BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya (Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah 2009-2010). Eksistensi dan peran UMKM pada tahun 2010 mencapai 53,75 juta unit usaha, dan merupakan 99,99 persen dari pelaku usaha nasional. Dalam tata perekonomian nasional sudah tidak diragukan lagi, dengan melihat kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, devisa nasional, dan investasi nasional (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2009-2010). Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar Unit Mikro, Kecil dan Menengah
Besar
2008
52,55
47,45
2009
52,93
47,07
2010
53,75
46,25
Sumber : Peranan UMKM jabar 2010:38 Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2008 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Menengah Kecil dan Mikro: -
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50
1
juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 300 juta (Peranan UMKM Jabar 2010 : hal 6 ).
-
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 miliar (Peranan UMKM Jabar 2010
: 6). -
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang atau perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai denga n paling banyak Rp. 50 miliar (Peranan UMKM Jabar 2010 : 7).
-
Usaha besar adalah kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha yang jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dn usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia, yang memiliki kekayaan bersih di atas usaha menengah, tidak termasuk tanah dan bangunan, tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahuanan lebih dari Rp. 50 milyar rupiah (Peranan UMKM Jabar 2010 : 7)
2
Melihat peluang
dan
tantangan yang akan
dihadapi
di masa
mendatang, bank bjb terus berupaya mempertajam strategi bisnis yang
dilandasi oleh strategi penguatan bidang penunjang yaitu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta pengembangan teknologi informasi.
Pengembangan bisnis bank bjb terus diarahkan untuk meningkatkan fungsi intermediasi melalui peningkatan penyaluran kredit yang terfokus pada segmen usaha kecil dan menengah (SOP KMU unit bisnis 2012 : 1).
Bank bjb sendiri merupakan lembaga keuangan yang menyediakan
berbagai macam produk keuangan seperti simpanan maupun pinjaman. Salah
satu produk pinjaman unggulan yang dimiliki oleh bank bjb ialah produk Kredit Mikro Utama yang ditujukan bagi para pelaku UMKM. Tujuannya untuk mendorong laju perkembangan usaha sektor UMKM agar mampu meningkatkan usahanya,
sehingga
diperoleh
penghasilan
yang
memadai
dan
dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarganya serta sejalan dengan Rencana Bisnis bank bjb dalam upaya percepatan peningkatan kredit produktif terutama dalam skala mikro dan kecil (SOP KMU unit bisnis 2012:1) Untuk meningkatkan kualitas layanan yang mudah, cepat dan nyaman kepada
nasabah, bank bjb terus melakukan perluasan jaringan layanan
termasuk pembukaan kantor cabang di wilayah Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Riau dan Sumatera Utara. Hingga Desember 2010 jumlah jaringan kantor bank bjb telah mencapai 655 jaringan kantor yang terdiri atas 44 Kantor Cabang,
135 Kantor Cabang
Pembantu, 48 Kantor Kas, 42
Payment Point, 385 Mesin ATM yang terkoneksi dengan ATM Bersama dan ATM Prima di seluruh Indonesia serta 1 mobil edukasi. Untuk mengakomodasi layanan nasabah selama 24 jam, bank bjb sejak tahun 2009 telah meluncurkan layanan Mitra Call bank bjb 14049 sehingga kebutuhan informasi nasabah dapat dilayani selama 24 jam (AR bjb 2010:30). Dalam upaya menjembatani kemudahan akses para pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi dalam memperoleh faslitas kredit perbankan yang feasible namun belum bankable, disamping peningkatan pemberdaaan sektor riil dan pelaku usahanya serta sejalan dengan tujuan
pemerintah
dalam 3
meningkatkan eksistensi pelaku usaha mikro, maka diperlukan suatu produk kredit yang responsive terhadap calon debitur seperti tersebut diatas. Kredit
Mikro Utama (KMU) demikian sebutan produk tersebut telah digulirkan sejak 2008 yang merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah bagi para tahun
pelaku usaha yang feasible namun belum bankable dapat memperoleh fasilitas kredit yang dijamin oleh perusahaan penjamin dengan pembayaran imbal jasa penjamin oleh pemerintah (AR bjb 2010:34).
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka pengembangan pelayanan
usaha berskala mikro, sekaligus mengantisipasi persaingan serta mendukung
program pemerintah, penulis memandang perlu untuk mencari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat beli Kredit Mikro Utama (KMU) untuk pengusaha yang berskala mikro, kecil dan menengah dengan pola penjaminan yang dapat dilayani di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu di wilayah kerja Bank bjb atau disebut Kredit Mikro Utama (KMU) Ritel Bank bjb.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan penelitiannya. Hasil dari pengidentifikasian masalah (problem question) oleh penulis adalah: 1. Faktor-faktor apa saja yang secara signifikan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk Kredit Mikro Utama (KMU)? 2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk Kredit Mikro Utama (KMU)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan Diploma III Program Studi Manajemen Pemasaran di Jurusan Administrasi Niaga.
4
Penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan (problem question) yang secara khusus bertujuan untuk mengidentifikasi “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat Beli Kredit Mikro Utama”.
1.4 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli
terhadap produk Kredit Mikro Utama dapat berguna bagi peneliti antara
lain untuk menambah wawasan mengenai penelitian yang dilakukan serta mengaplikasikan ilmu pemasaran yang didapatkan selama perkuliahan. Bagi Pihak Lain/Umum Adapaun manfaat untuk pihak lain untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi minat beli konsumen mereka sehingga nantinya dapat menetapkan strategi yang baik bagi penjualannya serta menciptakan produk Kredit Mikro Utama yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan para pengusaha kecil menengah.
1.5 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini terdiri dari beberapa bab, setiap bab berisi pembahasan dan keterangan yang diperlukan. Metode penyusunan laporan secara keseluruhan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, manfaat, sistematika penyusunan laporan dan lokasi dan waktu penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang sumber – sumber informasi yang dipergunakan untuk keperluan penelitian.
5
BAB III METODE PENELITIAN
Meliputi prosedur penelitian, model penelitian, sampel penelitian, teknik
pengambilan sample, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, operasional
variabel dan metode analisis data.
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
Berisi mengenai hasil olah data dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden yang sudah ditentukan dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS dan diterjemahkan oleh peneliti kedalam bahasa yang lebih mudah
dimengerti. BAB V KESIMPULAN dan SARAN Berisi tentang kesimpulan yang berasal dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dan saran atau masukan yang ditujukan kepada perusahaan berdasarkan hasil penelitian. BAGIAN AKHIR Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian ini adalah di wilayah Kota Bandung dan waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2012.
6