BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Terjadinya perlawanan terhadap Portugis oleh kerajaan Demak diawali oleh penguasaan bangsa Portugis atas Malaka. Sebenarnya, kedatangan mereka atas perintah raja Portugis dibawah pimpinan Diego Lopez de Squera pada tahun 1509 M untuk melakukan perjanjian dengan penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian ini dimaksudkan untuk memperoleh perizinan untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak.1 Kedatangan orang-orang Portugis ke Malaka sebenarnya di terima dengan baik oleh penguasa Malaka pada saat itu, yakni sultan Mahmud Syah. Namun, setelah komunitas dagang Muslim Internasional memberi pemahaman bahwa Portugis akan membahayakan kerajaan Malaka, sultan Mahmud Syah akhirnya sadar dan melakukan perlawanan dengan cara menawan beberapa orang Portugis lainnya. Namun, kapal yang mereka gunakan berhasil kabur ke arah barat dari Malaka, sebelum sultan Mahmud menyerang kapal tersebut. Kemudian pada tahun 1511 M, Malaka berhasil dikuasai oleh Portugis dibawah jendral Albuquerque.2 Serangan Portugis ini disadari oleh sultan Mahmud Syah,
1
Marwati DjoenedPoesponegoro, et.al, Sejarah Nasional Indonesia, jilid III(Jakarta: Balai Pustaka, 1984), 353. 2 M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, terj. Tim Penerjemah Serambi (Jakarta: Serambi, 2007), 72.
2
meskipun begitu ia tidak berhasil menghindari malapetaka karena didalam kerajaan sendiri terjadi konflik. Keberhasilan Portugis menguasai Malaka dimaksudkan untuk menguasai perdagangan yang melalui selat Malaka atau yang melakukan perdagangan dengan Malaka semata. Karena melihat banyak orang-orang dari berbagai negara datang ke Malaka untuk berdagang sehingga mereka berkeinginan menguasai perdangan antar pelabuhan-pelabuhan di India yaitu Gujarat, Bengala dan Golkonda dengan Malaka,sebab pengangkutan komoditas dagangan melalui Selat Malaka.3 Penguasaan Portugis atas Malaka membuat kekacauan sistem perdagangan di Asia, karena tidak adanya pelabuhan sebagai pusat untuk melakukan transaksi kekayaan yang ada di Asia, selain itu menimbulkan tidak adanya negara Malaya yang menjaga ketertiban di Selat Malaka serta keamanan untuk jalur perdagangan.4 Sehingga hal ini menimbulkan kebencian dan menyulut api kemarahan para saudagar Islam. Para saudagar Islam tidak mau lagi melakukan perdangan ke Malaka. Sehingga,jalur perdagangan diganti atau dialihkan ke pantai pesisir utara Jawa, mencakup Madura, Ampel Dento, Gresik, Tuban, Jepara Demak, Cirebon, Sunda Kelapa, Banten, Palembang, Aceh dan Pasai.5 Dengan jatuhnya Malaka membuat kekhawatiran sultan-sultan lain seperti sultan di Aru, Pasai, Pedir, Aceh dan Daya, sehingga mereka juga mempersiapkan diri untuk meghadapi agresi dari d’Albuquerque. Karena mereka
3
Ibid., 353. Ibid., 65. 5 Rachmad Abdullah. Kerajaan Islam Demak: Api Islam di Tanah Jawa 1518-1549 (Solo: AlWafi, 2015), 41. 4
3
