BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan bangsa akan menjadi bodoh dan mudah dibodohi oleh bangsa lain. Ini mengakibatkan krisis moral pada generasi bangsa. Untuk itu pendidikan adalah kunci karena merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat. Maka dari itu Suryosubroto (2010:2) memandang bahwa “pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan...”. Salah satu komponen yang mendukung untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah guru. Ia mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Karena seyogyanya pendidikan bukan sekedar ajang pertukaran informasi antar guru dan murid tapi lebih dari itu, bahkan pendidikan digunakan sebagai pembentuk karakter bangsa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukaan oleh Syahidin (2005: 3) ada tiga misi utama dalam pendidikan yaitu “pewarisan pengetahuan (transfer of knowledge), pewarisan budaya (transfer of culture), dan pewarisan nilai (transfer of value)”. Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, dibutuhkan guru yang professional dan mempunyai kompetensi untuk memenuhi tuntutan
1
2
perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju, sehingga mampu bersaing di forum lokal, regional, nasional dan internasional. Menurut Usman (2011: 7) bahwa “guru yang professional mempunyai tiga tugas pokok yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih”. Lebih lanjut ia mendefinisikan ketiga tugas pokok
tersebut
mengembangkan
sebagai nilai-nilai
berikut: hidup.
“Mendidik
berarti
meneruskan
dan
Mengajar
berarti
meneruskan
dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada murid”. Berkaitan dengan Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa: ”Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru” (Redaksi, 2009: 473). Guru adalah figur seorang pemimpin bagi murid. Selain itu guru juga adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak pada murid. Jabatan yang diemban untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah, guru adalah orang yang mempunyai tugas mengajar, mendidik, membimbing, mendorong murid untuk belajar serta membina baik di dalam maupun di luar kelas. Guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensional adalah guru professional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal memenuhi kriteria administratif, akademis dan kepribadian.
3
Sebagai seorang pemimpin, guru harus memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan ide-ide yang perlu dikembangkan dikalangan murid dengan sistem kepemimpinan yang dapat menggerakkan minat dan semangat belajar melalui berbagai metode yang sesuai dan efektif. Sebagai pendidik, guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah, pembina, pengembang bakat dan kemampuan murid ke arah yang lebih maksimal yang dapat mereka capai. Dengan demikian guru bukan hanya memompakan ilmu pengetahuan ke dalam murid melalui kecerdasan otaknya saja, akan tetapi harus mampu mengarahkan ke mana seharusnya bakat dan kemampuan masing-masing murid itu perlu dikembangkan. Guru yang mempunyai peranan strategis dalam peningkatan dan pembentukkan karakter adalah guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain memberikan pengetahuan, guru PAI juga harus memberikan bimbingan dan dorongan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Peran dan tugas guru PAI selain menyampaikan pengajaran pendidikan agama Islam juga sebagai pemegang amanat, guru PAI bertanggungjawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. Allah SWT menjelaskan :
%&'
!" #$
.#0☺2ִ3
-!
ִ)*+,
7"8 4+56 @ =>0?ִ<86 :;☺ 2< 6 2DE
ABC
4
֠
2
FG36
NOP "KLM6 ☺IFJ
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”. (Q.S an-Nisā: 58)∗ Guru PAI harus memiliki kompetensi yang sama dengan guru pada umumnya, tetapi juga harus memiliki ciri khas tersendiri. Kompetensi umum yang dimaksud, yaitu guru PAI harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Tapi sebagai guru PAI harus memiliki kompetensi khusus, yaitu kompetensi keagamaan. Melihat fenomena saat ini, guru PAI masih jauh dari kompetensi yang diharapkan. Ada beberapa masalah yang terjadi terhadap guru PAI. Masih banyaknya guru PAI yang belum di sertifikasi, adanya keberagaman dan pengetahuan sebagian guru PAI, dan pembinaan yang di lakukan oleh pemerintah tidak sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan guru PAI. Selaian itu, fenomena lain yang terjadi terkait profil guru PAI di lapangan adalah dari segi kepribadian yang kurang sesuai, misalnya guru PAI seharusnya menjadi suri tauladan yang baik bagi murid. Adanya pemberitaan guru PAI yang
∗
Semua ayat Al-Qur’ān dan terjemahan di skripsi ini dari Al-Qur’ān Departemen Agama RI. 2005. PT Syaamil Cipta Media
5
melakukan tindakan menyimpang dan hal-hal negatif lainnya misalnya pelecehan seksual terhadap murid, melakukan tindakan kekerasan, dan lain sebagainya. Hal ini sangat merusak citra guru PAI yang dinobatkan sebagai pendidik dunia akhirat. Dalam hal penampilan, sebagian guru PAI yang kurang memperdulikan masalah stylish. Dalam metode pengajaran yang cenderung monoton, kurang menarik sehingga murid kurang menangkap/ materi yang disampaikan oleh guru PAI. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang sedang gencar-gencarnya melakukan mutu peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di bidang tenaga pengajar atau guru untuk meningkatkan kompetensi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya guru-guru yang mengikuti sertifikasi. Selain itu, permasalahan guru PAI yang ada di kota Bekasi adalah adanya guru-guru PAI yang belum memenuhi standar kualifikasi, adanya guru PAI yang melakukan tindakan kekerasan jika murid melakukan kesalahan, dan melalaikan tugas mengajar. Melihat fenomena di atas, maka penting dilakukan penelitian secara mendalam mengenai Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam guna memperoleh deskripsi mengenai hal tersebut. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi”.
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka pembahasan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Profil Kompetensi Guru PAI SMP Negeri dalam menjalankan tugasnya. Standar kompetensi dalam penelitian ini merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademis dan Kompetensi Guru, yang dibagi dalam beberapa kategori, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Karena penelitian ini tertuju kepada guru PAI, maka ditambahkan kompetensi keagamaan. Maka rumusan permasalahan penelitian di atas dijabarkan dalam beberapa pertanyaan khusus yaitu : 1. Bagaimanakan profil kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi? 2. Bagaimanakan profil kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi? 3. Bagaimanakan profil kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi? 4. Bagaimanakan profil kompetensi professional guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi? 5. Bagaimanakan profil kompetensi keagamaan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi?
7
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kompetensi yang dimiliki guru PAI. Adapun tujuan khusus penelitian ini dirumuskan dalam rincian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui profil kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi. 2. Untuk mengetahui profil kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi. 3. Untuk mengetahui profil kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi. 4. Untuk mengetahui profil kompetensi professional guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi. 5. Untuk mengetahui profil kompetensi keagamaan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, di antaranya : 1.
Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empiris tentang profil guru PAI SMP Negeri yang dimiliki dan dapat dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan yaitu dijadikan suatu masukan dalam kegiatan proses pembelajaran.
8
2.
Praktis a.
Bagi peneliti khususnya, untuk mengetahui bagaimana profil guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
b.
Bagi Lembaga/ sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga dapat berjalan secara optimal.
c.
Bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI), hasil penelitian diharapkan akan memberikan wawasan kepada guru tentang profil guru yang dimiliki sehingga dengan demikian hasil penelitian ini bisa menjadi alternatif pedoman bagi guru untuk memperbaiki berbagai kompetensi
yang
diperlukan
untuk
menjalankan
tugas
kependidikannya secara lebih professional.
E. Sistematika Penulisan Dalam penulisan karya ilmiah ini urutan penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II: Kajian Pustaka, yang meliputi kajian pustaka. Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi metode penelitian, pendekatan penelitian, tehnik pengumpulan data dan tehnik pengolahan data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab V: Kesimpulan dan Rekomendasi