1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sesungguhnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Para pendiri negara menuangkan keinginan itu dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2. Para pendiri negara menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan dihormati bangsabangsa lain. Pada masa reformasi keinginan membangun karakter bangsa terus berkobar bersamaan dengan munculnya euforia politik sebagai dialektika runtuhnya rezim orde. Keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), menghargai dan taat hukum adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, kenyataan yang ada justru menunjukkan fenomena yang sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan
kekerasan
mengentalnya
dan
semangat
kerusuhan
muncul
kedaerahan dan commit to user
1
di
mana-mana,
primordialisme
diiringi
yang
bisa
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
mengancam instegrasi bangsa. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin surut malahan semakin berkembang; demokrasi penuh etika yang didambakan berubah menjadi demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme. Semuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa. Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Apalagi jika keinginan lulus dengan mudah ini bersifat institusional karena direkayasa atau dikondisikan oleh pimpinan sekolah dan guru secara sistemik. Pada mereka yang tidak lulus, ada di antaranya yang melakukan tindakan nekat dengan menyakiti diri atau bahkan bunuh diri. Kondisi yang memprihatinkan itu tentu saja menggelisahkan semua komponen bangsa, termasuk presiden Republik Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang perlunya pembangunan karakter saat ini. Pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi 2010, Presiden menyatakan, Pembangunan karakter (character building) amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga merupakan masyarakat yang baik (good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula. Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan
diharapkan
terjadi
transformasi
yang
dapat
menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara pada tahun 1957 dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang optimal, terbukti dari fenomena sosial yang menunjukkan perilaku yang tidak berkarakter sebagaimana disebut di atas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional telah ditegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun tampaknya upaya pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan institusi pembina lain belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara komprehensif pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Dalam pendidikan karakter di sekolah semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponenkomponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Berdasarkan hasil studi Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter (Suyanto, 2010: 3). Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar dilakukan pada ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat (Huda, 2011: 9). Dengan dilaksanakannya pendidikan karakter di sekolah, diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa pada pelajaranpelajaran yang mengembangkan karakter bangsa seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menekankan pada aspek kognitif dari pada aspek afektif dan psikomotor. Disamping itu, penilaian dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai karakter belum secara total mengukur sosok utuh pribadi siswa. Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Kegiatan pembinaan kesiswaan yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pendidikan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan
minat
mereka
melalui
kegiatan
yang
secara
khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan pembinaan commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesiswaan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Hal tersebut pula yang dilakukan di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. SD Negeri 1 Kuwu Kradenan, Grobogan merupakan salah satu sekolah standar nasional di Grobogan. Berbagai prestasi diraih siswa dalam bidang akademik maupun non akdemik. Sebagai sekolah standar nasional (SSN) sekolah tersebut dengan sungguh-sungguh melaksanakan pendidikan karakter untuk meningkatkan kualitas peserta didiknya. Sekolah
melaksanakan
pendidikan
karakter
dengan
berbagai
pendekatan, yaitu melalui pengintegrasian pada mata pelajaran dan melalui kegiatan pembiasaan. Melalui kegiatan pengintegrasian pada mata pelajaran misalnya,
guru
menanamkan
pendidikan
tentang
kerjasama,
saling
menghargai, dan percaya diri pada beberapa mata pelajaran dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan melalui pembiasaan, contohnya adalah pembiasaan melakukan commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
doa bersama sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di mushola sekolah tersebut untuk menanamkan nilai reliugilitas pada siswa. Pengintegrasian pada mata pelajaran yang dimaksud salah satunya yang utama adalah melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu konsep pendidikan yang berfungsi
untuk
membentuk
siswa
sebagai
warga
negara
yang
mempunyai karakter. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pengembangan karakter dikemukakan oleh Samsuri (2011: 20) yang menyatakan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dimensi-dimensi yang tidak bisa dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik warga negara. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar tidak hanya sekedar membekali siswa ke jenjang selanjutnya tetapi penanaman moral yang diharapkan dapat membentuk warga negara yang baik. Rumiyati (2008: 1), menyatakan bahwa PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.
Sebagaimana
yang
dikemukakan sebelumnya, dalam prakteknya PKn menghadapi kendala yang mengakibatkan jauhnya tujuan pembelajaran. Pernyataan dari kelemahan PKn diungkapkan oleh Udin S. Winataputra (2009: 37) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan penilaian lebih menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi/pada dimensi kognitif.
Dengan demikian apa
yang diperoleh
kognitif, afektif, dan
peserta didik bukan bersifat
psikomotorik namun masih dalam lingkup kognitif. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk menganalisis dan mengkaji mengenai pengembangan karakter siswa yang harus dilakukan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengarahkan pada terwujudnya karakter yang diandalkan pada siswa sekolah dasar. Maka dalam tesis ini, penulis mengangkat judul “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? 2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? 3. Bagaimana evaluasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? 4. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi daya dukung dan kendala pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Ada 4 (empat) tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui : 1. Perencanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. 2. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. 3. Evaluasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. 4. Daya dukung dan kendala pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan.
D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, antara lain: 1. Manfaat teoritis a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengungkap permasalahan moral siswa yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat praktis a. Bagi Dinas Pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan untuk pengembangan dan peningkatan kreativitas khususnya berhubungan dengan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. b. Bagi Kepala sekolah dapat dijadikan landasan dalam meningkatkan motivasi dan supervisi mengenai Penerapan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PKn. c. Bagi Guru dapat memotivasi agar terus meningkatkan kemampuan mengajar dan peran aktif guru dalam penanaman nilai-nilai pendidikan karakter.
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pendidikan Karakter a. Definsi Karakter Karakter
merupakan
nilai-nilai
perilaku
manusia
yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Sudrajat, 2010: 1). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior) (Zubaidi, 2011: 1). Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa (Shintawati, 2010: 3). Karakter berarti tabiat atau kepribadian seseorang.
Coon
(Zubaedi, 2011: 8), mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian commit to user
12
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima masyarakat. Karakter merupakan keseluruhan kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendifinisikan seseorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikan tipikal dalam cara berfikir dan bertindak. Zainal dan Sujak (2011: 2) menyatakan karakter mengacu pada serangkaian
sikap
(attitudes),
perilaku
(bahaviors),
motivasi
(motivation), dan ketrampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa karakter merupakan kepribadian yang menjadikan tipikal dalam cara berfikir dan bertindak yang melekat pada diri seseorang.
Karakter
terdiri atas tiga unjuk perilaku terdiri atas pengetahuan moral, perasaan berlandaskan moral, dan perilaku berlandaskan moral. Karakter yang baik terdiri atas proses tahu mana yang baik, keinginan melakukan yang baik, dan melakukan yang baik. b. Definisi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integrative dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
harus
dilibatkan,
termasuk
komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. c. Prinsip Pendidikan Karakter Thomas Lickona, menjelaskan bahwa untuk mengembangkan pendidikan karakter perlu memperhatikan sebelas prinsip agar efektif yakni (2004: 53-54): 1) Character education in holds, as starting philosophical principle, that there are widely shared pivotelly important, core, ethical values, suach as caring, honesty, fairnesss, responsibility, and respect for self and other. 2) Character must be comprehensivelly defined to include thinking felling, and behaviour. 3) Effective character education requires an intentional, proactive, and comprehensive approach that promotes the core values in all phases of life. commitmust to user 4) The program enviroment be a carrying communty.
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) To delevelop character children need opportunity for moral action,. 6) Effective character education include a meaningfull and challenging curiculum that respects all learners and helps them succed. 7) Character education sholud strive to develop instrinsic motivation. 8) Staff must become a learning and moral community in which all shared responsibility for character education and attempt to adhere to same core values that guide chlidren. 9) Character education require moral leadership. 10) Program must recruit parent and community members as full patners. 11) Evaluation of chararter education sholud assess the character of the program, the staff’s functioning as character education and the extent to which the program is effecting children. Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan
pendidikan
karakter
harus
didasarkan
pada
pemahaman yang komprehensif dan holistik dalam semua peran yang terkait di dalam proses pembelajarannya. Bahkan dengan prinsipprinsip pendidikam karakter dapat dipersiapkan langkah-langkah yang benar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh individu maupun kelompok. Prinsip-prinsip pada proses pendidikan karakter tidak hanya untuk sebuah idealisme saja, tetapi memiliki makna dalam membangun kesejahteraan hidup masyarakat. Sebab itu, pembangunan karakter pada tataran individu dan tataran masyarakat luas perlu bersifat kontekstual. Artinya, untuk Indonesia, perlu dirumuskan karakter apa saja yang perlu dikuatkan agar bangsa Indonesia lebih mampu secepat mungkin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Sutama (2011: 15) Implementasi pendidikan karakter dalam pendidikan dapat dilakukan dengan (a) menyelenggarakan kelas demokrasi, (b) perkembangan hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat, (c) masyarakat peserta didik yang peduli, (d) pembelajaran emosional dan sosial, (e) Keadilan, rasa hormat, dan kejujuran, (f) kesempatan mempraktikkan perilaku moralnya, (g) Fokus dalam memecahkan masalah, dan (h) Kerjasama dan kolaborasi. d. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang mempunyai kedudukan sebagai mahluk individu dan sekaligus juga mahluk sosial yang tidak begitu saja terlepas dari
lingkungannya. Pendidikan
merupakan
upaya
memperlakukan
manusia untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha selesai dilaksanakan. Sebagai sesuatu yang akan dicapai, tujuan mengharapkan adanya perubahan tingkah laku, sikap dan kepribadian yang telah baik sebagaimana yang diharapkan setelah anak didik mengalami pendidikan.
Sebagaimana
dinyatakan dalam
pasal
3
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yangtomaha commit user esa, berakhlak mulia, sehat,
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Novan, 2012: 57). Secara operasional tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah adalah sebagai berikut: 1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan peserta
didik
perlu sehingga
yang
menjadi kepribadian
khas sebagaimana nilai-nilai yang
dikembangkan. 2) Mengoreksi peserta didik yang tidak berkesuaian dengan nilainilai yang dikembangkan oleh sekolah. 3) Membangun koneksi
yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggungjawab karakter bersama (Dharma, 2011:9) Tujuan-tujuan pendidikan karakter yang telah dijabarkan di atas
akan
tercapai
dan
terwujud
apabila komponen-komponen
sekolah dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut secara konsisten. Pencapaian tujuan pendidikan karakter peserta didik di sekolah merupakan pokok dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pendidikan Kewarganegaraan di SD a. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara yang baik. Menurut Noor Ms Bakry (2002: 1), Pedidikan Kewarganegaraan menyiapkan
peserta didik
merupakan dalam
usaha
sadar
mengembangkan
untuk kecintaan,
kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa
PKn
merupakan
mata
pelajaran
yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang NKRI tahun 1945 Pendidikan Kewarganegaraan bukan merupakan mata pelajaran baru dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan sudah ada sejak tahun 1957. Menurut Suharno, dkk (2006: 1-9), setidaknya terdapat enam kali perubahan terkait dengan nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu pada tahun 1957 diperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, kemudian pada tahun commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1959 diperkenalkan mata pelajaran Civic, pada tahun 1962 diubah kembali nama mata pelajaran tersebut menjadi Kewargaan Negara, selanjutnya pada tahun 1968 diganti lagi menjadi istilah Pendidikan Kewargaan Negara, pada tahun 1994 diperkenalkan nama baru yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), kemudian pada tahun 2000 sampai sekarang dikenal mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). b. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Kewarganegaraan adalah tatanan ilmu
yang
berkaitan dengan kepribadian bangsa. Hal ini disebabkan, karena di dalam Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup mengenai aspek-aspek nilai-nilai atau norma yang dikembangkan melalui Pendidikan Kewarganegaraan pada setiap kurikulum pendidikan mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi. Badan
Standar
Nasional
Pendidikan
(2006:
108-109)
menyebutkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2006 meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan kesatuan bangsa Pada aspek ini, ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hidup rukun dalam perbedaan, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.
Dalam
mencangkup sikap partisipasi bangsa terhadap negara. commit to user
aspek
ini
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
2) Norma, hukum, dan peraturan Pada aspek ini ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan yang termuat meliputi aspek-aspek mengenai nilai-nilai manusia dalam bertindak. nilai-nilai tersebut meliputi: norma dalam bertindak, tertib dalam kehidupan keluarga, sistem hukum dan peradilan internasional. 3) Hak asasi manusia Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hal-hal mengenai hak-hak setiap manusia dalam bernegara. 4) Kebutuhan warga Negara Kebutuhan warga negara memang berbeda-beda. Setiap warga negara memiliki kepentingan sendiri-sendiri dan kebutuhan sendiri-sendiri dalam hidup. Hal ini dimasukkan ke dalam ruang lingkup PKn karena termasuk ke dalam tatanan kehidupan negara yang berorientasi pada warga negara. 5) Konstitusi Negara Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan dalam aspek ini meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, dan hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dan politik Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan dalam aspek ini meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. 7) Pancasila Aspek ini meliputi beberapa hal yaitu: Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi Pada aspek ini, ruang lingkup PKn sudah sangat luas. Tidak hanya di Indonesia melainkan sudah merambah ke negara-negara maju. Ruang lingkup pada aspek globalisasi meliputi: globalisasi di Negara Indonesia, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
3. Pelaksanaan
Pendidikan
Karakter
Melalui
Pendidikan
Kewarganegaraan di SD Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilainilai. Hal ini sesuai dengan pendapat Zainal dan Sujak (2011: 6) yang menyatakan bahwa dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pelajaran commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan PKn. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan
mulai
dari
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
penilaian pembelajaran. Berikut adalah deskripsi singkat cara integrasi yang dimaksudkan. a. Perencanaan Pendidikan Karakter Perencanaan
merupakan
keseluruhan
proses
pemikiran
penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan (Sugeng Listyo, 2010:1). Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang. b. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10). Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun
satuan
pendidikan
dapat
menentukan
prioritas
pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, misalnya bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun, jujur.religius, dan cinta tanah air c. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pelaksanaan
merupakan
kegiatan
untuk merealisasikan
rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga akan memiliki nilai (Novan, 2012: 56).
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter merupakan
kegiatan inti dari pendidikan karakter. Penerapan pendidikan di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Pertama, mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah
dirumuskan
kedalam seluruh commit to user
mata
pelajaran.
Kedua,
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
Ketiga, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam
kegiatan yang diprogamkan atau direncanakan. Keempat, membangun komunikasi kerjasama antar sekolah dengan orang tua peserta didik (Novan, 2012: 78).
4. Evaluasi Pendidikan Karakter Evaluasi atau penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan karakter yang dicapai peserta didik. Tujuan penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai yang dirumuskan sebagai standar minimal yang telah dikembangkan dan ditanamkan di sekolah, serta dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan seharihari. Penilaian pendidikan
karakter lebih
dititikberatkan kepada
keberhasilan penerimaan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu tertentu. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Badan Penelitian dan Pengembangan 2011 penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut: 1) Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati. 2) Menyusun berbagai instrumen penilaian. 3) Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator. 4) Melakukan analisis dan evaluasi. 5) Melakukan tindak lanjut. Cara penilaian pendidikan karakter pada peserta didik dilakukan oleh semua guru. Penilaian dilakukan setiap saat, baik dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran, di kelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan
dan
pencatatan.
Untuk
keberlangsungan
pelaksanaan
pendidikan karakter, perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan kondisi sekolah yang teramati. Menurut Novan (2012: 90) Penilaian ini dilakukan secara terus menerus melalui berbagai strategi. Instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi, lembar skala sikap, lembar portofolio, lembar check list, dan lembar pedoman wawancara. Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk memperoleh gambaran tentang karakter peserta didik. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambaran keseluruhan tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku oleh wali kelas. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang baik, maka sekolah perlu mengadakan kerjasama yang erat dan harmonis antara sekolah dan orang tua peserta didik. Dengan adanya kerjasama itu, orang tua akan mendapatkan: 1) Pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anakanaknya. 2) Mengetahui berbagai kesulitan yang sering dihadapi anak-anaknya di sekolah 3) Mengetahui tingkah laku anak-anaknya selama di sekolah, seperti apakah anaknya rajin, malas, suka membolos, suka mengantuk, nakal dan sebagainya. Sedangkan bagi guru, dengan adanya kerjasama tersebut guru akan mendapatkan: 1) Informasi-informasi dari orang tua dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi anak didiknya. 2) Bantuan-bantuan dari orang tua dalam memberikan pendidikan sebagai anak didiknya di sekolah. Dari uraian di atas, dapat digaris bawahi bahwa manajemen pendidikan karakter adalah strategi yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan dengan niat mengajarkan nilai commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
luhur
untuk
mewujudkan
misi
sosial
sekolah melalui kegiatan
manajemen.
B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Shea (2003) yang berjudul “Making the Case for Values/Character Education: A Brief Review of the Literature”. Nama jurnalnya adalah Journal of Education. Penelitian ini membahas tentang pendidikan karakter di Amerika Serikat. Penting pendidikan dan psikologis teori mengatasi kognitif dan moral perkembangan anak-anak dan orang dewasa telah membentuk dasar bagi sebagian besar nilai/ program pendidikan karakter atau inisiatif. Program yang komprehensif dan holistik, melibatkan banyak pasangan, menunjukkan bukti yang lebih efektif. Nilai atau pendidikan karakter juga memiliki implikasi penting bagi perubahan sosial yang lebih besar, dengan menciptakan sekolah sebagai komunitas belajar. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dan penelitian terdahulu yaitu, sama–sama membentuk pendidikan karakter dalam lingkungan sekolah. Perbedaan antara penelitian ini dnegan penelitian terdahulu adalah dalam metode penelitian, untuk penelitian ini dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan penelitian terdahulu dengan penelitian pengembangan. Yaitu berusaha mengembangakan karakter anak pada sekolah di Amerika. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian yang dilakukan oleh Lapsley (2007) dengan judul “Teaching Moral Character: Two Strategies for Teacher Education”. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dari jurnal yang bernama International Journal of Center for Ethical Education. Penelitian ini mengkaji tentang upaya atau strategi yang dilakukan oleh guru dalam menanakan nilai atau karakter kepada siswa. Strategi yang digunakan adalah strategi ninimalis dan maximalis. Strategi minimalis membutuhkan pendidik guru untuk membuat eksplisit kurikulum pendidikan moral tersembunyi dan mengungkapkan hubungan tak terpisahkan antara instruksi praktek terbaik dan hasil karakter moral. Strategi atau pendekatan mengharuskan para guru preservice untuk belajar tool kit strategi pedagogis yang menargetkan karakter moral secara langsung sebagai tujuan kurikuler. Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaannyaa adalah kedua penelitian sama-sama menanamkan pendidikan karakter pada mata pelajaran. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini pelaksanaan pendidikan karakter yang diteliti hanya melalui mata pelajaran PKn, sedangkan penelitian terdahulu pelaksanaan pendidikan karakter melalui semua mata pelajaran. Dan dalam penelitian terdahulu strategi yang digunakan adalah strategi ninimalis dan maximalis. Strategi minimalis membutuhkan pendidik guru untuk membuat eksplisit kurikulum pendidikan
tersembunyi
moral
dan
mengungkapkan
hubungan
terpisahkan antara instruksi praktek terbaik dan hasil karakter moral. commit to user
tak
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
Penelitian yang dilakukan oleh Berryhill (2007) yang berjudul “Comparative Implications of Character Education Programs in Public Schools in Arkansas”. Nama jurnalnya Presentation Paper for the International Conference on Civic Education Research. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh dari program pendidikan sekolah, pendidikan karakter pada perilaku siswa dan pada budaya iklim dan pada pelaksanaan sebelas prinsip karakter. Ada perbedaan yang terukur dalam mengamati perilaku siswa di sekolah PAR (implementasi pendidikan karakter) dan sekolah NONPAR (bukan sekolah implementasi pendidikan karakter ). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter di semua sekolah umum di Arkansas menghasilkan karakter lebih tinggi skornya, juga sekaligus nilai akademiknya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Berryhill adalah sama-sama meneliti tentang pendidikan karakter siswa yang ada di sekolah, sedangkan perbedaannya adalah metode yang digunakan penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Berryhill penelitian kuantitatif. Penelitian yang dilakukan oleh Bailey (2005) yang berjudul “Clover: Connecting Technology and Character Education Using PersonallyConstructed Animated Vignettes”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan nama jurnal adalah Journal of Moral Education. Penelitian ini memberikan gambaran tentang iteraktif desain, penggunaan, dan evaluasi alat commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang
memungkinkan
anak-anak
untuk
membangun
animasi
sketsa
mengekspresikan pengalaman pribadi. Dengan membangun, berbagi, dan menanggapi sketsa, anak-anak menjadi terlibat dalam refleksi dan masalah moral dan sosial, kegiatan yang membangun karakter. Dengan membuat sketsa mereka sendiri, anak-anak dapat untuk memperoleh dan menerapkan keterampilan teknologi dalam kegiatan belajar bermakna bagi mereka. Hasil penelitian ini mengaskan bahwa sekolah perlu memberikan pendidikan karakter yang efektif dan mengintegrasikan penggunaan komputer dalam kegiatan belajar yang bermakna. Dengan membangun penggunaan sketsa animasi untuk pendidikan karakter, telah membuat beberapa kontribusi mengatasi masalah- masalah moral dan sosial. Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu.