belum mempunyai cukup kekuatan untuk membalas kekalahan Malaka atas Portugis.6 Kerajaan Demak yang didirikan oleh Sultan Fattah pada 1482 M dengan dukungan Wali Songo sebagai penguasa di Jawa yang kekuasaanya hampir menyamai kekuasaan Majapahit pada masa kejayaannya.7 Sebagai Imperium Islam yang memiliki kekuatan besar, bukan berarti Demak tidak memiliki kepedulian terhadap jatuhnya kerajaan Malaka ketangan kaum kafir Portugis. 8 Kepedulian Demak terhadap jatuhnya wilayah Islam tersebut dibuktikan dengan memerintahkan Pati Unus mempersiapkan diri dan segala sesuatunya untuk keperluan perang melawan Portugis. Demi mengembalikan tanah Islam yang terampas oleh musuh serta mengembalikan kemuliaan kerajaan Malaka. Peningkatan armada laut Demak untuk menghadapi Portugis di Malaka terus dilakukan, karena dikhawatirkan Portugis menyerang ke Ibukota Demak Bintoro sebelum pasukan Demak menyerang ke Malaka. Selain untuk keperluan perang peningkatan armada laut berfungsi untuk memberikan keamanan kepada para saudagar-saudagar yang melakukan perdagangan di pelabuhan Demak.9 Setelah dirasa armada cukup kuat, Demak akhirnya melancarkan serangan ke Malaka dibawah pimpinan Pati Unus. Di Malaka orang Portugis telah siap menghadapi pasukan Demak di benteng pertahanannya. Setelah mendekati
6
Ibid., 40. Ibid., 26. 8 Ibid., 41. 9 Rachmad Abdullah,Kerajaan Islam Demak: Api Islam di Tanah Jawa 1518-1549, 42. 7
4
benteng pasukan Demak dihujani peluru dari benteng-benteng yang terletak diatas bukit, dan hal ini menyebabkan serangan dari Demak mengalami kegagalan. 10 Setelah gagalnya penyerangan Demak ke Malaka pada tahun 1513 M menimbulkan keinginan yang kuat untuk menyerang Portugis kembali, sehingga Pati Unus melancarkan serangannya yang kedua pada tahun 1521 M, dalam penyerangan ini Pati Unus yang telah naik tahta menjadi raja kerajaan Demak pada tahun 1518 M turut serta dalam penyerangan. Penyerangan ke Malaka yang kedua ini dikarenakan Pati Unus mendengar berita bahwa Portugis akan menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan Syiwo-Budho Padjajaran.11 Seperti penyerangan yang pertama segala sesuatu dipersiapkan dengan matang mulai dari pasukan, kapal-kapal, persenjataan dll, dengan harapan penyerangan bisa memberikan hasil yang berbeda dengan penyerangan yang pertama. Namun, kekuatan Portugis dibalik benteng A-Farmosa ditepi perairan Malaka lebih kuat. Perang antara kedua belah pihak terjadi dengan sengit hingga kapal-kapalpasukan Pati Unus kesulitan mendekati benteng yang dipersenjatai dengan meriam-meriam besar.12 Hingga pada saat terjadinya pertempuran besar, Sultan dan juga panglima yang gagah harus menemui suratan takdir Ilahi (wafat).13 Setelah meninggalnya Pati Unus perlawanan kerajaan Demak terhadap Portugis tidak berhenti begitu saja melainkan terus berlanjut dibawah pemimpin
10
Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (Jakarta: LkiS, 2005), 215. 11 Abdullah, Kerajaan Islam Demak: Api Islam di Tanah Jawa 1518-1549 , 57. 12 Ibid., 58. 13 Krisna Bayu Adji, et. al, Ensiklopedi Raja-Raja Jawa: Dari Kalingga Hingga Kesultanan Yogyakarta (Yogyakarta: Araska, 2011), 90.
