BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pembangunan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia bertumpu Pada 5 pilar Utama, Yaitu Jakarta sebagai pusat pelayanan pemerintahan, pusat perdagangan dan distribusi, pusat kegiatan moneter dan keuangan , pusat/pintu gerbang kepariwisataan dan pusat pelatihan serta informasi. Pertumbuhan pusat- pusat kegiatan jasa dan perdagangan merupakan indikasi makin kuatnya berlangsung hubungan fungsional distribusi barang. Secara hirarkis ada hubungan antara besarnya arus distribusi dengan besaran pusat perniagaan beserta wilayah pelayanan. Berbagai kegiatan di rencanakan akan berlangsung di kawasan Kelapa Gading, yaitu perbelanjaan , Mal, Apartemen, Hotel dan pertokoan dan berbagai fasilitas pendukungnya, seperti Restoran dan sebagainya
a. Tujuan
Judul yang kami ambil dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah “ Analisis Pengendalian komsumsi Air Bersih dan Pengolahan Limbah Cair Pada Proyek
I-1
Kelapa Gading Square “. Mengingat semakin meningkatnya pihak – pihak yang menggunakan Air Bersih yang di gunakan tanpa menggunakan control yang baik, sehingga mengakibatkan kelangkaan air bersih pada musim kemarau di jakarta khususnya. Dan dengan adanya pembuangan limbah cair tanpa melalui pengolahan yang baik, sehingga mencemari air tanah. Jadi Tujuan Pembuatan Tugas Akhir ini selain sebagai syarat untuk dapat memenuhi persyaratan studi sebagai mahasiswa S1 (strara 1) Universitas Mercubuana. juga sebagai control untuk penggunaan air bersih dan pengolahan limbah cair. Di Area Kelapa Gading Square.
b. Kegunaan Analisis
Pembangunan di berbagai bidang di Indonesia pada saat mulai berkembang lagi setelah tahun- tahun terakhir Negara kita mengalami krisis di bidang ekonomi. Hal ini selain dapat menopang aktivitas Perkotaan juga dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kebijaksanaan Pembangunan di berbagai bidang juga di tuntut untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan pengelolaan lingkungan kota adalah untuk meningkatkankan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat dan nyaman dengan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal. Usaha pengelolaan lingkungan tersebut mempunyai sasaran sebagai berikut. 1. Memelihara keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan binaan. 2. memperkecil berbagai pencemaran lingkungan, seperti polusi udara, air dan tanah.
I-2
3. menciptakan lingkungan perkotaan yang baik dan nyaman.
Dengan Demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan lingkungan bagi Kelapa Gading Square harus terus diperhatikan sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal baik bagi Kelapa Gading Square, Pemerintah maupun Masyarakat.
c. Pola Pikir dan Diagram Alir
Gambar 1.1 Diagam Alir Sederhana
I-3
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud di buatnya Studi analistis terhadap Air Tanah dan Air Limbah
Terhadap kegiatan Kelapa Gading Square adalah sebagai syarat untuk mencapai kelulusan dalam menempuh progam studi Strata 1 (S1) di Universitas Mercubuana. Tujuan dilakukan Studi Analisitis terhadap kegiatan Kelapa Gading Square ini adalah : (1) Mengindentifikasi Komsumsi Air bersih di dalam lingkungan Studi sehingga dapat ditentukan debit air yang akan di gunakan . Dan persentasi kebutuhan debit air yang diambil dari PDAM maupun Deep Weel. (2) Memperkirakan Debit limbah cair yang akan di keluarkan di dalam lingkungan studi, sehingga dapat di perkirakan sistem pengolahan limbah yang akan di gunakan. (3) Memperkirakan Kualitas dan penurunan Muka Air Tanah akibat pengambilan air tanah melalui deep weel. (4) Dapat mendesain sistem pengolahan limbah yang akan digunakan di dalam proyek, dan mendesain bangunan pengolah limbah secara efektif dan efisien.
I-4
1.3.
RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH
1.3.1
Pembatasan Masalah
Penyusunan Tugas Akhir ini dititikberatkan pada Perhitungan kebutuhan air bersih yang digunakan saat Kelapa Gading Square di operasikan secara maksimal, juga akibat dari penggunaan deep well terhadap penurunan kualitas dan kuantitas air tanah diarea kelapa gading serta metode dewatering yang berakibat juga terhadap penurunan MAT. Dalam studi ini akan dapat ditentukan kapasitas dari deep well dam kapasitas Ground water Tank yang di gunakan pada masing masing area. Studi ini juga menitik beratkan pada pengolahan limbah cair yang di buang dari area Kelapa Gading Square jika beroperasi secara penuh. Metode pengolahan dan desain pengolahan limbah cair akan di bahas di sini.
