BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi bahkan di masing-masing kamar tidur ditempatkan televisi. Meskipun kini ada televisi berbayar namun kedudukanya tidak jauh berbeda, hanya saja pilihan channel yang lebih banyak sehingga tontonan pun lebih bervariasi. Tingginya minat penonton menjadikan televisi sebagai industri hiburan dan informasi yang sangat besar, sehingga setiap stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan tayangan terbaik yang disukai oleh penonton. Sebuah program televisi merupakan hasil dari kerjasama. Para tenaga profesional di bidangnya masing-masing, Bekerjasama membentuk konsep tertulis menjadi produk audio visual yang dapat dinikmati oleh penonton. Juru kamera yang menjadi bagian dari tim, berperan sebagai ujung tombak dari eksekusi konten kreatif yang mengacu pada kaidah-kaidah tertentu, sehingga menghasilkan rangkaian gambar yang utuh untuk dapat dinikmati oleh penonton. Gambargambar yang dibuat oleh juru kamera harus mewakili mata penonton dan menjawab rasa keingintahuan penonton.
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Program Inbox SCTV memiliki konten segmen per segmen yang variatif, tentu akan berdampak langsung pada penataan gambar. Program Inbox di produksi dengan sistem multi kamera dimana penggunaan kamera lebih dari satu yaitu lima kamera. Kelima kamera tersebut terdiri dari tiga kamera handheld, satu kamera yang diletakkan pada tripod, dan satu kamera jimmy jib. Alasan utama produksi program televisi menggunakan sistem multi kamera diantaranya: 1 a. Live show Setiap produksi multi kamera adalah live show. Hal ini dikarenakan setiap kamera merekam setiap adegan dalam waktu yang bersamaan. Bukan hanya itu, adegan pun berlangsung bersamaan mulai dari penampilan aktor atau pemain atau musisi diatas panggung, dialog yang berkembang dari naskah yang direncanakan, penataan lampu yang sesuai dengan kebutuhan gambar hingga ke urusan wardrobe dan set yang tidak dapat diubah seenaknya. Sutradara juga tidak perlu menghentikan camera rolling hanya untuk menentukan perpindahan angle dari sebuah shot. Konsep live sering diartikan sebagai “gambaran hidup yang tidak bisa diulang”. Pengertian ini didapat dari sistem penyiaran televisi yang setiap hari disajikan secara live show.
1
Naratama. Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single dan Multi Camera. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. 2004 hal 120
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
b. Dinamis dan tidak membosankan Ibarat menonton sebuah pertunjukan panggung yang ditata apik, penggunaan multi kamera dalam produksi non fiksi akan membantu mata penonton untuk menikmati acara secara dinamis dan tidak membosankan. Hal ini dikarenakan perpindahan gambar (pemotongan gambar) yang dilakukan secara langsung tanpa pengulangan akan menghasilkan visualisasi yang beragam, variasi angle camera dan variasi tata cahaya. Ditangan sutradaralah kedinamisan gambar yang harmonis akan ditangkap mata pemirsa. Bukan hanya persoalan direct edit melalui switching dari video mixer, melainkan alur acara dari segmen ke segmen menjadi penentu kesinambungan isi acara yang menarik. c. Live audio Live show bukan hanya persoalan gambar, melainkan juga persoalan suara. Live audio yang direkam langsung di studio ataupun dilokasi eksterior mempunyai kekuatan sendiri dibandingkan program-program sinetron yang mengandalkan dubbing ulang. Dengan live audio, penonton dapat merasakan interaksi langsung kepada acara tersebut walaupun programnya adalah live recorded (langsung tetapi direkam). d. Magic moment Moment atau kejadian penting tidak bisa diulang. Untuk itu, ketika melalukan shooting dengan multi kamera harus memperhitungkan setiap moment terbaik yang diambil oleh sejumlah kamera. Magic moment semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
mengokohkan produksi multi kamera sebagai sistem produksi terbaik dari program acara nondrama.