5
baru kerajaan Demak. Perlawanan kerajaan Demak ini tidak hanya melakukan pertempuran langsung dengan pasukan Portugis melainkan juga dengan orang atau kerajaan-kerajaan yang melakukan kerjasama dengan Portugis. Seperti pernyerangan yang dilakukan Demak ke Daha Kediri pada tahun 1527 M dipimpin oleh Sunan Kudus. Penyerangan ini akhirnya membawa hasil dengan kalahnya kerajaan Syiwo Budho Majapahit di Kediri. Kerajaan yang pernah berjaya ini akhirnya musnah hingga tiada sisa, hingga menyebabkan terjadinya arus pelarian besar-besaran dari kerabat kerajaan Majapahit ke Bali.14 Kesuksesan mengalahkan Prabu Udhoro di Daha Kediri ini dilanjutkan dengan penyerangan kerajaan Demak ke Sunda Kelapa. Sunda kelapa yang merupakan bagian dari kerajaan Pajajaran adalah salah satu pelabuahan yang menakjubkan dan terpenting diantara pelabuhan lain, karena pelabuhan ini menjadi salah satu tempat perdagangan terbesar. Dimana orang-orang berdatangan dari berbagai wilayah seperti Sumatera, Palembang, Tanjungpura, Malaka, Makasar, Jawa, Madura dan masih banyak lagi lainnya. 15 Tidak mengherankan jika Portugis melakukan kerjasama dengan Pajajaran sejak tahun 1522 M. Penyerangan ke Sunda Kelapa dipimpin oleh Fatahillah atau Feletehan, setelah melakukan serangan ke Banten ia lalu mengajak para pejuang dari Banten dan juga Ibu Kota Demak menuju Sunda Kelapa melalui jalur laut. Diantaranya adalah Arya Penangsang yang merupakan salah satu komandan pasukan yang
14
Dhurorudin Mashad, Muslim Bali : Mencari Harmoni yang Hilang (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2014), 57. 15 Tome Pires, Suma Oriental, ter. Andriyan Perakasa dan Anggita Pramesti (Yogyakarta: Ombak, 2016), 225-226.
6
gagah berani dalam menghadapi pertempuran.16 Dalam penyerangan ini jumlah pasukan Demak lebih banyak jika dibandingkan dengan pasukan Padjajaran, karena pasukan Demak mendapat bantuan dari Cirebon dan juga Banten. Selain mendapat tambahan jumlah pasukan pada penyerangan ini, pasukan Demak juga diuntungkan karena pasukan dari Banten telah menguasai jalur tempuh perjalanan menuju Sunda Kelapa.17 Dengan adanyanya jumlah pasukan yang lebih unggul dari kerajaan Pajajaran pasukan Demak berhasil menguasai Sunda Kelapa. Sebelum jatuhnya Sunda Kelapa ke tangan Demak, Portugis telah melakukan perjanjian dengan Pajajaran pada tahun 1521 M untuk membangun benteng di Sunda Kelapa. Kemudian, pada tahun 1526 M pasukan Portugis berlayar dari Malaka menuju Sunda Kelapa dengan jumlah 600 pasukan yang terdiri dari budak dan pelaut Melayu.18 Sesampainya di tepi pelabuhan Sunda Kelapa panglima Portugis menyuruh utusannya untuk menemui penguasa Pajajaran di Sunda Kelapa, kaum Katolik Portugis ternyata belum mengetahui kalau Sunda Kelapa telah jatuh ketangan kerajaan Demak dibawah pimpinan Fatahillah atau Falatehan. Kemudian utusan Portugis tersebut menemui Fatahillah dan menagih janji kerjasama yang telah di lakukan tahun 1521 M.19 Fatahillah menolak apa yang diminta oleh utusan Portugis yang menagih janji tentang perjanjian 1522 M, sehingga menjadikan utusan tersebut marah dan
16
Hasanu Simon, Misteri Syekh Siti Jenar: Peran Wali Songo Dalam Mengislamkan Tanah Jawa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 435. 17 Edi Suhardi Ekadjati, Fatahillah: Pahlawan Arief Bijaksana (Jakarta: PT.Sanggabuwana, 1975), 42. 18 Rachmad Abdullah, Kerajaan Islam Demak: Api Islam di Tanah Jawa 1518-1549M, 98. 19 Ibid., 99.
