BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Pengenalan bidang akuntansi yang diwujudkan dalam bentuk mata kuliah
akuntansi pengantar mempunyai kedudukan strategik dalam pembentukan wawasan pengetahuan ekonomika (Suwardjono, 1999a). Pemahaman terhadap materi-materi di kelas akuntansi pengantar (misalnya materi tentang persamaan akuntansi dan jurnal transaksi) mempengaruhi kemampuan mahasiswa untuk memahami materi-materi di mata kuliah lainnya dan mata kuliah lanjutan dari akuntansi pengantar (Philips dan Heiser, 2011). Penelitian-penelitian yang mengambil topik materi-materi di kelas akuntansi pengantar telah dilakukan dengan fokus yang berbeda-beda. Phillips dan Phillips (2007) memfokuskan penelitian pada interaksi antara buku teks akuntansi pengantar dengan perilaku mahasiswa. Marriott (1992), Marriott dan Mellet (1994) dan Nitkin dan Jones (2009) memfokuskan pada penggunaan program komputer pengolah angka (spreadsheet) sebagai alat bantu pembelajaran. Berbagai teknik pengajaran juga menjadi fokus penelitian, antara lain penggunaan one minute paper untuk meningkatkan daya ingat mahasiswa (Almer et al, 1998), penggunaan teknik business game (DeCoster dan Prater, 1973), penggunaan analogi (Hanson dan Phillips, 2006). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan fokus pada bagaimana mengajarkan materi-materi tersebut kepada
2
mahasiswa. Dalam konteks pembelajaran akuntansi di mata kuliah akuntansi pengantar, salah satu topik penting tentang pengetahuan teknis akuntansi adalah persamaan akuntansi (accounting equation). Penelitian-penelitian dengan topik persamaan akuntansi misalnya dilakukan oleh Phillips dan Heiser (2011) Laing (2010). Mereka memfokuskan pada penggunaan topik persamaan akuntansi untuk menghasilkan ketrampilan mahasiswa dalam analisis transaksi dan pencatatan transaksi. Persamaan akuntansi menunjukkan hubungan antar akun buku besar neraca dan laba rugi yang digambarkan dalam bentuk model dan notasi yang terdiri dari dua sisi, yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Hubungan antara laporan neraca dengan laporan laba rugi dapat dipahami melalui penempatan elemen-elemen neraca dan laporan laba rugi ke dalam sisi kiri atau sisi kanan persamaan akuntansi. Persamaan akuntansi merupakan hubungan fungsional antar akun (antar tempat mencatat) karena pertanggungjawaban atas dasar konsep kesatuan usaha yang mengharuskan agar kekayaan yang dipercayakan kepada manajemen ditunjukkan sumber atau asalnya (Suwardjono, 1999b). Oleh karena itu, persamaan akuntansi dapat digunakan untuk memahami konsep artikulasi laporan keuangan. Oleh para pengajar, persamaan akuntansi digunakan untuk mengkonseptualisasi sistem akuntansi terutama untuk menentukan hubungan antara transaksi dengan akun, ayat jurnal dan produk akhir proses akuntansi yaitu laporan keuangan (Nicol, 1968).
3
Beberapa buku teks akuntansi menunjukkan ada dua tingkatan persamaan akuntansi yaitu persamaan akuntansi bentuk dasar dan persamaan akuntansi bentuk ekstensi. (misalnya Weygandt et al, 2010, Horngren et al, 2005). Persamaan akuntansi bentuk dasar dinotasikan sebagai Aset = Utang + Ekuitas atau Aset = Utang + Modal. Persamaan akuntansi ini menjelaskan hubungan antar akun buku besar neraca dan belum dapat menunjukkan hubungan artikulasi laporan keuangan. Untuk dapat menunjukkan artikulasi maka elemen-elemen laba rugi yaitu Pendapatan dan Biaya dimasukkan ke dalam persamaan akuntansi dasar. Oleh karena itu, bentuk persamaan akuntansi ekstensi dapat dituliskan dalam notasi Asset = Utang + Modal + Pendapatan – Biaya. Berbagai literatur teks akuntansi menggunakan model persamaan akuntansi ekstensi tersebut (misalnya Horngren et al, 2005; Weygandt et al, 2010). Dalam konteks penempatan elemen-elemen neraca dan laba rugi ke dalam persamaan akuntansi, Suwardjono (1999b dan 2002) menyatakan bahwa persamaan akuntansi bukanlah persamaan aljabar atau matematis. Persamaan akuntansi berfungsi sebagai representasi konsep kesatuan usaha, oleh karenanya, suku di ruas sisi kanan tidak dapat dipindah ke ruas sisi kiri (atau sebaliknya) secara sembarangan hanya semata-mata untuk menghindari tanda negatif. Bagi mahasiswa akuntansi yang memiliki pengetahuan matematika secara relatif memadai, pendapat yang demikian mengandung potensi membingungkan.