Persamaannyaa
adalah
kedua
penelitian
sama-sama
mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini memasukkan pendidikan karakter pada mata pelajaran PKn, sedangkan pada penelitian terdahulu mengintegrasikan pendidikan karakter pada penggunaan komputer dalam kegiatan belajar yang bermakna. Penelitian yang dilakukan oleh Huitt (2010) yang berjudul “A Holistic View of Education and Schooling: Guiding Students to Develop Capacities, Acquire Virtues, and Provide Service”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dari jurnal Annual International Conference sponsored by the Athens Institute for Education and Research. Penelitian ini menegaskan commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa ada beberapa definisi untuk kecerdasan moral, kebanyakan dari mereka berkisar pada kebiasaan dan pola pemikiran, emosi, niat, dan perilaku yang terkait dengan masalah benar dan salah, terutama dalam konteks sosial. Ada berbagai macam program pembangunan karakter moral mulai dari kualitas moral bulan, untuk integrasi kegiatan karakter moral menjadi pelajaran akademik, untuk seluruh program-program sekolah mana instruksi ini difokuskan pada karakter moral, layanan program pembelajaran terpadu ke dalam kurikulum. Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
Persamaannyaa
adalah
kedua
penelitian
sama-sama
menginintegrasi kegiatan karakter moral menjadi pelajaran akademik, untuk seluruh program-program sekolah mana instruksi ini difokuskan pada karakter moral, layanan program pembelajaran terpadu ke dalam kurikulum.. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu kulitatif, sedangkan penelitian terdahulu dengan pengembangan model yang sudah ada.
C. Kerangka Berfikir Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar dapat dilakukan pada ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran), Dalam hal ini adalah pembelajaran pada mata pelajaran PKn. Dengan dilaksanakannya pendidikan karakter di sekolah dan diintegrasikan dalam mata pelajaran, diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di sekolah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
Survei dilapangan bahwa perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh siswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Apalagi jika keinginan lulus dengan mudah ini bersifat institusional karena direkayasa atau dikondisikan oleh pimpinan sekolah dan guru secara sistemik. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melaui Mata Pelajaran PKn siswa di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, Evaluasi, Faktor pendukung commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan penghambat pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan. Berikut adalah kerangka berfikir penelitian ini:
Pendidikan karakter yang terintegrasi pada pembelajaran PKn diharapkan mampu menjadi salah satu solusi atas masalahmasalah sosial.
Faktor Pendukung
Perencanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Pkn
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Pkn
Evaluasi
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian
commit to user
a. Mempersiapkan Silabus b. Mempersiapkan RPP c. Mempersiapkan bahan ajar
Faktor Penghambat
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang ingin mendeskripsikan tentang pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan, maka jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berbentuk tulisan tentang orang atau katakata orang dan perilakunya yang tampak atau kelihatan (Harsono, 2011: 33). Penelitian kualitatif mempunyai kepedulian dengan proses dan sekaligus mempunyai kepedulian dengan produknya (Sutama, 2010: 63). Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data yang diperoleh dengan cara induktif. Perhatian utamanya adalah jawaban atas pertanyaan bagaimana orang dalam kehidupan mereka dapat dimengerti. Data kualitatif dihimpun dalam bentuk kata-kata. Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti dimungkinkan untuk secara lebih mendalam dapat mengeksplorasi konsepkonsep yang pada dasarnya diabaikan dalam penelitian atau pendekatan lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. Peneliti sengaja mengambil setting di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan karena beberapa alasan diantaranya adalah (1) SD tersebut commit to user
34
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan salah satu Sekolah Standar Nasional di Grobogan (2) SD tersebut merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah kerja peneliti (3) Hasil pelaksanan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD tersebut sudah mulai terlihat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini secara keseluruhan diprogramkan bisa terlaksana selama kurun waktu 5 (lima) bulan, terhitung mulai bulan Mei 2014 sampai dengan September 2014 dengan rincian sebagai berikut :
No
Kegiatan
Waktu Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 Agust 2014 Sept. 2014 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Penyusunan Proposal 2. Pengurusan Ijin Penelitian 3. Persiapan Pengumpulan Data 4. Pengumpulan Data 5. Analisis Data 6. Penyusunan Laporan
Tabel 1 : Program Waktu Pelaksanaan Penelitian
C. Kehadiran Peneliti Agar didapatkan data yang valid dan reliabel, peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian. Kehadiran peneliti dalam melakukan penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu tiga to bulan commit useryang dikhususkan untuk mencari
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
data mengenai Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. Oleh karena itu, menurut Spradley (dalam Harsono, 2011: 158), kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen penelitian dan siswa. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen penelitian, maksudnya adalah sebagai alat pengumpul data. Sebagai alat artinya tidak dapat diwakilkan kepada orang lain atau siapapun (Harsono, 2011: 2). Sementara itu, kedudukan peneliti sebagai siswa artinya bahwa peneliti tidak boleh memberikan arahan materi atau arahan lainnya. Menurut Mantja (dalam Harsono, 2011: 158) kedudukan peneliti sebagai siswa dalam penelitian adalah mengamati perilaku objek dan di sini dimaksudkan ialah sebagai pengamat berperan serta yang menceritakan apa yang dilakukan orang-orang. Menjadi anggota kelompok subjek yang diteliti sehingga tidak lagi dipandang sebagai peneliti asing, tetapi sudah menjadi teman yang dipercaya.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Data adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami dan bahkan yang dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pengumpulan data dan merefleksikan kegiatan tersebut ke dalam etnografi. Menurut Harsono (2011: 159), sumber data penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data yang berupa dokumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
data-data mengenai pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. 2. Sumber Data Menurut Spradley (dalam Harsono, 2011: 160), sumber data dalam penelitian berupa kata dan tindakan orang yang diamati atau yang diwawancarai, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan foto. Sumber data dalam penelitian ini adalah: a) Informan Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian melalui wawancara. Ucapan dan tindakan orang dalam penelitian ini bersifat deskriptif, etnografis, dan struktural melalui wawancara. Sumber data manusia berfungsi sebagai subjek atau informan, dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. b) Kejadian Kejadian dalam
penelitian
merupakan tindakan
yang
dilakukan oleh orang-orang yang diamati. Kejadian diperoleh dari hasil observasi langsung pada subjek penelitian di tempat penelitian selama peneliti berpartisipasi pada aktivitas pelaku (Harsono, 2011: 160). Guru, siswa, dan aktivitas di kelas III dan kelas VI untuk dilakukan observasi mengenai situasi sosial di kelas tersebut saat pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang
disertai
dokumentasi
untuk mendukung
hasil
penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan sampel purposive di mana peneliti ingin melihat bagimana implementasi pendidikan karakter melalui PKn secara mendalam berdasarkan karakteritik siswa kelas rendah yang diwakili kelas III dan kelas tinggi yang diwakili kelas VI. c) Dokumen Dokumen adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keteranganketerangan mengenai peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini adalah berupa dokumen yang relevan dengan pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn, misalnya silabus dan RPP dan foto pelaksanaan pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. 1. Wawancara Mendalam Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertanyaan itu (Moleong, 2006: 135). Metode wawancara (interview) yang dilakukan yaitu wawancara berstruktur (wawancara yang dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti) dan wawancara tak berstruktur (wawancara yang dilakukan apabila jawaban berkembang di luar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian) (Nasution, 2006: 720). Menurut Mantja (dalam Harsono, 2011: 162), wawancara mendalam merupakan percakapan terarah yang tujuannnya untuk mengumpulkan informasi etnografi. Wawancara mendalam dapat diberi makna kombinasi antara pertanyaan-pertanyaan deskriptif, struktural, dan kontras. Informan yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Data yang ingin didapat dari wawancara ini adalah data tentang pe;aksanaan pendidikan karakter pada melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. 2. Observasi
Menurut Le Comte (dalam Mantja, 2008: 52), pengamatan peran serta adalah proses di mana peneliti memasuki latar atau setting atau suasana tertentu dengan tujuan melakukan pengamatan tentang bagaimana peristiwa atau kejadian dalam latar itu memiliki hubungan. Peneliti mengobeservasi secara langsung, baik secara formal maupun informal. Observasi dilakukan untuk memperoleh data pendukung yang valid. commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di kelas rendah yang diwakili III dan di kelas tinggi yang diwakili kelas VI. 3. Studi Dokumen Sukmadinata (2005: 221) mengemukakan bahwa dokumen sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mencari sumber data karena dokumen dapat dipergunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun
dan
menganalisis
dokumen tertulis,gambar, maupun elektronik.
commit to user
dokumen-dokumen,
baik
41
Metode Pengumpulan Data No
1
2
3
Rumusan Masalah
Perencanaan Pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn Pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelarjaran Pkn
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn
Indikator
Wawan cara
Observa si
Studi Dokumen
1. Guru mempersiapkan silabus dan RPP
√
-
√
2. Guru mempersiapkan metode yang diberikan
√
3. Guru mempersiapkan media yang digunakan
√
-
1. Langkah-langkah pelaksanaan pendidikan karakter
√
√
√ √
Guru PKn
-
melalui PKn 2. Interaksi siswa dan guru selama pembelajaran
Sumber Dtaa
Guru PKn, , √
√
-
1. Kemampuan guru
√
√
-
2. Kelengkapan dokumen
√ √
√ √
√ -
Guru PKn,
√
√ -
√ -
sekolah, Siswa
3. Daya serap peserta didik 4. Fasilitas sekolah 5. Ketersediaan dana
Siswa
Kepala
42
1. Mengembangkan indikator dari nilai-nilai
4
Evaluasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn
karakter yang ditetapkan. 2. Menyusun berbagai instrumen penilaian.
√
-
-
√
-
-
3. Malakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator. 4. Melakukan analisis hasil evaluasi.
Kepala Sekolah. Guru PKn,
√
-
-
√
-
-
√
-
-
5. Melakukan tindak lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
F. Teknik Analisis Data Proses analisis data merupakan bagian yang paling sulit. Data berupa deskripsi kata-kata dan kalimat yang dikumpulkan melalui wawancara, deskripsi hasil interpretasi dari observasi, hasil dokumentasi, disusun secara teratur dalam bentuk susunan kata yang menunjukkan konstruk budaya (Harsono, 2011: 168). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dalam situs. Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs ditegaskan bahwa kolom pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka waktu, dalam susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu terjadi. Prinsip dasarnya adalah kronologi. Berikut tahapan dalam analisis data tertata, yaitu : Pertama, Membangun sajian. Pada tahap ini cara yang mudah bergerak maju adalah memecah-mecah inovasi ke dalam komponen-komponen atau aspek-aspek khusus, dengan menggunakan ini sebagai baris matriks. Kolom matriks adalah jangka-jangka waktu, dari penggunaan awal sampai penggunaan nanti (Miles dan Huberman, 2007: 173-174). Kedua, Memasukkan data. Pada tahap ini, penganalisis sedang mencari perubahan-perubahan dalam inovasi itu, komponen demi komponen. Perubahan-perubahan itu dapat ditempatkan dalam catatan-catatan lapangan wawancara dengan para pengguna inovasi yang sudah terkode, yang ditanyai secara khusus apakah commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mereka telah membuat suatu yang sudah terkode dalam format buku inovasi. Kelanjutan penyelidikan menurut adanya bagian-bagian yang telah ditambah, didrop, diperbaiki, digabungkan, atau diseleksi untuk digunakan. Dalam beberapa hal dapat mengacu pada bukti-bukti dokumenter (Miles dan Huberman, 2007: 174). Ketiga, Menganalisis data. Pada tahap ini, penganalisis dapat memahami lebih dalam mengenai apa yang terjadi dengan mengacu kembali pada aspek-aspek lain dari catatan lapangan, khususnya apa lagi yang dikatakan orang mengenai perubahan itu atau alasan-alasannya (Miles dan Huberman, 2007: 177). Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion). a. Pengumpulan Data ( data collection ) Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
b. Reduksi Data ( data reduction ) Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan akhir atau verifikasi. Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung. c. Penyajian Data ( data display ) Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan dan untuk menemukan suatu makna dari datadata yang telah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Data yang diperoleh dari penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat, atau paragraph. Karena itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks atau berupa uraian naratif. Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh disajikan pula dalam bentuk gambar, matrik dan skema (Sugiyono, 2009: 349). d. Penarikan Kesimpulan ( conclusion ) Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 352), menyatakan langkah keempat dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari reduksi data dan penyajian data yang telah didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang remang atau belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2008: 345). Hubungan langkah-langkah tersebut bersifat interaktif yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Data Collection
Data display
Data Reduction Conclusion: Drawing /verifying
Gambar 2 : Komponen dalam analisis data (Interactive Model) Miles and Huberman Dalam Sugiyono (2009: 247)
G. Keabsahan Data Data yang diperoleh dikatakan valid apabila temuan dan interpretasi data memiliki kredibilitas. Dalam penelitian ini, yang dapat dilakukan oleh commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peneliti terbatas pada kredibilitas dengan mengusahakan semaksimal mungkin peneliti tinggal di lapangan dengan melakukan wawancara dan observasi berkali-kali sehingga diperoleh dan konsisten. Cara berfikir kualitatif,
informasi
dapat
dikatagorikan
valid
manakala
memiliki
karakteristik informasi yang sama antar berbagai sumber (Harsono, 2011: 35). Misalnya dota dokumen sama dengan data observasi, bahkan sama juga dengan informasi dari informan. Keabsahan data dilakukan melalui trianggulasi data melalui pengamatan kinerja guru dan kegiatan siswa. Menurut Moleong (2006: 330) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: 1. Triangulasi Data Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. 2. Triangulasi Peneliti
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi. 3. Triangulasi Metodologis. Teknik
triangulasi
metode
digunakan
dengan
cara
mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).
4. Triangulasi teoretis. Triangulasi menggunakan
jenis
perspektif
ini
dilakukan
lebih dari
satu
oleh teori
peneliti dalam
dengan
membahas
permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap.
Berdasarkan uraian diatas maka Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAf.HASAN
A. Deskripsi Umum SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Untuk mengetahui secara jelas keadaan SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan, di bawah ini disajikan deskripsi umum objek penelitian. SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan adalah SD tertua di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan yang didirikan masih pada masa penjajahan Belanda, yaitu tahun 1916, terletak di Jalan Surojenggolo No 36 Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, Kode Pos 58182. Luas lahan yang dimiliki 3900 m2 (60 m x 65 m). Sedangkan luas bangunan 570 m2, yang terdiri dari 6 (enam) ruang kelas (6 x 7 m x 7 m), ruang kepala sekolah dan guru (10 m x 9 m), ruang UKS/Musholla (10 m x 6 m), ruang perpustakaan (8 m x 7 m), dan ruang kesenian (10 m x 7 m). Visi SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan adalah cerdas, terampil, sehat dan berakhlak mulia. Misinya: Menyiapkan generasi prestasi yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK; Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk
mencapai
Meningkatkan
profesionalisme
Melaksanakan
pembiasaan
prestasi
pendidik
berperilaku
dan hidup
dalam segala bidang; tenaga sehat
kependidikan; dan
bersih;
Mengoptimalkan tumbuh kembang anak, berperilaku santun; Melaksanakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
pendidikan berbasis keterampilan. Tujuan dari SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan adalah Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan keterampilan serta akhlak mulia untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Jumlah peserta didik Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas I adalah 34 Siswa, II adalah 49 siswa, kelas III adalah 46 siswa, kelas IV adalah 40, kelas V adalah 33 siswa dan VI adalah 30 siswa sehingga semuanya berjumlah 232 siswa. Semua guru sudah berkualifikasi S1 dan berjumlah 9 guru.
