7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) 1. Pengertian Usaha Kecil Menengah dan Mikro Definisi UMKM menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah bahwa yang dimaksud adalah: 1. Usaha Mikro Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dan memenuhi kriteria, sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. Memiliki
hasil
penjualan
tahunan
paling
banyak
Rp
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) 2. Usaha Kecil Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produkrtif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
8
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, selain itu juga harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) 3. Usaha Menengah Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah, yakni: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanh dan bangunan tempat usaha; atau
9
b.
Memiliki
hasil
penjualan
tahunan
lebih
dari
Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). 2. Arti Penting Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, UMKM memiliki peranan penting, karena dengan memberdayakan usaha kecil mikro dan menengah dalam pembangunan nasional yang berlandaskan sistem ekonomi kerakyatan, tidak hanya untuk mengurangi masalah kesenjangan antargolongan pendapatan dan antar pelaku ataupaun penyerapan tenaga kerja. Hal ini ditunjukan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil disektor tradisional. Keberadaan UMKM dalam pembangunan perekonomian nasional sudah diakui sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi UMKM terhadap menciptakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan, meningkatkan pendapatan daerah dan yang penting mampu sebagai penggerak peningkatan eskpor manufaktur/nonmigas. Fleksibilitas dan adaptabilitas UMKM dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan merupakan proses-proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya integritas kegiatan pada sektor ekonomi yang lain. Terbukti pada krisis moneter
10
terjadi di Indonesia UMKM relatif bertahan dari pada usaha skala besar. 3. Tujuan dan Manfaat Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
memiliki
perekonomian
nasional
peran
yang
dan
perlu
sangat di
besar
tingkatkan
terhadap dalam
pemberdayaannya. Adapaun tujuan pemberdayaan UMKM yang telah tertuang pada pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu: 1. Mewujudakan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; 2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan; 3. Meningkatkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan. Selain itu juga peran UMKM adalah sebagai penyedia barang dan jasa, penyerap tenaga kerja, pemerataan pendapatan, nilai tambah bagi produk daerah, peningkatan taraf hidup. Melihat perannya yang begitu besar maka pembinaan dan pengembangan industri kecil bukan saja penting sebagai jalur ke rah pemerataan
11
hasil-hasil pembangunan tetapi juga unsur pokok dari struktur industri Indonesia (Shofiyana Fajrin, 2015). B. Dana Bergulir 1. Pengertian Dana Bergulir Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05?2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementrian Negara/Lembaga Dana Bergulir adalah dana yang dialokasikan oleh kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badang Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan Kementrian Negara/Lembaga. Menurut Peraturan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Surakarta Nomor 570/505/2011, modal kerja bergulir adalah dana Angsuran pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surakarta yang dipinjamkan kepada Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah lewat Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan dan atau Bank Pasar denganketentuan prosedur yang berlaku. Adapun Karakteristik dana bergulir adalah sebagai berikut: a. Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan negara/daerah. Dana bergulir dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD)
dan
luar
APBN/APBD
misalnya
dari
masyarakat atau hibah luar negeri. Sesuai dengan Undang-
12
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangna Negara, dana bergulir yang berasal dari luar APBN, diakui sebagai kekayaan negara/daerah jika dana itu diberikan dan/atau diterima atas nama pemerintah/pemerintah daerah. b. Dana tersebut dicantumkan dalam APBN/APBD dan/atau laporan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan menyatakan semua pengeluaran negara/daerah dimasukan dalam APBN/APBD. Oleh sebab itu alokasi anggaran untuk dana bergulir harus dimasukan ke dalam APBN/APBD. Pencantuman alokasi anggaran untuk dana bergulir dapat dicantumkan dalam APBN/APBD awal atau revisi APBN/APBD (APBN-P atau APBD perubahan) c. Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki dan/atau dikendalaikan oleh
Pengguna
Anggaran/Kuasa
Penngguna
Anggaran
(PA/KPA) d. Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat ditagih kembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah. Selanjutnya dana disalurkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat demikian seterusnya. e. Pemerintah dapat menarik kembali dana bergulir. Dana yang digulirkan oleh pemerintah dapat ditagih oleh Kementrian
13
Negara/Lembaga baik untuk dihentikan pergulirannya atau akan digulirkan kembali kepada masyarakat. 2. Peran Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang sedang berkembang di Indonesia
membuat setiap masing-masing individu maupun
kelompok berusaha untuk mendirikan sebuah usaha untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk warga disekitarnya. Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM jumlah UMKM yang ada di Kota Surakarta pada tahun 2015 berjuumlah 43.700, dari jumlah tesebut terdiri dari usaha mikro berjumlah 41.431, usaha kecil yang berjumlah 2.187 dan usaha menengah yang berjumlah 82 dari jumlah UMKM tersebut mampu menyerap tenaga kerja UMKM berjumlah 71.998 orang . Dengan begitu pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta menjadi meningkat sehingga setiap orang maupun kelompok masyarakat Kota Surakarta melihat adanya peluang bisnis yang dapat dikembangkan di Kota Surakarta.
Setiap orang maupun kelompok masyarakat
dalam membangun sebuah UMKM memang dibutuhkan modal yang lebih untuk bisa mengembangkan usaha, agar dapat bersaing dengan UMKM lainnya. Kendala modal terkadang menghalangi pelaku umkm untuk mengembangkan usahanya. Bunga pinjaman yang tinggi dan angsuran perbulanan yang tinggi justru hal ini memberatkan pelaku usaha untuk mendapatkan modal tambahan.
