BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan
keuangan, baik sebagai alat ukur prestasi manajemen di masa lalu maupun sebagai dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Tugas seorang akuntan meliputi penyiapan laporan keuangan, seperti laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Laporan keuangan menjadi sangat relevan bagi manajer keuangan terutama dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan keuangan. Hampir dalam setiap pengambilan keputusan keuangan, manajer keuangan bertitik tolak dari data akuntansi (Sartono, 2001:3). Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan keuangan, diperlukan pemahaman mengenai kondisi keuangan perusahaan. Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis terhadap laporan keuangan (Husnan, 2004:59). Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan. Analisis laporan keuangan umumnya digunakan oleh para pemberi modal, seperti kreditor, investor, dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan kepentingan manajerial dan penilaian kinerja perusahaan (Harmono, 2011:104).
1
2
Evaluasi kinerja perusahaan dapat digambarkan dalam laporan keuangan perusahaan. Indikator kinerja akan dicerminkan oleh rasio-rasio, bagi perusahaan publik indikator rasio-rasio ini akan menjadi salah satu titik fokus dalam pengambilan keputusan terutama dalam menilai harga saham (Kamaludin, 2011:33). Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan atau membantu kita mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan (Kamaludin, 2011:40). Manajemen keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset secara efisien membutuhkan beberapa tujuan atau sasaran. Untuk menilai apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum, maka dibutuhkan beberapa standar dalam mengukur efisiensi keputusan perusahaan. Sebagai tujuan normatif, tujuan manajemen keuangan berkaitan dengan keputusan di bidang keuangan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Secara lebih luas tujuan ini juga merupakan salah satu tujuan perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah go public, maka nilai perusahaan akan tercermin dari nilai pasar sahamnya. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2010:12). Tujuan
memaksimumkan
nilai
perusahaan
disebut
juga
sebagai
memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham (stockholder
wealth
maximization)
yang
dapat
diartikan
juga
sebagai
memaksimumkan harga saham biasa dari perusahaan (maximizing the price of the firm’s common stock). Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan ini digunakan sebagai pengukur keberhasilan perusahaan karena dengan meningkatnya nilai
3
perusahaan berarti meningkatnya kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham perusahaan (Martono dan Harjito, 2010:13). Secara harafiah, nilai perusahaan diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Harga saham dapat dijadikan proksi sebagai nilai perusahaan apabila pasar telah memenuhi syarat efisien secara informasional, namun harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Implikasi naiknya harga saham menunjukkan naiknya nilai perusahaan (Harmono, 2011:8). Jika harga saham perusahaan menurun, maka nilai perusahaan juga menurun, sehingga hal ini berdampak pada penurunan kemakmuran pemegang saham dan peningkatan risiko yang akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang (Efni, dkk., 2012). Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Masing-masing keputusan keuangan harus berorientasi pada
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Kombinasi
dari
ketiganya
akan
memaksimumkan nilai perusahaan (Sutrisno, 2012:5). Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998 dalam Wijaya, dkk., 2010).
4
Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
dimana
keputusan
investasi
menyangkut
keputusan
tentang
pengalokasian dana, baik di lihat dari sumber dana yang berasal dari dalam dan dari luar perusahaan (Efni, dkk., 2012). Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan (Hasnawati, 2005a dalam Wijaya, dkk., 2010). Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Implementasi keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal (internal financing) dan sumber pendanaan eksternal (external financing). Dengan memperhatikan sumber-sumber pembiayaan, perusahaan memiliki beberapa alternatif pembiayaan untuk menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Dalam perspektif manajerial, keputusan struktur modal tidak hanya menentukan komposisi sumber internal dengan eksternal, tetapi keinginan dan pilihan yang hendak dicapai seorang manajer dapat menjadi pertimbangan di dalam menentukan keputusan tersebut. Inti dari fungsi pendanaan ini adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Haruman, 2008). Pada
umumnya
para
investor
mempunyai
tujuan
utama
untuk
meningkatkan kesejahteraan, yaitu dengan mengharapkan pengembalian dalam
5
bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya yang juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen dan di satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Dividen yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang, sehingga investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividen daripada capital gain (Prihantoro, 2003). Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan untuk mendukung sumber dananya. Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal. Pasar uang berkaitan dengan penyediaan dana-dana yang berjangka pendek, sementara pasar modal berkaitan dengan penyediaan dana-dana yang berjangka panjang. Pasar modal banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah besar serta dimanfaatkan para investor untuk menanamkan dana, dengan demikian pasar modal dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber dana bagi perusahaan dan sebagai instrumen investasi bagi para investor (Sutrisno, 2012:300). Pasar modal Indonesia yang dikatagorikan sebagai pasar modal yang sedang tumbuh memiliki potensi yang tinggi untuk memberi kontribusi dalam ekonomi Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu bursa yang menjadi acuan pasar modal Indonesia memiliki 424 emiten, 68% atau 271 diantaranya adalah industri manufaktur. Krisis ekonomi Indonesia berdampak pada nilai
6
fundamental perusahaan, khususnya perusahaan yang listing di pasar modal. Krisis yang tejadi awal tahun 1997 pada dasarnya adalah gagalnya pengelolaan hutang (financing policy) yang berimplikasi pada keputusan investasi (investment policy) dan pembagian laba (dividend policy), karena ketiga keputusan tersebut saling berhubungan (Haruman, 2008). Fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang diproksi melalui nilai pasar saham mengalami perubahan meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang dilakukan perusahaan. Nilai perusahaan yang berubah lebih disebabkan oleh informasi lain, seperti situasi sosial dan politik (Hasnawati, 2005a dalam Wijaya, dkk., 2010). Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio price to book value di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio price to book value, semakin tinggi perusahaan dinilai oleh pemodal (investor) relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Utama dan Santosa, 1998 dalam Wardjono, 2010). Namun, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih ada beberapa perusahaan yang memiliki rasio price book value di bawah satu, inilah yang menarik untuk diteliti, faktor apa yang dapat meningkatkan dan menurunkan nilai perusahaan. Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya, dkk (2010) menunjukkan bahwa 17,8% perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oleh keputusan investasi,
7
keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen, sedangkan sisanya 82,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Keputusan investasi menurut Hasnawati (2005) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sisanya sebesar 87,75% dipengaruhi oleh faktor lain seperti keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan faktor eksternal perusahaan. Meskipun penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan, namun penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan. Perbedaaan tersebut memotivasi peneliti untuk menguji kembali apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Banyaknya indikator yang dapat digunakan dan karena adanya keterbatasan waktu, peneliti memilih untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi yang diukur dengan menggunakan price earning ratio, keputusan pendanaan yang diukur menggunakan debt to equity ratio, dan kebijakan dividen yang diukur dengan menggunakan dividend payout ratio. Sehingga judul dari penelitian ini adalah: “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan”.
1.2
Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa
besar
perusahaan?
pengaruh
keputusan
investasi
terhadap
nilai
8
2. Seberapa besar pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan? 3. Seberapa besar pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan? 4. Seberapa besar pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai: 1. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan, antara lain: 1. Bagi Penulis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dan
pemahaman penulis tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
9
2. Bagi Perusahaan Perusahaan diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham sekaligus perusahaan. 3. Bagi peneliti lain Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
mengembangkan
ilmu
pengetahuan, serta menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menunjang
penelitian ini, penulis memanfaatkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013 melalui situs web www.idx.co.id. Waktu penelitian dimulai pada bulan November 2014 sampai dengan Mei 2015.