B. Hasil Penelitian Bertolak dari rumusan masalah dan indikator dalam penelitian yang telah dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen didapat data sebagai berikut: 1. Perencanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Keberhasilan mengajar sangat dipengaruhi oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa. Sebelum mengajar seorang guru harus menyusun perencanaan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui observasi, guru kelas III dan Kelas VI SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dalam merencanakan pembelajaran mata pelajaran PKn melalui persiapan mengajar yaitu rencana tertulis yang berisi tujuan pengajaran secara operasional, materi yang akan disajikan, memilih nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan, bentuk kegiatan belajar mengajar, model commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran
yang
digunakan,
waktu
yang
diperlukan,
media
pembelajaran yang mendukung, dan evaluasi pembelajaran telah disusun dengan baik. Bentuk persiapan mengajar tersebut terangkum dalam RPP yang dibuat oleh guru dengan berpedoman pada kurikulum, silabus dan standar proses. Selain hal tersebut di atas, guru haruslah memiliki keterampilan mendidik dan mengajar, maka nilai-nilai yang ingin ditanamkan akan mampu diinterpresentasikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam aplikasinya pada proses belajar mengajar di kelas guru harus memiliki ketrampilan bertanya, membangkitkan motivasi, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber dari Pancasila, agama, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Peneliti melakukan teknik wawancara dan studi dokumen untuk memperoleh data persiapan guru sebelum memulai pelajaran. Menurut Ibu Nurul Walidaini selaku Guru Kelas III bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan dengan cara mengelaborasikan nilai-nilai sikap dalam pembelajaran. Ibu Nurul mengatakan bahwa: “Saya mempersiapkan pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn pada proses perencanaan adalah dengan
mengelaborasikan
nilai-nilai
atau
sikap
pembelajaran”. (Catatan Lapangan 02 halaman 124) commit to user
dalam
skenario
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejalan dengan pendapat Ibu Nurul Walidaini nara sumber Ibu Kuntinah selaku Guru Kelas VI mengungkapkan tahap perencanaan yang dilaksanakan adalah dengan memasukkan nilai-nilai karakter bangsa ke dalam silabus dan RPP. Ibu Kuntinah menyatakan sebagai berikut: Saya mencantumkan muatan-muatan kegiatan yang meliputi perilaku dan ucapan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa dalam perencanaan pembelajaran. Perencanaan disusun dengan memasukkan nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan ke dalam silabus dan RPP. (Catatan Lapangan 03 halaman 133) Sedangkan Ibu Nurul selaku Guru Kelas III menyatakan lebih pada
memasukkan
nilai-nilai
budi
pekerti
dalam
perencanaan
pembelajaran. Beliau memaparkan sebagai berikut: Pada perencanaan pembelajaran ini tentunya guru menyiapkan administrasi pembelajaran berupa silabus dan RPP serta memasukkan nilai-nilai budi pekerti ke dalam materi pembelajaran karena sebenarnya pendidikan karakter itu menurut saya pengembangan pendidikan budi pekerti. (Catatan Lapangan 02 halaman 124) Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa RPP dan silabus menunjukan bahwa ada bagian
yang
digunakan
untuk
menuliskan
karakter
yang
akan
dikembangkan di dalam silabus dan RPP. Pada silabus karakter yang dikembangkan ditulis di bagian kolom karakter siswa yang diharapkan, sedangkan dalam RPP diletakkan pada sub tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang tertuang ke dalam RPP di SD Negeri
1 Kuwu, Kradenan, Grobogan diawali dengan kajian
guru
terhadap silabus dan bahan ajar yang memuat pendidikan karakter, selain commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
itu model
pembelajaran yang digunakan haruslah mendukung. Model
pembelajaran merupakan salah satu trategi yang digunakan guru untuk memasukkan nilai pendidikan karakter terhadap pembelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Sekolah (Bapak Darsuki), beliau menyampaikan bahwa: Dalam menyusun persiapan pembelajaran, saya menekankan kepada semua guru supaya mempersiapkan dengan matang dan kreatif dalam menanamkan nilai-nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, utamanya mata pelajaran PKn dan Pendidikan Agama. Karakter yang dikembangkan sejak dari SD berkontribusi besar dalam pengembangan karakter pada jenjang sekolah berikutnya. Itu sering kami sampaikan kepada rekanrekan guru di sekolah ini. (Catatan Lapangan 01 halaman 120) Hal senada disampaikan oleh Bapak Fahrurrozi, selaku Guru Pendidikan Agama Islam yang sekaligus guru paling senior di SD Negeri 1 Kuwu. Beliau menyatakan pengembangan
nilai-nilai
bahwa untuk meningkatkan efektivitas karakter,
dalam
penyusunan
persiapan
pembelajaran di sana juga harus telihatr jelas model pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi sangat bermakna bagi peserta didik.
Model pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru dalam sebuah pembelajaran. Model ini dimaksudkan supaya apa yang disampaikan guru menarik dan dapat diterima siswa dengan baik. Guru harus mempunyai kemampuan untuk dapat membuat suatu proses pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa akan merasa commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nyaman dan senang belajar. Seorang guru juga harus mengetahui kondisi siswanya, dengan begitu guru dapat menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan. Hal ini disampaikan oleh Ibu Kuntinah selaku guru kelas VI berkaitan dengan model-model pembelajaran apa saja yang diterapkan, diperoleh jawaban sebagai berikut: “ Model pembelajaran
yang sering saya gunakan
adalah : Jigsaw
dengan penekanan nilai kerja sama, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab, dan Problem Based Learning dengan penekanan nilai percaya diri, bersahabat, toleransi, dan demokratis.” (Catatan Lapangan 03 halaman 134).
Berkaitan
dengan
pertanyaan penulis
mengenai tujuan
pembelajaran yang mana, melalui materi apa, model pembelajaran berbasis pembentukan karakter diterapkan, diperoleh jawaban dari Ibu Nurul sebagai berikut : Sudah saya terapkan misalrnya pada semester II dalam Standar Kompetensi (SK) Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dan Kompetensi Dasar (KD) Menjelaskan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat, dengan materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat, dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. (Catatan Lapangan 02 halaman 125) Bahwa guru tersebut sudah
menerapkan
model-model
pembelajaran berbasis pembentukan karakter, yakni problem based learning. Dalam penerapannya sudah sesuai dengan Standar Kompetensi commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(SK) Menampilkan
perilaku
kemerdekaan mengemukakan
pendapat
dengan Kompetensi Dasar (KD) Menjelaskan hakekat kemerdekaan mengemukakan
pendapat.
mengemukakan
pendapat
Mengaktualisasikan bebas dan
Menguraikan secara
kemerdekaan
bertanggung
bebas
pentingnya dan
bertanggung
mengemukakan
jawab dengan
kemerdekaan
pendapat
materi
jawab. secara
kemerdekaan
mengemukakan pendapat.
Terkait hasil wawancara dengan guru kelas VI tentang mata pelajaran PKn maka penulis juga mengajukan pertanyaan dengan siswasiswi kelas VI SDN 1 Kuwu Kradenan Grobogan yaitu Bayu Aji Santoso, Diah Retno Wulandari, dan Ahmad Ramadan mengenai apakah guru sudah menerapkan model-model pembelajaran diperoleh jawaban sebagai berikut:
a. Bayu Aji Santoso ”Sudah Pak, Ibu Kuntinah sudah menerapkan model-model itu, beliau sering berganti - ganti dalam menerapkan model-model pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan tidak menjadikan saya dan teman-teman bosan.” (Catatan Lapangan 04 halaman 140)
b. Diah Retno Wulandari commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
”Ya Pak, Ibu Kuntinah sudah menerapkannya waktu pelajaran PKn dan mata pelajaran lainnya di kelas”. ( Catatan Lapangan 05 halaman 145)
c. Ahmad Ramadan ”Sudah diterapkan Pak, kemarin pada waktu pembelajaran PKn dengan materi perjuangan meraih kemerdekaan Bu Kuntinah menugaskan kami secara berkelompok untuk membahas persoalan sekitar perjuangan meraih kemerdekaan.” (Catatan Lapangan 06 halaman 150)
Guru kelas VI SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, menuntun peserta didiknya
agar
secara aktif berperan serta dalam pembelajaran dan
menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka dalam proses belajar di kelas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi rasa bosan yang dialami siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Guru melakukan variasi pembelajaran dengan menggunakan model-model
pembelajaran
sehingga
siswa
tidak merasa
bosan
menerima pelajaran di kelas. Penerapan model-model pembelajaran tersebut menuntun siswa aktif melakukan kegiatan belajarnya sendiri, siswa pun merasa senang dengan kegiatan belajar seperti ini. Dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan memfasilitasi peserta didik commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam melakukan proses belajar siswa aktif dan menumbuhkan nilainilai karakter kepada peserta didiknya.
Dalam
penerapan
model-model
pembelajaran
berbasis
pembentukan karakter (model pembelajaran siswa aktif : Jigsaw, Problem Based
Learning,
dan
lainnya)
pada
mata
Kewarganegaraan di kelas, maka seorang guru
pelajaran
Pendidikan
harus
mengetahui
prosedur atau langkah-langkah model-model pembelajaran tersebut. Siswa diajak untuk lebih aktif, artinya bahwa pembelajaran menjadi tanggung
jawab
mereka sendiri, guru hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing.
Berkaitan dengan hal tersebut penulis mengajukan pertanyaan, bagaimana prosedur pembelajaran jigsaw yang dilakukan oleh Ibu Kuntinah selaku guru kelas VI
dalam kegiatan belajar mengajar,
kemudian diperoleh jawaban sebagai berikut:
Pembelajaran jigsaw itu pertama saya memberikan penjelasan kompetensi dan nilai karakter yang akan dicapai, membentuk kelompok awal melalui penomoran maksimal dalam satu kelompok 4 anak, saya berikan materi atau kasus yang akan mereka kerjakan dalam kelompok ahli sesuai dengan nomor yang sama, biarkan anak-anak kerjasama dalam kelompoknya, kemudian saya memberikan kesimpulan. (Catatan Lapangan 03 halaman 134)
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mewujudkan suasana belajar
yang
commit todan user berpusat menyenangkan
pada
siswa
yang
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menumbuhkan nilai karakter, prosedur atau langkah-langkah modelmodel
pembelajaran
pun
diterapkan
oleh
guru. Sebelum
guru
menerapkannya di kelas guru memang sudah seharusnya menguasai langkah-langkah pembelajaran pada model-model pembelajaran tersebut. Untuk menguasai setiap prosedur
dalam
menerapkan
model-model
pembelajaran, guru perlu banyak referensi untuk menyesuaikan denagn kondisi peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru di SDN 1 Kuwu Kradenan Grobogan dalam merencanakan implementasi pendidikan karakter adalah dengan menyiapkan silabus, RPP, bahan ajar, dan model pembelajaran yang akan diterapkan. Silabus dan RPP yang dibuat dengan memuatkan nilai-nilai karakter di dalamnya. Karakter yang akan dikembangkan dalam silabus dan RPP diletakan pada bagian “karakter siswa yang diharapkan”. Model pembelajaran yang sering digunakan adalah jigsaw dan problem based learning.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui pembelajaran PKn di SD Negeri Kuwu Kradenan Grobogan sudah dilakukan cukup baik. Setelah persiapan guru meliputi perangkat pembelajaran yang implisit commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan pendidikan karakter serta pemilihan model pembelajaran yang tepat, dalam pelaksanaan pembelajaran dipilihlah materi yang tepat. Kurikulum yang berubah-ubah membuat guru harus lebih cermat lagi dalam menyampaikan materi. Dengan berubahnya kurikulum materi yang disampaikan pun ikut berubah. Peneliti melakukan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen, untuk memperoleh data pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn. Menurut Ibu Nurul Walidaini Guru Kelas III bahwa pelaksanaan pembelajaran dibagi ke dalam beberapa bagian. Beliau mengatakan: “Langkah-langkah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Jadi intinya sama seperti pembelajaran pada biasanya”. (Catatan Lapangan 02 halaman 125) Berdasarkan
hasil
studi
dokumen
(RPP)
dan
observasi
pelaksanaan pembelajaran diperoleh data bahwa guru membagi langkahlangkah pembelajaran ke dalam tiga tahapan/kegiatan. Langkah – langkah tersebut adalah kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada observasi pelaksanaan pembelajaran penulis melakukan pengamatan pada dua kelas, yaitu kelas rendah (kelas III) dan kelas tinggi (kelas VI). 1. Kelas III commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil bahwa langkahlangkah pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter melalui PKn di kelas III sebagai berikut : a) Pertemuan pertama : Kegiatan awal guru menanamkan sikap religius, sopan, dan berfikir logis. Langkah-langkah pada kegiatan
pendahuluan guru
menanamkan sikap sopan dengan mengucapkan salam dengan bersenyum kepada peserta didik saat memasuki ruang kelas yang dibalas dengan salam dari siswa. Guru menanamkan sikap religius dengan menyuruh siswa untuk berdoa “Mari sebelum pembelajaran hari ini kita mulai kita berdoa bersama-sama semoga pembelajaran hari ini dapat berjalan lancar!” siswa bersama-sama mengucapkan doa sebelum belajar. Selanjutnya guru menanamkan sikap berfikir logis dengan bertanya kepada siswa “Apa yang kalian rasakan jika kalian diejek orang lain?” siswa menjawab “sakit hati, sedih!”. Kemudian guru menanyakan “Kira-kira materi apa yang akan kita pelajari?” namun siswa hanya diam saja. Kegiatan inti guru menanamkan karakter antara lain jujur, tanggung jawab, dan berfikir logis. Dalam kegiatan pembelajaran Ibu Nurul Walidaini kemudian menyampaikan materi yang akan dibahas adalah mengenai harga diri. “Apa itu harga diri?” Kata Ibu Nurul. Siswa ada yang berani menjawab “Kebutuhan seseorang”. Ibu guru kemudian meminta jawaban lain namun tidak ada yang berani menjawab, kemudian ibu guru menjelaskan apa yang dimaksud harga diri dijelaskan juga bahwa commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seseorang akan dihargai jika jujur. “Apa yang dimaksud dengan jujur?” tanya Ibu Nurul. Siswa hanya diam saja, kemudian ibu guru memberikan permisalan sehingga siswa dapat berfikir logis “Misalnya saya memiliki uang Rp. 10.000,00 kemudian saya menyuruh membelikan koran, misalnya harga koran Rp. 3.000,00 berapa uang yang kalian kembalikan?” siswa menjawab “tujuh ribu”. “Semisal ada yang mengembalikan enam ribu jujur tidak?” tanya Ibu Kuntinah. “Tidak” jawab siswa. Selanjutnya Ibu Nurul menanyakan “Kalau begitu apa yang dimaksud dengan jujur?” siswa ada yang menjawab “Berkata apa adanya”. “ Iya benar” jawab Ibu Nurul. Ibu guru kemudian menegaskan jika kalian ingin dihargai orang lain maka kalian harus jujur dalam apa pun.
Ibu Nurul menjelaskan
seseorang akan dihargai jika memiliki tanggung jawab. Ibu guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan tanggung jawab “Jika kalian mempunyai tanggung jawab kalian pasti di sekolah belajarnya sungguhsunguh. Kalian tau bahwa orang tua kalian menyuruh kalian ke sekolah untuk belajar. Mereka bekerja keras untuk membiayai kalian untuk sekolah. Jadi sebagai tanggung jawabnya kalian harus belajar dengan sungguh”. Kegiatan penutup guru menanamkan sikap logis dengan menanyakan “Apa saja yang harus kita lakukan agar kita mempunyai harga diri tadi?” siswa menjawab “Jujur dan bertanggung jawab”. Terakhir Ibu Nurul mengeluarkan selembar kertas untuk post test. b) Pertemuan kedua
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan pendahuluaan guru menanamkan sikap santun dan religius seperti pada pertemuan pertama. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengucapkan salam dan memimpin doa. Selanjutnya bertanya kepada siswa “Sampai dimana kemarin?”. Siswa menjawab “ Sampai Harga Diri Bu”. Kegiatan inti guru menanamkan sikap memahami kelemahan dan kelebihan, percaya diri, berfikir logis dan kritis. Ibu Nurul menyebutkan bahwa materi yang akan dibahas adalah kelebihan dan kekurangan. Dijelasakan bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya saja A mempunyai nilai IPA 3, Bahasa 8, PKn 10, dan Matematika 9. “Berarti yang tidak bisa apa A ini?” tanya Ibu Nurul. Siswa menjawab “IPA!”. “Terus bagimana cara mengatasinya?” Sahut Ibu Nurul. Hal ini bisa menumbuhkan sikap logis dan kritis siswa. Namun siswa hanya diam saja. Kemudian dijelaskan yang sulit itu harus disukai supaya menjadi
bisa.
“Jadi
kalau
kalian
tidak
bisa
jangan
langsung
meninggalkannya atau bahkan membencinya tapi malah harus disukai, kalau tidak begitu ya tidak akan bisa-bisa” tambah ibu guru. Kemudian dijelaskan agar seseorang itu memiliki percaya diri. “Apa itu percaya diri?” tanya Ibu Nurul. “Misalnya kalian disuruh membaca UUD saat upacara bendera kamu harus mempunyai percaya diri. Kalian harus mempunyai keyakinan bisa melakukannya. Kalau salah satu kali atau dua kali itu merupakan pengalaman, jadi jangan malu. Jadi kalian harus mempunyai percaya diri.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
Dalam kegiatan penutup guru melakukan post test yang berguna untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan. Guru juga meminta untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.
c) Pertemuan ketiga Kegiatan pendahuluan guru menanamkan sikap santun dan religius seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengucapkan salam dan memimpin doa. Kegiatan inti guru berusaha menanamkan sikap menghargai diri sendiri dan orang lain, bergaya hidup sehat, kerja keras, santun. Ibu Nurul memasuki materi dengan menanyakan “Bagimana cara mencintai diri sendiri?” siswa hanya diam saja. “Yang berhubungan dengan sehat apa?” tambah Ibu Nurul. Siswa menjawab “Kebersihan”. “Ya, supaya bersih itu bagimana? “Jadi rambutnya disisir, gosok gigi, mandi dua kali sehari orang lain pasti akan menghargai”. “Sekarang yang berhubungan dengan keindahan?” tanya Ibu Nurul. Siswa ada yang menjawab “Memakai baju dengan rapi”. “Ya benar, Jadi kalau kalian memakai baju disetrika, memakai ikat pinggang, memakai sepatu, bajunya lengkap ada betnya pasti akan dilihat enak. Sekarang siapa yang tidak pake ikat pinggang?”. Selanjutnya Ibu Nurul bertanya “Bagimana cara agar dihargai orang lain? Ayo kalian harus angkat suara jika kalian diam saja maka tidak akan bisa”. Kemudian diberi permisalan oleh Ibu Nurul “Kalau saya commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkata-kata buruk akan dihargai orang lain tidak?”. Siswa menjawab “Tidak”. Kemudian dijelaskan lebih lanjut “Jadi bahasanya harus bagus santun ada orang yang lewat”. Selanjutnya dijelaskan cara agar dihargai orang lain dengan mempunyai cita-cita yang tinggi. “Kalian punya semangat belajar tidak? Punya semangat belajar?” siswa menjawab “Ya”. Ibu Nurul terus menambahkan “Tapi jangan cuma punya semangat belajar, saat di sekolah pikirannya tidak di sekolah. Jadi kalau sudah di sekolah ya harus belajar”. Selanjutnya guru menanamkan sikap logis
dengan
guru
menanyakan kembali tadi apa saja yang harus kita lakukan agar dapat dihargai orang lain. Siswa menjawab berkata sopan, santun pada orang lain, mempunyai cita-cita yang tinggi. Selanjutnya guru melakukan post test. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa guru sudah berusaha menanamkan nilai-nilai karakter. Pada kegiatan awal karakter yang ditanamkan antara lain sopan, religius dan berfikir logis. Pada kegiatan inti antara lain jujur, tanggung jawab berfikir logis dan kritis, percaya diri, bergaya hidup sehat, kerja keras, santun. Sedangkan kegiatan inti guru menanamkan sikap logis dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari dan melakukan postest. Sedangkan sikap siswa yang muncul antara lain religius, santun, berfikir logis.
