BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran manfaat pensiun. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan
(DPLK).
Jenis
program
pensiun
yang
diselenggarakan oleh DPPK dapat berbentuk Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Sedangkan
DPLK
jenis
program
pensiun
yang
dapat
diselenggarakannya adalah PPIP. Sesuai dengan laporan terakhir dari Biro Dana Pensiun Bapepam LK, jumlah peserta Dana Pensiun telah mencapai 2.817.988 orang. Jumlah ini masih sangat kecil dibandingkan dengan jum lah penduduk Indonesia yang telah berpenghasilan. Sementara itu, dari 272 Dana Pensiun, sebanyak 4.584 pemberi kerja tercatat memiliki program pensiun berbasis sukarela, baik sebagai pendiri DPPK, Mitra Pendiri DPPK maupun masyarakat serta karyawan pada DP LK (http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun)
1
Total dana kelolaan Dana Pensiun di Indonesia sebesar Rp130,34 triliun. Sebanyak Rp128,68 triliun terserap dalam bentuk investasi seperti Surat Berharga Negara, Obligasi, Saham, Reksadana, dll. (http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun). Deskripsi dari masingmasing jenis Dana Pensiun, dikategorikan menjadi tiga Grup yaitu; Grup I adalah Dana Pensiun dengan kepemilikan investasi di atas Rp1 triliun, Grup II adalah Dana Pensiun dengan kepemilikan investasi antara Rp100 miliar-Rp 1 triliun, dan Grup III adalah Dana Pensiun dengan kepemilikan investasi di bawah Rp100 miliar. Setelah
terjadi
krisis
keuangan
global
di
tahun
2008,
perekonomian Indonesia mulai menunjukkan perbaikan pada tahun 2009. Perbaikan ini terus berjalan dengan didukung perekonomian global yang semakin kondusif. Kondisi perekonomian global yang kondusif berpengaruh pada perekonomian Indonesia yang te rus mengalami perbaikan dan pertumbuhan yang dicerminkan dari beberapa indikator makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar rupiah, Produk Domestik Bruto/ PDB, cadangan devisa dan Indeks Harga Saham Gabungan/ IHSG. Salah satu peran Dana Pensiun dalam ekonomi makro adalah sebagai penstabil pasar modal. Peran ini telah mulai nampak dilakukan oleh Dana Pensiun sebagai Investor Institusi. Sejak tahun 2006 hingga saat ini, telah terjadi pergeseran investasi Dana Pensiun dari investasi yang didominasi oleh instrumen investasi jangka pendek ke instrumen
2
investasi jangka panjang. Hingga laporan terakhir dari Biro Dana Pensiun Bapepam LK, porsi investasi jangka panjang Dana Pensiun mencapai 70,96% dari total investasi Dana Pensiun Peran penstabil pasar modal ini belum dapat dilakukan dengan maksimal oleh Dana Pensiun dikarenakan jumlah kekayaan yang masih kecil dibandingkan dengan kapitalisasi pasar bursa efek di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa masih terbuka peluang untuk mengembangkan industri Dana Pensiun agar mempunyai peran yang lebih siginifikan dalam perekonomian Indonesia. Pengembangan ini terus dilakukan oleh Biro Dana Pensiun Bapepam LK melalui kegiatan promosi
dan
berdasarkan
edukasi
kepada
kebutuhan
dan
masyarakat, penyusunan pengembangan
regulasi
industri,
serta
pengembangan industri Dana Pensiun berdasarkan prinsip syariah. Salah
satu
elemen
yang
digunakan
untuk
mengukur
pertumbuhan industri Dana Pensiun adalah besarnya dana yang dihimpun dan dikembangkan oleh Dana Pensiun. Di dalam laporan keuangan Dana Pensiun, besarnya kekayaan Dana Pensiun terlihat pada nilai aktiva bersih yang terdiri atas investasi dan non investasi. Data terakhir dalam www.bapepam.go.id/danapensiun menunjukkan total kekayaan Dana Pensiun di Indonesia telah mencapai Rp130,34 triliun. Investasi