7
mengancam akan membumihanguskan Sunda Kelapa. Namun, Fatahillah tidak takut dengan ancaman tersebut, ia siap menghadapi pasukan Portugis di Sunda Kelapa. Kapal-kapal Portugis yang terdamapar di pelabuhan Sunda Kelapa di usir sehingga menjadikan pecahnya perang antara pasukan Fatahilah dengan Portugis baik diwilayah darat maupun laut. Pasukan Fatahillah terus melakukan serangan dengan membabi buta sehingga membuat pasukan Portugis terus terdesak mundur.20 Serangan pasukan Demak ini menjadikan Portugis kembali ke Malaka dengan membawa kekalahan total dan keadaan yang mengerikan. Angan-angan menguasai Nusantara berbalik menjadi pil pahit. Harapan mendirikan benteng di Sunda Kelapa dengan sambutan raja justru disambut dengan genderang perang dan serangan yang bertubi-tubi dari pasukan Fatahillah. Kekalahan pasukan Portugis ini terjadi pada 22 Juni 1527 M.21 Hal yang penting dan menarik untuk diteliti adalah perjuangan yang dilakukan kerajaan Demak dalam melawan Portugis yang merupakan penguasa beberapa tempat di Nusantara, perjuangan yang sangat luarbiasa hingga pada akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Portugis. Maka dari itu penulis mengambil judul Perlawanan Demak Terhadap Portugis 1513-1527 M, karena judul itu yang dirasa cocok dengan pembahasan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
20
Edi Suhardi Ekadjati, Fatahillah: Pahlawan Arief Bijaksana (Jakarta: PT.Sanggabuwana, 1975), 46. 21 Ahmad Mansyur Suryanegara, Api Sejarah 1( Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010), 127.
8
B. Rumusan Masalah Dari pemaparan diatas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, seperti: 1. Bagaimana Kondisi Nusantara Sebelum Kedatangan Portugis ? 2. Mengapa Portugis Datang ke Nusantara? 3. Mengapa Kerajaan DemakMelakukan Penyerangan Terhadap Portugis? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, peneliti berharap bisa memberi gambaran tentang perlawanan Demak terhadap Portugis : 1. Mengetahui Kondisi Nusantara Sebelum Kedatangan Portugis Mengetahui Kedatangnya Potugis ke Nusantara 2. Mengetahui Penyerangan Kerajaan Demak terhadap Portugis D. Kegunaan Penelitian Setelah penelitian yang dilakukan penulis ini selesai dan dibaca oleh khalayak umum, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi : 1. Penulis Peneletian ini diharapkan dapat memeberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi penulis, sehingga dengan adanya penelitian ini penulis lebih bisa mengetahui dan memeahami bagaimana perlawanan Demak terhadap Portugis. Selain itu, diharapkan peristiwa-peristiwa didalam kejadian-kejadian masa lalu dapat memeberikan pelajaran untuk keh idupan saat ini dan mendatang, sehingga penulis lebih bijak dalam melakukan tindakan.
9
2. Bagi lembaga pendidikan Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih kepada mahasiswa dan civitas akademik dalam mempelajari sejarah Islam Indonesia khususnya tentang kerajaan Demak. Selain itu, peneliti berharap penelitian ini bisa memberikan gambaran kepada Mahasiswa sejarah ataupun Mahasiswa UIN Sunan Ampel lain pada umumnya tentang bagaimana perlawanan dan perjuangan pada masa lalu, sehingga mereka bisa menyadari akan pentinggnya peradaban masa lalu. 3. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap ilmu pengetahuan di masa sekarang dan masa depan. Khususnya dalam bidang sejarah Islam Indonesia. Dan bisa menambah pengetahuan sejarah yang dirasa masih sangat sedikit terutama sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, yang sampai saat ini penelitian tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia masih berlanjut. E. Pendekatan dan Kerangka Teori Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan Islam di Indonesia dan termasuk yang pertama di pulau Jawa. Untuk mengetahui kejadian pada masa lalu, penulis menggunakan pendekatan historis. Dengan pendekatan historis ini, penulis ingin mengungkap sejarah kondisi Nusantara sebelum kedatangan Portugis, sejarah datangnya Portugis ke Nusantara serta terjadinya perlawanan kerajaan Demak terhadap Portugis. Pendekatan historis merupakan penelaahan fakta serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan
10