2. Kelas VI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil bahwa langkahlangkah pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di kelas VI sebagai berikut :
a) Pertemuan pertama Langkah-langkah pada kegiatan pendahuluan guru menanamkan sikap sopan dengan mengucapkan salam dengan bersenyum kepada peserta didik saat memasuki ruang kelas yang dibalas dengan salam dari siswa. Guru menanamkan sikap religius dengan menyuruh siswa untuk berdoa “Mari sebelum pembelajaran hari ini kita mulai kita berdoa bersama-sama semoga pembelajaran hari ini dapat berjalan lancar!” siswa bersama-sama mengucapkan doa sebelum belajar. Pada kegiatan inti guru menanamkan sikap gemar membaca, berfikir logis, dan kerja keras. Siswa disuruh membaca teks mengenai sistem pemerintahan pusat. Kemudian Ibu Kuntinah bertanya “Kira-kira siapa yang ada dipemerintahan pusat ini?” siswa menjawab “MPR, DPR, presiden, dan wakil presiden”. Kemudian Ibu Kuntinah menyuruh siswa untuk mencatat materi. Setiap selesai mencatat Ibu Kuntinah menjelaskan sambil menanyakan kembali. Guru membacakan tugas-tugas MPR dan siswa mencatatnya. Kemudian siswa disuruh mengungkapkan kembali apa tugas MPR. Siswa mengatakan “Memberhentikan presiden dan wakil presiden”, kemudian disambung dengan penjelasan guru “Jadi DPR commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengusulkan kepada MPR sebaiknya presiden diberhentikan karena masalah ini. Melalui sidang paripurna presiden diberi kesempatan untuk menjelaskan”. Kemudian guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok (tiap kelompok maksimal empat) untuk melanjutkan mencari tugas-tugas dari DPR, pesiden, MA, MK, KY, BPK, DPD. Kegiatan penutup guru menanamkan sikap tanggung jawab. Karena waktu sudah habis tugas dikerjakan di rumah sebagai PR dan materi dilanjutkan minggu depan. b) Pertemuan kedua Kegiatan pendahuluaan guru menanamkan sikap santun dan religius seperti pada pertemuan pertama. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengucapkan salam dan memimpin doa. Kegiatan inti guru menanamkan sikap tanggung jawab, kerja keras, berfikir logis dan kritis. Ibu Kuntinah kemudia meminta semua siswa kembali pada kelompoknya kemarin “Kita bahas hasil pekerjaan kalian tapi sebelumnya ditukarkan”. Ibu Kuntinah kemudian meminta tiap kelompok
membacakan
hasilnya
satu
persatu.
Dalam
sela-sela
pembahasan tentang tugas presiden, Ibu Kuntinah menjelaskan lebih lanjut “Presiden itu setelah dua periode jadi terus mesti berhenti untuk mencalonkan diri. Jadi 5 tahun pertama terpilih 5 tahun kedua terpilih lagi, setelah itu tidak bisa mencalonkan lagi! Jadi bagimana dengan pak SBY, besok maju jadi presiden lagi atau tidak?” siswa menjawab “Tidak”. commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dilanjutkan
hingga
pembahasannya
selesai
semua.
Kemudian
dilanjutkaan dengan mencatat materi selanjutnya. Kegiatan penutup guru menanamkan sikap logis dengan membimbing siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari “Apa saja tadi tugas-tugas KY, DPD, MK. Selanjutnya siswa disuruh untuk mempelajari materi selanjutnya dan mengingatkan bahwa dua minggu lagi ulangan. c) Pertemuan ketiga Kegiatan pendahuluaan guru menanamkan sikap santun dan religius seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengucapkan salam dan memimpin doa. Kegiatan inti menanamkan sikap kerja keras dan mandiri. Ibu Kuntinah menjelaskan apa yang dimaksud dengan organisasi pemerintahan tingkat pusat dan menyuruh siswa
membuat bagan organisasi
pemerintahan tingkat pusat secara sendiri-sendiri. “Buatlah bagan organisasi pemerintahan tingkat pusat di buku kalian masing-masing!” Siswa langsung mengerjakannya. Ibu Kuntinah berkeliling untuk melihat hasil pekerjaan siswa. Siswa ada yang bertanya “Bu, ini garis putus-putus sama tidak kalou digaris tidak putus-putus” Ibu Kuntinah menjelaskan bahwa ada beda fungsi garis putus-putus dan garis tidak putus-putus. Setelah selesai Ibu Kuntinah menjelaskan maksud dari bagan organisasi tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
Pada kegiatan penutup guru menyampaikan bahwa materi sudah habis mengenai sistem pemerintahan. Ibu Kuntinah juga mengingatkan bahwa minggu depan ulangan.
Berdasarkan paparan di atas disimpulkan bahwa guru sudah berusaha menanamkan nilai-nilai karakter. Kegiatan awal karakter yang ditanamkan antara lain sopan dan religius, kegiatan inti antara lain tanggung jawab, berfikir logis dan kritis, percaya, mandiri, kerja keras. Sedangkan kegiatan inti guru menanamkan sikap logis dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari. Sikap siswa yang muncul mandiri, tanggung jawab, berfikir logis, religius, sopan. Hasil observasi dan analisis dokumen di atas diperkuat dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas VI, Ibu Kuntinah yang mengatakan: Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penanaman pendidikan karakter adalah melalui pembelajaran. Pada dasarnya semua materi atau nilai pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam semua mata pelajaran. Nilai-nilai yang akan ditanamkan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diberikan. Untuk materi tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah tingkat pusat, nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan antara lain dapat dipercaya, tanggung jawab, tekun, perhatian, integritas, peduli, jujur, dan bekerja sama. Nilai pendidikan karakter ditanamkan melalui penyampaian materi dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. ( Catatan Lapangan 03 halaman 132)
Bapak Darsuki selaku kepala sekolah menyatakan: “Salah satu karakteristik penanaman pendidikan karakter di SD Negeri 1 commit to user Kuwu adalah adalah penanaman nilai pendidikan karakter yang
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diusahakan semaksimal mungkin inklud dalam pembelajaran serta dipadukan dalam kehidupan sehari-hari”. ( Catatan Lapangan 01 halaman 120).
Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa salah satu penanaman materi pendidikan karakter adalah melalui pembelajaran. Nilai pendidikan karakter ditanamkan sesuai dengan materi pembelajaran dan melalui berbagai aktivitas belajar. Dalam pembelajaran PKn dengan materi lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain dapat dipercaya (trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage), integritas (integrity), peduli (caring), jujur (fairnes) dan kewarganegaraan (citizenship). Pada kegiatan awal pembelajaran PKn, guru menanamkan nilai tentang religius melalui kegiatan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Pada kegiatan inti pembelajaran, nilai dapat dipercaya dan perhatian ditanamkan melalui kegiatan dimana siswa diminta untuk menyebutkan tingkatan pemerintahan yang ada di Indonesia.
Sementara
itu
untuk
nilai
peduli,
jujur,
dan
nilai
kewarganegaraan ditanamkan melalui kegitan dimana guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Nilai ketekunan ditanamkan melalui pembelajaran PKn dengan commit to user cara guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran PKn, guru mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan
belajar
dimulai
dari
instansi
terendah/terdekat
yaitu
kelurahan/desa yang berada tidak jauh dari sekolah. Melalui kegiatan ini, siswa diminta untuk melakukan pengamatan tentang sistem pemerintahan desa/kelurahan. Untuk melaksanakan tugas pengamatan, siswa dikelompokkan secara heterogen. Selain mengerjakan tugas secara berkelompok, siswa juga membuat laporan secara individual. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru kelas VI, Ibu Kuntinah berikut ini. Salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter adalah model pembelajaran kooperatif Melalui model pembelajaran ini, banyak sekali nilai yang dapat ditanamkan seperti nilai demokratis, disiplin, kerjasama, rasa ingin tahu, dan komunikatif. Melalui pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain, tanpa harus pilih-pilih, guna menyelesaikan tugas yang diberikan. (Catan Lapangan 03 halaman 133). Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Nurul, guru kelas III yang mengungkapkan bahwa: Dalam penanaman nilai karakter melalui pembelajaran, salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Untuk materi susunan pemerintahan desa, guru memanfaatkan lingkungan fisik dalam hal ini adalah kelurahan sebagai tempat belajar sekaligus sumber belajar siswa. Pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan memberikan pengalaman, pembelajaran bermakna sekaligus menyenangkan bagi siswa. (Catatan Lapangan 02 halaman 124). Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa penanaman nilai commit to user salah satunya dilakukan dengan pendidikan karakter melalui pembelajaran
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
dan
pendekatan
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Melalui aktivitas belajar yang menarik, bemakna, dan menyenangkan siswa diharapkan tidak hanya menguasai materi dengan baik tetapi juga memiliki karakter yang kuat sesuai dengan tujuan pendidikan karakter itu sendiri. Dalam pembelajaran PKn, siswa juga ditanamkan nilai tentang demokratis. Hal tersebut selain terkandung dalam materi PKn tentang Demokratisasi juga dapat ditanamkan melalui aktivitas belajar yang positif seperti diskusi. Melalui kegiatan diskusi, siswa belajar untuk berani menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain, menyelesaikan masalah secara bersama-sama, dan memiliki hak yang sama untuk menyampaikan ide dan gagasan dalam diksui. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam pembelajaran diharapkan tidak hanya diterapkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung tetapi juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terkait dengan hal tersebut Bapak Darsuki mengatakan: Dalam mata pelajaran PKn banyak sekali nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa. Untuk materi demokrasi saja banyak nilai yang bisa ditanamkan. Bahkan materi tersebut telah diterapkan dalam kehidupan di lingkungan sekolah yaitu dalam kegiatan pemilihan ketua kelas misalnya. Melalui materi demokrasi nilai yang dapat ditanamkan seperti nilai kejujuran, menghargai pendapat orang lain, terbuka, percaya diri, kerja sama, dan sebagainya. (Catatan Lapangan 01 halaman 120). Berdasarkan observasi dan hasil wawancara di atas diketahui commit to user bahwa salah satu nilai pendidikan yang ditanamkan untuk siswa di sekolah
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dasar adalah nilai demokrasi. Nilai tersebut diimplementasikan dalam mata pelajaran PKn dengan materi yang sama yaitu demokrasi. Penanaman nilai demokrasi diwujudkan secara nyata dalam kehidupan di lingkungan sekolah melalui kegiatan pemilihan ketua kelas, pemilihan pengurus kelas, pemilihan
ketua
regu
dalam
ekstrakurikuler
pramuka,
membuat
kesepakatan kelas, dan sebagainya. Selain
pemilihan
materi
pembelajaran
pendidikan karakter dalam pelajaran PKn,
pada
penanaman
metode pembelajaran juga
harus diperhatikan karena metode pembelajaran merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi metode yang digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung adalah ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi, problem solving, dan lainnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Ibu Kuntinah yang mengatakan: “Saya selalu berusaha menggunakan metode secara bervariasi agar pembelajaran terasa tidak monoton, dan saya lihat siswa merasa senang dan antusias dalam pembelajaran.” (Catatan Lapangan 03 halaman 135). Hasil studi dokumen RPP dan silabus guru juga menuliskan metode-metode tersebut. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kontekstual. Media pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya sebagai alat untuk mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik.
Media yang digunakan dikelas VI yang digunakan dalam
menjelaskan kompetensi dasar mengenal lembaga-lembaga negara dalam commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, presiden, MA, MK, dan BPK, menggunakan teks bacaan dan foto. Ibu Kuntinah mengatakan: “Saya menggunakan teks bacaan, foto presiden dan wakil presiden karena media foto tersebut selain sudah terpasang di depan kelas juga berguna untuk menarik perhatian siswa, Foto sidang DPR/MPR dan lain-lain.”. (Catatan Lapangan 03 halaman 135). Sedangkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas III tidak terlihat menggunakan media yang sifatnya material atau benda mati. Hal tersebut juga dipaparkan Ibu Nurul selaku guru kelas III sebagai berikut: Ya karena pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan kepada pemberian contoh oleh guru sendiri secara langsung dan mengarahkan siswa untuk melakukan hal-hal yang mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Alasanya karena materi yang disampaikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang harus dilakukan baik di lingkungan sekolah maupun di rumah maka dengan pemberian contoh tersebut diharapkan siswa mudah menerapkan dalam kesehari-hariannya.( Catatan Lapangan 02 halaman 125). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang digunakan tidak hanya berupa benda mati tetapi juga benda hidup. Jadi guru sebagai pendidik juga bisa menjadi media dalam pembelajaran dengan cara memberikan contoh nyata. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Evaluasi Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan
Evaluasi adalah tahap pembelajaran yang sangat penting dan khususnya juga dalam pembelajaran pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn. Selain untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran PKn, evaluasi ini juga dapat menentukan langkah-langkah atau
tindakan
selanjutnya
yang
lebih
baik.
Dalam
melakukan
evaluasi/penilaian dalam implementasi pendidikan karakter tidak hanya mengukur ranah kognitif saja melainkan juga ranah afektifnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibu Nurul dan Ibu Kuntinah. Ibu Nurul selaku guru kelas III mengatakan: “Penilaian implementasi pendidikan karakter dalam PKn itu ada dua, yaitu ranah kognitif dievaluasi pada akhir pembelajaran melalui ulangan harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas. Sedangkan ranah afektif dievaluasi selama proses pembelajaran. .” ( Catatan Lapangan 02 halaman 125).
Sejalan dengan pendapat Ibu Nurul, Ibu Kuntinah selaku guru kelas VI juga menyatakan: Penilaian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap proses dan hasil. Penilaian pada tahap proses adalah keaktifan, kerjasama, tanggung jawab disiplin, dan lainnya. Sedangkan pada tahap hasil dipergunakan untuk mengevaluasi aspek kognitif, baik melalui ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan ujian kenaikan kelas (UKK). ( Catatan Lapangan 03 halaman 135). commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam evaluasi hasil (ranah kognitif) penilaian, yang biasanya lebih banyak tertulis, siswa diharapkan dapat menjawab soal-soal dalam bentuk pilihan ganda, isian, dan uraian singkat/essay. Berikut ini disajikan contoh-contoh evaluai pembelajaran pada ulangan formatif (setelah proses pembelajaran berakhir) ben berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar baik untuk kelas rendah, yang diwakili kelas, III dan kelas tinggi yang diwakili kelas VI. a. Kelas rendah (Kelas III)
No
Bentuk Soal
1.
Pilihan Ganda
2.
Isian
3.
Esay
Contoh Soal 3. Kemampuan dan kelebihan yang dimiliki setiap manusia adalah: a. sama b. berbeda c. serasi d. sederajat 4. Agar kita dihargai dan dihormati orang lain maka sebaiknya kita.... a. memusuhi orang lain b. mendukung kejahatan orang lain c. menghargai dan menghormati orang lain d. memberi hadiah 5. Seseorang yang memiliki harga diri tercermin dalam bentuk...... a. saran b. pergaulan c. kebijakan d. perilaku 6. Hargailah orang lain seperti kamu menghargai..... 7. Cara berpakaian seseorang mencerminkan........ 8. Merapikan tempat tidur sendiri termasuk tindakan anak.............. 9. Sebutkan 2 cara meningkatkan harga diri! commit to user 10. Bagaimana cara melihat orang lain
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki harga diri/ tidak?
b. Kelas tinggi (kelas VI) Berikut disajikan bentuk soal yang diberikan kepada kelas VI semester I Soal Kelas VI Semester I No
Bentuk Soal
Contoh Soal
1.
Pilihan Ganda
2.
Isian
3.
Esay
1. Yang bertugas menangani sengketa kewenangan lembaga negara adalah .... a. Komisi yudisium b. Mahkamah Konstitusi c. Mahkamah Agung d. Kejaksaan Agung 2. Lembaga negara penyelenggara pemilu di Indonesia yang bersifat independen dan non partisipan adalah .... a. DPR b. DPD c. BPK d. KPU 3. Lembaga yang membawai badan peradilan adalah .... a. Komisi yudisial b. Mahkamah Konstitusi c. Mahkamah agung d. Kejaksaan Agung 4. Lembaga yang melaksanan kekuasaan kehakiman tertinggi adalah .... 5. MPR singkatand ari .... 6. Lembaga yang bebas dari campur tangan siapapun adalah .... 7. Sebutkan tiga lembaga yang termasuk lembaga legislatif! 8. Sebutkan tugas dan wewenang MPR! 9. Apakah KPU itu? 10. Sebutkan tugas KPU!
Sedangkan dalam penilaian proses guru mengunakan skala sikap user untuk mengukur sejauh commit mana toketercapaian terhadap karakter yang
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikembangkan dalam pembelajaran tersebut dimiliki oleh siswa. Berdasarkan format skala sikap tersebut guru melakukan pengamatan kepada semua siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda v (centang) pada skor dengan rentang 1 - 4 . Berikut disajikan contoh format penilaian sikap/ skala sikap yang digunakan di kelas rendah dan tinggi. a. Kelas rendah No
Nama
Ketekunan
Siswa 1.
Tangg.Jawab
Percaya
Kerja sama
Diri 1 2 3
4 1
2 3
4
1
2
3
4 1
2
3
4
2. 3. 4. 5. 6. 7.
b.
Kelas Tinggi
No
Nama
Keaktifan
Disiplin
Kerja sama
Demokratis
Siswa 1.
1
2 3 4 1 2 3 4
2. 3. commit to user
1
2
3
4 1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
4. 5. 6. 7.
Setiap selesai evaluasi guru melakukan analisis hasil. Bagi siswa yang belum mencapai KKM akan diadakan remedial, sedangkan siswa yang telah mencapai atau melampaui KKM diberi pengayaan. Hal ini sesuai dengan pernyatan Ibu Kuntinah yang menyatakan : “Seperti pada pembelajaran pada umumnya, pada aspek kognitif bagi anak yang telah mencapai/melampaui KKM diberi pengayaan dan yang belum mencapai KKM diremidi.” (Catatan Lapangan 03 halaman 136). Berdasarkan paparan dari hasil wawancara dan studi dokumen dapat disimpulkan bahwa penilaian dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn melalui tahap hasil dan tahap proses. Dalam tahap hasil siswa dinilai tingkat kognitifnya melalui pos test, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas. Soal yang diberikan dalam tahap hasil antara lain pilian ganda, isian, dan essay. Dalam penilaian proses ada dua macam yaitu performasi dan produk. Bagi siswa yang belum mencapai KKM diadakan remedial. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD N 1 Kuwu commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kradenan Grobogan ini diperoleh hasil bahwa karakter siswa kelas III dan VI di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan didapatkan hasil yang bagus. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter ini ternyata mampu menumbuhkan sikap positif bagi siswa tentang pentingnya isi atau makna dari mata pelajaran PKn khususnya. Sejalan dengan hasil wawancara di atas maka dalam hal ini pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn sangat memberikan pengaruh yang besar bagi pembentukan karakter anak.