merupakan
komponen
pokok
didalam
penyelenggaraan Dana Pensiun. Sebagian besar alokasi kekayaan Dana
3
Pensiun ditempatkan dalam bentuk investasi. Menurut ket entuan mengenai investasi di Indonesia, terdapat 19 jenis investasi yang dapat dipilih oleh Dana Pensiun. Data terakhir menunjukkan, nilai investasi Dana Pensiun adalah sebesar Rp125,68 triliun atau setara dengan 96,42% dari total kekayaan Dana Pensiun. Karena porsi investasi merupakan bagian terbesar dari kekayaan Dana Pensiun, maka peningkatan investasi Dana Pensiun sejalan dengan peningkatan yang terjadi pada kekayaan Dana Pensiun. Diantara
19
jenis
investasi
oleh
Dana
Pensiun
yang
diperkenankan Menteri Keuangan, terdapat empat jenis investasi yang mendominasi portofolio investasi Dana Pensiun di Indonesia, yaitu Surat Berharga Negara/ SBN, Obligasi, Deposito dan Saham. Proporsi investasi Dana Pensiun pada keempat jenis instrumen investasi tersebut di tahun 2010, masing-masing adalah sebesar 24,66%, 22,94%, 20,78% dan 17,39%, serta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Investasi Dana Pensiun dalam bentuk Surat Berharga Negara/ SBN selalu berada di posisi teratas dari jenis investasi lainnya dengan sedikit tren penurunan yang stabil dari waktu ke waktu. Sementara itu instrumen
investasi
pada
Saham
dan
Obligasi
menunjukkan
peningkatan. Pergerakan yang cukup dinamis tampak terjadi pada instrumen investasi
Deposito dimana sempat
menunjukan tren
kenaikan tetapi kemudian turun menjelang akhir tahun. Sementara itu,
4
untuk instrumen investasi lainnya seperti tanah dan bangunan, reksadana, dan Sertifikat Bank Indonesia/ SBI menunjukkan kenaikan perlahan. Lebih lanjut portofolio investasi Dana Pensiun selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 terlihat pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Portofolio Investasi Dana Pensiun di Indonesia Tahun 2006-2010 (Rp milyar) Jenis
2006
2007
2008
Deposito SBI
22.311,23
21.002,52
20.926,34
23.691,75
27.966,14
SBN
17.320,88
19.195,84
25.153,99
29.735,31
30.991,14
Obligasi
19.494,71
22.640,56
21.903,63
25.988,67
28.826,71
Saham
7.432,01
13.989,46
8.473,74
16.002,31
21.854,11
Reksadana
2.360,40
4.938,11
3.345,55
5.405,65
7.390,35
2.813,16
3.003,42
3.355,11
3.477,99
3.935,55
-
-
-
-
769,14
Lain-lain
3.235,31
3.134,95
3.390,00
3.760,16
3.918,10
TOTAL
74.967,70
87.904,87
86.548,36
108.061,85
125.678,23
Investasi
Tanah Bangunan Sukuk Tabungan
2009
2010
Sumber: Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun Bapepam LK
Tabel 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa investasi di Indonesia dapat terus berkembang. Investasi Dana Pensiun juga meningkat dari tahun ke tahun. Tabel tersebut menunjukkan delapan jenis instrumen investasi yang sering dipilih oleh lembaga Dana Pensiun yaitu; Deposito SBI, SBN, Obligasi, Saham, Reksadana, Tanah bangunan, Sukuk, Tabungan, dll. Salah satu alat untuk mengukur kinerja
5
investasi Dana Pensiun adalah dengan menghitung besar kecilnya tingkat Return On Investment (ROI) yang diperoleh Dana Pensiun. Besar kecilnya nilai ROI yang diperoleh Dana Pensiun tersebut dipengaruhi oleh komposisi investasi atau nilai penempatan yang dilakukan
oleh
masing-masing
Dana
Pensiun
(Bandi,
2009).
