BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan berkembangnya berbagai metode kontrasepsi. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial yang perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana (KB) berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan (Handayani, 2010). Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu dari program KB nasional ini adalah metode kontrasepsi jangka panjang.
Alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang sangat diprioritaskan pemakainnya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakan keefektifannya cukup tinggi yaitu 0,1-1 kehamilan per 100 perempuan (BKKBN, 2014). AKDR atau IUD adalah suatu kontrasepsi yang dimasukkan dalam rahim yang memiliki bentuk bermacam-macam (Saifudin.AB, 2006). Kontrasepsi IUD mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek samping yang paling utama adalah gangguan pola haid. Pemakai KB IUD, baik “copper T”atau
1
2
jenis lainnya sering mengalami perubahan pada pola menjadi
lebih
panjang
(beberapa
haidnya.
Lama
haid
diantaranya didahului dan diakhiri oleh
perdarahan bercak dahulu). Jumlah haid menjadi lebih banyak dan datangnya haid (siklus) menjadi lebih pendek, sehingga seakan-akan haidnya datang
2 kali dalam
kurun waktu 1 bulan (30 hari). Panjang siklus bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari untuk siklus panjang (Hartanto,2003). Faktor personal hygiene mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan seperti infeksi pada akseptor KB IUD. Resiko terjadinya efek samping pada pengguna kontrasepsi IUD meningkat dengan makin lamanya pemakaian, dan semakin muda usia terutama pada multigravida, maka semakin tinggi angka kejadian ekspulsi dan pengeluaran IUD (Hartanto, 2004). Dampak yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut Manuaba 2008, yaitu Perforasi sering terjadi saat pemasangan dengan disertai rasa sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau perdarahan infeksi yang dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan, dapat menimbulkan perdarahan yang banyak karena terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis. Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama dapat terjadi selama beberapa bulan pertama setelah IUD dipasang, kehilangan darah ini mungkin menyebabkan anemia. Menurut (Glasier dan Gebbie, 2005) ada beberapa hal yang sering dikeluhkan oleh akseptor IUD pada saat memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan diantaranya 10% akseptor IUD melaporkan gangguan menstruasi, 4% per tahun akseptor IUD melepas
3
IUD akibat peningkatan jumlah darah menstruasi, nyeri, dan spooting di antara menstruasi. 3% –10% terjadi ekpulsi secara spontan di tahun pertama penggunaan IUD, dan 1 dalam 1000 pemasangan terjadi perforasi uterus sedangkan diantaranya 45% tidak mengalami efek samping selama pemakaian kontrasepsi IUD. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan terhadap 40 responden, ada beberapa akseptor yang mengeluh mengenai efek samping yang terjadi setelah menggunakan kontrasepsi IUD yaitu sebanyak 23 akseptor menyatakan mengalami perdarahan haid lebih banyak, 8 akseptor IUD mengeluh mengalami haid lebih lama dan serta keputihan, 5 akseptor IUD mengeluh saat haid perut terasa lebih sakit, dan 4 akseptor IUD mengalami perdarahan diantara siklus menstruasi. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebagian akseptor IUD disebabkan efek samping dari kontrasepsi tersebut dan kurangnya komunikasi informasi edukasi (KIE) tentang efek samping tersebut, sehingga diharapkan akseptor IUD dapat melakukan penanganan dari efek samping yang dialaminya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian mengenai “Faktor yang berhubungan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II”
1.2 Rumusan Masalah Kontrasepsi IUD mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek samping yang dialami berupa gangguan pola haid seperti lama haid menjadi lebih panjang (beberapa
diantaranya didahului dan diakhiri oleh perdarahan bercak dahulu),
jumlah haid menjadi lebih banyak dan datangnya haid (siklus) menjadi lebih
4
pendek (Hartanto,2003). Faktor personal hygiene mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan seperti infeksi pada akseptor KB IUD. Resiko terjadinya efek samping pada pengguna kontrasepsi IUD meningkat dengan makin lamanya pemakaian, dan semakin muda usia terutama pada multigravida, maka semakin tinggi angka kejadian ekspulsi dan pengeluaran IUD (Hartanto, 2004). Dampak yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD yaitu perforasi sering terjadi saat pemasangan dengan disertai rasa sakit. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan, dapat menimbulkan perdarahan yang banyak karena terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis. Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama dapat menyebabkan anemia.
1.3 Pertanyaan Penelitian Apa saja faktor yang berhubungan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II ?
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Hubungan lama pemakaian dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD.
5
b. Hubungan jenis IUD dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD. c. Hubungan umur dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD. d. Hubungan pendidikan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD. e. Hubungan pekerjaan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD. f. Hubungan perilaku personal hygiene dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD.
1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Teoritis Hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II Badung, serta dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 1.5.2 Praktis a. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat menambah informasi yang bermanfaat mengenai efek samping penggunaan kontrasepsi IUD
6
b. Bagi Masyarakat Umum Hasil penelitian ini dapat menambah informasi yang lebih kepada masyarakat mengenai pemilihan alat kontrasepsi yang tepat pada umumnya, serta mengetahui efek samping yang dialami pada kontrasepsi IUD pada khususnya. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran mengenai kontrasepsi IUD serta menambah pengetahuan secara langsung mengenai alat kontrasepsi
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang kesehatan reproduksi dan data terbatas pada faktor yang berhubungan dengan kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi IUD
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Mengwi
II