4
Pendapat yang berbeda diajukan oleh Warsono-bin-Hardono (2010); Warsono-bin-Hardono et al (2009), yang mengajukan persamaan akuntansi yang disebut dengan persamaan akuntansi berbasis matematika. Argumennya adalah karena akuntansi pertama kali ditulis dalam buku matematika, maka disimpulkan bahwa persamaan akuntansi adalah persamaan matematika atau persamaan aljabar. Oleh karenanya, dimungkinkan untuk memindah ruas dari sisi kiri ke sisi kanan (atau sebaliknya) karena memang terdapat logika rasionalitas yang mendasarinya. Penempatan biaya pada sebelah kanan persamaan tidak tepat, untuk itu persamaan akuntansi dinotasikan menjadi Aset + Biaya = Utang + Modal + Pendapatan. Penempatan elemen biaya pada sebelah kiri persamaan akuntansi juga telah dinyatakan oleh Ingram (1998), Nicol (1968), Hobbs (1966) dan Reininga (1965). Dengan menggunakan persamaan akuntansi model matematika maka penentuan saldo normal suatu akun dapat dilakukan dengan mudah, bahwa sisi kiri persamaan yaitu Aset dan Biaya memiliki saldo normal debet sedangkan sisi kanan persamaan yaitu Utang, Modal dan Pendapatan memiliki saldo normal kredit. Philips dan Heiser (2011) menyatakan bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap akun apakah harus di debit ataukah di kredit, berpotensi membingungkan karena baik debit maupun kredit dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan saldo akun tergantung pada tipe akun yang bersangkutan. Adanya akun pendapatan dan biaya menambah tingkat kerumitan. Kenaikan pada akun biaya maka berarti akan menambah biaya dan mengurangi ekuitas. Penambahan biaya yang juga berarti
5
penurunan
ekuitas
berpotensi
menimbulkan
kebingungan
bagi
pembelajar.
Kerumitan lainnya adalah tentang pengaruh transaksi terhadap elemen-elemen persamaan akuntansi. Ada transaksi yang pengaruhnya terbatas pada elemen neraca tetapi ada juga yang pengaruhnya sekaligus terhadap elemen neraca dan laba rugi. Kerumitan transaksi juga dapat berupa transaksi yang sifatnya simple yaitu transaksi yang hanya berpengaruh pada dua akun dan transaksi yang sifatnya compound yaitu yang pengaruhnya terhadap tiga atau lebih akun. Peneliti pernah melakukan survei sederhana kepada 52 mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Akuntansi Pengantar II semester II tahun akademik 2010/2011 di Akademi Akuntansi YKPN. Beberapa pernyataan dan jawaban dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. Ya Tidak Tidak Tahu
Pernyataan
Total
Debit berarti bertambah dan kredit berarti berkurang. Apakah anda setuju dengan pendapat ini?
30
20
2
52
Persamaan akuntansi A = K + E dapat dipindah ruas kanan ke kiri menjadi A – K = E. Apakah anda setuju dengan pendapat ini?
27
23
2
52
Persamaan akuntansi Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya dapat dipindah ruasnya menjadi Aset + Biaya = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan. Apakah anda setuju dengan pendapat ini?
25
23
4
52
Tabel 1.1: Hasil Survei Sederhana
6
Hasil survei sederhana tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat anggapan mahasiswa bahwa debit adalah bertambah dan kredit adalah berkurang. Survei sederhana juga menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya ruas persamaan akuntansi di pindah dari sisi kiri ke sisi kanan, sebagian menyatakan setuju dan sebagian menyatakan tidak setuju. Berdasarkan adanya perbedaan model persamaan akuntansi dan potensi kerumitan yang terdapat dalam analisis transaksi dan pencatatan transaksi ditambah hasil survei sederhana yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti tertarik untuk membandingkan antara kedua model persamaan akuntansi tersebut dalam menghasilkan ketrampilan mahasiswa dalam menentukan saldo normal, analisis transaksi dan pencatatan transaksi. Topik persamaan akuntansi menjadi penting karena topik ini merupakan topik yang mendasar bagi penguasaan di bidang teknis akuntansi. Peneliti tertarik untuk meneliti topik ini karena berupaya untuk menangkap peluang mencari model pembelajaran akuntansi yang lebih mudah dipahami oleh mahasiswa. 1.2
Pertanyaan Penelitian Isu penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua model persamaan
akuntansi, yaitu model konvensional dan model matematika dan terdapat potensi kerumitan yang dialami mahasiswa pembelajar akuntansi ketika mempelajari saldo normal akun dan jurnal transaksi. Berdasarkan isu penelitian tersebut maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah terdapat perbedaan antara
7
pembelajaran akuntansi yang menggunakan model persamaan akuntansi matematika dengan yang menggunakan model konvensional dalam menghasilkan kompetensi penentuan saldo normal dan penjurnalan transaksi. 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian maka dapat dirumuskan
bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris melalui penelitian
eksperimen
dengan
menguji
apakah
terdapat
perbedaan
antara
pembelajaran yang menggunakan model persamaan akuntansi matematika dengan yang menggunakan model konvensional dalam menghasilkan kompetensi khususnya kompetensi dalam menentukan saldo normal akun dan kompetensi penjurnalan transaksi. 1.4
Kontribusi Penelitian Berdasarkan penelitian ini maka diharapkan dapat menghasilkan kontribusi
penelitian antara lain: Pertama, diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan bukti empiris untuk menjawab keraguan tentang pemindahan ruas pada persamaan akuntansi dapat dilakukan atau tidak. Kedua, diharapkan dari penelitian dapat memberikan bukti empiris untuk menambah keyakinan bagi mahasiswa dan dosen bahwa persamaan akuntansi dapat digunakan sebagai cara (tools) pembelajaran untuk memahami praktik akuntansi dan untuk menghasilkan kompetensi mahasiswa khususnya dalam hal menentukan saldo normal dan penjurnalan transaksi. 1.5
Sistematika Pembahasan
8
Penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut: Bab I Menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Berisi tinjauan tinjauan literatur dan pengembangan hipotesis. Bab ini menguraikan teori scaffolding dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini. Bab III Bab ini menjelaskan metoda penelitian. Terdiri atas: disain penelitian, pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran variabel, teknik analisis serta model pengujian hipotesis. Bab IV Bab ini menguraikan hasil penelitian berupa partisipan penelitian yang terlebat, hasil uji coba soal pengukuran, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis. Bab V Bagian ini berisi simpulan dan diskusi, keterbatasan serta saran pada peneliti yang ingin melanjutkan penelitian dalam bidang sama. LAMPIRAN