1.3.2. Lokasi Studi
Lokasi studi terletak di Jalan Boulevard Barat, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa gading, Jakarta Utara ( Gambar 2.1 lampiran ) Batasbatas lokasi Studi meliputi •
Sebelah Utara
: Kompleks Artha Gading
•
Sebelah Timur
: Plaza Pasific- Makro Kelapa Gading
•
Sebelah Barat
: Jl. Yos Sudarso ( Tol Cawang- priok)
•
Sebelah Selatan
: Jl Raya Boulevard Barat / Plaza Best
I-5
1.3.3. Pemanfaatan Lahan
Luas lantai dasar tiap blok bangunan: a. City House
7.725 m2
b. Italian Walk
13.551 m2
c. French Walk
6.414 m2
d. City Walk + Hotel
6.954 m2
e. Mall + Hotel
25.910 m2
f. Apartement
5.482 m2
Total luas lantai dasar
66.039 m2
Luas area penunjang, jalan dan Lahan parkir sekitar 40% sampai dengan 50% Luas area Penghijauan antara 5% sampai dengan 10 %. Luas lantai dasar tiap blok bangunan: a. City House b. Italian Walk dan French Walk c. City Walk+ Hotel + 348 unit kios d. Mall + Hotel e. Apartement 1.040 unit Total luas lantai dasar
74.352 m2 103.756 m2 71.753 m2 146.768 m2 91.930 m2 486.916 m2
I-6
1.3.4. Parameter Yang Di Kaji 1.3.4.1. Komposisi Limbah dan Tingkat Kualitas Air Limbah
Air limbah/ buangan berupa black water dari kegiatan lingkup studi yang berasal dari toilet diolah oleh septiktank, sedangkan air limbah berupa grey water langsung digelontorkan ke saluran drainase lingkungan yang alirannya akan menuju kali gendong atau kali sunter. Metode Analisis Data: Analisis data kualitas air di lakukan dengan menggunakan metode yang telah di tetapkan dalam SNI. Untuk masing-masing parameter dan metode yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Metoda analisis Air Limbah No A 1 2 3 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Fisika Padatan Terlarut Padatan Tersuspensi Suhu Kimia Air Raksa PH BOD COD Minyak & Lemak Timbal Sulfat Organik Flourida Seng Besi
Satuan
Metoda Analisis
Mg/l Mg/l 0 C
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991
Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l
SNI 06-2462-1991 SNI 06-2413-1991 SNI 06-2875-1991 SNI 19-1423-1989 SNI 06-2502-1991 SNI 06-2517-1991 SNI 06-2426-1991 SKSNI M-72-1990 SNI 06-2482-1991 SNI 06-2475-1991 SNI 06-2523-1991
I-7
Dampak penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian lingkup area studi saat ini berintensitas sedang. Komposisi dari limbah Kamar Mandi sebagai berikut.
Tabel 1.2. Komposisi Limbah dari Kamar Mandi No Uraian 1
Urine
Jumlah per orang tiap hari (dalam 135-370 gram atau 1-1.31 gram atau keadaan basah)
2
Faeces
0.8-1.2 liter
Jumlah per orang tiap hari (dalam 20-35 gram atau keadaan kering)
0.4-0.8 liter 0.5-0.7 %
0.03-0.06 liter
Sumber : Duncan (1976)
1.3.4.2. Tingkat Kualitas Air Tanah
Air limbah yang berupa Black water yang telah di kaji sebelum proyek berjalan sebesar ± 15.2 m3/hari. Effluent dari limbah ini akan meresap ke dalam tanah dan berdampak pada kualitas air tanah. Mengingat telah banyak air tanah di wilayah DKI Jakarta yang tercemar bakteri Coli yang berasal dari Tinja Manusia.
