BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kursi merupakan salah satu fasilitas kerja yang sangat penting untuk
karyawan yang bekerja duduk, terkhusus untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Kursi yang digunakan harus ergonomis. Kursi yang tidak ergonomis dapat menciptakan postur kerja yang berisiko dan berdampak pada tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996) mengatakan bahwa postur kerja yang buruk membutuhkan usaha yang lebih besar dan dapat menghasilkan masalah muskuloskeletal meskipun pengulangannya sangat rendah. Chin-Chiuan Lin (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan duduk operator excavator. Tinggi kursi, kedalaman kursi, alas kursi, stabilitas kursi, dan kursi yang adjustable sangat mempengaruhi kenyamanan operator dalam pengoperasian excavator. Onawumi, A. Samuel. dan Lucas, E. Babajide (2012) dalam penelitiannya terhadap supir taxi di Nigeria menyebutkan bahwa ketidakergonomisan kursi taxi yang berkelanjutan mengakibatkan berkurangnya produktivitas dan servis transportasi di negara tersebut. Oleh karena itu, dilakukan analisis ergonomi untuk merancang ulang kursi taxi di Nigeria. Dimensi tubuh yang digunakan adalah tinggi duduk tegak, tinggi bahu duduk, tinggi siku duduk, tinggi mata duduk, lebar bahu, pantat ke lutut, tinggi lutut, pantat ke popliteal, panjang siku ke jari tangan, lebar pinggul, dan tinggi popliteal.
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan kursi kerja yang tidak ergonomis ditemukan di salah satu perusahaan swasta yaitu PT. SC Johnson Manufacturing Medan (PT. SCJMM). Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan anti nyamuk bakar Baygon. Perusahaan tersebut memiliki beberapa stasiun kerja salah satunya stamping. Kegiatan yang dilakukan di bagian ini adalah pencetakan dan inspeksi anti nyamuk cacat sebelum masuk ke oven. Anti nyamuk yang telah dicetak secara otomatis masuk ke dalam loyang pengeringan dan dialirkan secara vertikal (membentuk sudut 60° terhadap oven) ke dalam oven dengan menggunakan conveyor. Stasiun ini memiliki 15 line kerja dimana setiap dua line kerja terdapat 1 operator dan masing-masing line terdapat dua helper. Salah satu helper ditugaskan sebagai penyortir (penginspeksi) anti nyamuk cacat sebelum masuk ke oven. Adapun tinggi meja oven dari lantai adalah 100 cm. Penyortir mulai menginspeksi anti nyamuk cacat di loyang pertama dan kedua pada saat conveyor mulai bergerak naik menuju oven. Jarak antara loyang adalah 15 cm. Jadi, total tinggi yang harus dicapai penyortir untuk dapat menginspeksi anti nyamuk adalah 115 cm. Menurut standar NIOSH, tinggi tersebut sudah memiliki risiko yang tinggi untuk pekerja duduk. Tinggi kursi aktual adalah 78,5 cm dan berdasarkan penelitian pendahuluan menunjukkan bahwasanya tinggi kursi tersebut membuat karyawan cukup kesulitan menginspeksi anti nyamuk cacat yang posisinya semakin jauh dari pusat tubuhnya yaitu anti nyamuk yang semakin mendekati ujung oven. Panjang gancu yang digunakan berkisar 70 cm dan panjang loyang oven berkisar 100 cm. Dengan kata lain, ketika menginspeksi dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kursi aktual, lengan karyawan terangkat lebih besar dari 90° dengan jangkauan maksimal. Kondisi tersebut memiliki risiko yang sangat tinggi (Occupational Health and Safety Program, 2006). Di sisi lain, oven merupakan fixed facility sehingga tidak memungkinkan untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan. Maka, kursi yang harus disesuaikan dengan oven, salah satunya tinggi kursi. Ketika duduk, pelvis berotasi ke belakang, meningkatkan tekanan pada bagian lumbar spinal (Benjamin W. Niebel, 2003) dan semakin memperbesar perubahan sudut tubuh (Gempur Santoso, 2004). Kondisi aktual juga menunjukkan bahwasanya kursi yang tidak memiliki backrest mengakibatkan sudut tubuh penyortir membungkuk mendekati sudut 60°. Kondisi tersebut jika dibiarkan terus menerus, akan menciptakan keluhan musculoskeletal pada karyawan dan merugikan bagi karyawan karena dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan terhadap biaya pengobatan. Oleh karena itu, backrest sangat dibutuhkan dalam rancangan kursi (Benjamin W. Niebel dan Andris Freivalds). Kedua kondisi di atas menunjukkan kursi yang digunakan di pabrik saat ini perlu untuk dirancang ulang dan menganalisisnya secara ergonomi agar penyortir dapat bekerja lebih baik dan nyaman yang pada akhirnya diharapkan mampu mengurangi musculoskeletal disorders.
