1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui
(renewable resources), yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial dan budaya kepada setiap manusia. Keberadaan hutan sebagai sumberdaya alam, terutama hasil hutan yang berupa kayu dan non kayu yang memiliki sifat estetika yang alamiah membuat banyak orang tertarik untuk mengelolanya. Hutan seperti yang kita kenal sebagai penghasil kayu, ternyata juga mempunyai fungsi alami yaitu mampu mencegah erosi, banjir, dan cuaca buruk akibat angin topan yang dapat merusak segala sesuatu yang dilewati. Fungsi alami yang tidak kalah penting adalah sebagai pengubah gas karbondioksida (CO2) menjadi gas oksigen (O2) yang selalu kita hirup untuk dapat bertahan hidup. Pada awalnya memang pemanfaatan sumberdaya hutan hanya dilihat dari segi hasil kayunya saja. Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini hutan menjadi multifungsi bukan hanya sebagai penghasil kayu, tetapi juga sebagai penghasil jasa lingkungan. Hutan sebagai penghasil jasa lingkungan yaitu sangat berpotensi dalam menyerap gas CO2 yang sangat banyak dari atmosfer, memecahnya melalui proses fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Akan tetapi dari tahun ke tahun kawasan hutan ini semakin berkurang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan hasil hutan dan adanya kemajuan teknologi. Hutan mengalami gangguan diakibatkan oleh pengelolaan 1
2
hutan yang biasanya dilakukan dengan cara yang tidak bertanggung jawab misalnya
menebang
tanpa
melakukan
penanaman
kembali,
sehingga
mengakibatkan terputusnya siklus kehidupan di dalam hutan dan akan menjadi ancaman yang besar bagi kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang. Dewasa ini seiring dengan semakin bertambahnya populasi penduduk yang berbanding terbalik dengan persediaan alat pemuas kebutuhan, keberadaan hutan semakin terpuruk. Banyak kawasan hutan yang dikonversi menjadi penggunaan lain demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kebanyakan konversi hutan berupa pembukaan untuk lahan pertanian, perkebunan, tambang, dan pemukiman. Indonesia yang dahulu disebut-sebut sebagai negara tropis yang menjadi paru-paru dunia, sekarang dikatakan sebagai salah satu negara dengan laju deforestasi tercepat di dunia. Hal ini merupakan pukulan keras bagi Indonesia untuk bangkit kembali membangun hutan dengan maksimal. Untuk mencegah kerusakan hutan dan lahan serta memulihkan kembali fungsi hutan yang kritis diperlukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan secara serius. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penanaman berbagai jenis pohon berkayu dan tumbuhan bawah yang mampu memperbaiki kondisi tanah, tata air, dan iklim mikro. Hutan rakyat merupakan salah satu hutan yang dapat menutupi masalah tersebut. Hutan rakyat merupakan salah satu contoh hutan yang sangat bermanfaat dalam rehabilitasi hutan di Indonesia. Di lain pihak juga berperan sebagai pemenuh kebutuhan kayu bakar, kebun obat, bumbu masak dan penghasilan
3
ekonomi bagi masyarakat pengelola hutan rakyat tersebut. Hal tersebut menjadikan hutan rakyat sebagai hutan yang multifungsi sehingga banyak warga masyarakat yang secara sukarela dan swadaya menggunakan lahannya untuk ditanami berbagai jenis kayu keras dan tanaman herbal berupa empon-empon. Salah satu peran penting hutan rakyat yang masih jarang diketahui oleh banyak orang terutama bagi para pengelolanya sendiri adalah kemampuannya dalam menyimpan karbon. Peran hutan rakyat dalam menyimpan karbon tersebut akan sangat bermanfaat jika diintregasikan dengan kemampuan pengelola dalam melestarikan hutannya. Dengan demikian penanaman hutan rakyat akan menciptakan manfaat ganda, yaitu lahan menjadi lebih produktif karena direhabilitasi, menghasilkan pendapatan ekonomi serta serapan karbon yang dapat membantu memerangi dampak perubahan iklim, karena karbondioksida yang melewati ambang batas di atmosfer dapat menyebabkan efek rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim berupa pemanasan global (global warming). Global warming diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah naiknya kadar CO2 dan CFC (Chlorofluorocarbon) yang berasal dari bahan penyemprot, bahan alat pendingin, asap knalpot, industri, pembakaran kayu/hutan, perubahan tata guna lahan (land use change), dan berbagai aktifitas manusia di bumi yang kesemuanya dapat berakibat terbentuknya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Merujuk fakta tersebut diperlukan suatu referensi yang dapat menjelaskan mengenai potensi biomassa dan karbon dari hutan rakyat. Dengan demikian