I-8
Tabel 1.3 Metoda Analisis Air tanah No A 1 2 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Parameter Fisika Padatan Terlarut Padatan Tersuspensi Kimia PH Total Hardness Senyawa aktif biru mentilen Kadium Besi (fe) Mangan Timbal Organik (KmnO4) Seng Klorida Flourida Sulfat Amoniak bebas Nitrat Nitrit
Satuan
Metoda Analisis
Mg/l Mg/l
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991
Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l
SNI 06-2413-1991
SNI 06-2523-1991 SNI 06-2497-1991 Standard Method 3500 Sn SNI 06-2507-1991 SNI 06-2431-1991 SNI 06-2582-1991 SNI 06-2426-1991 Standard Method 4500 sb SNI 06-2580-1991 SNI 06-2484-1991
1.3.4.3 Peta Kedalaman Air Tanah
Pada masing- masing area terdapat ketinggian muka air tanah yang berbeda satu sama lain, untuk dapat lebih jelasnya gambar akan saya lampirkan berikut hasil pengukuran boring oleh PT. Pondasi Kisocon Raya.
I-9
Gambar 1.2 Countour MAT
1.3.4.4. Aspek Hidrologi dan Hidrolika
Kondisi topografi proyek yang rendah dan letaknya yang berdekatan dengan Kali Sunter menyebabkan lokasi studi rentan banjir. Sebenarnya, mengingat jenis tanah dilokasi proyek adalah lempung yang sulit meresapkan air dan lebih cepat menjadi lahan tampungan air
,
maka
ada
tidaknya
kegiatan
kontruksi
perbedaan volume limpasan air tidak terlalu jauh berbeda. Besarnya Volume
I-10
limpasan pada lokasi studi setelah adanya kegiatan kontruksi di hitung dengan menggunakan rumus rasional sebagai berikut : Q = 0,00278 x C x I x A ( C= koefisien pengaliran, I = Intensitas Hujan, A = Luas catcment area ). Saat kegiatan kontruksi berlangsung hingga operasional bangunan, diasumsikan pengaruh perubahan fungsi lahan terhadap terjadinya limpasan adalah 80%. Jika intensitas Hujan maksimum mencapai 167 mm/jam ( rata-rata intensitas Hujan maksimum wilayah DKI Jakarta), maka sebelum berlangsung kegiatan kontruksi volume air limpasan (Q) diperkirakan sebesar 0,00278 x 0.4 x 167 mm/jam x 15.65 Ha = 2.91 m3/detik dan setelah adanya kontruksi besarnya voleme limpasan hujan yang harus di tampung oleh saluran gendong disisi barat proyek adalah 0,00278 x 0.7 x 167 x 15.65 x 0.8 = 4.07 m3/detik. Oleh karena itu, 80% perubahan fungsi lahan menyebabkan volume air larian meningkat sebesar 1.16 m3/ detik.
1.3.4.5. Sistem Pengolahan Limbah
Upaya pengelolaan limbah cair domestic dilakukan dengan memakai IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah ). Jumlah IPAl ada sembilan unit IPAL. Sistem yang di gunakan yaitu Extended Aeration System dan Rotating Biodisk Contractor. Selain itumasih ada system yang dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan yaitu Biocell System , Aerated Submerged Cascade Fixed-BedBioreactor dan lector Coagulation System.
I-11
Seluruh limbah cair dari WC, Lavatory, Urinal, Floor Drain, Kitchen zink, dishwasher dialirkan terlebih dahulu ke Main Greese Trap untuk pemisahan kandungan lemak dan kemudian baru di alirkan ke STP, STP yang di gunakan memiliki kapasitas sebagai berikut : Kapasitas STP untuk City House 2 Unit x 320 m3/hari Kapasitas STP untuk City walk ( bag. Utara) 900 m3/hari Kapasitas STP untuk Common Area 250 m3/ hari Kapasitas STP untuk Mall 800 m3/hari; Kapasitas STP untuk Ruko 250 m3/hari; Kapasitas STP untuk West City Walk 140 m3/hari Kapasitas STP untuk Hotel B 150 m3/hari; Kapasitas STP untuk Hotel A 180 m3/hari; Di dalam studi Andal nantinya akan di uraikan sistim daur ulang terpilih berdasarkan seleksi hasil kajian mendalam.
I-12
1.4 METODE PENDEKATAN
1.4.1. Kebutuhan Air Bersih
1. Sumber Air Bersih dan Jumlah Kebutuhan
Sumber air bersih adalah PDAM dan sumur (air tanah) dalam sebagai cadangan dan penunjang (back-up). Kebutuhan air bersih untuk kegiatan ini diperkirakan sejumlah 5.000 m3/hari.
