BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber daya manusia erat kaitannya dalam hal kemajuan suatu perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia yang ahli dibidangnya maka perusahaan tersebut memiliki daya saing yang baik dalam dunia industri di tengah era persaingan global saat ini. Selain dengan keahlian yang baik adanya kepemimpinan yang baik dan profesional juga dapat menjadikan suatu perusahaan mampu bersaing dengan para kompetitor dalam industri yang sama bahkan mampu menjadi penguasa pasar dengan adanya suatu pemimpin yang profesional. baik itu pemimpin tiap –
tiap
departemen
peusahaan
maupun
pemimpin
tertinggi
perusahaan.Penerapan budaya kerja yang baik juga dapat memiliki peran tersendiri dalam membentuk Sumber Daya yang berkualitas dalam menunujang kinerja suatu perusahaan. Menurut Wibowo (2010) untuk mencapai tujuan perusahaan seorang pemimpin harus mempunya nilai – nilai budaya kerja yang baik. Budaya organisasi adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, normanorma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karekteristik inti tentang bagaimana melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan, norma-norma,
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
dan nilai-nilai tersebut menjadi pegangan semua sumber daya manusia dalam organisasi dalam melaksanakan kinerjanya. Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan
dan
penyempurnaan
secara
terus
menerus
atau
berkesinambungan dalam perusahaan bisnis. Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit. Jadi Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik. Kaizen Pertama kali diperkenalkan oleh Taichi Ohno, mantan Vice President Toyota Motors Corporation. Disamping memperkenalkan Kaizen, Ohno
juga
memperkenalkan
Just-inTime
pada
perusahaan
tersebut
(Hardjosoedarmo,2004) Budaya kaizen merupakan budaya yang berasal dari jepang, Istilah kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi perbaikan dalam manajemen kualitas dan alternative management yang selama ini didominasi oleh Negara barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya system manajemen ini mendapat perhatian para analis manajemen setelah melihat perkembangan yang pesat ekonomi jepang yang kerap kali merepotkan hegemoni amerika dalam percaturan ekonomi global. Kaizen adalah kegiatan sehari-hari yang sederhana bertujuan untuk melampaui peningkatan produktifitas, juga merupakan sebuah proses apabila dilakukan dengan benar akan “memanusiawikan” tempat kerja, mengurangi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
beban kerja yang berlebihan, dan mengajarkan orang untuk melakukan percobaan dalam pekerjaannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah dan bagaimana belajar mengenali serta mengurangi pemborosan dalam proses kerjanya. Salah satu indikator kaizen adalah budaya 5 S, budaya ini dapat diterapkan di suatu perusahaan maupun organisasi. Jika budaya 5 S ini dapat diterapkan kepada seluruh karyawan, maka karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Budaya 5S kaizen terdiri dari (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) budaya 5S Kaizen adalah budaya yang membentuk suatu sikap disiplin dalam bekerja sehingga dapat akan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu memberikan output berupa kinerja yang maksimal dan baik dalam tercapainya tujuan perusahaan. PT Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung adalah perusahaan yang memproduksi cup gelas PET ukuran 240ml, 220ml, 180ml dan 200ml yang dibuat untuk pengemasan teh dalam kemasan dengan nama produk Teh Eco. Demi tercapainya kualitas produk yang bermutu dan pengiriman tepat waktu penerapan budaya kerja 5S kaizen merupakan hal yang diterapkan demi tercapainya target produksi. Dengan jumlah total karyawan sebanyak 121 orang dan pemberlakuaan system kerja Shift sampai dengan shift 3 PT Hasil Raya Industries mampu memproduksi cup gelas rata – rata sebanyak 2.000.000 cups gelas perhari, Hal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
ini didukung oleh budaya kerja yang berjalan baik pada setiap proses produksi.
