BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Sebab, Indonesia memiliki industri yang terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, yakni dari produk benang (pemintalan), pertenunan, rajutan, dan produk akhir. Merujuk pada hal besarnya peluang Indonesia dalam industri tekstil maka PT Vonex Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri intermediate dari industri tekstil dituntut untuk meningkatkan kualitas produksinya dan selalu mampu untuk beroperasi dengan baik agar dapat memenuhi permintaan pelanggan . Dengan adanya permintaan yang meningkat maka PT.Vonex Indonesia harus memiliki produktifitas yang tinggi dan efisien . untuk mewujudkan hal tersebut maka proses produksi harus berjalan dengan lancar dengan tetap menjaga keandalan mesin produksi dan meminimumkan waktu akibat kerusakan mesin produksi. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperkecil kerugian akibat kerusakan mesin adalah melakukan perawatan mesin yaitu usaha untuk mengubah suatu produk atau sistem agar tetap dalam kondisi operasional atau mengembalikannya ke kondisi operasional jika terjadi kerusakan . PT Vonex Indonesia menghasilkan output benang yang berbeda – beda jenisnya berdasarkan bahan bakunya . output berupa benang dikonsumsi oleh
1
2
industri weaving untuk menjadi kain (fabric) dan ada juga yang dikonsumsi oleh industri knitting untuk dirajut menjadi kain rajut . pada pembuatannya terdapat beberapa mesin yang melakukan proses pemintalan yaitu opening , drawing , roving , spinning , dan finishing atau winding Berikut ini adalah alur produksi pada PT Vonex Indonesia
Drawing
BCG 1 P2
Spinning
Roving
Finishing
Gambar 1.1 Alur Produksi Benang PT.Vonex Indonesia
Mesin yang digunakan di PT.Vonex Indonesia pada bagian drawing adalah mesin Gill , mesin tersebut berfungsi untuk meluruskan dan mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan serat dan membuat sliver dengan berat persatuan panjang tertentu. Tugas bagian ini juga membuat campuran antara bahan pembentuk benang . Terdapat 4 jenis mesin gill berdasarkan tahapannya yaitu AG
3
(After Gill) , ALG (Auto Leveler Gill ) , HSG ( High Speed Gill ) , dan BCG ( Bicoiller Gill) . Berdasarkan data kerusakan mesin OKK Gill yang diperoleh dari perusahaan dari bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 didapatkan diagram sebagai berikut :
jumlah kerusakan
Jumlah Kerusakan Mesin OKK Gill Periode Januari - Juni 2012 80 70 60 50 40 30 20 10 0 AG
ALG
BCG
HSG
Tipe Mesin
Gambar 1.2 Diagram Batang Jumlah Kerusakan Mesin OKK GILL Sumber : Bagian Maintenance PT Vonex Indonesia Dari diagram di atas didapatkan bahwa mesin OKK Gill yang sering mengalami kerusakan pada bagian drawing adalah BCG atau Bicoiler Gill yaitu sebanyak 74 kerusakan dan dalam periode Januari sampai Juni 2012 yang terbanyak kasus kerusakannya adalah mesin tipe BCG1-P2. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian maintenance PT.Vonex Indonesia data waktu kerusakan dari mesin OKK Gill BCG1-P2 yang diperoleh dari Oktober 2011 sampai dengan Juni 2012 dapat digambarkan dengan situasi sebagai berikut
4
Waktu Kerusakan Mesin OKK Gill BCG1-P2 30 Lama Kegagalan
25 20 15 10
downtime
5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 N(ti)
Gambar 1.3 Diagram Waktu Kerusakan Mesin OKK Gill BCG1-P2
Jika dilihat dari diagram di atas waktu kerusakan mesin OKK Gill BCGP2 mengalami fluktuasi dan ada kerusakan yang mencapai 24 jam artinya telah terjadi kerusakan besar pada mesin OKK Gill BCG1-P2 dan tentunya akan menghasilkan loss product yang sangat besar pula sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Untuk menanggulangi kerusakan yang terjadi maka perusahaan melakukan periodically maintenance yaitu selama tiga bulan satu kali, tetapi waktu tersebut dirasa kurang efektif karena penjadwalan tersebut belum dianalisis menurut data waktu antar kerusakan dan akhir – akhir ini kerusakan yang terjadi semakin meningkat . Penggantian komponen yang rusak pada mesin OKK Gill BCG1-P2 tidak serta merta mengabaikan komponen yang lain , karena antara komponen satu dan lainnya saling berkaitan erat , sehingga dapat dikatakan bahwa satu komponen rusak pada gill box maka dianggap keseluruhan sistem rusak . Oleh
5
karena itu diperlukan penjadwalan overhaul yang jadwalnya dianalisis berdasarkan data waktu kerusakan yang diharapkan dapat meminimumkan biaya dan kerusakan pada mesin OKK GILL BCG1-P2 .
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan didapatkan suatu kesimpulan bahwa kerusakan mesin OKK Gill BCG1-P2 mengikuti suatu proses stokastik yaitu suatu runtunan peristiwa atau proses yang kejadiannya tidak pasti , maka berdasarkan data waktu kerusakan ingin ditentukan penjadwalan interval overhaul yang optimal pada mesin OKK Gill tipe BCG 1 – P2 di bagian drawing PT.Vonex Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan penelitian Maksud dari penelitian ini adalah meneliti tingkat kerusakan mesin OKK Gill tipe BCG1-P2 di bagian Drawing PT Vonex Indonesia yang akan diperbaiki menggunakan penjadwalan optimum overhaul. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan interval waktu overhaul yang dapat meminimalkan biaya perbaikan sehingga dapat diperoleh penjadwalan overhaul mesin yang optimal
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat yaitu sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. Vonex Indonesia dalam penjadwalan perawatan Mesin OKK GILL BCG1-P2 dalam hal ini overhaul di
6
bagian drawing dan dapat meminimasi biaya perawatan mesin yang harus dikeluarkan oleh PT.Vonex Indonesia. selain itu dengan sudah adanya jadwal perawatan maka PT.Vonex Indonesia dapat menyediakan suku cadang yang dibutuhkan sebelum jadwal perawatan overhaul sehingga dapat mengurangi downtime yang diakibatkan karena belum tersedianya suku cadang.