2. Masalah Pengadaan Air Bersih Berkaitan Dengan Cadangan Air Tanah Untuk Deepwell Maupun PDAM
a. Air Tanah Dampak dari pengambilan air Tanah dengan menggunakan Genset pada Sumur Deepweel terhadap kebutuhan air tanah di Wilayah Kelapa Gading. Dan berkurangnya pasokan air Tanah terhadap kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Serta
Dampak
dari
proyek
tersebut
sehingga
mungkin
mempengaruhi kualitas dari air tanah tersebut.
I-13
b. Aliran Permukaan Dampak aliran permukaan yang di buang/ di alirkan melalui saluran drainase Kota Wilayah Kelapa Gading terdapat penurunan kualitas air karena limbah yang di buang ke kali Gendong sunter. Yang mungkin berakibat pula pada penurunan Kualitas air Tanah.
1.4.2. Air Buangan
1.
Volume/Debit Air Buangan
Studi ini menitikberatkan pada pembuangan limbah cair menuju STP dan pengolahan kembali menjadi air bersih di GWT serta pembuangan limbah cair yang tidak dapat diolah kembali melaui drainase kota. Sehingga kita mendapatkan pengaruh dari limbah cair tersebut terhadap lingkungan di Wilayah Kelapa Gading. Debit air buangan untuk pengoprerasian Kelapa Gading Square adalah 2500 m3/hari.
2. Kualitas Air Buangan
Pengolahan Limbah Cair yang di salurkan menuju STP-STP pada setiap bangunan sebelum di alirkan kembali menuju Saluran Drainase Kota Wilayah Kelapa Gading. Dan pengolahan Air Kotor dengan cara Chemical sehingga
I-14
dapat digunakan lagi untuk memenuhi kebutuhan air. Dalam pengolahan air limbah di situ kualitas air buangan dapat di kembalikan lagi menuju batas ambevalen yang aman, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. 3. Prakiran Sebaran Dampak Air Buangan
Tahap Operasi: •
Pengotoran saluran umum, akibat limbah cair bila tidak diolah;
•
Berkurangnya kualitas air Tanah karena penggunaan deep well sebagai cadangan bila PDAM mengalami gangguan.
•
Berkurangnya Resapan air sehingga dapat menimbulkan genangan air di sekitarnya;
•
Kebisingan bila genset di operasikan
Komponen lingkungan Hidup yang di telaah karena terkena dampak berdasarkan uraian di atas adalah: a. Genangan-genangan yang ada b. Kondisi jalan sekarang c. Kondisi kebisingan ( penggunaan genset untuk Deep weel) d. Kondisi sanitasi lingkungan e. Kualitas dan kuantitas air Tanah f. Kondisi di saluran umum dan air tanah
I-15
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pembangunan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia bertumpu Pada 5 pilar Utama, Yaitu Jakarta sebagai pusat pelayanan pemerintahan, pusat perdagangan dan distribusi, pusat kegiatan moneter dan keuangan , pusat/pintu gerbang kepariwisataan dan pusat pelatihan serta informasi. Pertumbuhan pusat- pusat kegiatan jasa dan perdagangan merupakan indikasi makin kuatnya berlangsung hubungan fungsional distribusi barang. Secara hirarkis ada hubungan antara besarnya arus distribusi dengan besaran pusat perniagaan beserta wilayah pelayanan. Berbagai kegiatan di rencanakan akan berlangsung di kawasan Kelapa Gading, yaitu perbelanjaan , Mal, Apartemen, Hotel dan pertokoan dan berbagai fasilitas pendukungnya, seperti Restoran dan sebagainya
a. Tujuan
Judul yang kami ambil dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah “ Analisis Pengendalian Suply Air Bersih dan Pengolahan Limbah Cair Pada Proyek
I-1
Kelapa Gading Square “. Mengingat semakin meningkatnya pihak – pihak yang menggunakan Air Bersih yang di gunakan tanpa menggunakan control yang baik, sehingga mengakibatkan kelangkaan air bersih pada musim kemarau di jakarta khususnya. Dan dengan adanya pembuangan limbah cair tanpa melalui pengolahan yang baik, sehingga mencemari air tanah. Jadi Tujuan Pembuatan Tugas Akhir ini selain sebagai syarat untuk dapat memenuhi persyaratan studi sebagai mahasiswa S1 (strara 1) Universitas Mercubuana. juga sebagai control untuk penggunaan air bersih dan pengolahan limbah cair. Di Area Kelapa Gading Square.
b. Kegunaan Analisis
Pembangunan di berbagai bidang di Indonesia pada saat mulai berkembang lagi setelah tahun- tahun terakhir Negara kita mengalami krisis di bidang ekonomi. Hal ini selain dapat menopang aktivitas Perkotaan juga dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kebijaksanaan Pembangunan di berbagai bidang juga di tuntut untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan pengelolaan lingkungan kota adalah untuk meningkatkankan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat dan nyaman dengan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal. Usaha pengelolaan lingkungan tersebut mempunyai sasaran sebagai berikut. 1. Memelihara keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan binaan. 2. memperkecil berbagai pencemaran lingkungan, seperti polusi udara, air dan tanah.
