BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membiayai kebutuhan operasi perusahaannya. Kebutuhan akan dana tersebut memicu perusahaan untuk berusaha lebih keras dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu, perusahaan diharapkan mampu lebih aktif dalam mendapatkan sumber-sumber dana untuk menjalankan kegiatannya. Kebutuhan akan dana tersebut dapat dipenuhi oleh perusahaan melalui dua cara, yaitu dipenuhi dari dalam perusahaan (sumber dana intern) atau dipenuhi dari luar perusahaan (sumber dana ekstern). Salah satu sumber dana ekstern yang dapat dijadikan sebagai alternatif adalah pasar modal. Dalam arti sempit, pasar modal merupakan suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasiobligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para pedagang efek. Pasar modal juga dapat diartikan sebagai tempat terjadinya transaksi aktiva keuangan jangka panjang (Sartono, 2001:24). Sebagai lembaga perantara, pasar modal menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana akan memiliki hutang. Dengan memiliki hutang, maka perusahaan dipaksa untuk mengeluarkan kas yang digunakan untuk membayar kewajibannya dari kelebihan kas (free cash flow) yang dimiliki, yang akhirnya mengurangi kesempatan untuk melakukan investasi baru.
1
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham atau keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, sruktur finansial, likuiditas perusahaan dan perilaku investor. Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting dalam kaitannya dengan usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan biasanya mendapatkan tekanan dari pemegang saham untuk membagikan kas tersebut sebagai dividen. Semakin besar aliran kas bebas yang dibayarkan kepada pemegang saham, mengindikasikan besarnya perhatian manajer sebagai agen pemegang saham pada nilai perusahaan. Bila manajer lebih mengutamakan nilai perusahaan, berarti manajer mengutamakan kesejahteraan pemegang saham. Dividend payout ratio merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend (Riyanto, 2001:266). Perusahaan akan selalu menggunakan dividend payout ratio sebagai patokan untuk menetukan besarnya bagian pendapatan yang akan ditahan perusahaan dan bagian pendapatan yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Umumnya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Disisi lain, perusahaan mengharapkan pertumbuhan sekaligus mempertahankan kelangsungan hidupnya serta memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham. Penelitian mengenai pengaruh dividend payout ratio terhadap return saham yang dilakukan
2
oleh Suryaningsih (2005) dan Candra (2006) menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Prabawati (2008) dan Priambada (2008) menyatakan bahwa dividend payout ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. Pengumuman pembayaran dividen biasanya memiliki kandungan informasi bagi pasar. Dengan adanya pengumuman dividen, pasar akan bereaksi positif apabila terjadi kenaikan dividen dan bereaksi negatif apabila penurunan dividen terjadi. Menurut Basyori (2008) dalam Yuniawati (2008) bahwa penurunan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal negatif bagi investor dan calon investor dimana keadaan ini mencerminkan kinerja perusahaan yang buruk. Sedangkan kenaikan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal yang positif bagi investor dimana keadaan ini mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak selalu berpengaruh positif terhadap return saham. Secara normatif, tujuan keputusan investasi adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan, karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang semakin banyak. Sedangkan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Keputusan investasi oleh seorang investor merupakan keputusan untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya ke dalam aktiva tertentu dengan harapan akan memperoleh keuntungan ekonomis di masa yang akan datang. Bila dalam hal ini keputusannya adalah membeli saham, maka pendapatan yang diharapkan adalah dividend dan capital gain.
3
Penelitian mengenai pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham yang dilakukan oleh Saputra (2004) dan Candra (2006) menyatakan bahwa debt to equity ratio secara parsial memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Rosa et al (2001) dalam Candra (2006) menyatakan dengan adanya penggunaan leverage/debt to equity ratio dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan leverage mengindikasikan bahwa perusahaan akan mampu menjalankan kegiatan operasionalnya. Apabila kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan lancar, maka laba yang diperoleh perusahaan juga akan meningkat. Sehingga laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan usaha (return) juga akan meningkat. Jadi, pernyataan diatas mengindikasikan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Govindarajan (1986) dalam Yuniawati (2008) menyatakan bahwa untuk mengatasi ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian diperlukan pendekatan kontijensi. Pendekatan tersebut memberikan gagasan bahwa hubungan antara dividend payout ratio dan debt to equity ratio dengan return saham didalamnya dipengaruhi oleh satu variabel kondisional yang disebut variabel moderasi. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah aliran kas bebas (free cash flow). Jensen (1986) mendifinisikan aliran kas bebas sebagai kas yang tersisa setelah seluruh proyek yang menghasilkan nilai sekarang bersih (net present value) positif telah dilakukan. Konsep ini banyak digunakan oleh analisis sebagai dasar banyak model penilaian investasi. Perusahaan yang memiliki aliran kas bebas dalam jangka panjang menunjukkan bahwa perusahaaan memiliki
4
pertumbuhan perolehan kas yang bersumber dari investasi modal pada proyekproyek perusahaan. Informasi ini merupakan cerminan realistik terhadap pandangan penciptaan nilai bagi pemegang saham. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pengaruh aliran kas bebas terhadap hubungan antara kebijakan dividen dengan return saham? 2) Bagaimanakah pengaruh aliran kas bebas terhadap hubungan antara keputusan investasi dengan return saham?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh aliran kas bebas terhadap hubungan antara kebijakan dividen dengan return saham. 2) Untuk mengetahui pengaruh aliran kas bebas terhadap hubungan antara keputusan investasi dengan return saham.
1.3.2 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan teoritis mahasiswa di bidang pasar modal. Terutama mengenai hubungan
5
antara aliran kas bebas, kebijaksanaan dividen, dan keputusan investasi dengan return saham. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para investor yang bergerak di pasar modal, dengan memberikan masukan yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. 1.4 Sistematika Penulisan Skripsi ini dijadikan dalam 5 (lima) bab yang berkaitan satu sama lainnya sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Bab I
Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penyajian.
Bab II
Kajian pustaka Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pemecahan masalah yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya melalui analisis yang berdasarkan teori tersebut.
Bab III
Metode penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
6
Bab IV
Pembahasan hasil penelitian Bab ini menguraikan tentang hasil pengujian statistik beserta interpretasi dari hasil penelitian yang dihasilkan dengan cara menggunakan teknik analisis yang telah ditentukan pada bab sebelumnya.
Bab V
Simpulan dan saran Bab ini menguraikan simpulan dari apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dan saran-saran yang hendak disampaikan kepada perusahaan yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.
7