BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Tentara Nasional Indonesia (TNI), dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjalin kerjasama antara negara sahabat di bidang pendidikan.
Personel TNI diikutsertakan, dengan dikirim ke negara sahabat,
mengikuti pendidikan yang meliputi ilmu pengetahuan dan teknologi (S-1, S-2 dan S-3), pendidikan pengembangan umum, pendidikan pengembangan spesialisasi, dan seminar di luar negeri. Proses pendidikan dimulai melalui datangnya tawaran kedutaan negara sahabat melalui surat tawaran pendidikan ke Kementerian Pertahanan RI. Tawaran dikirimkan satu setengah bulan sebelum pendidikan di mulai, selanjutnya Kementerian Pertahanan RI akan membuat surat ke Mabes TNI c.q. Panglima TNI, setelah di setujui, diteruskan kepada Aspers Panglima TNI untuk diproses dan Aspers Panglima TNI mengirimkan surat tawaran kepada Mabes Angkatan (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) dimana masing-masing Mabes Angkatan menindaklanjuti kesatuan bawah sesuai dengan latar-belakang pendidikan yang dimiliki dan mempunyai keterkaitan dengan jenis pendidikan yang akan diikuti. Prosedur administrasi tawaran pendidikan dari kedutaan negara sahabat sampai dengan diterima Mabes Angkatan memerlukan waktu yang cukup panjang yaitu satu bulan karena harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
1
2
dari Pimpinan Kementerian Pertahanan RI dan Pimpinan TNI serta melalui bagian satuan kerja lain sehingga rentang waktu efektif yang ada tinggal dua minggu. Tentu saja waktu dua minggu sangat tidak cukup untuk dapat merekrut personel TNI sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh TNI maupun negara sahabat. Informasi pendidikan luar negeri tidak dapat mencakup personel yang berada di satuan bawah dan wilayah perbatasan atau berada di luar formasi, hal ini ditandai dengan adanya pertanyaan dari personel TNI yang berada di satuan bawah/perbatasan bahwasanya tidak mengetahui ada pendidikan di luar negeri. Kompetensi calon peserta didik sesuai dengan kriteria yaitu latar belakang pendidikan yang telah dimiliki, mempunyai keterkaitan dengan jenis pendidikan yang akan diikuti, berdasarkan kebutuhan organisasi dan sesuai dengan proyeksi penugasan selanjutnya, memiliki kemampuan bahasa negara tujuan dan bahasa Inggris, memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh angkatan dan negara tujuan (misalnya hasil nilai bahasa Inggris di Amerika Serikat ICL = 85, Australia/Inggris ADFELP = 75). Proses seleksi pendidikan luar negeri dilaksanakan dua tingkat yaitu: pertama, seleksi tingkat Angkatan, Kas Angkatan c.q. Aspers melaksanakan seleksi calon peserta didik meliputi bahasa pengantar negara tujuan dan bahasa Inggris, kesehatan umum dan penelitian personel dan kedua, seleksi tingkat Mabes TNI, Panglima TNI c.q. Aspers melaksanakan seleksi calon peserta didik yang meliputi bahasa pengantar negara tujuan dan bahasa Inggris, kesehatan sesuai persyaratan untuk mengikuti pendidikan luar negeri dan penelitian personel.
3
Fenomena-fenomena yang terjadi bahwa prosedur administrasi yang panjang menyebabkan tawaran pendidikan tidak bisa diinformasikan dengan cepat, tawaran pendidikan dari negara sahabat sampai dengan Mabes Angkatan yang panjang mengakibatkan calon peserta didik yang akan dikirim ke luar negeri memiliki kompetensi yang tidak maksimal, karena waktu untuk melaksanakan perekrutan calon peserta terkendala dengan waktu yang tersedia, sehingga pada proses seleksi calon peserta tidak dapat memenuhi kebutuhan sesuai yang diharapkan oleh organisasi maupun negara sahabat. Hal ini dapat dilihat dari data laporan evaluasi program kerja personel TNI yang mengikuti pendidikan ke luar negeri kurang memenuhi kuota 100% dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 sebagai berikut: Tabel 1.1. Personel TNI Yang Mengikuti Pendidikan/Seminar/Konferensi Ke Luar Negeri TA.2012 yang Kurang Memenuhi Kuota 100% Jumlah Progdik/Jumlah Siswa No 1.