I-2
3. menciptakan lingkungan perkotaan yang baik dan nyaman.
Dengan Demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan lingkungan bagi Kelapa Gading Square harus terus diperhatikan sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal baik bagi Kelapa Gading Square, Pemerintah maupun Masyarakat.
c. Pola Pikir dan Diagram Alir
Gambar 1.1 Diagam Alir Sederhana
I-3
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud di buatnya Studi analistis terhadap Air Tanah dan Air Limbah
Terhadap kegiatan Kelapa Gading Square adalah sebagai syarat untuk mencapai kelulusan dalam menempuh progam studi Strata 1 (S1) di Universitas Mercubuana. Tujuan dilakukan Studi Analisitis terhadap kegiatan Kelapa Gading Square ini adalah : (1) Mengindentifikasi Komsumsi Air bersih di dalam lingkungan Studi sehingga dapat ditentukan debit air yang akan di gunakan . Dan persentasi kebutuhan debit air yang diambil dari PDAM maupun Deep Weel. (2) Memperkirakan Debit limbah cair yang akan di keluarkan di dalam lingkungan studi, sehingga dapat di perkirakan sistem pengolahan limbah yang akan di gunakan. (3) Memperkirakan Kualitas dan penurunan Muka Air Tanah akibat pengambilan air tanah melalui deep weel. (4) Dapat mendesain sistem pengolahan limbah yang akan digunakan di dalam proyek, dan mendesain bangunan pengolah limbah secara efektif dan efisien.
I-4
1.3.
RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH
1.3.1
Pembatasan Masalah
Penyusunan Tugas Akhir ini dititikberatkan pada Perhitungan kebutuhan air bersih yang digunakan saat Kelapa Gading Square di operasikan secara maksimal, juga akibat dari penggunaan deep well terhadap penurunan kualitas dan kuantitas air tanah diarea kelapa gading serta metode dewatering yang berakibat juga terhadap penurunan MAT. Dalam studi ini akan dapat ditentukan kapasitas dari deep well dam kapasitas Ground water Tank yang di gunakan pada masing masing area. Studi ini juga menitik beratkan pada pengolahan limbah cair yang di buang dari area Kelapa Gading Square jika beroperasi secara penuh. Metode pengolahan dan desain pengolahan limbah cair akan di bahas di sini.
1.3.2. Lokasi Studi
Lokasi studi terletak di Jalan Boulevard Barat, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa gading, Jakarta Utara ( Gambar 2.1 lampiran ) Batasbatas lokasi Studi meliputi •
Sebelah Utara
: Kompleks Artha Gading
•
Sebelah Timur
: Plaza Pasific- Makro Kelapa Gading
•
Sebelah Barat
: Jl. Yos Sudarso ( Tol Cawang- priok)
•
Sebelah Selatan
: Jl Raya Boulevard Barat / Plaza Best
I-5
1.3.3. Pemanfaatan Lahan
Luas lantai dasar tiap blok bangunan: a. City House
7.725 m2
b. Italian Walk
13.551 m2
c. French Walk
6.414 m2
d. City Walk + Hotel
6.954 m2
e. Mall + Hotel
25.910 m2
f. Apartement
5.482 m2
Total luas lantai dasar
66.039 m2
Luas area penunjang, jalan dan Lahan parkir sekitar 40% sampai dengan 50% Luas area Penghijauan antara 5% sampai dengan 10 %. Luas lantai dasar tiap blok bangunan: a. City House b. Italian Walk dan French Walk c. City Walk+ Hotel + 348 unit kios d. Mall + Hotel e. Apartement 1.040 unit Total luas lantai dasar
74.352 m2 103.756 m2 71.753 m2 146.768 m2 91.930 m2 486.916 m2
I-6
1.3.4. Parameter Yang Di Kaji 1.3.4.1. Komposisi Limbah dan Tingkat Kualitas Air Limbah
Air limbah/ buangan berupa black water dari kegiatan lingkup studi yang berasal dari toilet diolah oleh septiktank, sedangkan air limbah berupa grey water langsung digelontorkan ke saluran drainase lingkungan yang alirannya akan menuju kali gendong atau kali sunter. Metode Analisis Data: Analisis data kualitas air di lakukan dengan menggunakan metode yang telah di tetapkan dalam SNI. Untuk masing-masing parameter dan metode yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Metoda analisis Air Limbah No A 1 2 3 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Fisika Padatan Terlarut Padatan Tersuspensi Suhu Kimia Air Raksa PH BOD COD Minyak & Lemak Timbal Sulfat Organik Flourida Seng Besi
Satuan
Metoda Analisis
Mg/l Mg/l 0 C
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991
Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l
SNI 06-2462-1991 SNI 06-2413-1991 SNI 06-2875-1991 SNI 19-1423-1989 SNI 06-2502-1991 SNI 06-2517-1991 SNI 06-2426-1991 SKSNI M-72-1990 SNI 06-2482-1991 SNI 06-2475-1991 SNI 06-2523-1991
I-7
Dampak penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian lingkup area studi saat ini berintensitas sedang. Komposisi dari limbah Kamar Mandi sebagai berikut.
