Modul ke:
Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 13
Fakultas
FDSK
Program Studi
Desain Produk Grafis Dan Multimedia www.mercubuana.ac.id
Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds
BAHASA RUPA Bahasa Rupa sebagai “gambar yang bercerita”. “gambar” yang tidak hanya lukisan tetapi segala karya visual manusia seperti patung, lukisan, atau ornamen dalam benda yang ada di sekitar kehidupan manusia. Sampai saat ini, belum diketahui kapan manusia mulai mengenal gambar. Manusia sudah menggunakan gambar sebagai salah satu alat komunikasi untuk dapat berhubungan dengan lingkungannya. Manusia sudah mengenal visual atau gambar sejak manusia berada di dunia. Salah satu karya yang ditemukan dalam karya atau artifak masa lalu adalah ungkapan bahasa rupa yang dibuat oleh manusia purba.
BAHASA RUPA Bahasa rupa yang dibuat oleh manusia purba dapat dilihat dari adanya ungkapan oleh manusia itu sendiri yang menggambarkan aktivitas, dan kondisi lingkungannya. Tidak sedikit bukti yang telah ditemukan, hal ini dapat dilihat dari adanya gambar, guratan batu yang ada di dinding gua. Selain itu seiring berkembangnya kehidupan manusia dan alat bahasa rupa juga dapat dilihat dari gambar pada dinding piramid. Atau dinding candi Borobudur dalam reliefnya. Pada zaman dahulu “terdapat manusia yang telah memiliki ketrampilan dalam menggambar”. Entah sekelompok manusia atau secara individu. Manusia zaman dahulu sudah mampu mengekspresikan apa yang dilihat, dirasakan atau dibayangkan.
BAHASA RUPA Pada dasarnya bahasa rupa sama dengan bahasa kata. Dalam ‘bahasa kata’ terdapat kata dan tata bahasa, sedangkan pada ‘bahasa rupa’ terdapat” imaji” dan tata ungkapan. Istilah imaji memiliki makna yang luas, mencakup imaji kasat mata dan imaji khayalan. Bahasa rupa adalah “suatu sistem tanda yang berupa visual, baik berupa kumpulan tanda atau tanda tunggal yang merupakan tanda komunikasi simbolik atau komunikasi rupa” Bahasa rupa merupakan bahasa yang sudah ada sejak dahulu namun baru dapat dikembangkan saat ini. Disaat manusia sudah mulai mengalami perkembangan cara berpikir.dsb.”
BAHASA RUPA Di dalam suatu tanda rupa, terdapat unsur yang menjadi ungkapan bahasa yang secara tersirat. Seperti adanya tanda panah pada jalan raya, yang secara langsung dapat dimengerti sebagai penunjuk arah. Atau adanya tanda yang berupa larangan serta sampai kepada area yang membatasi seperti adanya tanda untuk membedakan toilet pria dan wanita. Bahasa rupa,” unsur rupa dapat dianalogikan sebagai satu gramatika bentuk, warna dan nilai yang mengungkapkan satu komunikasi verbal.” Bahasa rupa dalam arti luas sering digunakan untuk menyebut seluruh hal yang berhubungan dengan rupa suatu gambar. Gambar dalam bahasa rupa adalah gambar representative yang merupakan gambar yang mewakili aslinya sehingga dapat dikenali. Dapat berupa deskriptif, ekspresif, stilasi, simbolis, estetis dsb.” Bahasa rupa dibagi menjadi dua yaitu: Ruang Waktu Datar (RWD) dan Naturalis, Perspektif, Moment opname (NPM).
RUANG, WAKTU, DATAR Penerapan karya visual ruang, waktu, datar disinyalir sudah mulai dilakukan oleh manusia sejak jaman prasejarah, karena mereka cenderung berfikir “kosmos”, “holistik”, dan “total”. Karena berhubungan dengan suatu kesatuan jagat raya dan isinya. Pada awalnya, seluruh dunia termasuk barat, diketahui menggambar dengan menggunakan sistem Ruang, Waktu, Datar (RWD).
RUANG, WAKTU, DATAR Ruang dalam karya tersebut, karena adanya penggambaran tempat aktivitas yang berada di luar atau dalam, dan pada gambar tersebut terkadang menggambarkan apa yang sedang dilakukan. Waktu yang terdapat pada gambar (RWD), selain dapat menggambarkan suatu keadaan juga dapat memberikan suatu cerita. Datar pada gambar (RWD) bukan karena permukaan rata, namun di dalam karya (RWD) bersifat “horizontal”. Karya RWD dimaksudkan kepada menggambar dari berbagai tempat/arah/waktu. “Gambar yang dihasilkan berupa sekuen yang bisa terdiri dari beberapa adegan, dan gambar tidak dibatasi dalam frame, tapi “bergerak” dalam ruang dan waktu. Seni visual ini lebih sering bercerita dalam dua dimensi meskipun berwujud tiga dimensi.”