Sistem multi kamera digunakan agar setiap unsur yang dibutuhkan pada rangkaian gambar tersedia dalam waktu yang bersamaan dikarenakan program Inbox tayang secara live. Unsur-unsur tersebut antara lain host, pengisi acara, penonton dan properti yang mendukung. Pada saat band membawakan sebuah lagu, gambar yang ditampilkan tentu bukan hanya vokalis, tetapi gitaris dan seluruh personil lain yang berada di atas panggung. Tidak hanya itu, karena program Inbox menjadikan penonton sebagai bagian dari program maka pada saat penampilan dari band pun harus disisipi gambar penonton untuk manambah nuansa kemeriahan dan rangkaian gambar terlihat lebih dinamis. Treatment yang berbeda satu dengan lainya berdampak pada perbedaan penataan gambar baik itu dari segi penempatan kamera, angle camera maupun komposisi gambar. Karena sering kali, sebuah treatment dibuat dengan penempatan pemain yang berjauhan seperti host berada di area belakang panggung untuk opening program, kemudian bintang tamu datang dari area penonton untuk selanjutnya mereka bertemu di atas panggung. Rumitnya penempatan pemain membutuhkan lebih dari satu kamera agar semua adegan yang dilakukan oleh host dan bintang tamu tergambar dengan baik shot by shot. Salah satunya dengan penggunaan kamera handheld. Kamera handheld sangat mudah dan cepat dalam perpindahan tempat, sehingga kamera handheld lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
difungsikan pada saat penempatan pemain tidak dapat terjangkau oleh kamera master ataupun kamera jimmy jib. Didalam produksi program televisi dengan sistem multi kamera, tentunya melibatkan lebih dari satu orang juru kamera. Setiap juru kamera memiliki latar belakang skill dan interpretasi gambar yang berbeda-beda. Namun didalam sistem multi kamera, para juru kamera dituntut untuk memiliki satu pemahaman karena bahasa gambar bukan hanya bicara soal teknik tetapi soal rasa. Pengambilan gambar pada saat penampilan penyanyi membawakan lagu dengan tempo lambat tentunya berbeda dengan pengambilan gambar pada saat penampilan penyanyi membawakan lagu dengan tempo cepat. Seorang kamerawan merupakan tangan kanan seorang pengarah acara, karena itu harus mempunyai hubungan batin yang kuat diantara mereka, agar memudahkan, mencernakan dan menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki seorang pengarah acara, sebab dengan jalan demikian akan membantu memudahkan didalam melaksanakan tugasnya. Demikian juga sebagai seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni, Khususnya didalam seni komposisi gambar, Dengan rasa seni yang dimiliki hasilnya mempunyai nilai-nilai artistik yang tinggi. 2 Kreatifitas juru kamera harus terus diasah untuk menciptakan gambar-gambar terbaik, dibumbui berbagai improvisasi baik berupa komposisi maupun pergerakan kamera diluar dari arahan pengarah acara namun tidak terlepas pada kaidah-kaidah yang sudah ada dan tidak merusak rangkaian gambar. Proses 2
Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 1994 hal 55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
mencipta sebuah karya melalui sistem multi kamera inilah yang membuat penulis tertarik dan memilihnya sebagai objek penelitian untuk menganalisa Strategi Penataan Gambar Pada Sistem Multi Kamera Di Program Inbox SCTV Periode Juli 2016.
1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada bagaimana strategi penataan gambar pada sistem multi kamera di program Inbox SCTV periode Juli 2016.
1.3 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini antara lain: a. Program televisi di produksi berdasarkan segmen atau episode. b. Program televisi di produksi berdasarkan dekorasi atau set. c. Mikrofon dan tata cahaya di persiapkan untuk semua set yang digunakan.
1.4 TujuanPenelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana strategi penataan gambar pada sistem multi kamera di program Inbox SCTV periode juli 2016.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan dalam penerapan
ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu pengetahuan, khususnya pada kajian akademik broadcasting. 1.5.2
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber wawasan untuk lebih
memahami teknik pengambilan gambar sistem multi kamera pada variety show dengan sajian utama musik yang tayang secara langsung. Tidak hanya bagi juru kamera tapi bagi keseluruhan tim produksi. Bagaimana ide dan konsep yang berawal dari coretan diatas kertas menjadi rangkaian gambar yang dapat dinikmati oleh penonton.
http://digilib.mercubuana.ac.id/