Negara Amerika
BangUm
BangSpes
IpTek
SeMinar
Progdik / Siswa
19/26
35/62
3/3
6/42
63/133
-
-
20/24
Terlaks Progdik / Siswa
Jml Capaian Siswa (%)
75/99
74
Serikat 2.
Malaysia
3/5
17/19
3.
India
3/4
16/16
-
-
19/20
4.
Perancis
1/1
6/6
-
-
5.
Belanda
-
2/3
-
6.
Italia
-
2/2
7.
China
4/12
8.
Brunei D.
2/3
14/21
88
13/14
70
7/7
2/2
29
-
2/3
1/2
67
-
-
2/2
-
00
1/1
-
-
5/13
4/12
92
1/2
-
-
3/5
3/4
80
Sumber : Laporan evaluasi Program kerja Tahun (2012)
Data pelaksanakan pembinaan personel TNI yang mengikuti pendidikan dan seminar/konferensi/kunjungan ke luar negeri selama TA. 2013 sebagai berikut:
4
Tabel 1.2. Personel TNI Yang Mengikuti Pendidikan/Seminar/Konferensi Ke Luar Negeri TA 2013 yang Kurang Memenuhi Kuota 100% Progdik NO.
Negara
BangUm
BangSpes
IpTek
SeMinar
Jml ProgDik
Jml Siswa (Progdik)
Jml Siswa (Pelak s)
Jml Capaian (%)
1.
Singapura
3
27
2
6
38
102
97
95
2.
Malaysia
3
19
-
-
22
24
22
92
3.
India
3
18
-
-
21
22
12
55
4.
Pakistan
6
-
-
-
6
6
2
33
5.
Perancis
1
6
-
-
7
7
4
57
6.
Italia
-
-
1
-
1
3
1
33
7.
China
4
4
-
-
8
16
13
81
8.
New Zealand
1
-
-
-
1
3
1
33
9.
Canada
4
6
-
-
10
17
16
94
10.
Filipina
5
3
-
-
8
10
8
80
11.
Swiss
-
-
-
2
2
2
0
00
12.
Banglades
1
-
-
-
1
3
2
67
Sumber: Laporan evaluasi Program kerja TA (2013)
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa personel TNI yang mengikuti pendidikan dan seminar/konferensi/kunjungan ke luar negeri selama TA. 2012 ada 8 (delapan) negara dari 22 (dua puluh dua) negara penyelenggara yang belum mencapai kuota peserta didik maksimal (100%), dan ada 8 (delapan) negara dari 22 (dua puluh dua) negara penyelenggara yang melebihi batas kuota peserta didik maksimal (100%).
5
Sedangkan dari data personel TNI yang mengikuti pendidikan dan seminar/konferensi/kunjungan ke luar negeri selama TA. 2013 diketahui bahwa ada 12 (dua belas) negara dari 26 (dua puluh enam) negara penyelenggara yang belum mencapai kuota peserta didik maksimal (100%), dan ada 3 (tiga) negara dari 26 (dua puluh enam) negara penyelenggara yang melebihi batas kuota peserta didik maksimal (100%). Sedangkan data pelaksanakan pembinaan personel TNI yang mengikuti pendidikan dan seminar/konferensi/kunjungan ke luar negeri selama TA. 2014 sebagai berikut: Tabel 1.3. Personel TNI Yang Mengikuti Pendidikan/Seminar/Konferensi Ke Luar Negeri TA. 2014 yang Kurang Memenuhi Kuota 100% Progdik
Jml Jml Jml Jml Siswa ProgSiswa Capaian (PeDik (Prog- Dik) % Laks)
No.
Negara
BangUm
1.
Malaysia
4
11
-
1
16
20
18
90,00
2.
Pakistan
4
-
-
-
4
4
2
50,00
3.
Inggris
2
8
-
1
16
16
9
56,25
4.
New Zealand
1
-
-
-
1
1
0
00,00
5.
Canada
2
6
-
-
8
11
5
45,45
6.
Jerman
1
3
-
1
4
6
4
66,67
7.
Srilanka
1
-
-
-
1
1
0
00,00
8.
Saudi Arabia
1
-
-
-
1
3
2
66,67
Bang- IpSpes Tek
Sumber: Laporan evaluasi Program kerja TA (2014)
SeMinar
6
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa personel TNI yang mengikuti pendidikan dan seminar/konferensi/kunjungan ke luar negeri selama TA. 2014 ada 8 (delapan) negara dari 22 (dua puluh dua) negara penyelenggara yang belum mencapai kuota peserta didik maksimal (100%), dan ada 8 (delapan) negara dari 22 (dua puluh dua) negara penyelenggara yang melebihi batas kuota peserta didik maksimal (100%). Dengan demikian selama kurun waktu penyelenggaraan pendidikan luar negeri tahun 2012 sampai dengan 2014, peserta didik yang kurang memenuhi kuota sesuai harapan ternyata tetap mengalami kekurangan. Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau skill, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat (Engkoswara dan Komariah, 2010).
Prosedur dan Mekanisme Kerja Spers TNI merupakan penjabaran dari Peraturan Panglima TNI Nomor 46 tahun 2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Pengesahan Validasi Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (POP SUM TNI), mencakup pentahapan kegiatan dan prosedur serta mekanisme kerja di lingkungan Spers TNI untuk mewujudkan kinerja Spers TNI yang optimal, berhasil dan berdaya guna dalam rangka mendukung tugas pokok TNI salah satunya adalah penyelenggaraan pendidikan luar negeri.
7
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “PENGARUH
PROSEDUR
ADMINISTRASI
DAN
KOMPETENSI
PERSONEL TNI TERHADAP KINERJA SELEKSI PENDIDIKAN LUAR NEGERI”. 1.2. Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi permasalahannya sebagai berikut: 1) Masih ada kekurangan dalam jumlah personel TNI yang mengikuti program pendidikan ke luar negeri di tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. 2) Calon peserta didik yang diharapkan memenuhi kriteria panitia seleksi, rata-rata tidak mengetahui informasi tentang penyelenggaraan pendidikan luar negeri tersebut. 3) Saat mengikuti seleksi administrasi masih banyak yang belum optimal memenuhi syarat kualifikasi kompetensi yang diharapkan negara tujuan. 1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Adakah pengaruh Prosedur Administrasi terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri? 2) Adakah pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri?
8
3) Adakah pengaruh Prosedur Administrasi dan Kompetensi secara bersama-sama terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri?
1.2.3. Batasan Masalah Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membatasi masalah pada Prosedur Administrasi dan Kompetensi yang mempengaruhi Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri, dengan batasan masalah sebagai berikut: 1) Penelitian dititikberatkan pada penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan Prosedur Administrasi tentang seleksi pendidikan luar negeri yang memegang peranan penting untuk dapat meningkatkan Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri. 2) Penelitian dititikberatkan pada penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan (Kompetensi) yang dibutuhkan oleh penyelenggara pendidikan luar negeri sehingga meningkatkan Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri. 3) Penelitian dititikberatkan pada penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri jika dipengaruhi Prosedur Administrasi yang dilaksanakan dan Kompetensi peserta seleksi. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh Prosedur Administrasi terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri.
9
2) Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri. 3) Untuk mengetahui pengaruh Prosedur Administrasi dan Kompetensi secara bersama-sama terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri.
1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa kuat pengaruh Prosedur Administrasi terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa kuat pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa kuat pengaruh Prosedur Administrasi dan Kompetensi secara bersama-sama terhadap Kinerja Seleksi pendidikan luar negeri.
1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam memberikan gambaran tentang pengaruh Prosedur Administrasi dan Kompetensi terhadap Kinerja seleksi pendidikan luar negeri, sehingga menghasilkan peserta pendidikan yang kompetensinya optimal dan berimplikasi pada pemenuhan target kuota yang diharapkan.
10
1.4.2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan yaitu: 1) Bagi Mabes TNI dan Mabes Angkatan supaya mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang pengaruh Prosedur Administrasi dan Kompetensi secara bersama-sama terhadap Kinerja Seleksi yang dilakukannya. 2) Bagi akademis dapat menjadi media guna mengaplikasikan berbagai teori yang berkaitan dengan Prosedur Administrasi, Kompetensi, dan Kinerja Seleksi organisasi pembina pendidikan pada obyek penelitian yang sejenis pada waktu dan tempat yang berbeda. 3) Sumbangan bagi pengembangan khasanah tentang Prosedur Administrasi pendidikan dan sistem pendidikan luar negeri dalam rangka mencapai optimalisasi kompetensi personel TNI.