dilaksanakan secara sistematis. Atau dengan kata lain yaitu penelitian yang mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Secara umum penelitian ini adalah penelitian historis yang mencoba menarasikan perlawanan kerajaan Demak terhadap Portugis. Menurut Sartono Kartodirjo, sejarah naratif adalah sejarah yang mendeskripsikan tentang masa lampau dengan merekontruksi apa yang telah terjadi, serta diuraikan sebagai cerita. Dengan perkataan lain kejadian-kejadian penting diseleksi dan diatur menurut poros waktu sehingga tersusun sebagai sebuah cerita.22 Dalam penulisan ini, penulis menggunakan Teori kekuasaan. Menurut Max Weber, Kekuasaan adalah kesempatan seseorang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauannya sendiri sekaligus menerapkannya terhadap tindakan perlawanan dari orang atau golongan tertentu. Kekuasaan tersebut mempunyai aneka macam bentuk, yang mempunyai bermacam-macam sumber. Maka golongan yang berkuasa harus berusaha untuk menanamkan kekuasaannya dengan jalan menghubungkan dengan kepercayaan-kepercayaan dan perasaan-perasaan yang kuat di dalam masyarakat yang bersangkutan, yang pada dasarnya terwujud dalam nilai dan norma. Kekuasaannya mencakup memerintah agar yang diperintah patuh juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan pihak yang lain. 23 Teori kekuasaan Max Weber dirasa cocok karena penulisan ini berhubungan dengan
22
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992), 9. 23 Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), 25.
11
kekuasaan Portugis dan Demak yang menimbulkan perseteruan diantaran kedua belah pihak. F. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perlawanan Demak terhadap Portugis merupkan penelitian lanjutan dari penelitian yang sudah dipublikasikan oleh beberapa peneliti, contoh penelitian yang berhubungan dengan perlawanan Demak terhadap Portugis. 1. Mas’ud Rofiqi dalam skripsinya yang berjudul ”Peran Demak Terhadap Runtuhnya Majapahit (1478-1527 M)” menjelaskan tentang masa-masa kemunduran Majapahit dan mulai bangkitnya kekuasaan Demak, selain itu juga disebutkan tentang penyerangan yang dilakukan Demak terhadap Majapahit yang berusaha menjalin hubungan dengan Portugis pada tahun 1517
M.
Namun
dengan
serangan
Demak
terakhir
benar-benar
menghancurkan Majapahit dari bumi Nusantara. 2. Chosiyatun dalam skripsinya yang berjudul “Konfrontasi Kerajaan Aceh Dengan Portugis dalam Perebutan Selat Malaka 1537-1641 M” menjelaskan tentang pertempuran antara Aceh dengan Portugis untuk saling berebut Selat Malaka yang merupakan bandar dagang bagi pedagangpedagang dari berbagai wilayah. 3. Rachmad Abdullah dalam buku berjudul “Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi Islam di Tanah Jawa 1518-1549 M” menjelaskan tentang perjuangan dan juga ekspansi-ekspansi yang dilakukan kerajaan Demak masa Sultan Pati Unus hingga akhir kesultanan sultan Trenggono. Dalam
12
buku dijelaskan juga mengenai pertempuran Demak dengan Portugis di Malaka dan juga Sunda Kelapa secara ringkas. Kelebihan buku ini memuat secara lengkap peristiwa yang terjadi selama kurun waktu 1518-1549 M. Namun, kekurangannya tereletak dalam sistematika penulisan yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut. 4. Slamet Muljana dalam buku “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara” dijelaskan mengenai berdirinya kerajaan Demak hingga keruntuhannya, serta dijelaskan pula mengenai pertempuran-pertempuran yang dilakukan Demak melawan kerajaan-kerajaan Syiwo-budho dan juga portugis. Namun, tidak dijelaskan secara mendetail tentang perlawanan Demak terhadap Portugis. 5. M. C. Ricklef dalam buku “Sejarah Indonesia Modern 1200-2008” buku ini juga ada penjelasan mengenai penyerangan Demak ke Malaka pada masa Pati Unus yang di jeaskan secara umum, selain itu dijelaskan pula penyerangan ratu Kalinyamat dari Jepara terhadap portugis, namun penyerangan yang lain belum dijelaskan secara lebih luas. Setelah melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu yang telah ditemukan penulis, maka skripsi ini berbeda dengan judul-judul tulisan yang ada diatas. Dalam skripsi ini, penulis memfokuskan pada kondisi Nusantara sebelumkedatangan
Portugis,
kedatangnya
Portugis
ke
Nusantara,
dan
penyerangan-penyerangan Demak terhadap Portugis. Selain itu penulis juga menemukan beberapa buku yang didalamnya membahas tentang kerajaan Demak dan Portugis untuk melengkapi kajian pustaka kepenulisan skripsi ini.