1.2.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah terdapatnya kursi
penyortir yang tidak ergonomis karena dimensi tinggi kursi kerja tidak sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan tinggi areal kerja dan tidak memiliki backrest sehingga berpotensi menimbulkan musculoskeletal disorders pada penyortir. 1.3.
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Menganalisis postur kerja aktual akibat penggunaan kursi yang tidak ergonomis. 2. Merancang ulang kursi yang ada agar lebih ergonomis. 3. Menganalisis kursi hasil desain ulang secara ergonomi agar dapat karyawan dapat
menggunakannya
dengan
nyaman
dan
tidak
menimbulkan
musculoskeletal disorders.
1.4.
Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Proses produksi berlangsung dengan normal. 2. Tidak ada pergantian karyawan selama penelitian. 3. Karyawan bekerja secara normal. 4. Alat ukur yang digunakan dalam kondisi baik dan sesuai dengan standar. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan hanya pada kursi karyawan penyortir. 2. Penelitian dilakukan hanya pada dampak musculoskeletal disorders terhadap karyawan. 3. Konsep desain ulang menggunakan prinsip antropometri. 4. Usulan rancangan kursi dilakukan tanpa mempertimbangkan biaya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian dapat digunakan oleh perusahaan sebagai usulan rancangan kursi ergonomis bagi karyawan penyortir. 2. Bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat agar mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip ergonomi yang telah dipelajari dalam merancang fasilitas kerja yang ergonomis. 3. Bagi
Departemen
Teknik
Industri,
dapat
menambah
jumlah
dan
mempengaruhi hasil karya mahasiswa yang dapat menjadi literatur dan referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja di Departemen Teknik Industri.
1.6.
Sistematika Laporan Sistematika penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab I diuraikan latar belakang penelitian tentang dampak yang ditimbulkan oleh kursi kerja yang tidak ergonomis, pengaruhnya terhadap kenyamanan pekerja, rumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi dan batasan masalah penelitian, manfaat penelitian untuk perusahaan, mahasiswa serta Departemen Teknik Industri, dan sistematika laporan Tugas Akhir.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab II berisikan sejarah industri (perusahaan), ruang lingkup bidang usaha, tenaga kerja, proses produksi, bahan baku, penolong serta bahan tambahan, mesin dan fasilitas produksi dan beberapa hal yang mendukung informasi mengenai perusahaan di PT. SC Johnson Manufacturing Medan.
BAB III
LANDASAN TEORI Pada bab III diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dalam tugas akhir ini, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Landasan teori mencakup teori-teori yang mendukung permasalahan, teori mengenai ergonomi, musculoskeletal disorders (MSDs), postur kerja.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab IV diuraikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, kerangka konseptual, tahapan penelitian, variabel penelitian, metode dan instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data, arahan analisis dan pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab V berisi pengumpulan data pendahuluan, berupa pengumpulan kuisioner yang berisi keluhan-keluhan yang dialami karyawan saat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kursi. Mengidentifikasi data hasil pengamatan dan pengukuran dimensi tubuh karyawan. BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Pada bab VI diuraikan mengenai analisis kondisi kursi yang tidak ergonomis dengan kaitannya terhadap postur kerja, juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu usulan rancangan kursi ergonomis.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab VII berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan menjawab tujuan tentang risiko dan pengendaliannya. Sedangkan saran yang diberikan berisi tentang usulan rancangan kursi ergonomis pada bagian stamping PT. SC Johnson Manufacturing Medan.
Universitas Sumatera Utara