14
Pentingnya peran UMKM di Indonesia membuat pemerintah menerapkan program kredit dana bergulir pada tahun 2000 tetapi untuk surakarta sendiri baru dijalankan pada tahun 2002. Tujuan program kredit dana bergulir menurut Peraturan Daerah 570/505/2011 adalah terwujudnya peningkatan modal kerja bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah untuk perkembangan usaha, dalam bentuk pinjaman bergulir. Terwujudnya 5 (lima) sukses modal kerja bergulir yaitu sukses penyaluran, pemantauan, pengembalian, serta peningkatan dan pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah. Tersalurnya dana bantuan bergulir dari pemerintah dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 3. Tujuan dan Manfaat Dana Bergulir Berdasakan peraturan daerah Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Nomor 570/505/2011 tentang pedoman pengelolaan dana bergulir bagi koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Kelompok Usaha Bersama(KUBE) Kota Surakarta. Tujuan dana bergulir diberikan dengan maksud: a. Memberikan
dukungan
terhadap
suksesnya
program
pemerintah dalam rangka pemberdayaan ekonomi melalui Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
15
b. Memperkuat permodalan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah yang belum tersedia pembiayaan secara memadai dari lembaga keuangan; c. Mewujudakan Koerasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah yang tangguh dalam menghadapi pasar bebas. Manfaat dana bergulir ialah: a. Terwujudnya peningkatan modal kerja untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mengembangkan usaha dalam bentuk pinjaman bergulir b. Terwujudnya 5 (lima) sukses bantuan modal kerja bergulir yaitu sukses penyaluran, pemantau, pengembalian, serta peningkatan dari pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah c. Tersalurnya dana bantuan bergulir dari pemerintah dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. C. Flowchart Flowchart
atau bagan alir adalah sebuah teknik analisis yang
digunakan untuk menggambarkan bebrapa aspek sistem informasi secara jela, singkat
dan logis (Indah
Putri Ristiorini,2015).
Flowchart
menggunakan simbol standar untuk menngambarkan transaksi pengolahan prosedur yang digunakan perusahaan dan aliran data melalui sistem (Romney dan Steinbart, 2012).
16
Menurut Romney dan Steibart (2012) simbol-simbol flowchart terbagi menjadi dalam empat kategori : 1. Simbol input/output Simbol
Input/output
mewakili
perangkat
atau
media
yang
menyediakan masukan ke atau mencatat output dari proses operasional 2. Simbol Pemrosesan Simbol pemrosesan menunjukan jenis perangkat apa yang digunakan untuk memproses data atau menunjukan bila proses dilakukan secara manual. 3. Simbol Penyimpanan Simbol penyimpanan merupakan perangkat yang digunakan untuk menyimpan data. 4. Simbol arus dan lain-lain Simbol arus dan lain-lain mengindikasikan aliran data, dimana flowchart Mulai atau berakhir, dimana keputusan dibuat, kapan harus menambahkan catatan penjelasan ke dalam flowchart. Menurut Krismiaji simbol dari bagan alir ( flowchart ) adalah sebagai berikut ini : No 1.
Simbol
Pengertian
Keterangan
Mulai / berakhir
Digunakan untuk memulai, mengakhiri, atau titik henti dalam sebuah proses atau program; juga digunakan untuk menunjukkan pihak eksternal.
Terminal )
2.
Dokumen
(
Sebuah dokumen atau laporan; dokumen dapat dibuat dengan tangan atau dicetak oleh komputer.
17
3.
4.
5.
6.
Kegiatan Manual
T
Input / Output; Jurnal / Buku Besar
Pada
Halaman Berbeda
8.
Pemasukan Data On Line
Pemrosesan Komputer
10.
Arus Dokumen atau Pemrosesan
11.
12.
Digunakan untuk menggambarkan berbagai media input dan output dalam sebuah bagan alir program.
Data disimpan secara permanen pada disk bermagnit.
Disk Bermagnit
7.
9.
yang
Arsip dokumen disimpan dan diambil secara manual. Huruf didalamnya menunjukkan cara pengurutan arsip: N = Urut Nomor; A = Urut Abjad;T = Urut Tanggal.
Arsip
Penghubung
Sebuah kegiatan pemrosesan dilaksanakan secara manual.
Menghubungkan bagan alir yang berada dihalaman yang berbeda.
Entri data alat oleh on line seperti terminal CRT dan komputer pribadi.
Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh komputer biasanya menghasilkan perubahan terhadap data atau informasi Arus dokumen atau pemrosesan; arus normal adalah ke kanan atau ke bawah.
Keputusan
Sebuah tahap pembuatan keputusan
Penghubung Dalam
Menghubungkan bagan alir yang berada
Sebuah Halaman
pada halaman yang sama. Digambarkan dengan menupuk simbol
13.
Dokumen Rangkap
dokumen dan pencetakan nomor dokumen dibagian depan dokumen pada bagian kiri atas.
18
Sedangkan menurut Mulyadi simbol dari bagan alir ( flowchart ) adalah sebagai berikut ini : No
Gambar
Nama
Keterangan
Mulai / berakhir ( Terminal )
Menunjukkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi
2
Dokumen (Document)
Menunjukkan dokumen sebagai yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi
3
Operasi Manual
Merupakan proses yang dikerjakan secara manual
4
Garis Aliran (Flow Line)
Menunjukkan simbol/proses
5
Decision
Menunjukkan pilihan yang akan dikerjakan atau keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data
Connector (Onpage connector)
Digunakan untuk penghubung dalam satu halaman
Connector (of page connector)
Digunakan untuk penghubung berbeda halaman
Off line storage
Digunakan untuk menyimpan data sebagai arsip secara manual dan sementara, jika “A” berarti disimpan menurut abjad, “N” berarti disimpan menurut nomor dan jika “T” berarti disimpan menurut kronologis atau tanggal
Off line storage
Digunakan untuk menyimpan sebagai arsip secara manual
1
6
7
8
9
A
T
arus
data
antar
data