13
G. Metode Penelitian Peneletian mengenai “Perlawanan Kerajaan Demak terhadap Portugis 1513-1527 M”, merupkan suatu penelitian historis karena penelitian ini diarahkan untuk meneliti, mengungkap, menggambarkan dan juga menjelaskan peristiwa masa lalu. Penulisan peristiwa masa lampau dalam bentuk peristiwa atau kisah sejarah yang dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah, harus melalui prosedur kerja sejarah. Pengisahan masa lampau tidak dapat dikerjakan tanpa ada sumber yang menyangkut masa lampau tersebut, sumber yang dimaksud adalah berupa data yang melalui proses analisis menjadi sebuah fakta atau keterangan yang otentik yang berhubungan dengan tema permasalahan.Dalam ilmu sejarah dikenal sumber-sumber itu baik tertulis maupun tidak tertulis yang meliputi legenda, folklore, prasasti, monument, alat-alat sejarah, dokumen, surat kabar dan suratsurat. Proses awal yang dilakukan oleh peneliti untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh. Dalam menjawab permasalahan
penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah
yang dikemukakan oleh Dudung Abdurrahman, yang terdiri dari empat langkah yaitu : 1. Heuristik Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah Heuristik (pengumpulan sumber). Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, artinya
14
memperoleh.24 Sumber sejarah dapat berupa evidensio (bukti) yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau baik berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Penulisan Perlawanan Demak Terhadap Portigis 1513-1527 M, dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. a. Sumber primeradalah kesaksian daripada seorang saksi yang melihat dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indera yang lain, atau dengan alat mekanis seperti diktafon.25Dalam kepenulisan skripsi ini, penulis mengggunakan sumber primer berupa buku Suma Oriental karya Tome Pires, Babad Tanah Jawi, Babad Demak, yang berkaitan dengan penelitian. b. Sumber skunder merupakan sumber berupa kesaksian dari siapa saja yang merupakan saksi mata atau sumber yang berasal dari sumber aslinya yang berupaliteratur. Sumber sekunder adalam penulisan ini menggunakan bukubuku hasil penelitian terdahulu dan juga jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti: Api Sejarah jilid 1 karya Ahmad Mansyur Suryanegara, Kerajaan Islam Demak karya Rachmad Abdullah, KerajaanKerajaan Islam Pertama di Jawa karya HJ. De Graaf, Sejarah Nasional Indonesia III karya Soemarsono, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 karya M.C. Ricklef, dll. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, penulisan ini hanya menggunakan penelitian 24
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Arusmedia,2007), 55. Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1969), 35.
