BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan
oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi terutama pada tanah. Dimana tanah menurut Arsyad tahun 1989 merupakan benda alami heterogen yang terdiri atas komponen–komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat serta perilaku yang dinamis. Maka dari artikel kurniawan tahun 2010 yang disebutkan jumlah tanah dibumi itu berbeda-beda untuk setiap jenis dan lapisan tanah. Pada lapisan atas tanah yang umumnya berkomposisi mengandung bahan mineral (45%), bahan organik (3%-5%), udara (20%-30%), dan air (20%-30%) akan tetapi dalam kandungan udara dan air dapat berubah. Perubahan komposisi pencemaran lingkungan terhadap tanah ini biasanya disebabkan oleh masuknya pencemar yang berbahan kimia buatan manusia, sehingga sumber pencemaran tanah yang paling utama berasal dari kebocoran bahan kimia organik dan penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung dalam suatu kolam besar yang terletak diatas atau didekat sumber air tanah (Darmono, 2001). Pada dasarnya bahan kimia buatan manusia dari limbah cair biasanya berasal dari industri yang sebagiannya mengandung logam berat seperti krom (Cr), Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Zeng (Zn) dan Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Nikel (Ni), dan lain-lain seperti yang dipaparkan oleh Suganda et al., ditahun 2002.
I-1
Sejalan dengan itu penelitian yang telah dilakukan mengenai kandungan logam berat dari Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) menurut Reid Crowther International tahun 2002 dalam Mangkoediharjo di tahun 2009 yang bersumber dari buangan industri dan sebagian dari buangan rumah tangga, seperti baterai, logam-logam, dan lain-lainnya. Salah satu acuan yang terdapat pada penelitian dari Rija tahun 1999 yang memaparkan pada lahan pertanian di daerah Rancaekek Jawa Barat yang terkena air buangan industri tekstil yang telah tercemar oleh unsur logam berat yang sangat potensial membahayakan kelangsungan hidup. Berdasarkan hasil analisis tanah-tanah di sekitar lokasi yang diteliti didapatkan kandungan dari logam Pb, Cd, dan Cr masing-masing sebesar 13,28 ppm; 0,33 ppm; dan 45,96 ppm. Didalam penelitian Sari ditahun 2008 menemukan bahwa dalam limbah buangan industri tekstil yang mengandung logam Cr dengan konsentrasi 2,64 ppm, padahal dalam surat Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan tahun 2000 diketahui bahwa kadar total logam Cr dalam air limbah industri yang diperbolehkan yaitu sebesar 0,1 ppm. Dari hasil-hasil penelitian tersebut di atas maka diperlukan metode untuk menghilangkan atau mengurangi konsentrasi logam berat yang terdapat dalam tanah pertanian untuk menghindari terjadi efek samping pada manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, perlunya dilakukan tindakan pemulihan agar lingkungan yang telah tercemar dapat digunakan kembali dengan aman. Banyak teknologi yang digunakan untuk remediasi tanah yang tercemar logam berat seperti yang dikutip dari Mulligan et al. pada tahun 2001 yang melaporkan bahwa teknik remediasi logam berat dapat dilakukan dengan cara isolasi dan
I-2
pengurungan, pemisahan secara mekanik, elektrokinetik, difusi melalui dinding semipermiabel, proses biokimia, dan fitoremediasi. Maka dari itu penurunan kandungan logam berat Cd dan Cr dalam penelitian ini tersebut dilakukan dengan fitoremediasi yang dimana metode pengolahan limbah cair dengan memanfaatkan tanaman untuk menghilangkan dan menurunkan konsentrasi logam yang telah melebihi baku mutu. Menurut Subroto pada tahun 1996 keuntungan dari fitoremediasi selain mudah dilakukan juga merupakan alternatif yang murah dibandingkan dengan cara remediasi fisikokimia maupun bioremediasi yang menggunakan mikroorganisme (bakteri, kapang, dan jamur). Pada penelitian ini tanaman yang akan dimanfaatkan untuk proses meremediasi logam berat Cd dan Cr adalah tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan membahas mengenai kaitan tentang pencemaran tanah. Melihat kondisi tersebut, maka penulis
mengadakan
penelitian
sebagai
Tugas
Akhir
dengan
judul
:
“Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Cd dan Cr Dengan Menggunakan Tumbuhan Vetiver Pada Media Tanah Lempung”. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dapat diuraikan
sebagai berikut : 1. Berapa besar penurunan konsentrasi logam berat Cd dan Cr dalam tanah lempung setelah proses fitoremediasi menggunakan tanaman akar wangi (Vetivera Zizanioides) ?
I-3
2. Bagaimana pengaruh variasi jumlah tanaman terhadap efektivitas tanaman akar wangi (Vetivera Zizanioides) dalam penyerapan logam berat Cd dan Cr dalam tanah lempung melalui proses fitoremediasi? C.
Tujuan Penelitian Setelah peneliti menguraikan latar belakang dan rumusan masalah makan
tujuan penulisan ini adaalah : 1. Untuk menganalisa besarnya penurunan logam berat Cd dan Cr pada tanah lempung setelah proses fitoremediasi menggunakan tanaman akar wangi (Vetivera Zizanioides). 2. Untuk menganalisa pengaruh variasi jumlah tanaman terhadap efektivitas tanaman akar wangi (Vetivera Zizanioides) dalam penyerapan logam berat Cd dan Cr dalam tanah lempung melalui proses fitoremediasi. D.
Batasan Masalah Untuk
mempermudah
memahami
skripsi
ini,
penulis
membatasi
“Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Cd dan Cr dan Tumbuhan Vetiver Pada Tanah Lempung” yaitu : 1. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium yang terletak di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. 2. Pengukuran efektifitas fitoremediasi dalam penelitian ini dibatasi pada pengukuran besarnya penurunan konsentrasi logam berat Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam tanah lempung pada interval waktu 7, 14, dan 21
I-4
hari, dan 7 hari berikutnya serta pengukuran konsentrasi logam berat yang dapat diserap oleh tanaman. 3. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar wangi (Vetivera Zizanioides). 4. Pencemar yang digunakan merupakan limbah artifisial yang mengandung logam berat Kadmium (Cd) dengan konsentrasi 60 ppm dan 80 ppm dan Kromium (Cr) dengan konsentrasi 600 ppm dan 800 ppm. E.
Sistematika Penulisan Penulisan Laporan penelitian tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab,
dimana masing-masing bab membahas masalah tersendiri, selanjutnya sistematika laporan ini sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi permasalahan objek tugas akhir, maksud dan tujuan, batasan masalah, dan bagaimana sistematika penulisannya. BAB 2 LANDASAN TEORITIS Bab ini menjelaskan suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literature atau tinjauan pustaka. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan pada penelitian tugass akhir untuk beberapa item pekerjaan selama penelitian tugas akhir. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
I-5
Bab ini menjelaskan hassil dan pembahasan akhir penelitian tugas akhir. Hal tersebut menjelaskan antara lain deskripsi kondisi obyek dann permasalahannya, uraian aktivitas, dan evaluassi penelitian tugas akhir serta penjadwalan saat penelitian tugas akhir. BAB 5 PENUTUP Dalam bab ini berisi dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya yang merupakan kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan. Selain itu pula terdapat saran atau rekomendasi yang akan diberikan kepada pihak yang terkait sehubungan dengan isi dari tugas akhir ini.
I-6