4. Faktor
Pendukung dan
Penghambat
Pelaksanaan
Pendidikan
Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Ada beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui Mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan, yakni saranan prasarana pembelajaran dan sumber belajar yang cukup memadai. Hal itu seperti yang diungkapkan Bapak Darsuki berikut ini: Fasilitas untuk kegiatan pembelajaran sudah kami sediakan seperti LCD, laptop, TV, CD player. Untuk Laptop pada umumnya guru menggunakan laptop sendiri-sendiri karena dirasa lebih mudah dan referensi lebih lengkap. Pertimbangan lain adalah tidak harus menunggu antrian jika akan menggunakan laptop dari sekolah. (Catatan Lapangan halaman 121) Lebih lanjut beliau menambahkan : Kami telah menyediakan sumber belajar berupa buku-buku yang kami simpan di perpustakaan. Kami sudah memiliki perpustakaan dan tenaga khsusus untuk mengelolanya. Buku-buku referensi seperti buku mata pelajaran, buku fiksi non fiksi, pengetahuan umum sudah kami sediakan. commit to user Setiap tahunnya ada buku dari
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
pemerintah yang kadang karena tidak cukup dibagikan untuk setiap peserta didik maka disimpan di perpustakaan sehingga peserta didik dapat meminjamnya secara bergiliran. (Catatan Lapangan 01 halaman 121).
Sejalan dengan hal tersebut Ibu Kuntinah menyampaikan bahwa: Pelajaran PKn lebih ke aplikatif kehidupan sehari-hari, yang menjadi pendukung penanaman pendidikan karakter pada pembelajaran ini antara lain adalah sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah kami, misal kami memiliki koleksi buku perpustakaan yang cukup, serta mushola sederhana sehingga bisa digunakan sebagai salah satu pendukung pelaksanaan pembelajaran. (Catatan Lapangan 03 halaman 137). Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui Mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan grobogan adalah sarana prasaran pembelajaran yang cukup memadai dan sumber belajar yang mudah didapatkan. Mengintegrasikan pendidikan karakter pada pembelajaran dalam prakteknya bukan tanpa hambatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang faktor penghambat pelakasanan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan diperoleh keterangan sebagai berikut. Ibu Kuntinah menyatakan: “Dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn kesulitannya itu dalam pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran karena materinya itu banyak yang sifatnya hafalan.” (Catatan Lapangan 03 halaman 138). Beliau menambahkan: Menjelang Ujian Sekolah pelaksanaan pendidikan karakter commit user terkesampingkan. Pembelajaran melalui PKn di kelas VItosering
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
sering difokuskan pada 3 (tiga) mata pelajaran yang soalnya dibuat oleh pusat dan provinsi. Selain itu dukungan dari orang tua siswa dalam pembiasaan masih belum menggembirakan. (Catatan Lapangan 03 halaman 137).
Selain itu Ibu Nurul juga menyatakan: “Yang utama adalah peran serta orang tua siswa, dalam hal ini adalah masih kurangnya penanaman nilai-nilai karakter melalui pembiasaan yang dilakukan di lingkungan rumah masing-masing.” (Catatan Lapangan 02 halaman 130). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter malalui mata pelajaran PKn mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala yang dihadapi berupa kesulitan pengembangan bahan ajar dikarenakan materi pembelajaran PKn banyak yang bersifat hafalan (kognitif), dukunga orang tua yang masih kurang dalam pengembangan nilai-nilai karakter melalui pembiasaan, menjelang berlangsungnya ujian sekolah mata pelajaran PKn sering reranaktirikan, dan banyak kegiatan guru di luar
C. Pembahasan 1. Perencanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Perencanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan sangat terstruktur, karena dalam perencanaan sangat teliti dengan menggunakan silabus dan RPP sesuai commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan kurikulum yang ada. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi literatur diperoleh gambaran bahwa perencanaan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah mempersiapkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang isinya harus memuat nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaraan harus meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lapsley (2007) dengan judul “Teaching Moral Character: Two Strategies for Teacher Education” perencanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan lebih terstruktur dan lebih jelas karena nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dalam pembelajaran secara eksplisit sudah tertulis dalam silabus dan RPP. Dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah RPP berfungsi untuk mendorong setiap guru agar siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran, membentuk kompetensi dan karakter peserta didik. Ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan Mulyasa (2007: 83) yang menyatakan RPP berkarakter berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan apa yang direncanakan. commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perencanaan pembelajaran di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan juga sudah berusaha menyiapkan/mengembangakan bahan ajar yang berwawasan karakter. Menyiapkan bahan ajar dalam implementasi pendidikan karakter melalui PKn juga merupakan bagian yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Oemar Hamalik (2010: 139) yang menyatakan bahwa bahan pengajaran merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar berkaitan dengan tercapainya tujuan pembelajaran, serta menentukan kegiatankegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu perencanaan bahan pengajaran perlu mendapat pertimbangan yang cermat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan pelaksanaan pendidikan karakter meliputi mempersiapkan silabus, RPP dan bahan ajar. Dalam membuat silabus dan RPP harus memuat nilai-nilai sikap dan perilaku agar mengefektifkan proses pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan apa yang direncanakan. Sedangkan bahan pengajaran perlu mendapat pertimbangan yang cermat karena bagian penting dalam proses belajar mengajar berkaitan dengan tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan pada langkah-langkah commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran, baik di kelas rendah maupun tinggi, terbagi 3 (tiga) tahap kegiatan , yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada tahap-tahap proses pembelajaran dapat merangsang siswa menjadi aktif dan timbul adanya interaksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Masnur Muslich (2007: 72) yang menyatakan bahwa
pada sub komponen
pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada tiga aspek kegiatan, yaitu: 1) Kegiatan prapembelajaran 2) Kegiatan inti 3) Kegiatan penutup Hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Gagne
(Rumiyati, 2008: 18) dalam pembelajaran PKn, kegiatan seperti performansi dan alih belajar yang dicontohkan sangat diperlukan. Faktor dari luar (eksternal), yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar dan faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dari cakupan tersebut dalam proses pembelajaran harus ada stimulus atau rangsangan. Dengan adanya stimulus atau rangsangan akan terjadinya interaksi sehingga potensi diri siswa selama proses pembelajaran menjadi terbentuk dan pembelajaran lebih bermakna. commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pkn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan bervariasi. Pada kelas rendah digunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan, sedangkan pada kelas tinggi digunakan metode pengamatan, tanya jawab, diskusi, tugas, dan demonstrasi, dan pemecahan masalah. Menurut hemat peneliti metode pembelajaran yang digunakan sudah tepat. Hal ini terbukti dari proses pembelajaran yang membuat peserta didik lebih aktif dan tidak bosan serta tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai.
Hal ini
mendukung pendapat Rumiyati (2008: 56) yang menjelaskan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang maksimal. Media Pembelajaran juga tidak kalah pentingnya. Media dipersepsikan sebagai alat bantu kemudahan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, media merupakan bagian terpenting dalam
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
terangsang
dan
menumbuhkan minat dalam belajar. Sebagaimana Sagala (Rumiyati, 2008: 55) mengemukakan bahwa media pembelajaran dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Media
juga
merupakan
bagian
terpenting
dalam
proses
pembelajaran agar peserta didik terangsang dan menumbuhkan minat dalam belajar. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteistik materi yang diajarkan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, proses pembelajaran maupun hasilnya menjadi lebih berkualitas karena tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan tidak hanya bersifat material. Pada kelas-kelas rendah pembelajaran yang dilaksanakan banyak yang lebih menekankan pada pemberian contoh langsung gurunya sendiri dan mengarahkan siswa untuk melakukan hal-hal yang mereka peroleh dalam kehidupan seharihari. Alasannya karena materi yang dipelajari berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Hal ini mrmperkuat pendapat Kosasi Djahiri (Udin S. Winataputra, 2009: 238239) media adalah sesuatu yang bersifat materiel-immaterial ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil belajar. Media PKn dapat bersifat: 1) Material, misalnya buku, model pakaian, bendera, lambang; 2) Immaterial, misalnya contoh kasus, cerita, legenda, budaya; 3) Kondisional, misalnya suasana simulasi yang diciptakan sebelum atau saat proses belajar berlangsung di kelas atau tempat kejadian; 4) Personal, misalnya nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat atau pahlawan, gambar atau foto commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau nama presiden, raja. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran di kelas tanpa menggunakan media akan sulit siswa untuk bisa memahami. Tapi dengan adanya media siswa akan menjadi aktif dan terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran sehingga materi pembelajaran dapat dicerna dengan mudah. Media untuk pembelajaran PKn tidak hanya terbatas yang bersifat material namun juga dapat berupa immaterial, kondisional dan personal.
3. Evaluasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. Penilaian pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap proses dan tahap hasil. Pada tahap proses yang dimaksudkan untuk mengevaluasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
menggunakan skala sikap. Penilaian ini dilakukan untuk
mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun sikap atau nilai karakter yang dievaluasi adalah religius, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kerja sama, cinta tanah air, dan demokratis. Sikap atau nilai karakter yang dievaluasi tersebut adalah sebahagian nilai yang dipilih oleh sekolah untuk dikembangkan dengan nmengambil
dari
18
nilai
karakter
bangsa
yang
teridentifikasi
Kemendiknas, yakni religius, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, kreatif, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dari hasil wawancara dengan guru-guru, hasil observasi, dan studi dokumen ternyata pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan mampu meningkatkan sikap baik siswa sebagai modal pembentuk karakter kebangsaan dan sekaligus meningkatkan aspek pengetahuannya. Di bawah ini data (nilai) yang menunjukkan adanya peningkatan dimaksud.
Nilai Rata-Rata Aspek Sikap Kelas III Ulangan Harian Sebelumnya 72
Ulangan Harian Waktu Observasi 74
Kelas VI Kenaikan
2
Ulangan Harian Sebelumnya 71
Ulangan Harian Waktu Observasi 73
Kenaikan
2
Nilai Rata-Rata Aspek Pengetahuan Kelas III Ulangan Harian Sebelumnya 70
Ulangan Harian Waktu Observasi 73
Kelas VI Kenaikan
3
Ulangan Harian Sebelumnya 72
Ulangan Harian Waktu Observasi 74
Kenaikan
2
Hasil evaluasi ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh commit to user Berryhill (2007) yang berjudul “ Comparative Implications of Character
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Education Program in Public School in Arkansas” bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter di semua sekolah umum di Arkansas menghasilkan karakter lebih tinggi skornya, juga sekaligus nilai akademiknya. 4.
Faktor pendukung dan kendala pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu, Kradenan, Grobogan. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan sedikitnya didukung oleh dua hal, yaitu sarana prasarana yang cukup memadai dan sumber belajar yang mudah didapatkan. Adapun kendalanya adalah kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pengembangan bahan ajar. Kendala kedua adalah peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai instrumen pendidikan karakter dirasa belum optimal karena muatannya lebih menekankan aspek kognitif. Selain itu ada yang mengungkapkan dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan. Kendala lainnya, dan ini memiliki pengaruh yangb sangat signifikan, adalah masih kurangnya dukungan orang tua siswa dalam pengembangan karakter melalui pembiasaan di lingkungan rumah tangga dan masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn
menemui kendala.
Kendala-kendala tersebut dapat manusiawi, instruksional, dan instusional.
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Perencanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Perencanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dalam merencanakan implementasi pendidikan karakter adalah dengan menyiapkan silabus, RPP, dan bahan ajar, model pembelajaran. Silabus dan RPP yang dibuat dengan memuatkan nilai-nilai karakter di dalamnya. Karakter yang akan dikembangkan dalam silabus dan RPP diletakan pada bagian “karakter siswa yang diharapkan”. Model pembelajaran yang sering digunakan adalah jigsaw dan problem based learning. Dalam perencanaan pendidikan karakter ini guru memiliki peranan paling penting dalam
commit to user
kegiatan belajar mengajar di kelas, untuk itu diperlukan teknik-teknik atau
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
model-model pembelajaran serta penggunaan metode yang tepat agar menarik perhatian siswa.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD
Negeri
1
Kuwu
Kradenan
Grobogan
menggunakan
media
pembelajaran untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang digunakan tidak hanya berupa benda mati tetapi juga benda hidup. Jadi guru sebagai pendidik juga bisa menjadi media dalam pembelajaran dengan cara memberikan contoh nyata. Metode pembelajaran yang 90 digunakan juga bervariasi guna menghindari rasa jenuh siswa dalam pembelajaran. Media pembelajaran itu misalnya seperti media internet dan media-media online lainnya.
3. Evaluasi Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Evaluasi Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan melalui tahap hasil dan tahap proses. Dalam tahap hasil siswa dinilai tingkat kognitifnya melalui postest, ulangan harian, ujian tengah semester, ujian semester dan ujian kenaikan kelas. Soal yang diberikan dalam tahap hasil antara lain pilian ganda, isian, dan essay. Dalam penilaian proses ada dua macam yaitu performasi dan commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produk. Bagi siswa yang belum mencapai KKM akan diadakan remedial. Dari kegiatan evaluasi yang dilaksanakan
diperoleh hasil bahwa
pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan yang diwakili siswa kelas III (kelas rendah) dan VI (kelas tinggi) adalah baik. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter ini ternyata mampu menumbuhkan sikap positif bagi siswa tentang pentingnya isi atau makna dari pendidkan karakter melalui mata pelajaran PKn khususnya. Sejalan dengan hasil wawancara di atas maka dalam hal ini pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn sangat memberikan pengaruh yang besar bagi pembentukan karakter anak. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai KKM yang meningkat.
4. Faktor
Pendukung dan
Penghambat
Pelaksanaan
Pendidikan
Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan didukung oleh sarana prasarana yang cukup memadai dan sumber belajar yang mudah didapat. Sedangkan kendala yang dihadapi adalah sulitnya pengembangan bahan ajar, kurangnya dukungan orang tua siswa terhadap pengembangan nilai-nilai karakter melalui pembiasaan di rumah, dan sering dikesampingkannya mata pelajaran PKn menjelang ujian sekolah.
B. Implikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
93 digilib.uns.ac.id
1. Jika Dinas Pendidikan dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan untuk pengembangan dan peningkatan kreativitas khususnya berhubungan dengan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter, maka akan meningkatkan kreatifitas guru dalam penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. 2. Jika Kepala sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai landasan dalam meningkatkan motivasi dan supervisi mengenai Penerapan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PKn, maka minat dan antusias siswa dalam mempelajari pendidikan karakter melalui pelajaran PKn akan meningkat dan mencapai hasil yang memuaskan. 3. Jika penelitian ini dapat digunakan guru dengan semaksimal mungkin, maka penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dan guru agar terus meningkatkan kemampuan mengajar dan peran aktif guru serta peran aktif siswa dalam penanaman nilai-nilai pendidikan karakter.
C. Saran - Saran 1. Kepala Sekolah a. Diharapkan kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan untuk memberikan pemahaman kepada guru tentang pelajaran PKn khususnya dalam penerapan pendidikan karakter. b. Diharapkan Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan selalu memantau commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perkembangan semua komponen yang ada di dalam sekolah baik guru maupun siswa dalam proses penerapan strategi pembelajaran yang digunakan agar hasilnya bisa maksimal.
2. Guru a. Diharapkan kepada guru-guru untuk meningkatkan kemampuan dan wawasannya agar dapat mengajar sesuai dengan kemampuan siswa dengan harapan siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan. b. Hendaknya para guru lebih mengetahui dan memahami tentang strategi, model dan metode apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang dipelajari. Jadi bukan kegiatan pembelajaran yang menuntut mereka untuk mengajarkan materi yang harus dikuasai oleh siswa. 3. Siswa a. Diharapkan kepada siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan mereka dengan cara meningkatkan belajarnya, memperbanyak membaca agar berwawasan luas. b. Diharapkan kepada siswa untuk bisa lebih berkonsentrasi saat di dalam kelas agar materi yang disampaikan oleh guru dapat mudah diterima.
commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Bailey. 2005. “Clover: Connecting Technology and Character Education Using Personally-Constructed Animated Vignettes”. Journal of Moral Education Vol 2. 13-14. Berryhill. 2007. “Comparative Implications of Character Education Programs in Public Schools in Arkansas”. Presentation Paper for the International Conference on Civic Education Research November 16-18. Dharma kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) Hamalik, Oemar.2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta; Bumi Aksara. Harsono. 2011. Etnografi Pendidikan sebagai Desain Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Huda, Miftakhul. 2011. Penerapan Pendidikan Karakter di SD/MI. Diambil dari http://mimifdatanjunganom.blogspot.com. Diakses 12 Januari 2012. Kementrian pendidikan nasional. 2011. Panduan pelaksanaan pendidikan kareakter . Badan Penelitian dan Pengembangan. Lapsley. 2007. “Teaching Moral Character: Two Strategies for Teacher Education”. International Journal of Center for Ethical Education Vol 3 21-22. Lickona, Thomas. 2004. “Educating for Character: How Our School Can Do Teach Respect and Responsibility”, New York: Brantam Book. commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mantja, W. 2008. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen Pendidikan. Malang: Elang Mas. Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah Implementasi. Bandung: Rosda Karya.
Konsep,
Strategi,
dan
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Noor MS Bakry. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Liberty. Novan Ardi Wiyani.2012. Manajemen Pendidikan Karakter; Konsep dan Implementasinya di Sekolah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Nasution, S. 2006. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Penyelenggaraan Pendidikan.