Tabel 1.2. Komposisi Limbah dari Kamar Mandi No Uraian 1
Urine
Jumlah per orang tiap hari (dalam 135-370 gram atau 1-1.31 gram atau keadaan basah)
2
Faeces
0.8-1.2 liter
Jumlah per orang tiap hari (dalam 20-35 gram atau keadaan kering)
0.4-0.8 liter 0.5-0.7 %
0.03-0.06 liter
Sumber : Duncan (1976)
1.3.4.2. Tingkat Kualitas Air Tanah
Air limbah yang berupa Black water yang telah di kaji sebelum proyek berjalan sebesar ± 15.2 m3/hari. Effluent dari limbah ini akan meresap ke dalam tanah dan berdampak pada kualitas air tanah. Mengingat telah banyak air tanah di wilayah DKI Jakarta yang tercemar bakteri Coli yang berasal dari Tinja Manusia.
I-8
Tabel 1.3 Metoda Analisis Air tanah No A 1 2 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Parameter Fisika Padatan Terlarut Padatan Tersuspensi Kimia PH Total Hardness Senyawa aktif biru mentilen Kadium Besi (fe) Mangan Timbal Organik (KmnO4) Seng Klorida Flourida Sulfat Amoniak bebas Nitrat Nitrit
Satuan
Metoda Analisis
Mg/l Mg/l
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991
Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l
SNI 06-2413-1991
SNI 06-2523-1991 SNI 06-2497-1991 Standard Method 3500 Sn SNI 06-2507-1991 SNI 06-2431-1991 SNI 06-2582-1991 SNI 06-2426-1991 Standard Method 4500 sb SNI 06-2580-1991 SNI 06-2484-1991
1.3.4.3 Peta Kedalaman Air Tanah
Pada masing- masing area terdapat ketinggian muka air tanah yang berbeda satu sama lain, untuk dapat lebih jelasnya gambar akan saya lampirkan berikut hasil pengukuran boring oleh PT. Pondasi Kisocon Raya.
I-9
Gambar 1.2 Countour MAT
1.3.4.4. Aspek Hidrologi dan Hidrolika
Kondisi topografi proyek yang rendah dan letaknya yang berdekatan dengan Kali Sunter menyebabkan lokasi studi rentan banjir. Sebenarnya, mengingat jenis tanah dilokasi proyek adalah lempung yang sulit meresapkan air dan lebih cepat menjadi lahan tampungan air
,
maka
ada
tidaknya
kegiatan
kontruksi
perbedaan volume limpasan air tidak terlalu jauh berbeda. Besarnya Volume
I-10
limpasan pada lokasi studi setelah adanya kegiatan kontruksi di hitung dengan menggunakan rumus rasional sebagai berikut : Q = 0,00278 x C x I x A ( C= koefisien pengaliran, I = Intensitas Hujan, A = Luas catcment area ). Saat kegiatan kontruksi berlangsung hingga operasional bangunan, diasumsikan pengaruh perubahan fungsi lahan terhadap terjadinya limpasan adalah 80%. Jika intensitas Hujan maksimum mencapai 167 mm/jam ( rata-rata intensitas Hujan maksimum wilayah DKI Jakarta), maka sebelum berlangsung kegiatan kontruksi volume air limpasan (Q) diperkirakan sebesar 0,00278 x 0.4 x 167 mm/jam x 15.65 Ha = 2.91 m3/detik dan setelah adanya kontruksi besarnya voleme limpasan hujan yang harus di tampung oleh saluran gendong disisi barat proyek adalah 0,00278 x 0.7 x 167 x 15.65 x 0.8 = 4.07 m3/detik. Oleh karena itu, 80% perubahan fungsi lahan menyebabkan volume air larian meningkat sebesar 1.16 m3/ detik.
1.3.4.5. Sistem Pengolahan Limbah
Upaya pengelolaan limbah cair domestic dilakukan dengan memakai IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah ). Jumlah IPAl ada sembilan unit IPAL. Sistem yang di gunakan yaitu Extended Aeration System dan Rotating Biodisk Contractor. Selain itumasih ada system yang dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan yaitu Biocell System , Aerated Submerged Cascade Fixed-BedBioreactor dan lector Coagulation System.
I-11
Seluruh limbah cair dari WC, Lavatory, Urinal, Floor Drain, Kitchen zink, dishwasher dialirkan terlebih dahulu ke Main Greese Trap untuk pemisahan kandungan lemak dan kemudian baru di alirkan ke STP, STP yang di gunakan memiliki kapasitas sebagai berikut : Kapasitas STP untuk City House 2 Unit x 320 m3/hari Kapasitas STP untuk City walk ( bag. Utara) 900 m3/hari Kapasitas STP untuk Common Area 250 m3/ hari Kapasitas STP untuk Mall 800 m3/hari; Kapasitas STP untuk Ruko 250 m3/hari; Kapasitas STP untuk West City Walk 140 m3/hari Kapasitas STP untuk Hotel B 150 m3/hari; Kapasitas STP untuk Hotel A 180 m3/hari; Di dalam studi Andal nantinya akan di uraikan sistim daur ulang terpilih berdasarkan seleksi hasil kajian mendalam.
I-12
1.4 METODE PENDEKATAN
1.4.1. Kebutuhan Air Bersih
1. Sumber Air Bersih dan Jumlah Kebutuhan
Sumber air bersih adalah PDAM dan sumur (air tanah) dalam sebagai cadangan dan penunjang (back-up). Kebutuhan air bersih untuk kegiatan ini diperkirakan sejumlah 5.000 m3/hari.
2. Masalah Pengadaan Air Bersih Berkaitan Dengan Cadangan Air Tanah Untuk Deepwell Maupun PDAM
a. Air Tanah Dampak dari pengambilan air Tanah dengan menggunakan Genset pada Sumur Deepweel terhadap kebutuhan air tanah di Wilayah Kelapa Gading. Dan berkurangnya pasokan air Tanah terhadap kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Serta
Dampak
dari
proyek
tersebut
sehingga
mungkin
mempengaruhi kualitas dari air tanah tersebut.
I-13
b. Aliran Permukaan Dampak aliran permukaan yang di buang/ di alirkan melalui saluran drainase Kota Wilayah Kelapa Gading terdapat penurunan kualitas air karena limbah yang di buang ke kali Gendong sunter. Yang mungkin berakibat pula pada penurunan Kualitas air Tanah.
1.4.2. Air Buangan
1.
Volume/Debit Air Buangan
Studi ini menitikberatkan pada pembuangan limbah cair menuju STP dan pengolahan kembali menjadi air bersih di GWT serta pembuangan limbah cair yang tidak dapat diolah kembali melaui drainase kota. Sehingga kita mendapatkan pengaruh dari limbah cair tersebut terhadap lingkungan di Wilayah Kelapa Gading. Debit air buangan untuk pengoprerasian Kelapa Gading Square adalah 2500 m3/hari.
2. Kualitas Air Buangan
Pengolahan Limbah Cair yang di salurkan menuju STP-STP pada setiap bangunan sebelum di alirkan kembali menuju Saluran Drainase Kota Wilayah Kelapa Gading. Dan pengolahan Air Kotor dengan cara Chemical sehingga
I-14
dapat digunakan lagi untuk memenuhi kebutuhan air. Dalam pengolahan air limbah di situ kualitas air buangan dapat di kembalikan lagi menuju batas ambevalen yang aman, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. 3. Prakiran Sebaran Dampak Air Buangan
Tahap Operasi: •
Pengotoran saluran umum, akibat limbah cair bila tidak diolah;
•
Berkurangnya kualitas air Tanah karena penggunaan deep well sebagai cadangan bila PDAM mengalami gangguan.
