BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dewasa ini kelompok negara penghasil minyak yang tergabung dalam
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang memiliki sebagian besar cadangan minyak dunia menjadi sangat dominan dalam menentukan besar atau kecilnya produksi minyak dunia. Kesepakatan-kesepakatan yang terjadi di antara mereka, dengan kepentingan tertentu yang mengikutinya dari waktu ke waktu, telah menjadikan naik turunnya produksi “supply (S)” minyak secara kasat mata berada di tangan negara-negara tersebut. Sebaliknya dari sisi ”demand (D)”, secara empiris permintaan dunia akan dipengaruhi oleh pemakaian minyak oleh negara-negara, baik yang tergabung dalam komunitas ekonomi misalnya : Organisasi untuk Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development) yang disebut OECD maupun negaranegara yang non-OECD. Supply (S) dan Demand (D) minyak juga dipengaruhi oleh perekonomian global dan kepentingan politik, ekonomi maupun spekulasi hingga membawa pergerakan harga minyak mentah dunia terperosok sebesar 6319 poin pada semester kedua tahun 2014. Didukung oleh ketidak inginan Negara-negara OPEC untuk mengurangi produksi minyak mentah mereka. Disatu sisi, kepentingan awal dalam menurunkan harga minyak mentah dunia di latar belakangi oleh konflik politik
antara Rusia dan Ukraina. Juga terkabar bahwa Rusia memiliki andil dalam pemasokan senjata dan kepentingan kepada pemberontakan ISIS di Negara-negara Timur Tengah. Dengan begitu Arab Saudi dan Amerika Serikat bersepakat untuk meningkatkan produksi minyak mentahnya guna menekan harga, dengan begitu dapat menekan perekonomian Rusia yang dimana 40% pendapatan mereka berasal dari penjualan minyak mentah. Pada tanggal 27 November 2014 Negara-negara OPEC bersepakat untuk terus menggenjot produksi minyak mentah mereka sehingga harga yang sempat tertahan pada level $75/bbl dapat tertekan hingga level $55.00 - $60.00 /bbl pada semester pertama tahun 2015. Dampak dari penurunan harga minyak dunia berhasil menekan Rusia. Presiden Rusia Valdimir Puttin (2015) menyatakan proyeksi perekonomian Rusia akan turun sebesar 0,8% pada tahun 2015. Efek yang terjadi, dapat meredakan konflik ISIS di Timur Tengah dalam beberapa waktu terakhir. Disatu sisi ternyata Amerika Serikat juga mengeksplorasi minyak mentah baru, “shale oil”. Hal ini menyebabkan ketakutan Negara-negara OPEC akan kehilangan pangsa pasar lama yang dapat beralih ke “shale oil” yang diproduksi oleh Amerika Serikat. Sehingga tetapan batas penurunan awal minyak mentah dunia yang berkisar $55.00/bbl di tekan turun kembali hingga dapat bergerak di level $40an/bbl. Dimana OPEC terus menggenjot pasokan produksi minyak mereka agar “shale oil” dapat ditekan pangsa pasarnya. “Shale oil” memiliki harga produksi yang tidak murah, karena biaya produksi untuk pengeboran minyak mentah ini memiliki biaya yang besar. Diprediksi untuk biaya produksi “shale oil”
ini berkisar pada level $45-$50/bbl. Oleh sebab itu harga minyak ditekan hingga batas level produksi “shale oil”, untuk menekan pangsa pasar produk baru ini. Produksi minyak mentah Indonesia sendiri mulai mengalami penurunan sejak tahun 1997. Dengan penurunan produksi tersebut, Indonesia tidak lagi bisa memenuhi visi OPEC yaitu “Net-Importir Minyak” sehingga pada tahun 2009 Indonesia melepas status sebagai negara yang tergabung di OPEC. Penurunan produksi minyak mentah juga membuat Indonesia dalam mengekspor berkurang dan tidak bisa memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, sehingga pada tahun 2003 Indonesia mulai mencukupi kebutuhannya dengan mengimport minyak mentah. Dengan begitu, harga minyak mentah dunia akan mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran Indonesia sebagai negara “supply (S) dan “demand (D)”. Pendapatan dan pengeluaran Indonesia berdampak langsung pada perkembangan ekonomi yang mencakup pada variabel – variabel makroekonomi penting seperti : tingkat inflasi dan suku bunga bank di Indonesia.