Tahun
2010
Tentang
Pengelolaan
Rumiyati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia. Shea. 2003. “Making the Case for Values/Character Education: A Brief Review of the Literature”. Journal of Education 26-29. Shintawati. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter. Jakarta: Departement Mutu JSIT Indonesia. Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana. commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sudrajat. 2010. ”Tentang Pendidikan Karakter”. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikankarakter-dismp/. Diakses pada tanggal 28 Mei 2011. Sugeng Listyo Prabowo & Faridah Nurmaliyah. 2010. Perencanaan Pembelajaran: Pada Bidang Study, Bidang Study Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup, Bimbingan dan Konseling. Malang: UINMaliki Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharno, dkk. 2006. PKn di SD. Yogyakarta: UNY Press. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: Fairuz Media. Sutama. 2011. “Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa”. Bahan Seminar Nasional “Membangun Kepemimpinan Guru Profesional” oleh BEM FKIP UMS, 21 Januari 2011. Sutopo.2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. Diambil http://waskitamandiribk.wordpress.com. Diakses 12 januari 2012.
dari
Udin S. Winataputra. 2009. Materi dan Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zainal dan Sujak. 2011. Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Zubaidi, 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenada Media Group.
commit to user
98
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran Kelas III SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Mengamalkan makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan seharisehari
: : : : :
SD Negeri 1 Kuwu Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) III 1 1. Mengamalkan Makna Sumpah Pemuda
Materi Pokok dan Uraian Materi Makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
Kegiatan Belajar mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat mempersatukan bangsa menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara menyebutkan lima tokoh pemuda yang ikut Kongres Pemuda
Indikator Pencapaian Penilaian Kompetensi
Alokasi Waktu
Mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat mempersatukan bangsa Menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara Menyebutkan lima tokoh pemuda yang ikut Kongres Pemuda
3 minggu
Tertulis : uraian Pengamatan /perbuatan
Sumber/ Bahan/ Alat Gambar Buku yang relevan
99
Kompetensi Dasar
Mengenal makna Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan seharihari Mengenal makna Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan seharihari
Materi Pokok dan Uraian Materi
Makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
Makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
Kegiatan Belajar
Indikator Pencapaian Penilaian Kompetensi
mengidentifikasikan Mengidentifikasikan pengamalan nilai-nilai pengamalan nilaiSumpah Pemuda di nilai Sumpah lingkungan Pemuda di rumah lingkungan rumah membaca teks Sumpah Membaca teks Pemuda Sumpah Pemuda
menulis isi teks Menulis isi teks Sumpah Pemuda Sumpah Pemuda menyanyikan lagu Menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Satu Nusa Satu Bangsa Bangsa mendiskusikan cara Mendiskusikan cara kita mengamalkan satu kita mengamalkan nusa, satu bangsa dan satu nusa, satu satu bahasa bangsa dan satu bahasa
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Tertulis : uraian Pengamatan /perbuatan
2 minggu
Gambar Buku yang relevan
Tertulis : uraian Pengamat an/perbuatan
2 minggu
Gambar Buku yang relevan
100
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan seharihari
Kegiatan Belajar
Indikator Pencapaian Penilaian Kompetensi
Makna menyebutkan kegiatan Menyebutkan satu nusa, pramuka yang kegiatan pramuka satu berupaya yang berupaya bangsa, menggalang persatuan menggalang dan satu dan kesatuan persatuan dan bahasa kesatuan Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery )
Alokasi Waktu
Tertulis : 2 minggu uraian Pengamata n/perbuatan
Sumber/ Bahan/ Alat Gambar Buku yang relevan
Mengetahui, Kepala SD Negeri 1 Kuwu
Grabagan, 16 Juli 2012 Guru Kelas III
Darsuki, S.Pd.
Nurul Walidaini, S.Pd.SD
NIP.19590302 197911 1 001
NIP.
-
101
Lampiran 2 : Silabus Pembelajaran Kelas VI SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Kuwu
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
Kelas
: VI
Semester
: 1
Standar Kompetensi
: 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Kompetensi Dasar 1.1.Mendiskripsika n nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Materi Pokok dan Uraian Materi
Perjuangan Meraih Kemerdekaan. Indonesia dijajah oleh Bangsa Asing Perlawanan rakyat di berbagai wilayah. Kebangkitan Nasional. Organisasi memperjuangkan kemerdekaan Sumpah Pemuda. Isi Sumpah Pemuda.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengalaman Belajar
Rumusan Pancasila
Membahas perjuangan-perjuangan Menyebutkan berbagai organisasi yang ada pada masa perjuangan bangsa Indonesia. Menyebutkan namanama para tokoh organisasi yang memperjuang-kan kemerdekaan. Membahas isi Sumpah Pemuda
mendiskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan Menceritakanarti dan nilai Kebangkitan Nasional. Menceritakan arti dan nilai Sumpah Pemuda Menyebutkan isi Pancasila Memahami nilai tiap-tiap butir Pancasila
Penilaian Jenis Tagihan
Tugas individu
Bentuk Instrumen
Penilaian lisan. Penilaian tulis Penilaian sikap
Contoh Instrumen
Sumber/ Bahan/ Alat
Alokasi Waktu
Mencerita 2 x 35 (menit) kan mengapa Indonesia dapat dijajah selama ratusan tahun oleh bangsa asing.
Buku paket (buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas VI, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.pd.) hal 14, 4-11, 1219.
102
Kompetensi Dasar
1.2. Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Materi Pokok dan Uraian Materi
yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 Proses perumusan Pancasila. Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Perumusan Dasar Negara RI. Isi perumusan Dasar Negara Panitia Sembilan Anggota Panitia Sembilan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengalaman Belajar
Membahas isi Pancasila
Membahas Persiapan Kemerdekaan Indone-sia. Menyebutkan tokohtokoh pengurus Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdeka-an Indonesia. Mengetahui proses perumusan Dasar Negara RI. Menyebutkan namanama para tokoh peru-mus Dasar Negara RI. Menyebutkanisi rumusan tiap-tiap tokoh perumus Dasar Negara RI. Menyebutkan namanama anggota Panitia Sembilan.
Penilaian Jenis Tagihan
Menceritakan nilai Tugas kebersamaan dalam Individu proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Menyebutkan isi perumusan Negara RI. Menyebutkan isi Piagam Jakarta Menyebutkan isi Pancasila Memahami nilai tiap-tiap butir Pancasila
Bentuk Instrumen
Penilaia n unjuk kerja. Penilaia n tulisan.
Contoh Instrumen
Sumber/ Bahan/ Alat
Alokasi Waktu
Menjelask 4 x 35 menit an mengapa terjadi perubahan dalam rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Teman Orang tua
Buku Paket hal 4 -11.
103
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Pengalaman Belajar
1.3. Meneladani nila-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan seharí-hari
Meneladani nila-nilai perjuangan
Perjuangan membela kemerdekaan: Persiapan kemerdekaan Indonesia. Perumusan Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Sumber/ Bahan/ Alat
Alokasi Waktu
Menyebutkan isi Piagam Jakarta Membahas Panitia Persiapan Kemerdeka-an Indonesia Membahas isi Pancasila
Membaca dan mengamati gambar. Menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang tepat lalu mewarnainya.
Menjawab ulangan berisi materi yang berkaitan dengan nila-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Menerapkan nilanilai juang para tokoh perumus Pancasila dalam kehidupan seharíhari.
Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai nila-nilai juang dalam proses perumusan
Tugas individu
Tugas latihan. Ulangan harian.
Penilain tulisan. Penampilan kap.
Pilihan ganda. Essai.
Robert melihat temannya berkelahi. Sikap yang seharusnya diambil Robert adalah…. Arti Pancasila adalah .... a. tiga sila b. empat sila c. lima sila
2 x 35 menit.
Buku Paket
2 x 35 menit
Buku paket hal 23– 24.
104
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Negara RI. Rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 Teladan para pejuang
Pengalaman Belajar
Negara.
Indikator Pencapaian Kompetensi Pancasila sebagai Dasar Negara.
Penilaian Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
d. enam sila
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab (responsibility ) Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )
Mengetahui, Kepala Sekolah SDN 1 Kuwu
DARSUKI, S.Pd. NIP. 19590302 197911 1 001
Kuwu, 16 Juli 2014 Guru Kelas VI
KUNTINAH,S.Pd. NIP.19630705 198405 2 003
105
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Kuwu
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
Kelas
: VI
Semester
: 1
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia
Kompetensi Dasar 2.1. Menjelaskan Proses Pemilu dan Pilkada.
Penilaian
Materi Pokok dan
Pengalaman Belajar
Uraian Materi
Pemilihan Umum di Indonesia. Arti dan asas Pemilihan Umum. Pelaksanaan Pemilu.
Proses Pemilu presiden dan wakil. Komisi Pemilihan Umum. Ketentuan Kampanye
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pemilihan Kepala Daerah
Membahas proses Pemilihan Umum di Indonesia.
Membahas Pelaksanaan Pemilu mulai dari Pemilu pertama sampai Pemilu 2004 Membahas perubahan tata cara pemilu tahun 2004. Membahas pemilihan presiden dan wakil presiden. Membahas komisi Pemilihan Umum. Menyebutkan ketentuan
Menceritakan proses Pemilu di Indonesia. Menyebutkan arti dan asas Pemilihan Umum di Indonesia. Menyebutkan tahuntahun pemilihan umum di Indonesia.
Jenis Tagihan
Tugas Individu Tugas berpasa ngan
Bentuk Instrumen
Penilaian lisan.
Contoh Instrumen
Penilaian tulisan
Menyebutkan tiga tahapan dalam pemilu tahun 2004. Menyebutkan persyaratan calon presiden dan wakil presiden. Menyebutkan daftar presiden RI. Menyebutkan tugas dan
Menjelaskan mengapa di negara kita diadakan pemilihan umum. Mengapa pelaksanaan kampanye harus diatur sedemikian rupa? Buatlah laporan proses pemilihan
Alokasi Waktu 4 x 35 menit
Sumber/ Bahan/ Alat
Buku paket (buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas VI, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.pd.) hal 25 - 43 Teman Orang tua Koran Museum
106
Kompetensi Dasar
Penilaian
Materi Pokok dan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengalaman Belajar
Uraian Materi
kampanye
Membahas pemilihan Kepala Daerah
wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Mengetahui laranganlarangan pada pelaksanaan kampanye. Menyebutkan aturanaturan pemilihan Kepala Daerah. Menyebutkan aturan Peraturan Pemerintah (PP).
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen ketua kelas di sekolahmu
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
107
Kompetensi Dasar 2.2.Mendeskripsikan lembagalembaga Negara Sesuai UUD 1945
Penilaian
Materi Pokok dan
Pengalaman Belajar
Uraian Materi
Lembaga-lembaga Negara.
- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
- Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).
- Presiden. - Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
Kekuasaan Kehakiman.
- Mahkamah
Agung (MA).
- Mahkamah Konstitusi (MK).
- Komisi Yudusial (KY).
Indikator Pencapaian Kompetensi
Membahas Lembagalembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen dan fungsinya masingmasing.
Mengetahui fungsi dan tugas-tugas MPR.
Membahas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Membahas DPD.
Menyebut-kan hasil amandemen UUD 1945 tentang kepresiden.
Membahas Badan Pemeriksa Keuangan. Membahas Mahkamah Agung.
Membahas Mahkamah Konstitusi (MK).
Membahas Komisi Yudisial
Jenis Tagihan
Tugas -Menyebut-kan lembaga-lembaga negara Individu sesuai UUD 1945 hasil amandemen. Menyebutkan wewenang MPR. Menyebutkan tugas, fungsi, dan hak-hak DPR. Menyebutkan tugastugas DPD. Menyebutkan tugastugas legislatif Presiden bersama DPR.
Menyebutkan tugas BPK Menyebutkan tugas Mahkamah Agung (MA). Menyebutkan kewenangan MK. Menyebutkan fungsi Komisi Yudisial.
Bentuk Instrumen
Penilaian tulisan.
Contoh Instrumen
Menjelaskan mengapa dalam suatu negara diperlukan lembagalembaga negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif).
Alokasi Waktu 2 x 35 menit
Sumber/ Bahan/ Alat
Buku paket. Koran. Majalah.
108
Kompetensi Dasar
Mendeskrips i-kan tugas dan fungsi pemerintaha n pusat dan daearah.
Pemerintahan Pusat dan Daerah. Sistem Pemerintahan Pusat.
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pemerintah Daerah
Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia: Pemilihan Umum di Indonesia. Proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada. Lembaga-lembaga Negara.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengalaman Belajar
Uraian Materi
2.3.
Penilaian
Materi Pokok dan
Membahas sistem pemerintahan pusat. Membahas Indonesia adalah Negara berdasarkan atas hukum. Menjelas kan sistem konstitusional. Menguraikan kedaulatan. Menjelaskan tugas Presiden.
Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah pusat.
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Tugas Kelompok
Penilaian tulisan
Contoh Instrumen
Menyebutkan tugas masing-masing antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Menyebutkan perangkat daerah
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Mencerita- 2 x 35 menit kan pengalaman tentang kampanye pemilu atau pilkada di daerah masingmasing.
2 x 35 menit
Buku paket koran Majalah
Membahas tugas pemerintah. Membahas otonomi daerah Melakukan ulangan berisi materi yang berkaitan dengan Pemilihan Umum di Indonesia, proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada, lembaga-lembaga negara serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai Pemilihan Umum di Indonesia, proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada, lembaga-lembaga negara serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Ulangan harian.
Pilihan ganda.
Kekuasaan tertinggi Penilaian negara lisan berada di atau tangan ... tertulis a. DPR (uraian). b. MPR c. Presiden d. menteri
Buku paket hal 26 – 68. Buku referensi lain. Orang tua. Koran.
109
Kompetensi
Materi Pokok dan
Dasar
Uraian Materi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Penilaian Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Apa yang dimaksud dengan pemilihan umum?
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility )Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )
Mengetahui,
Kuwu, 16 Juli 2014
Kepala SD Negeri 1 Kuwu
Guru Kelas VI
DARSUKI, S.Pd.
KUNTINAH,S.Pd.
NIP. 19590302 197911 1 001
NIP.19630705 198405 2 003
Sumber : Dokumen Sekolah
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 3 : RPP PKn Kelas III RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Kuwu
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: III / 1
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit ( 1 X Pertemuan)
I.
STANDAR KOMPETENSI 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
II. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari- hari.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat mengidentifikasi nilai karakter yang dapat diambil dari peristiwa Kongres Pemuda dengan tepat. 2. Siswa dapat memberi contoh pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda di lingkungan rumah tangga/sekolah. Karakter siswa yang diharapkan :
Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery )
commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. MATERI POKOK Nilai-nilai Sumpah Pemuda. V. METODE PEMBELAJARAN Diskusi Tanya jawab Demontrasi Pemberian tugas
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, dan berdoa sesuai agama atau kepercayaan masing-masing untuk mengawali pelajaran. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran Bertanya jawab tentang isi dan makna Sumpah Pemuda yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti
Secara berkelompok siswa berdiskusi mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang dapat diambil dari peristiwa Konggres Pemuda.
Wakil kelompok melaporkan hasil diskusi. Diskusi kelas membahas hasil diskusi kelompok. Tanya jawab tentang contoh-contoh pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda di lingkungan rumah tangga/sekolah
Kegiatan Penutup
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Guru menginformasikan rencana pembelajaran pertemuan yang akan datang. VII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Sumber belajar : Buku Pendidikan Kewarganegaraan kl.3 Paket.
commit to user
Alat Peraga : Gambar suasana Konggres Pemuda
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
VIII. PENILAIAN A. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Tes
Uraian
Buatlah daftar tindakan yang
Mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan
lisan/
dapat mempersatukan bangsa!
yang dapat mempersatukan tertulis bangsa Menyebutkan nama
Sebutkan nama organisasi
organisasi pemuda di
pemuda di nusantara!
nusantara Menyebutkan lima tokoh
Sebutkan lima tokoh pemuda
pemuda yang ikut Kongres
yang ikut Kongres Pemuda!
Pemuda Mengidentifikasikan
Jelaskanlah pengamalan nilai-
pengamalan nilai-nilai
nilai Sumpah Pemuda di
Sumpah Pemuda di
lingkungan rumah!
lingkungan rumah
B. Penilaian Sikap
No
Nama
Ketekunan
Percaya Diri
Tangg.Jawab
Kerja sama
Siswa 1.
1 2 3
4 1
2 3
4
2. 3. 4. commit to user
1
2 3
4
1
2
3
4
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pedoman Penilaian : Penilaian hasil belajar : Penilaian sikap : Nilai Akhir :
Mengetahui,
Kuwu, 18 Agustus 2014
Kepala SD Negei 1 Kuwu
Guru Kelas III
Darsuki, S.Pd.
Nurul Walidaini,S.Pd.SD
NIP. 19590302 197911 1 001
Sumber : Dokumen Sekolah commit to user
NIP.
-
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 4 : RPP PKn Kelas VI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Kuwu
Mata Pelajara
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas
: VI (Enam)
Semester
: I (Satu)
Alokasi Waktu
I.
: 4 x 35 menit (2 pertemuan).
Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar
Negara. II. Kompetensi Dasar 1.2 Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. III. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menceritakan proses terbentuknya BPUPKI dengan baik.
Siswa mampu menyebutkan rumusan dasar negara RI yang disampaikan oleh 3 anggota BPUPKIdengan benar.
Siswa mampu menceritakan proses terbentuknya PPKI dengan benar.
Siswa mampu menyebutkan isi Piagam Jakarta dengan tepat.
Siswa mampu menyebutkan rumusan Pancasila dengan baik dan benar.
Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, demokratis, jawab, berani,
kerja
tanggung sama,
saling
menghargai, dan kewarganegaraan IV. Materi Ajar
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Perumusan Dasar Negara RI.
Panitia Sembilan.
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
V.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan kontekstual.
Pendekatan Cooperatif Learning.
Diskusi kelas.
Tanya jawab.
Penugasan.
VI. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan pertama
Kegiatan Awal
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan setelah pulang dari sekolah.
Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang isi dan makna Sumpah Pemuda yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti
Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai ”Persiapan Kemerdekaan Indonesia”.
Bertanya jawab tentang gambaran keadaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Diskusi kelompok membahas proses terbentuknya BPUPKI dan mencari sumber serta mencatat rumusan dasar negara Indonesia yang disampaikan oleh 3 tokoh anggota BPUPKI.
Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok. Diskusi kelas membahas proses terbentuknya BPUPKI dan rumusan dasar negara Indonesia yang disampaikan oleh 3 tokoh anggota BPUPKI.
commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Taanya jawab sekitar nilai kebersamaan dalam proses perumusan calon dasar negara oleh BPUPKI Kegiatan Penutup
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Guru menginformasikan rencana pembelajaran pertemuan yang akan datang.
Pertemuan Kedua
Kegiatan Awal
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Bertanya jawab tentang rumusan calon dasar negara yang disampaikan oleh 3 anggota BPUPKI.
Kegiatan Inti
Siswa secara kelompok diberi tugas mencari informasi dari buku sumber mengenai proses terbentuknya PPKI serta lahirnya rumusan Pancasila dasar negara Republik Indonesia..
Siswa melaporkan hasil kerjanya. Diskusi kelas membahas proses terbentuknya PPKI serta lahirnya rumusan Pancasila dasar negara Republik Indonesia.
Diskusi kelas mengidentifikasi nilai karakter yang ditunjukkan oleh aggota PPKI dalam perumusan dasar negara untuk kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara bergantian siswa maju mengucapkan rumusan Pancasila dasar negera Republik Indonesia.
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan Penutup
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Guru menginformasikan rencana pembelajaran pertemuan yang akan datang.
Evaluasi. VII. Sumber/Bahan Belajar
Gambar/foto Garuda Pancasila.
Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas 6, terbitan narasumber umum)
Buku referensi lain.
Surat Kabar, dst.
VIII. Penilaian A. Penilaian hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
Menceritakan nilai kebersamaan dalam proses Perumusan Pancasila.
Menyebutkan isi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tugas penilaian individu lisan, penilaian unjuk kerja (keberanian anak bercerita).
Instrumen/ Soal -
Coba ceritakan nilainilai kebersamaan yang tampak dalam proses perumusan Pancasila!
-
Tulislah isi Piagam Jakarta!
-
Sebutkan rumusan Pancasila dengan benar!
-
Tulislah contoh perilaku yang mencerminkan sila-sila Pancasila!
Piagam Jakarta.
Menyebutkan isi Pancasila dengan baik dan tepat.
Memahami nilai tiap butir Pancasila.
commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B.
Penilaian Sikap
No Nama Siswa 1.
