan produktifitas dan pencapaian efisiensi dan efektifitas. Restrukturisasi dapat dikatagorikan ke dalam tiga jenis, yaitu
restrukturisasi
portofolio/asset,
restrukturisasi
modal/keuangan
dan
restrukturisasi manajemen/organisasi. PT. Jasa Raharja (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum yang mengemban tugas untuk melaksanakan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 dan Undangundang No. 34 Tahun 1964. Mulai Juni 2013, unit organisasi ini menerapkan restrukturisasi organisasi. Seperti terlihat dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Rata-rata Skor Penilaian Kinerja Karyawan Tahun 2012 s.d 2014
Keterangan
Rata - Rata Penilaian Kinerja Pasca Sebelum Restrukturisasi Restrukturisasi Semeste Semester Semeste Semester Semeste rI II rI II rI 2012 2012 2013 2013 2014
Kepala Cabang 500 500 500 500 Kepala Bagian 500 500 500 495 Kepala Sub Bagian 500 500 500 492 Pelaksana Administras i 500 500 500 480 Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara
Standar Penilaia n Kinerja
500 493 600 490
478
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Jumlah Karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Keterangan
Sebelum Restrukturisasi
Setelah Restrukturisasi
Kepala Cabang 1 1 Kepala Bagian 4 3 Kepala Sub Bagian 10 7 Pelaksana Administrasi 25 26 Jumlah 40 37 Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 , terlihat bahwa Standar Penilaian Kinerja pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara adalah 600. Skor tersebut belum maksimal, bahkan setelah restrukturisasi organisasi dilakukan, skor tersebut mengalami kemerosotan. Kemerosotan ini sangat wajar karena perubahan
struktur
organisasi
akan
mengubah
suatu
sistem,
sehingga
mempengaruhi kinerja karyawan. Terlihat juga adanya penurunan jumlah karyawan setelah restrukturisasi dilakukan.
Ada berbagai aspek yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam sebuah perusahaan asuransi, salah satunya adalah aspek kinerja karyawan yang dalam hal ini merupakan hal yang paling berpengaruh. Kinerja karyawan yang baik sangat diperlukan untuk sebuah perusahaan asuransi karena hal itu merupakan kunci yang penting.
Setiap karyawan harus memiliki indikator serta target yang harus dicapai. Dengan adanya indikator maka karyawan bisa dengan mudah dimonitor dan dikontrol jika memang ada hal-hal yang kurang memuaskan. Selain itu, karyawan juga bisa terpacu untuk bekerja lebih produktif dengan adanya target serta indikator yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Key Performance Indicator
Universitas Sumatera Utara
(KPI) yang digunakan pada bagian pelayanan adalah jika korban meninggal dunia di Tempat Kejadian Perkara (TKP), proses penyelesaiannya harus kurang dari 7 (tujuh) hari dan pada bagian keuangan proses pengiriman laporan harus kurang dari 3 (tiga) hari.
Adanya KPI dapat membantu mengukur dan meningkatkan kinerja karyawan agar bekerja lebih baik lagi. Selain itu, karyawan pun juga bisa dinilai secara objektif dimana benar-benar hanya kinerjanya yang dinilai dan tidak mengandung unsur-unsur subjektif yang bisa membuat karyawan yang lain merasa dirugikan. Penilaian KPI yang objektif bisa membuat karyawan diperlakukan dengan adil.
Secara teoritis, restrukturisasi bisa disebabkan oleh kompleksitas tugas, fleksibilitas manajemen, dan perubahan kondisi korporasi (Bramantyo, 2004). Kemerosotan kinerja disebabkan karena meningkatnya beban kerja karyawan. Perbaikan kinerja dapat diperoleh dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit kerja. Dengan adanya restrukturisasi ini diharapkan dapat memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi setiap perusahaan dalam menerapkan strukutur organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap perusahaan membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam
Universitas Sumatera Utara
memilih sistem struktur organisasi yang tepat dan sesuai disiapkan, disusun dan dialokasikan serta dilaksanakan oleh para unsur organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Proses ini meliputi perincian pekerjaan,pembagian pekerjaan dan koordinasi pekerjaan yang terjadi dalam suatu lingkup dan strukutur tertentu. PT. Perkebunan Nusantara IV Sumatera Utara telah berhasil melakukan restrukturisasi organisasi melalui penggabungan divisi teknik dan pengolahan menjadi satu. Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara IV Sumatera Utara memiliki beberapa bidang dalam tiap unit kebun, yaitu pengolahan, teknik, tata usaha, sdm, produksi operasi, dan pemasaran. PT. Kereta Api (Persero) melakukan restrukturisasi organisasi dengan pengalihan status PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi anak perusahaan. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan penyelenggaraan jasa kereta api Angkutan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Serpong dan Bekasi (Jabotabek). Kebijakan ini disertai dengan tingginya harapan dan tuntutan masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa. Menurunnya
pencapaian
kinerja
pada
PT.
Jasa
Raharja
(Persero)
mengindikasikan bahwa perlu dilakukan sebuah kebijakan Restrukturisasi Organisasi. Untuk itu perlu dilakukan kajian untuk meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero).
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, kinerja karyawan pasca restrukturisasi organisasi mengalami kemerosotan. Hal ini berbeda dengan tujuan dari restrukturisasi organisasi. Kemerosotan tersebut disebabkan karena kompleksitas kerja, fleksibilas manajemen, dan perubahan kondisi organisasi. Banyak karyawan yang beban kerjanya meningkat setelah restrukturisasi. Sehubungan dengan permasalahan ini, maka perlu ditemukan jawaban atas beberapa pertanyaan berikut: 1.
Apakah Kompleksitas Tugas berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara?
2.
Apakah Fleksibilitas Manajemen berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara?
3.
Apakah Perubahan Kondisi Korporasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara?
4.
Apakah Kompleksitas Tugas, Fleksibilitas Manajemen, dan Perubahan Kondisi Korporasi secara bersamaan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang menjadi objek penelitian ini, maka tujuan yang akan di capai sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas tugas terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2.
Untuk mengetahui pengaruh fleksibilitas manajemen terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.
3.
Untuk mengetahui pengaruh perubahan kondisi korporasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.
4.
Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas tugas, fleksibilitas manajemen, dan perubahan kondisi korporasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat berharga, sehingga pada saat tamat sudah memiliki pangalaman nyata dan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian masalah sejenis. 2. Bagi Organisasi, Organisai dapat menggunakan hasil gladi karya ini sebagai rujukan utama guna memecahkan masalah yang terjadi. 3. Bagi Institusi, Sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut untuk meneliti topik yang sejenis.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup 1.
Penelitian ini hanya membahas mengenai analisis sistem restrukturisasi organisasi yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan yang meliputi variabel Kompleksitas Tugas, Fleksibilitas Manajemen, dan Perubahan Kondisi Korporasi.
2.
Masalah ini dibatasi mulai Tahun 2013, sejak diberlakukannya sistem restrukturisasi organisasi.
Universitas Sumatera Utara
3.
Data penelitian ini merupakan penilaian dari karyawan di PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara