BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dari segi pekerjaan wanita sangat diperlukan sebagai sumber daya manusia bisa dilihat di bank atau mall wanita sangat berpengaruh dalam promosi tempat kerjanya. Dalam hal ini yang sangat berperan bagi seorang wanita yaitu sepatu. Untuk menunjang penampilannya seorang wanita akan menggunakan sepatu hak tinggi. Kebanyakan wanita sangat menyukai menggunakan sepatu hak tinggi karena mengikuti trend, dan akan tampak lebih feminim. Selain itu membantu wanita yang tingginya kurang ideal, dengan menggunakan sepatu hak tinggi dapat terlihat ideal. Karyawan wanita adalah salah satu pekerjaan yang muncul pada perkembangan jaman yang sudah maju ini terutama dapat dijumpai di pusatpusat perbelanjaan di kota besar. Seorang karyawati harus bekerja kurang lebih minimal selama 6 jam dengan aktifitas berdiri dengan sepatu hak tinggi. Dalam jangka waktu yang lama tersebut jika karyawati tetap dalam kondisi menggunakan sepatu hak tingginya dan dalam posisi berdiri yang cukup lama akan terjadi peregangan pada ligament pada telapak kaki dan menyebabkan terjadinya iritasi sehingga seorang karyawati mengalami keluhan nyeri di daerah tumit. Oleh karena itu karyawati harus mendapat perhatian khusus dari perusahaan terutama dalam bidang kesehatan selama bekerja. Dengan terjaminnya kesehatan kerja karyawati dapat berdampak positif pada tempat
1
2
bekerja dengan meningkatnya produktifitas saat bekerja dan mencegah terjadinya kecelakaan dalam pekerjaan (Sinta, et al., 2014). Berbagai macam tinggi hak sepatu di koleksi oleh wanita, mulai dari sepatu yang memiliki hak dengan tinggi 5 cm sampai dengan tinggi 17 cm. Tinggi hak sepatu sangat mempengaruhi bentuk kaki, semakin tinggi hak sepatu akan membuat perubahan bentuk pada telapak kaki saat berjalan. Dan semakin runcing bentuk hak sepatu makan akan membuat pembebanan yang lebih pada tumit kaki. Namun dibalik kegemaran para wanita menggunakan sepatu hak tinggi pastinya ada risiko bagi kesehatan jika sepatu hak tinggi digunakan dalam waktu yang lama. Hal ini membuat para ahli mengkhawatirkan jika para wanita yang gemar menggunakan sepatu hak tinggi ini akan beresiko berakibat pada keluhan muskuloskeletal, terjatuh akibat kurang nyamannya sepatu yang di gunakan, dan sampai terjadi nyeri pada telapak kaki (Suwarni, 2014). Dalam penelitian sebelumnya di sebutkan sepatu hak tinggi menjadi penyebab keluhan musculoskeletal yaitu terjadinya nyeri punggung bawah karena membuat posisi lumbal over lordosis, masalah pada lutut karena berat tubuh bagian bawah bergeser ke depan dan menempatkan tekanan pada lutut. sprain ankle karena terlalu tingginya hak dapat membuat kehilangan keseimbangan tubuh dan jatuh, risiko terjadi osteoporosis karena cidera pada tulang, dan salah satu yang menjadi masalah untuk kalangan karyawati di pusat belanja adalah nyeri pada nyeri plantaris (Herlina, 2012).
3
Nyeri plantaris berawal dari stress yang berlebihan pada ligamen plantar fascia dan salah satu faktor yang termasuk yaitu kurangnya fleksibilitas dari ligamen plantar fascia dan tightnes otot –otot gastroc. Hal tersebut akan mengakibatkan tarikan pada ligamen fascia. Rasa sakit yang muncul pada ligamen plantar fascia di sebabkan oleh posisi berdiri dengan sepatu yang kurang nyaman dalam waktu lama yang berakibat teregangnya ligamen. Jika aktivitas berlebihan maka plantar fascia akan terjadi iritasi, inflamasi dan kemungkinan yang lain akan terjadi kerobekan jika pada plantar fascia terjadi penekanan yang berulang. Sepatu yang tidak nyaman seperti bertelapak tipis atau sepatu yang tanpa arch support akan berakibat terjadinya keluhan musculoskeletal (Aliwarga, 2013) . Nyeri pada plantaris muncul secara tiba- tiba dan kadang akan muncul secara bertahap. Keadaan nyeri plantaris bisa menyerang kedua telapak kaki, namun yang sering di jumpai hanya menyerang salah satu kaki. Jika seorang terkena nyeri plantar yang akan di rasakan (1) Nyeri yang tajam dan dalam di tumit kaki, rasanya seperti tertusuk pisau. (2) Nyeri tumit yang bertambah buruk saat melangkahkan kaki baru bangun tidur. (3) Nyeri yang akan timbul saat setelah berdiri di tambah berjalan yang lama, dan duduk lalu bangkit untuk berjalan dan akan terjadi nyeri pada tumit. (4) Nyeri tumit yang di rasakan seusai olah raga, namun saat berolah raga nyeri itu tidak di rasakan. (5) Terjadi pembengkaan ringan di tumit. Nyeri Plantaris juga bisa terjadi pada pria ataupun wanita, namun pada umumnya akan menyerang wanita yang berusia 40
4
– 60 tahun. Hal ini bisa di sebabkan faktor kelebihan berat badan, hormonal, atau sedang dalam masa kehamilan (Kurniawan, 2013). Hasil studi Laboratorium Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB tahun 2006-2007 diperoleh data bahwa sebanyak 40-80% pekerja melaporkan keluhan muskuloskeletal sesudah bekerja. Bekerja memakai sepatu tumit tinggi menimbulkan gelombang kejut dari tumit menuju tubuh dan memberikan tekanan besar pada bagian dalam lutut. Secara global di Amerika menunjukkan 10% dari populasinya mengalami nyeri pada tumitnya yang disebabkan oleh nyeri plantaris. Dan hanya 11% - 15% yang melakukan pemeriksaan. Sebanyak 40% terjadi pada pekerjaan yang bekerja dengan berdiri lebih dari 6 jam, 70% terjadi pada orang yang mengalami kegemukan atau obesitas dan lebih dari 30% pada usia diatas 50 tahun. Di Indonesia kasus Nyeri plantaris masih dianggap hal yang sangat sepele, sehingga membuat penangannan kasus ini sangat terlambat (Yassierli, 2009). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui tentang hubungan penggunaan sepatu hak tinggi terhadap terjadinya kasus nyeri plantaris dan menjadikan karyawan wanita yang bekerja di MDS
menjadi
sampel penelitian ini, dimana bisa di lihat para karyawan wanita ini bekerja dengan tuntutan dan menunjang penampilannya dengan menggunakan sepatu hak tinggi dengan bermacam tingginya, dan memaparkannya dalam bentuk proposal dengan judul “Hubungan tinggi hak sepatu terhadap kasus nyeri plantaris pada karyawan wanita yang bekerja di MDS”.
5
1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan tinggi hak sepatu terhadap kasus nyeri plantaris pada karyawan wanita yang bekerja di MDS ? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tinggi hak sepatu terhadap kasus nyeri nyeri plantaris pada karyawan wanita yang bekerja di MDS. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmiah bagi bidang ilmu fisioterapi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini.
1.4.2 Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau edukasi dan masukan kepada perusahaan serta karyawan khususnya wanita agar bisa menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya cidera / kasus nyeri plantaris dalam menunjang pekerjaannya.