BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Depkes RI, 1999 dalam Handayani, 2010, p.28). Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. (Prawirohardjo, 2007, p.905). Pil oral kombinasi (POK) merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen dan progesteron (Handayani, 2010, p.99). Estrogen membantu pengaturan hormon releasing factors di hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron menekan dan melawan isyaratisyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2004,
p.104).
POK
mempunyai
efektivitas
yang
tinggi,
tingkat
keberhasilannya mencapai 99% dan angka kegagalan yang timbul sekitar 28%, jika diminum sesuai aturan kegagalannya 0,1% (Everett, 2008, p.119).
1
2
Penelitian di Inggris dan Amerika menemukan bahwa serangan jantung dan stroke lebih sering terjadi pada wanita yang memakai POK dibandingkan wanita yang tidak memakainya. Tetapi efek samping kardiovaskuler jarang terjadi dan hanya terjadi secara primer pada sekelompok kecil wanita pemakai POK. Wanita yang mempunyai risiko untuk terjadinya efek samping kardio-vaskuler adalah wanita yang mempunyai karakteristik tertentu yang dapat menambah risikonya, misalnya pada wanita yang merokok; wanita berusia >35 tahun; wanita dengan penyakit hipertensi, diabetes, adanya riwayat penyakit jantung atau vaskuler; serta wanita dengan riwayat keluarga diabetes atau serangan jantung pada usia <50 tahun, terutama serangan jantung pada anggota keluarga wanita (Hartanto, 2004, pp.115-116). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), presentase penggunaan kontrasepsi pil di Indonesia tahun 2009 sebesar 27,31%, di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 20,62%. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora sampai bulan April 2011, diperoleh penggunaan kontrasepsi pil sebesar 24,85%. Berdasarkan laporan bulanan pengendalian lapangan tingkat kecamatan sistem informasi kependudukan dan keluarga (siduga) kecamatan Kradenan pada bulan April 2011 jumlah aksptor pil sebesar 15,31% dari keseluruhan jumlah pesrta KB aktif, di desa Medalem sendiri terdapat 21,91% akseptor kontrasepsi pil.
3
Pemilihan POK dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pemilihan POK adalah pendidikan, pengetahuan, umur dan paritas. Faktor eksternal dipengaruhi oleh petugas kesehatan, keluarga (suami/orang tua), serta fasilitas kesehatan (Mochtar, 1998, pp.64-65). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2008), kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendiddikan merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Medalem terhadap 59 akseptor POK terdapat 56 orang akseptor POK yang usianya 35 tahun ke atas. Berdasarkan penjelasan di atas disebutkan bahwa penggunaan POK pada wanita usia 35 tahun ke atas mempunyai efek samping yang serius pada sistem kardiovaskuler. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pil oral kombinasi (POK) pada akseptor kontrasepsi oral di desa Sumber, kecamatan Kradenan, kabupaten Blora.
4
B. Rumusan Masalah Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pil oral kombinasi akseptor kontrasepsi di desa Medalem kecamatan Kradenan kabupaten Blora? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pil oral kombinasi pada akseptor kontrasepsi oral. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan tingkat pendidikan akseptor pil oral kombinasi usia 35 tahun ke atas. b. Mendiskripsikan pengetahuan akseptor pil oral kombinasi usia 35 tahun ke atas. c. Mendiskripsikan pemilihan pil oral kombinasi pada wanita usia 35 tahun ke atas. d. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi pil oral kombinasi pada akseptor kontrasepsi oral. e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pil oral kombinasi pada akseptor kontrasepsi oral.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan dapat meningkatkan pemberian informasi terhadap calon akseptor KB agar dapat memilih jenis kontrasepsi yang tepat untuk wanita usia 35 tahun ke atas.
2. Untuk Masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat, khususnya pasangan usia subur mengenai risiko penggunaan POK pada wanita usia 35 tahun ke atas. 3. Untuk Institusi Pendidikan Menambah referensi tentang hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi POK pada akseptor kontrasepsi oral.
E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Judul, Nama, Tahun
Sasaran
Variabel yang diteliti
Metode
Hasil
6
1
2
Hubungan Tingkat Pendidikan Akseptor KB dengan Pengetahuan tentang Pil Oral Kombinasi, Zumrotun Hamidah, 2010. Tingkat pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi di Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, Rina Setyawati, 2009.
Akseptor KB di RB Rahayu, kelurahan Tandang, kecamatan Tembalang, kota Semarang
Variabel bebas yaitu pendidikan akseptor KB, Variabel terikat yaitu pengetahuan tentang pil oral kombinasi
Survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional
Hasilnya, bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan akseptor KB dengan pengetahuan tentang pil oral kombinasi
Akseptor kontrasepsi pil KB kombinasi di Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar.
Pengetahuan akseptor pil KB kombinasi tentang penggunaan pil KB kombinasi.
Diskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional
Sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang tentang penggunaan pil KB kombinasi, yaitu sebesar 57,41%