1.2.
Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh fluktuasi harga minyak mentah West Texas
Intermediate (WTI) terhadap perkembangan ekonomi Indonesia melalui tingkat inflasi dan suku bunga pada tahun 2010 sampai tahun 2014 ? 1.3.
Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengaruh dari fluktuasi harga minyak mentah West Texas
Intermediate (WTI) terhadap perkembangan ekonomi Indonesia melalui tingkat inflasi dan suku bunga pada tahun 2010 sampai tahun 2014. 1.4.
Kerangka Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi empat bab dan setiap bab dibagi
atas beberapa sub bab, yaitu : 1.
Bab I merupakan Pendahuluan dengan sub bab yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metodologi Penulisan dan Hipotesis Penelitian
2.
Bab II merupakan Gambaran Umum yang berisikan tentang tinjauan pustaka dan landasan teori yang bersangkutan dengan tema yang diangkat dalam Tugas Akhir,
3.
Bab III merupakan Analisis dan Pembahasan yang berisikan data – data dan hasil olahan data mengenai tema Tugas Akhir
4.
Bab IV merupakan Kesimpulan dan Saran dari data yang sudah di analisis.
1.5.
Metodologi Penulisan Jenis penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian Ex Post Facto yaitu
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat peristiwa tersebut untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan bantuan SPSS for Windows Versi 18.0. Dengan uji regresi linier sederhana dan uji hipotesis. 1.6
Hipotesis Penelitian Hubungan Inflasi dan Suku Bunga Dijelaskan bahwa ada hubungan antara inflasi dan suku bunga dengan cara
mengukur menggunakan manfaat “Efek Fisher”:
i=r+ Persamaan Fisher (Fisher equation) menunjukkan suku bunga bisa berubah karena dua alasan : karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah. Menurut persamaan Fisher, Efek Fisher (Fisher Effect) adalah kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi sebaliknya menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga normal (N. Gregory Mankiw, 2007). Berikut grafik pertumbuhan inflasi dan suku bunga Indonesia selama lima tahun, tahun 2010 – tahun 2014 :
Gambar 1. Inflasi dan Suku Bunga Indonesia
Sumber : bps.go.id dan bi.go.id , diolah Dilihat dari grafik tersebut menunjukkan Efek Fisher (Fisher effect), apabila inflasi tinggi biasanya suku bunga juga tinggi dan ketika inflasi rendah biasanya suku bunga juga rendah. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan antara inflasi dan suku bunga. Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang fluktuasi harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebagai acuan harga minyak mentah dunia, dengan menggunakan kedua indikator (inflasi dan suku bunga). Karena kedua indikator tersebut merupakan variabel – variabel makroekonomi penting. Indonesia merupakan negara peng-ekspor dan peng-impor minyak mentah, apabila harga minyak mentah dunia naik atau turun akan berpotensi mempengaruhi variabel – variabel makroekonomi seperti inflasi dan suku bunga, tetapi untuk lebih jelasnya butuh penelitian. Hipotesis Penelitian merupakan kesimpulan sementara waktu yang dianggap benar, dari hubungan yang dihasilkan oleh Efek Fisher (Fisher effect) yaitu variabel – variabel makroekonomi inflasi dan suku bunga Indonesia mempunyai hubungan.
Hubungan tersebut adalah apabila tingkat inflasi naik maka akan diikuti kenaikan pada suku bunga, begitu juga sebaliknya. Disini akan menguji apabila dimasukkan variabel lain seperti fluktuasi harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) apakah akan menghasilkan hubungan yang sama, yaitu apabila inflasi berpengaruh terhadap fluktuasi harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) maka suku bunga juga akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI). Karena dari hasil Efek Fisher (Fisher effect) pergerakan secara fluktuatif antara inflasi dan suku bunga saling mengikuti. Butuh kepastian dengan diadakan pengujian kebenaran dengan menggunakan data empiris hasil penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) H1 = Terdapat pengaruh negatif Fluktuasi Harga Minyak Mentah West Texas Intermediate (WTI) secara parsial terhadap Inflasi pada tahun 2010 sampai tahun 2014 2) H2 = Terdapat pengaruh negatif Fluktuasi Harga Minyak Mentah West Texas Intermediate (WTI) secara parsial terhadap Suku Bunga pada tahun 2010 sampai tahun 2014