RUANG WAKTU DATAR (RWD) Karya RWD dimaksudkan kepada menggambar dari berbagai tempat/arah/waktu. “Gambar yang dihasilkan berupa sekuen yang bisa terdiri dari beberapa adegan, dan gambar tidak dibatasi dalam frame, tapi “bergerak” dalam ruang dan waktu. Seni visual ini lebih sering bercerita dalam dua dimensi meskipun berwujud tiga dimensi.” Kesulitan di dalam menggambar ruang, waktu, datar. Yaitu disaat menggambar (RWD) 1. Harus dapat menjelaskan secara detail tentang aktivitas yang sedang dilakukan. Selain itu dalam menggambar (RWD) 2. Harus dapat menggambarkan kondisi dari berbagai tempat, arah, waktu agar orang yang melihat dapat mengetahui kondisi yang sedang terjadi. 3. Serta gambar objek harus dapat mewakili serta menjelaskan apa yang terlihat. Seperti dalam hal menggambarkan binatang. Penggambaran jerapah harus dapat dijelaskan dalam bentuk jerapah namun dalam k di i di d t
NATURALIST, PERSPEKTIF, MOMENOPNAME Dalam kehadirannya sebagai suatu kelompok, masyarakat Yunani dikenal dengan cara berfikir yang “antroposentris” yaitu semua “didasarkan (berpusat) pada manusia,” Seluruh kekuatan yang berada di alam semesta berpusat kepada manusia. Yang menjadikan manusia sebagai kesatuan yang utuh yang memiliki kekuatan. 1. Naturalist : harus seperti apa dilihat atau terliha oleh mata manusia. 2. Perspektif : penggambaran latar belakang (sudut pandang) yang menyesuaikan penglihatan manusia. 3. Momenopname : sesaat “sistem NPM menggambarkan dari satu tempat/arah/waktu.” Apa yang terlihat digambarkan menjadi sebuah adegan yang berupa gambar tidak bergerak (still picture), dimana gambar dibatasi dalam sebuah bingkai (frame).” Ciri spesifik NPM adalah ditarik dari satu perspektif, menghilangkan dimensi waktu, dan memenangkan ruang sehingga mampu memvisualisasikan tiga dimensi meski dalam wujud dua dimensi. Nenek moyang kita terbiasa bertutur melalui media gambar bukan hanya menulis.
FUNGSI BAHASA RUPA Istilah “bahasa” sering dihubungkan dengan kata lisan atau tertulis. Ditambah dengan penyampaian suatu makna. Namun tanpa disadari, terdapat berbagai cara untuk menyampaikan makna. Melalui ekspresi, cara berpakaian. gerak, sikap, atau semua yang berkaitan dengan pengolahan tubuh manusia. Saat ini terdapat salah satu jenis bahasa yang begitu berperan dominan, yakni bahasa rupa atau gambar. Gambar tidak hanya menjadi bagian hidup lagi, Namun sudah terdapat dikehidupan setiap hari. Gambar yang hadir dari televisi merupakan salah satu bentuk suguhan gambar.
FUNGSI BAHASA RUPA Jika bahasa rupa dapat menjadi perwakilan bahasa lisan, disadari atau tidak bahasa rupa telah menjadi kebutuhan untuk dikenal. Terdapat pertanyaan mengapa perlu mengenal bahasa rupa gambar ? Dengan otak dan mata yang relatif normal kita mampu secara alami menangkap dan memahami gambar.
FUNGSI BAHASA RUPA “bahwa saat seseorang menginjak masa remaja, berkurang pulalah kemampuan melihat utuh seperti mata anak kecil. Karena, sejak masa remaja mata digunakan untuk persepsi intelektual belaka. Pendidikan yang terlalu menekankan peran otak kiri bertanggungjawab atas menurunnya kondisi apresiasi bahasa rupa yang berakibat kepada kurangnya apresiasi terhadap gambar.” (Toni Evans “Painting The Appreciation Of The Art”)
FUNGSI BAHASA RUPA Menggambar bukan hanya digunakan pada pelajaran kesenian. Menggambar dilakukan untuk melakukan visualisasi terhadap sesuatu yang abstrak. Diagram, bagan, mind map, komik, adalah bagian dari gambar. Menggambar adalah ”sesederhana melakukan visualisasi ide ke dalam sebuah kertas.” Gambar ”tidak hanya sekedar cermin realitas, gambar punya kekuatan kejiwaan atas manusia dan media massa semakin memperbesar pengaruhnya.
Terima Kasih Ali Ramadhan, S.Sn.,M.Ds