BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia memiliki kebutuhan di dalam hidupnya. Kebutuhan hidup dasar manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Di antara ketiga kebutuhan tersebut kebutuhan primer merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Kebutuhan primer itu sendiri meliputi sandang, pangan, dan papan. Di mana sandang kebutuhan manusia akan berpakaian, pangan kebutuhan manusia akan makanan dan minuman, dan papan kebutuhan manusia akan tempat tinggal. Dengan adanya berbagai macam kebutuhan hidup manusia maka banyak perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa kepada khalayak ramai. Di mana di dalam ilmu ekonomi, suatu kegiatan yang menghasilkan barang disebut kegiatan produksi. Setelah produk atau jasa dihasilkan langkah selanjutnya yaitu penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan manusia kegiatan tersebut dinamakan kegiatan distribusi. Farid N. Nasution, dalam jurnalnya menyatakan perusahaan memiliki dua pilihan cara untuk menangani proses distribusi, pertama dengan ekspansi internal dengan membentuk unit distribusi barangnya. Kedua, dengan bekerja sama dengan pihak lain untuk mendistribusikan barang yang diproduksinya. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut sebagai distributor.
Menurut Bapak Yanto selaku manajer operasional PT. Beta Setia Mega, kondisi persaingan pasar yang dialami oleh PT BETA SETIA MEGA saat ini sangat ketat, di mana dari tahun ke tahun semakin banyak bermunculan perusahaan-perusahaan distributor barang yang bergerak di bidang yang sama. Seperti PT. Wings Food, PT. P&G, PT. Ajinomoto dan lain-lain.
Dengan melihat kondisi di atas, peran karyawan yang berkualitas menjadi strategis dalam menghadapi derasnya tantangan bisnis domestik dan global. Oleh karena itu perusahaan tidak boleh mengabaikan mutu sumber daya manusia. Di mana tidak mungkin suatu produk perusahaan yang bermutu (bardaya saing kuat) dapat berjalan tanpa didukung oleh karyawan yang bermutu. Paradigma perusahaan yang mempekerjakan karyawan apa adanya atau cukup karyawan yang disiplin dan kerja keras harus diubah menjadi paradigma yang baru, yaitu mempekerjakan karyawan yang disiplin, kerja keras dan cerdas, serta memiliki hasrat atau ambisi tinggi dalam berkarier, Sudarmanto (2009). Perubahan dunia berpengaruh terhadap organisasi bisnis dan sekaligus terhadap kompetensi karyawan. Karyawan semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari suatu perusahaan. Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan maka kedudukan karyawan menjadi semakin sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia karyawan. Sudarmanto (2009). Suatu perusahaan tidak boleh mengabaikan mutu sumber daya manusia. Mutu SDM meliputi mutu potensi diri, mutu proses, dan mutu kinerja. Mutu potensi diri antara lain tingkat pengetahuan, etos kerja, sikap, keterampilan, kesehatan,
kedisiplinan, loyalitas kerja, dan kejujuran. Mutu proses antara lain dilihat dari komitmen, tingkat kerusakan barang, tingkat keamanan kerja pribadi, dan mutu kehidupan kerja karyawan. Mutu kinerja dilihat dari output antara lain berupa produktivitas kerja, produktivitas perusahaan, dan kesejahteraan karyawan. Perusahaan akan terus mengembangkan potensi karyawan yang memiliki kompetensi. Ciri-ciri kompetensi karyawan yang dimaksud adalah memiliki pengetahuan, kapabilitas, serta sikap inisiatif dan inovatif dalam berbagai dimensi pekerjaan. Kompetensi yang dimiliki oleh suatu karyawan harus selalu dikembangkan guna mencapai visi dan misi organisasi. Kompetensi berkaitan dengan motivasi, di mana apabila karyawan memiliki kompetensi (kemampuan) tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak maka kompetensi tersebut tidak dapat berjalan optimal. Oleh karena itu seberapa pun tingkat kompetensi yang dimiliki oleh suatu manusia, pasti membutuhkan motivasi, Mangkuprawira, et al (2007). Motivasi itu timbul tidak saja karena ada unsur di dalam dirinya, tetapi juga karena adanya stimulus dari luar. Motivasi itu sendiri merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan salah satu bagian penting dalam suatu organisasi untuk memahami perilaku karyawan, apabila motivasi yang diberikan kepada karyawan itu tinggi maka hal tersebut dapat membangkitkan semangat kerja yang dampaknya yaitu meningkatnya kinerja suatu karyawan dan sebaliknya.
Karyawan yang satu berbeda dengan karyawan lainnya selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga tergantung pada keinginan mereka untuk bekerja atau tergantung pada motivasinya. Turunnya motivasi mengakibatkan kompetensi karyawan tidak sepenuhnya dikelolah sehingga usaha individu untuk mencapai tujuan organisasi menjadi tidak tercapai yang mengakibatkan menurunnya kinerja. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan dari motivasi mereka sendiri. Dengan demikian motivasi sangat penting bagi individu dalam berperilaku. Veitzal Rivai ( 2004 ) mengemukakan kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Dengan mengetahui kinerja, perusahaan akan lebih mengetahui seberapa jauh pengembangan SDM karyawan yang telah berhasil dengan efektif. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. PT BETA SETIA MEGA (BSM) dibentuk pada tahun 1994, BSM merupakan perusahaan yang mendistribusikan barang - barang PT Unilever Indonesia Tbk di sebagian wilayah Jakarta. PT BETA SETIA MEGA berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Joglo Raya No.73 Kembangan Jakarta Barat. Saat ini, PT BETA SETIA MEGA telah mempekerjakan 50 orang karyawan. Menurut Bapak Sodikin selaku Supervisor Sales Modern Market, berpendapat bahwa terjadinya penurunan motivasi yang dialami oleh anak buahnya yaitu para tenaga
penjual, di mana penurunan motivasi tersebut antara lain malasnya karyawan mengisi form pencapaian target, kurang memerhatikan berkas-berkas tentang pengembalian barang yang ditukar oleh toko, masa bodoh dengan tugas pekerjaannya dan kurangnya pemahaman dalam menjelaskan program-program kepada toko-toko. Sedangkan menurut Bapak Dison selaku kepala sumber daya manusia (personalia), mengatakan adanya karyawan yang telat hadir, karyawan yang keluar dari perusahaan dan adanya kesalahan dalam menginput data.
Dengan adanya hal-hal tersebut di atas serta didorong oleh adanya minat yang besar untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh antara kompetensi individu dan motivasi
terhadap kinerja karyawan pada PT Beta Setia Mega, maka
penelitian ini disusun dengan memilih judul ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI
INDIVIDU
DAN
MOTIVASI
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN PADA PT.BETA SETIA MEGA. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah di dalam penelitian ini yaitu: 1.Apakah kompetensi individu berpengaruh terhadap kinerja karyawan? 2.Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan? 3.Apakah kompetensi individu dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan diteliti ini adalah; 1.Untuk mengetahui apakah kompetensi individu berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 2.Untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 3.Untuk mengetahui apakah kompetensi individu dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran kepada PT. BETA SETIA MEGA dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kompetesi individu dan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dengan bidang kajian yang sama. Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah wawasan tentang sumber daya manusia khusunya tentang kompetensi individu dan motivasi terhadap kinerja di dalam organisasi.
2. Membandingkan antara ilmu pengetahuan dan teori-teori sumber daya manusia yang telah dipelajari dengan kenyataan yang terjadi di dalam dunia usaha.