BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan-iklan lowongan pekerjaan. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguhsungguh. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam menangani pekerjaan para karyawan, haruslah memperhatikan setiap aspek yang dibutuhkan oleh karyawan tersebut. Oleh karena itu peranan kepemimpinan, lingkungan kerja dan komunikasi organisasi yang baik sangat dibutuhkan bagi karyawan, karena bermanfaat untuk membantu meningkatkan komitmen karyawan yang tentunya akan berpengaruh pada kinerja dan keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI merupakan unit pelaksana tugas Kementerian Pendidikan dan 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Kebudayaan di bidang pengelolaan informasi dan publikasi serta hubungan masyarakat yang memiliki visi utama menciptakan citra Kemendikbud yang terpercaya di bidang pendidikan. Oleh karena itu setiap Pegawai Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI
harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan Badan tersebut. Pencapaian pelaksanaan tugas merupakan output, sedangkan pencapaian visi, misi, dan tujuan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI merupakan outcome. Terkait dengan pelaksanaan visi pencitraan pendidikan di Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian DikBud tersebut mengalami beberapa persoalan. Menurut pengamatan awal peneliti (periodisasi penelitian Maret 2014 - Mei 2014) adanya komitmen yang rendah yang dapat dilihat terkait dengan kedekatan emosional antara pegawai PIH dengan lembaganya. Hal ini dapat dilihat dari dorongan yang rendah untuk mewujudkan visi PIH dalam memelihara dan meningkatkan citra pendidikan nasional yang menjadi tanggung jawab Kementerian DikBud. Pegawai
seringkali
menunjukkan
ketidakfahaman
atas
pelaksanaan
operasional secara teknis di lapangan karena informasi yang tidak jelas dari pimpinan mengenai perwujudan visi lembaga tersebut, masih adanya pegawai yang kurang merasa bangga menjadi bagian dari organisasi sehingga menyebabkan
pegawai
kurang
memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dukungan
penuh
terhadap
3
pencapaian tujuan organisasi, hal ini dibuktikan dengan kurangnya keikutsertaan pegawai dalam beberapa kegiatan perusahaan, serta masih rendah keyakinan pegawai terhadap organisasi sehingga menyebabkan sikap kerja pegawai kurang positif terhadap pekerjaanya hal ini dibuktikan dengan masih adanya pegawai yang kurang disiplin dalam bekerja, masih ada pegawai yang kurang bergairah dalam bekerja dibuktikan dengan masih adanya pegawai yang kurang bekerjasama dengan pegawai lain pada saat bekerja. Kondisi tersebut diduga karena arus komunikasi yang terjadi secara internal dalam lembaga PIH tidak menciptakan iklim komunikasi yang kondusif yang dapat mendorong kinerja organisasi dan memunculkan komitmen pegawai terhadap organisasi tersebut. Persoalan lain komunikasi internal dalam PIH dapat dilihat dari dua arah baik secara vertikal maupun secara horizontal. Secara vertikal, seringkali pimpinan menginformasikan hanya slogan-slogan atas pentingnya pendidikan dan pentingnya
lembaga
memberikan
pelayanan
berkualias
terkait
dengan
pendidikan. Namun slogan tersebut tidak diikuti dengan panduan yang jelas dan rinci mengenai bagaimana secara teknis peningkatan pelayanan terkait dengan kerja PIH tersebut ditingkatkan. Kurangnya aspirasi dari bawahan yang diakomodir oleh atasan juga menjadi penyebab lain yang membuat komunikasi internal dalam organisasi PIH tidak berjalan secara efektif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Tidak terjadi komunikasi internal yang efektif terjadi juga secara horizontal diantara para pegawai. Tidak adanya koordinasi yang efektif karena adanya semacam pola-pola senioritas dalam bekerja, dimana terkadang senior kurang bisa memberikan bimbingan terhadap rekan kerjanya yang masih junior, kondusif diantara sesama rekan kerja. Ketika mengumpulkan bahan-bahan penelitian ini, banyak pro- kontra mengenai judul penelitian terutama bersangkutan dengan image objek penelitian yaitu Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang merupakan instansi pemerintahan yang para karyawannya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ada pihak yang mengatakan
bahwa
PNS
tidak
perlu
diragukan
komitmen
organisasi
karyawannya namun ketika mengkaji lebih dalam definisi komitmen organisasi justru kajian mengenai komunikasi internal dan komitmen organisasi ini menjadi menarik untuk diangkat dan diteliti. Berdasarkan kaitan-kaitan dan persoalanpersoalan mengenai komunikasi internal dan komitmen organisasi diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkajinya lebih mendalam dalam sebuah penulisan skripsi ini dan mengangkat judul: “Pengaruh Komunikasi Internal terhadap Komitmen Organisasi Pegawai di Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Sejauhmana
pengaruh
Komunikasi
Internal
Organisasi Pegawai di Pusat Informasi
terhadap
Komitmen
dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi pegawai di Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaatmanfaat baik secara praktis maupun bagi kalangan akademisi. 1.4.1 Kegunaan Akademis Kegunaan bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dan sumber penelitian yang berguna terkait dengan topik penelitian mengenai kaitan antara komunikasi internal dengan komitmen organisasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.4.2 Kegunaan Praktis Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dan rujukan khususnya bagi instansi terkait yaitu Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, khususnya dalam usaha untuk menciptakan komitmen organisasi diantara para pegawai di instansi tersebut dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat menciptakan komunikasi internal yang kondusif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/