BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada era globalisasi, kinerja dalam pelaksanaan proyek menjadi perhatian
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pengertian kinerja proyek merupakan suatu cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana. Soeharto (2001) mengemukakan suatu contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam laporan suatu kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal sebagaimana yang diharapkan. Kinerja saat ini tidak lagi diartikan sebagai suatu pemenuhan (reconformance) terhadap suatu persyaratan, melainkan dikaitkan sebagai suatu produk/hasil yang dapat memuaskan stakeholders. Hal ini disebabkan oleh perkembangan informasi dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan informasi dan teknologi dapat memberikan informasi mengenai kinerja yang dihasilkan oleh suatu perusahan yang menawarkan produk dan jasa. Selain itu perkembangan informasi dan teknologi juga akan menimbulkan adanya kompetisi dalam meningkatkan kinerja sehingga kualitas yang ditawarkan merupakan sebuah jaminan dan kebutuhan dalam proses penawaran dan pelaksanaan proyek konstruksi. Proyek konstruksi merupakan salah satu wujud pekerjaan produksi dan jasa yang menawarkan kualitas dalam pelaksanaannya. Proyek pembangunan adalah suatu rangkaian proses kegiatan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan membangun lingkungan
binaan/arsitektur/
bangunan,
1
dimulai
dari
tahap
perencanaan,
perancangan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai selesainya pembangunan yang sesuai persyaratan dan memenuhi batasan mutu, waktu dan biaya yang ditentukan. Biaya mutu dan waktu dapat disebut sebagai sebuah indikator dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi. Penelitian tentang kinerja proyek yaitu tentang kinerja biaya dan waktu pernah dilakukan oleh Maulana (2011) dan Febri (2015) dengan menggunakan metode nilai hasil serta lebih fokus pada nilai dan estimasi biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi. Hasil penelitian tersebut menggambarkan tingkat kualitas pelaksanaan proyek dari segi biaya dan waktu. Pada penelitian Maulana (2011) dan Febri (2015), proyek konstruksi yang memiliki kinerja yang baik akan memiliki kualitas yang baik pula. Kinerja dan kualitas merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan proyek konstruksi. Para pihak (stakeholders) yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam proyek konstruksi dituntut untuk memiliki pelayanan yang kompetitif melalui upaya-upaya kreatif, inovatif, efisien sehingga semua memahami dengan tepat kebutuhan dan harapan terhadap kualitas proyek pada saat ini maupun di masa depan. Proyek konstruksi yang sedang banyak dilaksanakan saat ini adalah gedung komersial (commercial building). Menurut Hendrickson dan Au (1989) yang dikemukan dalam Jaya (2014) bahwa proyek gedung konstruksi
adalah
pembangunan gedung kontruksi yang membutuhkan kontrol keuangan yang lebih ketat dan penggunaan material yang efisien dalam perencanaan dan operasional proyek konstruksi. Contoh bangunan proyek konstruksi misalnya gedung-gedung
pemerintah, kantor, stadion olahraga, hotel, resor, apartemen besar/kompleks, rumah sakit, universitas, sekolah, gereja, pusat perbelanjaan, toko ritel, bioskop, gudang, dan lain-lain. Proyek pembangunan gedung konstruksi biasanya memiliki masalah yang komplek. Kompleknya pembangunan proyek gedung konstruksi biasanya terjadi pada tahap pelaksanaan proyek, khususnya proyek gedung konstruksi melibatkan banyak pihak (stakeholders). Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi biasanya ada yang terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung. Keterlibatan banyak pihak dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung konstruksi serta komplek proyek pembangunan menimbulkan berbagai opini tingkat kepuasan dari stakeholders mengenai kinerja dan kualitas proyek yang dikerjakan. Munculnya bermacam opini terhadap kinerja dan kualitas dalam proyek konstruksi menuntut para pihak yang terlibat langsung dalam proyek gedung konstruksi untuk memastikan tingkat kepuasan yang ditawarkan dalam proyek konstruksi yang dikerjakan. Biaya Mutu Waktu (BMW) proyek konstruksi merupakan hal-hal yang menjadi perhatian para pihak dalam mewujudkan kinerja proyek untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan seluruh stakeholders (internal dan eksternal) terhadap proses dan hasil pelaksanaaan proyek konstruksi. Namun saat ini manajemen lingkungan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi hal yang wajib diperhatikan dalam pelaksanaan proyek pembangunan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja proyek.
Dengan memperhatikan kinerja proyek yaitu BMW serta mempertimbangkan manajemen lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan proyek saat ini. Dalam penelitian ini manajemen lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) akan menjadi indikator baru untuk meninjau tingkat kepuasan stakeholders terhadap kinerja proyek Salah satu cara yang dapat
dilakukan
adalah
melakukan
investigasi
sikap
stakeholders
dan
mengelompokan diantara relative internal zone “sangat puas”, puas dan sangat tidak puas, sedangkan posisi netral diindikasikan dengan “puas”. Dari pengelompokan tersebut, maka tingkat kepuasan stakeholders dapat diukur, sehingga penanganan dan tindakan manajerial terhadap kualitas pelaksanaan proyek yang “kurang memuaskan” dapat ditingkatkan dengan corrective action dan yang sudah “lebih memuaskan” dipertahankan melalui pencegahan menurunnya kualitas (preventative action) 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dibuat suatu rumusan
masalah adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh kinerja proyek (BMW, manajemen lingkungan serta K3) terhadap tingkat kepuasan stakeholders? 2. Faktor kinerja proyek manakah yang paling dominan mempengaruhi tingkat kepuasan stakeholders?
1.3
Tujuan Penelitian Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja proyek (BMW, manajemen lingkungan serta K3) terhadap tingkat kepuasan stakeholders. 2. Mengetahui faktor kinerja proyek yang paling dominan mempengaruhi tingkat kepuasan stakeholders.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa, melalui penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kualitas proses pelaksanaan dan hasil proyek konstruksi serta pengaruhnya terhadap kepuasan stakeholders. 2. Bagi institusi akademi, dapat meningkatkan kontribusi ilmu/pengetahuan di bidang manajemen kualitas proyek konstruksi terhadap pengembangan the body knowledge. 3. Bagi masyarakat umum, dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kualitas proyek konstruksi terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas stakeholders.
1.5
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Stakeholders dalam kaitan penelitian ini terdiri dari dua (2) kelompok partisipasi proyek yaitu internal stakeholders dan external stakeholders. Adapun internal stakeholders antara lain pemilik proyek (owner) dan Manajemen Konstruksi (MK), kontraktor utama dan supplier/specialist/sub
kontraktors dan, konsultan pengawas. Sedangkan external stakeholders adalah funding body (investor,bank, dll) Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), pihakpihak pembuat keputusan seperti Dinas Perijinan, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Pendapatan/Pajak dan sebagainya. 2. Proyek gedung komersial yang ditinjau adalah proyek yang dibangun pada tahun 2014 yaitu berupa proyek hotel di Badung. 3. Kinerja yang dibahas adalah kinerja proyek pada saat pelaksaaan konstruksi gedung komersial.