Keaktifan
Diosiplin
1 2 3 4 1
2 3
4
Kerja sama 1
2 3
4
Demokratis 1
2
2. 3. 4. 5.
Pedoman Penilaian :
Penilaian hasil belajar : Penilaian sikap : Nilai akhir :
Mengetahui,
Kuwu, 11 Agustus 2014
Kepala SD Negei 1 Kuwu
Guru Kelas VI
Darsuki, S.Pd.
Kuntinah,S.Pd.
NIP. 19590302 197911 1 001
NIP. 19630705 198405 2 003
Sumber : Dokumen Sekolah commit to user
3
4
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 5 : Catatan Lapangan 01 CATATAN LAPANGAN
Nomor Catatan
: 01
Jenis
: Wawancara
Waktu
: 11 Agustus 2014
Tempat
: Ruang Tamu SD Negeri 1 Kuwu
Pewawancara
: Suko Prayitno
Subjek
: Bapak Darsuki
Topik
: Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Kegiatan penelitian diawali dengan izin peneliti untuk melakukan
kegiatan penelitian. Pihak SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan memberikan izin untuk melakukan penelitian dan peneliti dipersilahkan untuk melakukan wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Peneliti terutama bertanya seputar kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan yang mendukung terselenggaranya pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Hal yang detail berkaitan dengan pembelajaran tidak peneliti lakukan karena peneliti akan bertanya secara detail dengan guru kelas SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan, terutama guru kelas III dan kelas VI . Berikut ini hasil wawancara yang berhasil peneliti lakukan dengan kepala SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Menurut Bapak hal apa saja yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? KS : Dalam menyusun persiapan pembelajaran saya menekankan kepada semua guru supaya mempersiapkan dengan matang dan kreatif dalam menanamkan nilai-nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, utamanya PKn dan pendidikan agama. Karakter yang dikembangkan sejak SD berkontribusi besar dalam pengembangan karakter pada jenjang sekolah berikutnya. Itu sering saya sampaikan kepada rekan-rekan guru. P : Kalau boleh kami tahu bagaimana karakteristik penanaman pendidikan karakter di SD Negeri 1 Kuwu ini? Tolong Bapak jelaskan! KS: Salah satu karakteristik penanaman pendidikan karakter di SD Negeri 1 Kuwu adalah adalah penanaman nilai pendidikan karakter yang diusahakan semaksimal mungkin inklud dalam pembelajaran serta dipadukan dalam kehidupan sehari-hari. P : Menurut Bapak nilai-nilai karakter apa saja yang dapat dikembangkan melalui mata pelajaran PKn? KS : Dalam mata pelajaran PKn banyak sekali nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa. Untuk materi demokrasi saja banyak nilai yang bisa ditanamkan. Bahkan materi tersebut telah diterapkan dalam kehidupan di lingkungan sekolah yaitu dalam kegiatan pemilihan ketua kelas misalnya. Melalui materi demokrasi nilai yang dapat ditanamkan seperti nilai kejujuran, menghargai pendapat orang lain, terbuka, percaya diri, kerja sama, dan sebagainya.
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Apakah guru menyiapkan instrument penilaian? Jelaskan! KS : Guru melakukan kegiatan penilaian secara menyeluruh sehingga harus menyiapkan instrumen terlebih dahulu. Isntrumen yang dapat digunakan misalnya saja soal tertulis yang dapat berupa pilihan ganda atau uraian. Sedangkan untuk penilaian proses guru dapat menggunakan lembar pengamatan dengan menentukan skor yang akan diberikan kepada masingmasing siswa P : Fasilitas apa saja yang disediakan pihak sekolah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? KS : Fasilitas untuk kegiatan pembelajaran sudah kami sediakan seperti LCD, laptop, TV, CD player. Untuk Laptop pada umumnya guru menggunakan laptop sendiri-sendiri karena dirasa lebih mudah dan referensi lebih lengkap. Pertimbangan lain adalah tidak harus menunggu antrian jika akan menggunakan laptop dari sekolah P : Sumber bahan ajar apa saja yang disediakan sekolah? Jelaskan! KS : Kami telah menyediakan sumber belajar berupa buku-buku yang kami simpan di perpustakaan. Kami sudah memiliki perpustakaan dan tenaga khsusus untuk mengelolanya. Buku-buku referensi seperti buku mata pelajaran, buku fiksi non fiksi, pengetahuan umum kami sudah sediakan. Setiap tahunnya ada buku dari pemerintah yang kadang karena tidak cukup dibagikan untuk setiap peserta didik maka disimpan di perpustakaan sehingga peserta didik dapat meminjamnya secara bergiliran commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Bagaimana ketersediaan dana yang dimiliki sekolah untuk mendukung terselenggaranya pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Jelaskan! KS : Kami akui untuk dana masih mengandalkan BOS saja sehingga kelengkapan LCD belum kami sediakan. Karena masih ada LCD yang bisa digunakan sehingga kami belum mengalokasikan dana untuk pengadaan dana untuk LCD P : Bagaimana ketersediaan aliran listrik di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? KS : Kami belum memiliki genset yang dapat digunakan ketika listrik padam. jadi ini sangat menghambat kegiatan pembelajaran yang menggunakan aliran listrik seperti penggunaan LCD, komputer, internet, tv dan juga VCD player. Pembelajaran akan berhenti dan akan dilanjutkan jika listrik sudah menyala kembali. Ketersediaan listrik dari PLN cukup.
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 6 : Catatan Lapangan 02 CATATAN LAPANGAN
Nomor Catatan
: 02
Jenis
: Wawancara
Waktu
: 18 Agustus 2014
Tempat
: Ruang Guru SD Negeri 1 Kuwu
Pewawancara
: Suko Prayitno
Subjek
: Ibu Nurul Walidaini selaku Guru Kelas III
Topik
: Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Peneliti melakukan kegiatan penelitian dengan Guru SD Negeri 1
Kuwu Kradenan Grobogan. Guru yang berkenan memberikan waktunya untuk melakukan wawancara adalah Ibu Nurul Walidaini. Kegiatan wawancara dilakukan di ruang guru SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Pada saat Ibu Nurul Walida tidak mengajar, beliau bersedia untuk melakukan wawancara sehingga tidak mengganggu aktivitas mengajarnya. Beliau bersikap kooperatof sehingga penulis mendapatkan banyak informasi dari hasil jawaban yang diberikan. Berikut ini Hasil Wawancara dengan Ibu Nurul Walidaini.
P : Menurut Anda aspek apa saja yang perlu direncanakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Sebut dan jelaskan! commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
NW: Hal-hal atau aspek yang direncanakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini meliputi analisis kurikulum, analisis kebutuhan pembelajaran, metode yang akan digunakan, evaluasi dan strategi yang cocok, serta menyiapkan media yang akan digunakan. P : Menurut Ibu bagaimana penanaman nilai-nilai karakter melalui pembelajaran itu dilaksanakan? NW: Dalam penanaman nilai
karakter melalui pembelajaran, salah satu
pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Untuk materi susunan pemerintahan desa, guru memanfaatkan lingkungan fisik dalam hal ini adalah kelurahan sebagai tempat belajar sekaligus sumber belajar siswa. Pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan memberikan pengalaman, pembelajaran bermakna sekaligus menyenangkan bagi siswa P : Bagaimana persiapan RPP dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Sebut dan jelaskan! NW: Saya merencanakan pembelajaran implementasi pendidikan karakter melalui mata
pelajaran
Pkn
pada
proses
perencanaan
adalah
dengan
mengelaborasikan nilai-nilai atau sikap dalam skenario pembelajaran. Pada perencanaan ya menyiapkan administrasi pembelajaran berupa silabus dan RPP serta memasukkan ilai-nilai budi pekerti ke dalam materi pembelajaran, commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena sebenarnya pendidikan karakter itu menurut saya pengembangan dari pendidikan budi pekerti. P : Sudahkah Ibu merencanakan pembelajaran dengan tujuan bagaimana, melalui materi apa, dengan menggunakan model pembelajaran yang mana? Tolong jelaskan~! NW: Sudah
saya
terapkan
misalrnya pada semester II dalam
Kompetensi (SK) Menampilkan
perilaku
Standar
kemerdekaan mengemukakan
pendapat dan Kompetensi Dasar (KD) Menjelaskan hakekat kemerdekaan mengemukakan
pendapat,
dengan
materi
pokok
kemerdekaan
mengemukakan pendapat, dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. P : Bagaimana langkah-langkah pembelajarn kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di kelas III ini Anda kemas? NW: Langkah-langkah guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Jadi intinya sama dengan pembelajaran lainnya. P : Bagaimana bentuk media yang digunakan dalam pembelajaran di kelas ini? Tolong jelaskan! NW: Saya jarang menggunakan media yang sifatnya material. Ya karena pembelajaran yang dilakukan banyak yang lebih menekankan pada pemberian contoh gurunya sendiri langsung dan mengarahkan siswa untuk melakukan hal-hal yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
126 digilib.uns.ac.id
Alasannya karena materi yang disampaikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang harus dilakukan baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. P : Kalaupun menggunakan media bagaimana karakteristik media yang akan digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Sebut dan Jelaskan! NW: Tentunya bersifat inovatif dan interaktif yakni menimbulkan rasa senang pada diri peserta didik. Media yang digunakan mampu menvisualisasikan materi yang abstrak, mudah diingat, bisa menampilkan sesuatu yang berbahaya bagi peserta didik untuk ditampilkan dalam ruangan misalnya video kegiatan pertengkaran remaja atau perkelahian remaja. P : Bagaimana penggunaan LCD di dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! NW: LCD selalu siap untuk digunakan kalau memang diperlukan. P : Bagaimana dampak penggunaaan media dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan dan berikan contoh! NW: Pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dengan menggunakan media ternyata membantu dan memudahkan siswa dalam pembelajaran . Saya tidak perlu lagi sering menulis white board karena materi langsung saya sajikan sehingga akan lebih menghemat waktu dan waktu belajar lebih optimal. commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Jelaskan! NW: Untuk mengimplementasikan pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini saya sering menggunakan model pembelajaran jigsaw dan problem based learning. Denga model pembelajaran tersebut siswa tidak merasa bosan menerima pelajaran
di
kelas.
Penerapan
model-model pembelajaran
tersebut
menuntun siswa aktif melakukan kegiatan belajarnya sendiri, siswa pun merasa senang dengan kegiatan belajar seperti ini. Dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam melakukan proses belajar siswa aktif dan menumbuhkan nilai-nilai karakter kepada peserta didiknya. P : Metode apa yang sering digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! NW: metode tanya jawab, penugasan, diskusi, dan bermain peran sehingga siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran di kelas. P : Bagaimana evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn ini dilaksanakan? NW: Penilaian implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn ini ada dua, yaitu ranah kognitif dievaluasi pada akhir pembelajaran melaui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, dan ulangan commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kenaikan kelas. Sedangkan ranah afektif dievaluasi selama proses pembelajaran. P : Bagaimana Anda menyiapkan instrument penilaian dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Apakah Anda menyiapkan lembar observasi? Sebut dan Jelaskan! NW: Bekerja sama dengan siswa. Hal ini saya maksudkan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. P
: Apa yang anda lakukan apabila hasil evaluasi tidak seperti yang diharapkan?
NW: Jika hasil evaluasi kurang bagus Saya melakukan evaluasi diri bahwa ada yang salah dalam kegiatan pembelajaran, mungkin saya harus lebih banyak menggunakan multimedia yang bervariasi. Saya akan mencari sumber pendidikan karakter yang lebh variatif agar lebih menarik selama proses pembelajaran. P : Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dibandingkan dengan siswa lainnya? Jelaskan dan berikan contoh! NW: Walaupun belum optimal tetapi dapat mengukur karakter dan kemampuan siswa dalam individu maupun kelompok. P : Apa tindak lanjut yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? jelaskan! commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
NW: Seperti pada pembelajaran pada umumnya, pada aspek kognitif bagi anak yang telah mencapai/melampaui KKM diberi pengayaan nanyang belum mencapai KKM diremidi. P : Bagaimana aktivitas siswa dan Anda dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan dan berikan contoh! NW: Dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan akan berjalan optimal jika semua komponen aktif baik guru maupun peserta didik. Siswa dibebaskan untuk bertanya tentang apa yang belum dimengerti dan menjawab jika mampu menjawab pertanyaan teman satu sekelasnya. Guru berperan sebagai pengarah dan juga fasilitator yang memberikan berbagai bantuan kepada peserta didik P : Apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan dan berikan contoh! NW: Pada pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn saya sangat didukung oleh sumber belajar yang ada, karena kelas III materinya lebih kepada sumber belajar yang tidak terlalu rumit, maka saya sering hanya menggunakan permodelan sebagai sumber belajar, lalu buku dan lingkungan sekitar.
commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Bagimana kondisi sarana dan prasrana yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan dan berikan contoh. NW: Sarana pembelajaran yang kami miliki cukup memadai. Sekolah sudah memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup menunjang pembelajaran. LCD dan
laptop juga tersedia. Tinggal bagaimana guru
memanfaatkannya. P
: Menurut Anda apa yang menjadi penghambat pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD ini?
NW: Yang utama adalah peran serta orang tua siswa, dalam hal ini adalah masih kurangnya penanaman nilai-nilai karakter melalui pembiasaan yang dilakukan di lingkungan rumah masing-masing. P : Bagaimana kompetensi guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! NW: Kemampuan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan selalu ditingkatkan oleh pihak sekolah dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan diklat seperti diklat penerapan karakter dalam pembelajaran sebab karakter seseorang itu sangat penting bagi perkembangan diri mereka. Memang kami kadang ada acara di luar sekolah baik untuk kepentingan dinas maupun untuk kepentingan pribadi. Hal ini akan menghambat dalam penyampaian materi. Peserta didik biasanya menyayangkan jika kegiatan pembelajaran tidak saya isi commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 7 : Catatan Lapangan 03 CATATAN LAPANGAN
Nomor Catatan
: 03
Jenis
: Wawancara
Waktu
: 18 Agustus 2014
Tempat
: Ruang Guru SD Negeri 1 Kuwu
Pewawancara
: Suko Prayitno
Subjek
: Ibu Kuntinah selaku Guru Kelas VI
Topik
: Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Bukan hanya dengan Ibu Nurul Walidaini saja peneliti melakukan
kegiatan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Kuntinah selaku Guru Kelas VI. Sama halnya ketika peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Nurul Walidaini, Ibu Kuntinah menjawab setiap pertanyaan yang peneliti ajukan. Di ruang guru kami melakukan kegiatan wawancara dan tidak terganggu dengan ramainya sekolah sebab dilakukan pada saat jam belajar ketika Ibu Kuntinah tidak melakukan tugas mengajar. Berikut ini hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Kuntinah.
P : Menurut Anda aspek apa saja yang perlu direncanakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini?
commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KN : aspek yang direncanakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini meliputi analisis kurikulum, analisis kebutuhan pembelajaran, metode yang akan digunakan, evaluasi dan strategi yang cocok, serta menyiapkan media yang akan digunakan. P : Bagaimana persiapan materi dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Sebut dan jelaskan! KN : Materi yang disiapkan menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran misalnya saja disesuaikan dengan kondisi siswa, lingkungan siswa, kemampuan siswa dan lain sebagainya. P : Menurut Ibu pendekatan apa saja yang dapat kita pergunakan dalam penenaman pendidikan karakter? KN: Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penanaman pendidikan karakter adalah melalui pembelajaran. Pada dasarnya semua materi atau nilai pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam semua mata pelajaran. Nilai-nilai yang akan ditanamkan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diberikan. Untuk materi tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah tingkat pusat, nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan antara lain dapat dipercaya, tanggung jawab, tekun, perhatian, integritas, peduli, jujur, dan bekerja sama. Nilai pendidikan karakter ditanamkan melalui penyampaian materi dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
133 digilib.uns.ac.id
P : Bagaimana persiapan RPP dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Sebut dan jelaskan! KN : Saya mencantumkan muatan-muatan kegiatan yang meliputi perilaku dan ucapan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa dalam perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun dengan memasukkan nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan ke dalam silabus dan RPP. P : Bagaimana karakteristik pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Sebut dan Jelaskan! KN : Karakteristik pelaksanaan pendidikan karakter ini bersifat inovatif dan interaktif yakni menimbulkan rasa senang pada diri peserta didik. Kemudian untuk media yang digunakan mampu menvisualisasikan materi yang abstrak, mudah diingat, bisa menampilkan sesuatu yang berbahaya bagi peserta didik untuk ditampilkan dalam ruangan misalnya video kegiatan pertengkaran remaja atau perkelahian remaja. LCD dan Laptop kami siapkan di dalam kelas sehingga ketika bel berbunyi pembelajaran langsung dapat dilakukan. P : Menurut Ibu model pembelajaran apa yang da;pat
digunakan untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter? KN: Salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk menanamkan nilainilai pendidikan karakter adalah model pembelajaran kooperatif Melalui model pembelajaran ini, banyak sekali nilai yang dapat ditanamkan seperti nilai demokratis, disiplin, kerjasama, rasa ingin tahu, dan komunikatif. commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Melalui pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain, tanpa harus pilih-pilih, guna menyelesaikan tugas yang diberikan P : Apakah Anda merencanakan model pembelajaran tertentu dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn? KN: Model pembelajaran yang sering saya gunakan adalah Jigsaw dengan penekanan nilai kerja sama, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab, dan Problem Based Learning dengan penekanan nilai percaya diri, bersahabat, toleransi, dan demokratis. P : Anda bisa menjelaskan kepada kami prosedur model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? KN: Pembelajaran
jigsaw
itu
pertama
saya memberikan
penjelasan
kompetensi dan nilai karakter yang akan dicapai, membentuk kelompok awal
melalui penomoran maksimal dalam satu kelompok 4 anak, saya
berikan materi atau kasus yang akan mereka kerjakan dalam kelompok ahli sesuai dengan nomor yang sama, biarkan anak-anak kerjasama dalam kelompoknya, kemudian saya memberikan kesimpulan. P : Bagaimana langkah-langkah pembelajarn kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di kelas VI ini Anda kemas? KN: Langkah-langkah guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Jadi intinya sama dengan pembelajaran lainnya.
commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Bagaimana bentuk media yang digunakan dalam pembelajaran di kelas ini? Tolong jelaskan! KN: Media yang saya gunakan menyesuaikan dengan KD yang sedang dipelajari. Misalnya pada waktu mempelajari KD lembaga-lembaga tinggi negara saya menggunakan teks bacaan, foto presiden dan wakil presiden karena media foto tersebut selain sudah terpasang di depan kelas juga berguna untuk menarik perhatian siswa, Foto sidang DPR/MPR dan lain-lain. P : Metode apa yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? KN : Saya selalu berusaha menggunakan metode secara bervariasi agar pembelajaran terasa tidak monoton, dan saya lihat siswa merasa senang dan antusias dalam pembelajaran P : Bagaimana evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn ini dilaksanakan? KN: Penilaian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap proses dan hasil. Penilaian pada tahap proses adalah keaktifan, kerjasama, tanggung jawab disiplin, dan lainnya. Sedangkan pada tahap hasil dipergunakan untuk mengevaluasi aspek kognitif, baik melalui ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan ujian kenaikan kelas (UKK) P : Bagaimana Anda menyiapkan instrument penilaian dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kradenan Grobogan ini? Apakah Anda menyiapkan lembar observasi? Sebut dan Jelaskan! KN : Kami menyiapkan instrument penilaian sebelum melakukan kegiatan pembelajarann. Sebelum diadakan penilaian peserta didik diberikan penjelasan tentang skor dan nilai yang akan diperoleh. Instrumen penilaian yang disiapkan tentu saja adalah instrument yang dapat mengukur hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran. Untuk instrument untuk mengukuur hasil belajar peserta didik yaitu untuk mengetahui daya serap materi saya berikan tugas atau soal baik yang berupa tertulis maupun lisan. Sedangkan instrument untuk menilai proses pembelajaran biasanya saya menggunakan lembar observasi untuk menilai aktivitas diskusi jika metode yang saya gunakan adalah diskusi. P : Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dibandingkan dengan siswa lainnya? Jelaskan dan berikan contoh! KN : Walaupun belum optimal tetapi dapat mengukur karakter dan kemampuan siswa dalam individu maupun kelompok. P : Apa tindak lanjut yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? jelaskan! KN : Seperti pada pembelajaran pada umumnya, pada aspek kognitif bagi anak yang telah mencapai/melampaui KKM diberi pengayaan dan yang belum mencapai KKM diremidi.
commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P
: Menurut Ibu apa faktor pendukung pelaksanaan pendidikan karakter di SD ini?