Tabel 1.1 : Data Downtime Mesin Periode Januari – November Down No
Tgl
Bulan
Jam Produktif ( Jam )
Target
Produksi
Produksi
actual
(Pcs)
(Pcs)
Ukuuran Shift
time( Jam)
Mould
1
12
Januari
8
2,56
1
240ml
748.800
478.680
2
26
Maret
8
3,46
1
220ml
748.000
320.400
3
5
Mei
8
2
2
240ml
748.800
483.300
4
29
Juni
8
4
2
200ml
633.600
316.500
5
18
September
8
3,06
2
220ml
633.600
317.500
6
23
November
8
2,12
1
180ml
604.800
465.000
Rata – rata Down time (Jam)
2,87
Sumber : Data downtime mesin PT. HRI Soreang, Bandung tahun 2015
Dari data down time performance mesin thermoforming PT Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung terlihat bahwa waktu downtime untuk melakukan set up mould mesin waktu yang paling lama 4 jam dan waktu yang paling cepat dalam set up mould mesin yaitu 2 jam, Hal ini berpengaruh pada produksi aktual yang jauh dari target produksi .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Salah satu contoh Budaya kerja 5S kaizen yang diterapkan pada PT Hasil Raya Industries adalah ketika penggantian mould (cetakan cup) dalam pelaksanaanya operator yang bertugas mengganti mould memperisapkan alat – alat yang dibutuhkan seperlunya hal ini sesuai dengan prinsip kerja Seiri yang berarti ringkas, setelah seluruh alat dipersiapkan mould yang siap diganti di ambil dari rak yang telah didesain khusus untuk penempatan mould berikut juga pemberian nama jenis ukuran cetakan mould telah ditulis dengan jelas pada rak mould. Setelah proses penggantian mould selesai alat – alat yang telah digunakan diletakan sesuai pada tempatnya dengan tertata rapih dan baik hal ini dilakukan agar alat tersebut untuk meminimalkan terjadinya kehilangan peralatan dan mempercepat proses kerja apabila alat tersebut digunakan kembali hal ini sesuai dengan salah satu poin budaya Seiton atau rapih. Setelah merapikan atau meletakn alat – alat para operator selanjutnya melakukan tindakan Seiso atau resik ini adalah salah satu budaya 5S kaizen yang menyangkut kebersihan di tempat kerja, karena tempat kerja yang bersih akan membuat nyaman para pekerja yang berada pada lingkungan tempat kerja tersebut. Dan sikap budaya yang paling penting dalam budaya 5S kaizen yaitu seiketsu yang mempunyai arti rawat dalam Bahasa Indonesia. Budaya kerja seiketsu adalah budaya yang mengajarkan tentang bagaiman kita merawat barang – barang inventaris pabrik dengan baik dan benar supaya masa pakai barang tersebut menjadi lebih lama baik itu dalam hal merawat mesin – mesin produksi maupun sarana penunjang produksi. Dan budaya terkahir yang diterapkan dalam PT. Hasil Raya Industries Cabang Soreang,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Bandung adalah shitsuke / rajin. Budaya shitsuke adalah bentuk dari suatu sikap disiplin dalam penerapan budaya kerja 5S kaizen apabila sikap disiplin sudah terbentuk dari kalangan operator produksi maka budaya kaizen 5S akan berjalan dengan terus – menerus sesuai dengan prinsip kaizen dan pada akhirnya membuat kinerja karyawan menjadi optimal dengan sudah tertanamnya seluruh poin budaya 5S kaizen. Tetapi dalam prakteknya ada beberapa operator yang tidak menerapkan budaya 5S kaizen dengan baik, hal ini menyebabkan kurang efektifnya kinerja operator / karyawan tersebut. Gambar 1.1 : Data grafik (set up) Downtime Mesin Tahun 2015 Data grafik (set up ) Downtime mesin Tahun 2015 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 12 JANUARI
26 MARET
05 MEI
Downtime
29 JUNI
18‐SEP
23‐NOV
Rata ‐ rata Downtime
Sumber : Data downtime mesin PT. HRI Soreang, Bandung tahun 2015
Berdasarkan grafik data (set up) downtime mesin dapat juga disimpulkan bahwa downtime paling lama terjadi pada tanggal 29 Juni dengan waktu downtime 4 jam hal ini terjadi karena kurangnya persiapan tools yang digunakan untuk mengganti mould mesin dan kesalahan pada proses pemasangan mould. Proses set up mesin berjalan dengan baik terjadi pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
tanggal 05 Mei dan 23 November dengan tingkat down time yang rendah sekitar 2 jam, rata – rata waktu down time yang terjadi pada awal Januari 2015 hingga akhir November yaitu 2,87 jam atau sekitar 3 jam.down time yang rendah menunjukan penerapan budaya kerja 5S Kaizen yang baik dan diterapkan oleh tiap – tiap karyawan, sedangkan downtime yang panjang menandakan penerapan budaya kerja 5S Kaizen yang kurang baik dan tidak diterapkan sepenuhnya oleh karyawan PT. Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung.