4
penelitian ini sangat penting untuk dilakukan guna memperoleh data jumlah biomassa dan karbon di hutan rakyat agar para pengelola lebih semangat dan berupaya untuk selalu menjaganya agar tetap lestari, memberikan kontribusi bagi pemerintah dan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Penelitian ini diarahkan pada hutan rakyat di enam dusun yang dipilih sebagai lokasi pengambilan sampel yaitu: Dusun Keceme dan Pengos A (Kecamatan Samigaluh), Dusun Gedong dan Ponces (Kecamatan Girimulyo), serta Dusun Sedan dan Jurug (Kecamatan Lendah), Kabupaten Kulon Progo. Peneliti memilih lokasi-lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa di wilayah itu sudah banyak warga masyarakat yang mengelola lahan miliknya untuk tanaman jenis-jenis pohon berkayu dan tumbuhan bawah berupa tanaman herbal jenis empon-empon (wana farma) sebagai pengisi hutan rakyat. 1.2
Rumusan Masalah Peranan strategis hutan dalam kehidupan internasional selama ini memang
sangat vital, selain penyedia bahan baku kebutuhan industri juga mengurangi emisi-emisi gas penyebab efek rumah kaca. Informasi mengenai inventore hutan rakyat dalam menghasilkan biomassa dan karbon diperlukan untuk mengetahui kemampuan hutan tersebut dalam menyerap gas CO2 yang ada di atmosfer dan bisa diketahui berapa besar kemampuan hutan rakyat ini dalam menyimpan karbon. Untuk dapat mengetahui akan hal ini, maka data mengenai biomassa dan karbon sangat diperlukan. Untuk itulah penelitian mengenai inventore jenis-jenis
5
pohon berkayu dan tanaman herbal pada hutan rakyat dalam menyimpan karbon sangat diperlukan. Pengelolaan sumberdaya hutan sampai saat ini walaupun sudah memperhatikan keanekaragaman hayati dan kepentingan msyarakat setempat, tetapi masih menitikberatkan untuk memenuhi fungsi ekonomi, sedangkan produk-produk lainnya (khususnya jasa lingkungan) belum begitu banyak diperhatikan (Simon, 1999). Jika pengelolaan lestari, maka pembangunan hutan rakyat tidak hanya bermanfaat dari sisi produk kayunya saja, tetapi juga mempunyai prospek sebagai penyedia jasa lingkungan, yaitu sebagai penyerap gas CO2 yang optimal. Hutan, khususnya hutan rakyat sangat berpotensi dalam mengabsorpsi gas CO2 di atmosfer selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam bentuk biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan rakyat per satuan luas merupakan salah satu pokok sari kajian produktifitas hutan. Produktifitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi gas CO2 di atmosfer melalui aktifitas fisiologisnya. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga kemapuan hutan dalam menyerap gas CO2 (Heriansyah, 2005). Informasi besarnya biomassa hutan sebagai sumber penting dalam menduga penyerapan gas CO2 untuk menjawab isu sebagaimana disyaratkan melalui Protokol Kyoto dalam kerangka Clean Development Mechanism (CDM) harus terus digali. Untuk itu penelitian mengenai inventore kandungan bioamassa
6
dan karbon hutan terutama pada hutan rakyat sangat dibutuhkan. Penelitian ini difokuskan pada hutan rakyat untuk jenis-jenis pohon berkayu dan tanaman herbal jenis empon-empon, mengingat hal tersebut belum banyak orang yang mengetahui kemampuannya dalam menyimpan karbon. 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui potensi kandungan biomassa dan karbon jenis-jenis pohon berkayu pada hutan rakyat. 2. Mengetahui potensi kandungan biomassa dan karbon dari tanaman herbal (empon-empon) pada level above ground dan below ground pada hutan rakyat. 3. Mengetahui serapan gas CO2 dari tegakan jenis-jenis pohon berkayu hutan rakyat. 4. Mengetahui serapan gas CO2 dari tanaman herbal pada level above ground dan below ground dari hutan rakyat.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam: 1. Memberikan
informasi
tentang
kemampuan
hutan
rakyat
dalam
memberikan kontribusi dalam upaya pengurangan emisi karbondioksida (CO2) yang ada diatmosfer baik dari tegakan kayunya maupun tanaman herbalnya.
7
2. Memberikan semangat bagi para pengelola hutan rakyat untuk berusaha melestarikannya karena mereka akan merasa ikut serta menyelamatkan kehidupan orang banyak. 3. Memberikan informasi dan pertimbangan secara ilmiah bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan hutan rakyat selanjutnya