•
Berkurangnya Resapan air sehingga dapat menimbulkan genangan air di sekitarnya;
•
Kebisingan bila genset di operasikan
Komponen lingkungan Hidup yang di telaah karena terkena dampak berdasarkan uraian di atas adalah: a. Genangan-genangan yang ada b. Kondisi jalan sekarang c. Kondisi kebisingan ( penggunaan genset untuk Deep weel) d. Kondisi sanitasi lingkungan e. Kualitas dan kuantitas air Tanah f. Kondisi di saluran umum dan air tanah
I-15
1.5 Sistematika Analisa Dari parameter-parameter diatas yang kita kaji seperti tingkat kualitas air limbah, tingkat kualitas air tanah, peta kedalaman air tanah,aspek hidrologi dan hidrolika maka dari parameter tersebut kita mendapatkan batasan/ limit yang harus di penuhi. Batasan tersebut kita gunakan sebagai acuan dalam melakukan studi analisa kualitas dan kuantitas air tanah. Misalkan parameter kualitas air tanah dari situ bisa kita dapatkan kandungan zat padat terlarut, COD dan kandungan mineral di dalam air tanah, yang mempengaruhi kualitas air tanah apakah layak di gunakan untuk kebutuhan domestic. Dari Parameter Hidrologi maupun Hidrolika kita bisa dapatkan besarnya limpasan air permukaan dan rembesan air yang akan mempengaruhi kuantitas air tanah. Pada parameter peta kedalaman air tanah di situ kita bisa dapatkan area yang disebut CAT ( cekungan Air Tanah ) di mana area tersebut memiliki porositas terrbesar, area Cat dapat di gunakan untuk membuat sumur- sumur resapan yang kelak akan di gunakan untuk mengembalikan kuantitas air tanah. Parameter kualitas air limbah kita gunakan untuk mengetahui jenis limbah yang di buang, mesalkan grey water dari floordrain kita langsung alirkan ke saluran kota. Tetapi limbah black water kita harus gunakan bangunan pengolah limbah ,sesuai dengan jenis limbah tersebut. Sebelum limbah tersebut di alirkan menuju saluran kota.,limbah ini sudah dianggap layak dan memenuhi baku mutu sesuai dengan standarisasi nasional. Dari semua parameter diatas maka kita dapat segera mendesain system pengambilan air tanah ( Deepwell ), sistem distribusi supply air. Sistem
I-16
bangunan pengolah limbah dan sistem distribusi pembuangan limbah. Untu jelasnya bis di lihat dalam bagan berikut ini.
PARAMETER YANG DI KAJI Kualitas Air Tanah
- kadungan zat padat terlarut - kandungan mineral - COD & DLL
Hidrologi dan hidrolika
Peta Kedalaman AT
- Besarnya limpasan debit permukaan - Besarnya Rembesan
Menentukan Kapasitas debit penganbilan
Menentukan Lokasi Pengambilan Air Tanah
Lokasi CAT dpat di tentukan letak sumur resapan
Kualitas Air Limbah
- kadungan zat padat terlarut - kandungan mineral - COD & DLL
Menentukan Jenis Bangunan Pengolah Limbah
Menentukan Distribusi pengakliran air limbah
Menentukan Jenis Sumur Pengambilan
Menentukan Sistem distribusi suplai air
Gambar 1.3 SISTEMATIKA ANALISA
I-17
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang Judul Tugas Akhir, Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang lingkup dan batasan masalah, Sistem pengolahan Limbah, Sistematika Analisa dan Sistematika Penulisan.
BAB II
STUDI PUSTAKA Ini menguraikan tentang Definisi air Bersih, Air bersih untuk Domestik, Cara perhitungan kebutuhan Air Bersih, Sistem Pengadaan, karakteristik cadangan air tanah, Aspek yang perlu diperhatikan, Air Buangan , Cara perhitungan Air Buangan, Kualitas Air Permukaan, Teknologi Air Buangan, Definisi Pengendalian dan dan sistem Distribusi Air Bersih, Fungsi dan Kapasitas resevoir
BAB III
METODA STUDI Berisi tentang data yang diperlukan, Metoda pengumpulan data, Metoda Analisis Data, Diagram Alir Pengendalian Air dan Teknologi Pengolahan Limbah
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS Berisi tentang Data Lapangan, Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Pengelolahan Air Bersih, Pengolahan Limbah Cair,
I-18
Sistem Drainase, Desain Metoda Kerja dan Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair Untuk suatu Gedung. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN. Berisi kesimpulan dan Saran dari Penulis.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
I-19