Gambar 1.2 : Grafik Produksi Cup Periode Januari-November 2015
Grafik produksi cup periode Januari ‐ November 800000 700000
748000
748000
748000 633600
600000 500000
633600
483300
478680
604800 465000
400000 320400
300000
317500
316500
200000 100000 0 12 Januari
26 Maret
05 Mei
Target Produksi
29 Juni
18‐Sep
23‐Nov
Produksi Aktual
Sumber : Data produksi cup PT. HRI Soreang, Bandung tahun 2015
Pengaruh downtime mesin dari lamanya set up mould juga berperngaruh terhadap produksi aktual yang selalu tidak tercapai pada. Seperti produksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
yang ditargetkan pada bulan 29 Juni sebanyak 633.600 cup gelas hanya mampu diproduksi sebanyak 316.500 cup gelas. Adanya peran atasan sebagai pelaksana dan pengawas program budaya kerja 5S kaizen memiliki peran yang penting, dengan pengawasan dan proses penyampaian informasi yang baik tentang budaya 5S kaizen maka budaya kerja tersebut mudah diimplementasikan kepada seluruh karyawan PT Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung sehingga secara tidak langsung akan memaksimalkan kinerja seluruh karyawan yang berdampak pada kulaitas produk yang baik dan bermutu juga sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, meminimalisasi downtime mesin, serta lingkungan kerja yang nyaman dengan terjaganya kebersihan di lingkungan tempat kerja. Dengan
memperhatikan
latar
belakang
tersebut
penulis
tertarik
mengadakan penelitian dengan judul “ PENGARUH BUDAYA KAIZEN 5S DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN “ B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Berdasarkan pada uraian diatas, maka adapun masalah–masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Budaya Kaizen 5S berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Hasil Raya Industries cabang Soreang Bandung ? 2. Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Hasil Raya Industries cabang Soreang Bandung ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
3. Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Budaya Kaizen 5S pada PT Hasil Raya Industries cabang Soreang Bandung ? Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka penulis membatasi penelitian dengan meneliti variabel budaya kerja 5S kaizen dan gaya kepemipinan terhadap kinerja karyawan kontrak di PT Hasil Raya Industries cabang Soreang Bandung. C. TUJUAN PENELITIAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN 1. Tujuan dari penelitian ini antara lain : a) Mengetahui pengaruh Budaya Kiazen 5S terhadap kinerja karyawan di PT Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung. b) Mengetahui
pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
Terhadap
Kinerja
Karyawan di PT Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung. c) Mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Budaya Kaizen 5S di PT Hasil Raya Industries cabang Soreang, Bandung. 2. Kontribusi teoritis praktis Kontribusi penelitian ini antara lain : 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan untuk melihat kinerja karyawan pada PT Hasil Raya Industries cabang Soreang,Bandung yang telah menerapkan budaya kaizen 5S.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan wawasan dan pengalaman bagi penulis mengenai Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya mengenai pegaruh gaya kepemimpinan dan budaya kaizen 5S terhadap kinerja karyawan dengan membandingkan secara praktis praktek di lapangan. 3. Bagi Penelitian Sejenis Sebagai
bahan
perbandingan
bagi
mahasiswa
yang
akan
mengadakan penelitian dengan judul yang sama dalam penyusunan skripsi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/