Berdasarkan Laporan Tahunan terakhir dari Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, rata-rata ROI yang diperoleh Dana Pensiun secara keseluruhan adalah sebesar 15,48%; dengan rata-rata ROI untuk DPPK PPMP sebesar 16,11%; DPPK PPIP sebesar 16,91%; dan DPLK sebesar 10,96%. Rata-rata ROI kedua jenis Dana Pensiun terlihat pada Tabel 1.2: Tabel 1.2 Kinerja Investasi (ROI) Dana Pensiun di Indonesia Jenis Dana Pensiun DPPK-PPMP DPPK-PPIP DPLK
Jumlah Dana Pensiun 208 40 24
Rata-rata ROI 16,11% 16,91% 10,96%
Sumber: Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun Bapepam LK
Pengukuran kinerja investasi
Dana Pensiun berbeda dengan
pengukuran kinerja perusahaan Investasi pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan karakteristik keputusan pemilihan instrumen investasi Dana Pensiun dibatasi oleh aturan perundang-undangan tentang Lembaga Dana Pensiun oleh Menteri Keuangan. Proses pembuatan strategi portofolio yang optimal bagi Dana Pensiun juga terikat dengan peraturan dari Departemen Keuangan. Keterbatasan ini terdapat pada pemilihan instrumen investasi dan
6
juga sistim pengelolaan keuangan internal Dana Pensiun. Dewan Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun berlaku konservatif atau sangat hati-hati dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang dipilih (Allen, 1997). Keterbatasan-keterbatasan
ini
tidak
boleh
menjadi
penyebab
portofolio yang dilakukan tidak dapat optimal. Pengurus Dana Pensiun dituntut cermat dalam mengamati perkembangan pasar investasi, situasisituasi perekonomian nasional maupun global serta isu-isu strategis yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap iklim investasi. Dalam teori portofolio yang dikembangkan oleh Markowitz, risiko dalam portofolio dapat diukur. Akan tetapi pengukuran risiko atas portofolio yang dilakukan Dana Pensiun tidak bisa diasumsikan sama. Hal ini disebabkan portofolio Dana Pensiun tidak hanya terdiri dari instrumen investasi yang sejenis, akan tetapi terdiri dari berbagai jenis instrumen investasi. Dana Pensiun UMM termasuk Lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yaitu Dana Pensiun yang dibentuk oleh Universitas Muhammadiyah Malang yang mempekerjakan karyawan dan dosen, selaku pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan, dosen tetap yayasan, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Dana Pensiun UMM terdaftar pada Biro Dana Pensiun Bapepam LK dan masuk dalam kategori Group III dengan kepemilikan investasi dibawah Rp 100 miliar. Dana Pensiun UMM berdiri pada tahun 2007. Aktivitas investasi Dana Pensiun dikelola secara langsung
7
oleh dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Malang yang dalam strukturnya terbagi menjadi Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. Selain dibatasi oleh peraturan perundang-undangan tentang Dana Pensiun oleh pemerintah, keputusan investasi Dana Pensiun UMM juga dibatasi oleh kebijakan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dewan Pengawas dan Pengurus berlaku konservatif atau sangat hati-hati dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang dipilih oleh Pengurus Lembaga. Sikap tersebut mendominasi dalam proses portofolio investasi. Dengan mencermati kinerja portofolio investasi Dana Pensiun UMM tiga tahun terakhir yang diukur berdasarkan ROI, dengan rata-rata ROI adalah sebesar 9,36% hampir menyamai rata-rata dari seluruh ROI DPPK-PPMP Group ke III yang terdaftar pada Biro Dana Pensiun Bapepam LK sebesar 9,79%, akan tetapi potensi kinerja ROI yang baik masih dapat dimaksimalkan. Penjelasan secara rinci tampak pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4: Tabel 1.3 Data Keuangan Dana Pensiun UMM (Rp Milyar) Keterangan
2010 Semester I Semester II Rp 7.520 Rp 7.700
Aset Bersih Total Rp 6.771 Rp 7.544 Investasi Hasil Usaha Rp 703 Rp 741 ROA (%) 9,36 9,63 ROI (%) 10,39 9,83 Sumber : Dana Pensiun UMM
2011 Semester I Semester II Rp 10.357 Rp 12.217
2012 Semester I Semester II Rp 10.250 Rp 13.730
Rp
8.347
Rp
10.436
Rp
9.797
Rp
11.947
Rp
905 8,74 10,85
Rp
915
Rp
805 7,86 8,22
Rp