KN: Pelajaran PKn lebih ke aplikatif kehidupan sehari-hari, yang menjadi pendukung penanaman pendidikan karakter pada pembelajaran ini antara lain adalah sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah kami, misal kami memiliki koleksi buku perpustakaan yang cukup, serta mushola sederhana sehingga bisa digunakan sebagai salah satu pendukung pelaksanaan pembelajaran P : Apa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Jelaskan! KN : Dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn kesulitannya itu dalam pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran karena materinya itu banyak yang sifatnya hafalan. Disamping itu menjelang Ujian Sekolah pelaksanaan pendidikan karakter melalui PKn di kelas VI sering terkesampingkan. Pembelajaran sering difokuskan pada 3 (tiga) mata pelajaran yang soalnya dibuat oleh pusat dan provinsi. Selain itu dukungan dari orang tua siswa dalam pembiasaan masih belum menggembirakan. P : Apa dampak positif yang Anda rasakan dari pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini? Jelaskan! commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KN : Dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini saya termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan metode atau model pembelajaran lainnya yang menarik. Saya berusaha bertanya dengan temanteman yang lain yang memiliki kemampun teknologi terutama dalam pembuatan media pembelajaran P : Apa dampak positifnya bagi siswa? Jelaskan! KN : Dampak positif dari pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini adalah peserta didik lebih muda memahami materi. Bukan hanya melalui penyajian materi saja peserta didik yang dengan mudah menerimanya, namun juga berasal dari tugas-tugas yang kami berikan. Selain itu karakter peserta didik lebih terbentuk menjadi positif. P : Adakah peningkatan aspek sosial dalam diri siswa? jelaskan! KN : Kegiatan kelompok memiliki dua misi yaitu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik dan juga meningkatkan kemampuan social peserta didik. Mereka akan belajar bagaimana hidup berdemokrasi dengan perbedaan pendapat, melakukan kerja sama, dan juga saling membantu. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih akan menjadi tutor bagi peserta didik lainnya yang membutuhkan bantuan.
commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 8 : Catatan Lapangan 04 CATATAN LAPANGAN
Nomor Catatan
: 04
Jenis
: Wawancara
Waktu
: 25 Agustus 2014
Tempat
: Ruang kelas VI SD Negeri 1 Kuwu
Pewawancara
: Suko Prayitno
Subjek
: Bayu Aji Santoso
Topik
: Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Kegiatan penelitian di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan juga
mengagendakan kegiatan wawancara dengan peserta didik. Peneliti melakukan wawancara dengan Bayu Aji Santoso peserta didik kelas VI SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Pada saat jam istirahat peneliti melakukan kegiatan wawancra yang bertempat di kelas VI. Meskipun hasil jawabannya pendekpendek namun jawaban yang diberikan membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Berikut ini hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bayu Aji Santoso. P : Apakah Ibu Kuntinah menyiapkan ruangan khusus dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan?
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BA : Hanya di dalam kelas karena tidak ada tempat lain pak. P : Apakah kamu diminta untuk mempersiapkan materi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? BA : Pernah, untuk menghadapi ulangan harian. P : Media apa yang digunakan guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? BA : Kadang-kadang Bu Guru memanfaatkan LCD untuk memperjelas materi pelajaran. P : Apakah bu guru dalam mengajar sudah menggunakan model-model pembelajaran yang berbeda? BA: Sudah Pak, Ibu Kuntinah sudah menerapkan model-model itu, beliau sering berganti - ganti dalam menerapkan model-model pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan tidak menjadikan saya dan temanteman bosan P : Metode mengajar apa saja yang Bu Guru gunakan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Yang sering Bu Guru gunakan ya tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi. P : Apakah kamu diminta untuk membentuk kelompok? Jelaskan! BA : Ya, agar dapat bekerja sama dan tukar pendapat satu sama lain
commit to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Apa yang dilakukan guru diawal kegiatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Diawal kegiatan pembelajaran bu guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Semua siswa kadang tegang namun sebelumnya teman-teman sudah belajar sehingga tidak takut untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Beberapa teman menjawab pertanyaan guru dengan benar. Disamping itu guru memberikan
motivasi
dengan
menyajikan
materi
dengan
model
pembelajaran yang sangat menarik P : Apa saja aktivitas yang kamu lakukan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Kami diminta untuk bertanya dan juga menjawab pertanyaan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga akan tercipta interaksi baik sesama peserta didik maupun antara guru dengan peserta didik P : Metode apa yang digunakan guru kamu dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Tanya jawab, tugas, diskusi. P : Apakah kamu melaksanakan evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan!
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BA : Saya melaksanakan evaluasi tersebut dengan teman-teman juga tapi tentunya dengan bantuan ibu guru P : Apakah ada kegiatan remedial dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Ada, dalam mengerjakan jika nilai kurang dari KKM dapat mengikuti remedial. P : Bagaimana kemampuan guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Kemampuan guru kami sangat luar biasa, metode atau model pembelajaran yang digunakan sangat menarik P : Menurut kamu apa manfaat dari Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn membuat kami lebih erat dalam melakukan kerja sama dan juga saling membantu selain itu kami juga mampu mengerti tentang karakter kami. Penjelasan dari teman dengan menggunakan bahasa sehari-hari membuat saya lebih mengerti dan tidak malu untuk bertanya. Ketika ada perbedaan pendapat kami berusaha untuk menyatukan pendapat hal ini seperti hidup dalam wilayah demokrasi
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Menurut kamu bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Guru mengelola Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan dengan baik. Guru tidak diam di kelas tapi keliling kelas mengamati kegiatan pembelajaran. Model yang ditunjukkan juga sangat menarik. Guru selalu bertanya setelah selesai menjelaskan materi untuk mengetahui pemahaman peserta didik P : Menurut kamu bagaimana waktu yang diberikan untuk Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! BA : Faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan adalah alokasi waktu yang kurang. Jika ada waktu yang terpotong maka akan menghambat pelaksanaan pembelajaran. Kadang guru kami ada kepentingan sehingga tidak masuk dalam kelas dan materi tidak tersampaikan.
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 9 : Catatan Lapangan 05 CATATAN LAPANGAN
Nomor Catatan
: 05
Jenis
: Wawancara
Waktu
: 25 Agustus 2014
Tempat
: Ruang kelas VI SD Negeri 1 Kuwu
Pewawancara
: Suko Prayitno
Subjek
: Diah Retno Wulandari
Topik
: Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Peserta didik selain Aria Lukito yang memberikan waktu untuk wawancara
adalah Diah Retno Wulandari kelas VI SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. Di ruang kelas kami melakukan wawancara, berikut hasil wawancara yang berhasil peneliti lakukan.
P : Apakah guru kamu menyiapkan ruangan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! DR : Tidak pak. P : Apakah kamu diminta untuk mempersiapkan materi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
145 digilib.uns.ac.id
DR : Tidak P : Metode apa yang digunakna guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! DR : Metode yang didisajikan guru biasanya berupa diskusi dengan penekanan nilai kerjasama, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Diskusi penekanan nilai bersahabat, toleransi dan demokratis, kemudian metode bermain peran dengan penekanan pada nilai kreatif, percaya diri dan peduli sosial. P : Apa yang dilakukan guru diawal kegiatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Menjelaskan materi yang akan dibahas. P : Apa saja aktivitas yang kamu lakukan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Menyimak penjelasan guru. P : Apakah Bu Kuntinah menerapkan model-model pembelajaran dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? DR : Ya Pak, Ibu Kuntinah sudah menerapkannya waktu pelajaran PKn dan mata pelajaran lainnya di kela P : Apa saja materi Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DR : Materi kewarganegaraan dan karakter. P : Apakah bu guru pernah memanfaatkan LCD dal;am pembelajaran? DR : Kalau memang perlu LCD bu guru menggunakannya. P : Manfaat apa yang kamu peroleh dengan adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! DR : Kami bisa tau/ lebih tau tentang karakter kami dengan baik. P : Apa hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Ada beberapa teman saya yang kurang memperhatikan penjelasan guru karena katanya tidak menarik. P : Apakah kamu melaksanakan evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR :. Diakhir kegiatan pembelajaran guru biasanya melakukan tanya jawab, pemberian PR, dan juga mengambil kesimpulan. Kami bersama guru mengambil kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari P : Apakah ada kegiatan remedial dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Ada, apabila dalam mengerjakan ulangan nilai kurang memuaskan bisa remedial atau diulangi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
147 digilib.uns.ac.id
P : Apa kamu merasa termotivasi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Ya saya termotivasi P : Bagaimana hasil belajar kamu setelah adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Hasil belajar saya mengalami peningkatan. Sebelum adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini hasil belajar saya hanya mampu mencapai nilai 7 saja, namun setelah Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan hasil belajar saya mengalami peningkatan menjadi 7.8 P : Bagaimana interaksi yang terjadi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! DR : Guru kami menggunakan metode yang inovatif sehingga pembelajaran terkesan intraktif dan tidak sunyi dan tidak terlihat hanya transfer informasi saja. Wawasan guru sangat luas dimana guru menjelaskan dengan pengembangan materi dan memberikan informasi yang dapat digunakan peserta didik untuk belajar. P : Apa faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! commit to user
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DR : Faktor penghambat dari Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan adalah ketika suasana luar kelas ramai sehingga mengganggu konsentrasi belajar kami di dalam kelas.
commit to user
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 10 : Catatan Lapangan 06 CATATAN LAPANGAN
Nomor Catatan
: 06
Jenis
: Wawancara
Waktu
: 25 Agustus 2014
Tempat
: Ruang kelas VI SD Negeri 1 Kuwu
Pewawancara
: Suko Prayitno
Subjek
: Ahmad Ramadan
Topik
: Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan Peserta didik kelas VI SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan. ketiga
setelah Bayu Aji Santosa dan Diah Retno Wulandari yang peneliti wawancarai adalah Ahmad Ramadan.. Di ruang kelas VI peneliti melakukan wawancara, berikut hasil wawancara yang peneliti lakukan.
P : Apakah guru kamu menyiapkan ruangan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! AR : Tidak pak karena ruangan yang dimiliki terbatas. P : Apakah kamu diminta untuk mempersiapkan materi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! commit to user
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AR : Tidak P : Metode apa yang digunakna guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! AR : Metode yang digunakan guru biasanya berupa diskusi dengan penekanan nilai kerjasama, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Diskusi penekanan nilai bersahabat, toleransi dan demokratis, kemudian metode bermain peran dengan penekanan pada nilai kreatif, percaya diri dan peduli sosial. P : Apa yang dilakukan guru di awal kegiatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Menjelaskan materi yang akan dibahas dan juga tujuan pembelajaran hari itu. P : Apa saja aktivitas yang kamu lakukan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Saya berusaha ikut aktif dalam setiap pembelajaran. P : Apakah Bu Kuntinah menerapkan model-model pembelajaran dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? AR : Sudah diterapkan Pak, kemarin pada waktu pembelajaran PKn dengan materi perjuangan meraih kemerdekaan Bu Kuntinah menugaskan kami secara berkelompok untuk membahas persoalan sekitar perjuangan meraih kemerdekaan
commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Apa saja materi Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Materi kewarganegaraan dan karakter. P : Apakah bu guru pernah memanfaatkan LCD dal;am pembelajaran? AR : Kalau memang perlu LCD bu guru menggunakannya. P : Manfaat apa yang kamu peroleh dengan adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Sebut dan jelaskan! AR : Kami bisa tau/ lebih tau tentang karakter kami dengan baik. P : Apa hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Ada beberapa teman saya yang kurang memperhatikan penjelasan guru karena katanya tidak menarik. P : Apakah kamu melaksanakan evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR :. Diakhir kegiatan pembelajaran guru biasanya melakukan tanya jawab, pemberian PR, dan juga mengambil kesimpulan. Kami bersama guru mengambil kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari P : Apakah ada kegiatan remedial dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan!
commit to user
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AR : Ada, apabila dalam mengerjakan ulangan nilai kurang memuaskan bisa remedial atau diulangi. P : Apa kamu merasa termotivasi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Betul Pak, saya termotivasi. saya termotivasi P : Bagaimana hasil belajar kamu setelah adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Hasil belajar saya mengalami peningkatan. Sebelum adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan ini hasil belajar saya hanya mampu mencapai nilai 7,2 saja, namun setelah Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan hasil belajar saya mengalami peningkatan menjadi 7.6 P : Bagaimana interaksi yang terjadi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Guru kami menggunakan metode yang inovatif sehingga pembelajaran terkesan intraktif dan tidak sunyi dan tidak terlihat hanya transfer informasi saja. Wawasan guru sangat luas dimana guru menjelaskan dengan pengembangan materi dan memberikan informasi yang dapat digunakan peserta didik untuk belajar.
commit to user
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P : Apa faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran PKn di SD Negeri 1 Kuwu Kradenan Grobogan? Jelaskan! AR : Ketika suasana luar kelas ramai sehingga mengganggu konsentrasi belajar kami di dalam kelas.
commit to user
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 11 : Profil Sekolah
PROFIL SEKOLAH
1.
NAMA SEKOLAH
SD NEGERI 1 KUWU
2.
NOMOR INDUK SEKOLAH
101.031.507.002
3.
NOMOR STATISTIK SEKOLAH
101031507001
4.
NOMOR POKOK SEKOLAH NASIONAL
20314165
5.
PROPINSI
JAWA TENGAH
6.
KABUPATEN
GROBOGAN
7.
KECAMATAN
KRADENAN
8.
DESA
KUWU
9.
JALAN DAN NOMOR
SUROJENGGOLO 36
10.
KODE POS
58182
11.
NOMOR TELEPON
08112797302
12.
STATUS SEKOLAH
NEGERI
13.
TAHUN BERDIRI
1916
14.
AKREDITASI/TAHUN
A / 2012
15.
WAKTU KEGIATAN PEMBELAJARAN
PAGI HARI
16.
STATUS BANGUNAN SEKOLAH
MILIK SENDIRI
17.
STATUS TANAH
TANAH DESA
18.
LUAS TANAH
3900 M2
19.
LUAS BANGUNAN
570 M2
20.
JARAK KE PUSAT KECAMATAN
1 KM
21.
JARAK KE PUSAT KABUPATEN
28 KM
22.
ORGANISASI PENYELENGGARA commit to user
PEMERINTAH
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
VISI CERDAS, TERAMPIL, SEHAT, DAN BERAKHLAK MULIA
MISI 1. Menyiapkan generasi prestasi yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK. 2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Melaksanakan pembiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat. 5. Mengoptimalkan tumbuh kembang anak, berperilaku santun. 6. Melaksanakan pendidikan berbasis keterampilan.
TUJUAN Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan keterampilan serta akhlak mulia untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
KESISWAAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NO.
KELAS
L
P
J
1.
I
17
17
34
2.
III
26
23
49
3.
III
33
13
46
4.
IV
18
22
40
5.
V
21
12
33
6.
VI
18
12
30
133
99
232
Jumlah
commit to user
156
KEPEGAWAIAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NO NAMA . 1. Darsuki, S.Pd.
NIP
L/P
TEMPAT, TGL LAHIR
STATUS AGAMA
TUGAS
195903021979111001
L
Blora, 02-03-1959
PNS
Islam
Kepsek (B.Jawa)
2.
Fahrur Rozi,S.PdI.
195904041979121006
L
Grobogan, 04-04-1959
PNS
Islam
Guru PAI
3.
Kuntinah,S.Pd.
196307051984052003
P
Grobogan, 05-07-1963
PNS
Kristen
Guru Kelas VI
4.
Sri Suryaningati, S.Pd.
196104121982022009
P
Grobogan, 12-04-1961
PNS
Islam
Guru Kelas I
5.
Totok Warsito,S.Pd.
196606031987021002
L
Karang Anyar, 03-06-1966 PNS
Islam
Guru Penjaskes
6.
Pamungkas PH, S.Pd.
-
L
Sragen, 26-07-1983
GWB
Islam
Guru Kelas V
7.
Lilin Kristiyono,S.Pd.
-
L
Grobogan, 12-10-1984
GWB
Islam
Guru Kelas II
8.
Purno Utomo, S.Pd.
-
L
Grobogan, 11-02-1983
GWB
Islam
Guru Kelas IV
9.
Nurul Walidaini,S.Pd.
-
P
Blora, 29-08-1981
GWB
Islam
Guru Kelas III
10.
Dewi Purnioawati
-
P
Grobogan, 20-11-1990
PTT
Islam
Petugas Perpus
11.
Sugiarto
-
L
Grobogan, 04-06-1957
PTT
Islam
Penjaga Sekolah
Kuwu, Juli 2014 Kepala SD Negeri 1 Kuwu
Sumber : Dokumen Sekolah
DARSUKI, S.Pd
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 12 : Foto Gedung SDN 1 Kuwu
SD NEGERI 1 KUWU, KRADENAN, GROBOGAN
commit to user
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber: Dokumen Pribadi
commit to user
160 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 13 : Foto KS dan Guru SDN 1 Kuwu
KEPALA SEKOLAH DAN GURU SD NEGERI 1 KUWU
Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
161 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 14 : Foto Wawancara
WAWANCARA DENGAN KS, GURU, DAN SISWA
commit to user
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
164 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
165 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
166 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 15 : Foto Suasana Pembelajaran
SUASANA PEMBELAJARAN DI KELAS
commit to user
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 16 : Foto Kegiatan Sekolah
PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA
commit to user
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Dokumen Sekolah
commit to user