25
15
kepustakaan karena penelitian ini tentang kejadian yang sudah sangat lama dan tidak mumungkinkan untuk melakukan observasi sehingga hanya mengunakan literatur atau sumber yang berkitan dengn kejadian yang ditulis peneliti. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah
penelitian yang
dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini peneliti
akanmengadakan
penelitian
kepustakaan
untuk
mendapatkan
informasi-informasi sertadata-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut. Melalui penelitian kepustakaan, sumber-sumber buku yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. Sumber kepustakaan yang akan di kaji adalah buku buku, naskah, biografi, serta hal-hal yang berhubungan dengan kajian yang sedang penulis teliti. 2. Verifikasi Verifikasi di butuhkan untuk mendukung sumber-sumber yang sudah penulis dapatkan. Kritik sumber adalah usaha untuk mendapatkan sumbersumber yang relevan dengan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul. Dalam hal ini yang harus di uji adalah tentang keaslian (otensitas) yang dilakukan melalui kritik eksteren dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik intern.26 Kritik sumber dilakukan melalui penganalisaan sumber-sumber yang didapat dengan pembacaan secara kritis, untuk kemudian dilakukan interpretasi terhadapnya, apakah isinya sebuah pernyataan, fakta-fakta dan apakah kejadian atau peristiwanya dapat
26
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), 27.
16
dipercaya. Langkah ini dilakukan oleh penulis untuk mengetahui apakah bukubuku tersebut layak untuk dijadikan landasan dalam penelitian atau tidak. Dalam hal ini, penulis memisahkan antara Babad dan buku sejarah biasa. Karena Babad adalah sumber primer, maka semakin lama usia naskah tersebut, maka semakin baik. Sedangkan untuk penulisan sejarah kontemporer, semakin baru usia penulisannya semakin bagus. Selain Babad untuk mengetahui kondisi Demak dan juga pertemuannya dengan Portugis penulis menggunakan buku Suma Oriental karya Tome Pires, karena buku ini ditulis langsung oleh orang yang melihat secara langsung pada masa itu. 3. Interpretasi Setelah melakukan kritik, langkah selanjutnya adalah penafsiran atau interpretasi. Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran terhadap fakta mengenai Perlawanan Demak Terhadap Portugis 1513-1527 M, dengan cara menganalisis dan mensintesiskan. Peneliti menggunakan pendekatan sejarah untuk menganalisis fakta tentang Perlawanan Demak Terhadap Portugis dan menggunakan teori kekuasaan untuk menganalisis bagaimana perlawanan penguasa Jawa terhadap Portugis, sebagaimana telah diuraikan dalam landasan teori. Selanjutnya fakta tersebut akan disintesiskan melalui eksplanasi sejarah menjadi fakta yang berkaitan dengan tema penelitian. 4. Historiografi Historiografi adalah penulisan sejarah, dan tahap ini adalah tahap akhir penulisan skripsi. Setelah melakukan tahap Heruistik, Verifikasi, dan Interpretasi, kini tahap selanjutnya adalah Historiografi dengan menulis dalam
17
suatu urutan yang sistematik yang telah diatur dalam metode penulisan yang digunakan sesuai dengan pedoman penulisan skripsi yang di terbitkan oleh UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam penulisan “Perlawanan Demak Terhadap Portugis 1513-1527 M” penulis berusaha menyusun sebuah cerita sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan kronologi dan tema-tema tertentu sehingga dapat menjadi sebuah cerita sejarah yang baik dan memiliki nilai ilmiah. H. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, agar memudahkan pembaca untuk mengetahui dan memahami setiap bab yang ada di dalam skripsi ini, penulis membuat sistematika pembasahan seperti dibawah ini : Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan
penelitian,
kegunaan
penelitian,
pendekatan
penelitian,
pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu dan sistematikka pembahasan. Bab kedua menjelaskan tentang kondisi Nusantara sebelum kedatangan Portugis dalam bidang politik dan ekonomi. Bab ketiga menjelaskan tentang datangnya Portugis ke Nusantara, yang meliputi, pelayaran Portugis ke Nusantara, faktor-faktor pendorong dan juga tujuan bangsa Portugis. Bab keempat menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan kerajaan Demak sebagai tanda perlawanan terhadap Portugis, meliputi serangan pertama
18
Demak ke Malaka, serangan Demak ke kediri, serangan kedua ke Malaka, dan juga serangan Demak ke Sunda Kelapa. Bab kelima berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari pembahasan atau penelitian yang telah dilakukan dan sesuai dengan rumusan masalah serta berisi saran-saran sebagai pengembang keilmuan dari hasil penelitian.