889 6,48 7,44
7,49 8,77
Tabel 1.4 menunjukkan rata-rata ROI Dana Pensiun PPMP oleh Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, tiga tahun terakhir. DPPK PPMP terbagi menjadi tiga group, dengan total rata-rata ROI sebesar 11,33%. Sedangkan
8
khusus group ke tiga dari DPPK PPMP, rata-rata ROI sebesar 9,79%. Dana Pensiun UMM termasuk dalam group ke tiga dengan kinerja rata-rata ROI selama tiga tahun terakhir sebesar 9,36%. Dana Pensiun UMM masih memiliki potensi kinerja investasi yang lebih baik lagi. Tabel 1.4 Kinerja Investasi DPPK PPMP di Indonesia Tahun 2010-2011
Group I Group II Group III
Jumlah Dana Pensiun 18 76 114
DPPK PPMP
208
Kriteria DPPK PPMP
Rata-rata ROI 2010 16,07% 13,02% 11,31%
Rata-rata ROI 2011 9,33% 9,11% 7,77% ROI 11,33%
Rata-rata ROI 2012 12,97% 12,08% 10,31%
Sumber : Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun Bapepam LK
Jumlah aset bersih atau dana kelolaan Dana Pensiun UMM mengalami peningkatan dari tahun berdirinya ditahun 2007 hingga tahun 2012. Meningkatnya jumlah aset bersih, berkaitan secara positif dengan hasil usaha Dana Pensiun UMM. Akan tetapi peningkatan hasil usaha setiap tahunnya, belum menjadi ukuran kinerja investasi yang baik. Dalam penelitian ini, difokuskan pada tiga tahun terakhir, karena keterbatasan data dan peraturan pengelolaan data oleh Biro Dana Pensiun Bapepam-LK baru terstandarisasi di tahun 2010. Peneliti tertarik untuk mengetahui kinerja portofolio investasi Dana Pensiun hingga dapat dikatakan optimal dengan tingkat risiko tertentu, dengan data tiga tahun terakhir, dan membuat beberapa skenario desain portofolio yang optimal bagi Dana Pensiun UMM untuk tiga periode kedepan
9
(tahun 2013-2015). Optimalisasi Investasi Dana Pensiun UMM difokuskan pada pencapaian ROI yang setara, atau lebih tinggi dari rata-rata industrinya, dengan imbal hasil cukup tinggi dan risiko tertentu, melalui berbagai perencanaan skenario agar visi dan fungsi lembaga dapat optimal sebagaimana mestinya. Peneliti memfokuskan pada analisis Imbal Hasil dan risiko masing-masing instrumen investasi Dana Pensiun UMM yang akan bermuara pada optimalisasi kinerja investasi hingga membuat skenario desain portofolio. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah keputusan Portofolio investasi Dana Pensiun UMM tahun 2010-2012 telah optimal? 2. Bagaimana desain portofolio investasi yang optimal bagi Dana Pensiun UMM untuk tahun 2013, 2014 dan 2015? C. Batasan Masalah Untuk menghindari bias dalam hasil penelitian ini, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun UMM dilakukan pada tiga tahun sebelumnya dikarenakan keterbatasan data yang tersedia. 2. Peneliti membentuk desain portofolio investasi untuk mencapai nilai yang optimal, sesuai dengan arahan investasi. Portofolio yang
10
efisien, adalah portofolio yang menghasilkan tingkat pengembalian
terbesar untuk tingkat risiko tertentu. 3. Rancangan desain baru portofolio investasi Dana Pensiun UMM berlaku untuk tahun 2013, 2014 dan 2015. Penggunaan tiga tahun mendatang dimaksudkan agar tidak terjadi bias yang terlalu jauh atas hasil peramalan imbal hasil investasi. 4. Asumsi siatuasi/ kondisi ekonomi yang digunakan dalam peneli tian ini adalah kondisi yang normal, tidak ada perubahan kondisi kenaikan atau penurunan secara seignifikan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui optimalisasi keputusan Portofolio investasi Dana Pensiun UMM tahun 2010-2012 2. Membuat desain portofolio investasi yang optimal periode tahun 2013, 2014 dan 2015 bagi Dana Pensiun UMM. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil perkembangan
penelitian Teori
ini
memberikan
portofolio
yang
sumbangan
bagi
dikemukakan
oleh
Markowitz dan Teori pengukuran kinerja portofolio oleh Sharpe. Hasil penelitian ini akan menjelaskan bagaimana teori tersebut
11
digunakan pada lembaga Dana Pensiun yang terikat dengan peraturan-peraturan spesifik mengenai alokasi investasinya. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini memberikan gambaran desain portofolio yang Optimal bagi Dana Pensiun UMM untuk tahun 2013-2015
12