BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik. Pada beberapa kondisi, persalinan normal dapat beralih menjadi persalinan patologik apabila terjadi kesalahan dalam penilaian kondisi ibu dan bayi atau juga akibat kesalahan dalam memimpin proses persalinan (Saifuddin, 2006:450). Pre-Eklamsi adalah penyakit yang disebabkan langsung oleh kehamilan yang ditandai adanya hipertensi, proteinuria, dan edema yang terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu yang timbul pada ibu hamil, bersalin, ataupun ibu nifas. Pre-Eklamsi berperan dalam kematian intra uterin dan mortalitas perinatal. Penyebab utama kematian neonatus akibat Pre-Eklamsi ialah insufisiensi plasenta dan solusio plasenta. Retardasi pertumbuhan dalam rahim atau yang sering disebut sebut IUGR (intrauterine growth retardation) juga sering dijumpai pada bayi yang ibunya menderita Pre-Eklamsi (Bobak, 2004:629).
1
2
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam Profil Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 214 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2010 sudah jauh menurun dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun Angka Kematian Ibu (AKI) yang dicapai masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDG’s). Target Millenium Development Goals (MDG’s) Angka Kematian Ibu (AKI) pada Tahun 2015 yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2010:38). Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat menurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Four pillars of Safe Motherhood” dari WHO yang terdiri atas (1) Keluarga Berencana, (2) Asuhan Antenatal (3) Persalinan Bersih dan Aman, (4) Pelayanan Obstetri Esensial (Saifuddin, 2006:5). Persalinan dengan Pre-Eklamsi masuk dalam pilar ke-4 dari Four pillars of Safe Motherhood. Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan/persalinan risiko tinggi atau komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil/ibu bersalin. Pelayanan obstetri esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan. Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu, faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab
3
langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-lain 27% (Departemen Kesehatan RI, 2010). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah adalah 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2011 AKI 116,01 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 AKI 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012:19). Penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah adalah perdarahan 16,44%, hipertensi/Pre-Eklamsi 35,26%, infeksi 4,74%, abortus 0,30%, partus lama 0,30%, dan lain-lain 42,96% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012:25). Hipertensi/PreEklamsi merupakan salah satu penyumbang terbesar angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Semarang pada tahun 2012 sebesar 22 kasus atau 80,06 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di Kota Semarang adalah Eklamsi (41%), perdarahan (23%), penyakit (jantung) sebesar 23 %, lain-lain (emboli air ketuban) sebesar 9%, dan infeksi sebesar 4 % (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012:37).
4
Berdasarkan data tersebut maka Eklamsi adalah penyebab tertinggi kematian ibu di Kota Semarang. Kondisi yang paling berbahaya pada ibu hamil dengan Pre-Eklamsi adalah pada saat proses persalinan,
karena proses mengejan akan
mengakibatkan kejang (eklamsi) pada ibu dan dapat mengakibatkan kematian. Di Kota Semarang persalinan pada tahun 2012 terdapat 26.618 persalinan, persalinan patologi sebanyak 2.490 orang dan persalinan dengan Pre-Eklamsi sebanyak 133 orang (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012). Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang persalinan pada tahun 2011 sebanyak 1675 persalinan, persalinan patologi sebanyak 718 orang dan persalinan dengan Pre-Eklamsi sebanyak 57 orang. Pada tahun 2012 sebanyak 1945 persalinan, persalinan patologi sebanyak 991 orang dan persalinan dengan Pre-Eklamsi sebanyak 129 orang. Pada bulan Januari 2013 sampai bulan Maret 2013 sebanyak 572 persalinan, persalinan patologi sebanyak 475 orang, dan persalinan dengan Pre-Eklamsi sebanyak 65 orang. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologi dengan Pre-Eklamsi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang tahun 2013.
B. Perumusan Masalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologi Dengan PreEklamsi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2013?”
5
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi dengan Pre-Eklamsi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu bersalin dengan Pre-Eklamsi. b. Mahasiswa mampu membuat interpretasi data dari pengkajian data pada ibu bersalin dengan Pre-Eklamsi. c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu bersalin dengan Pre-Eklamsi. d. Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi yang harus dilakukan pada pasien Pre-Eklamsi. e. Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh ibu bersalin dengan Pre-Eklamsi. f. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh ibu bersalin dengan PreEklamsi. g. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan.
6
D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ibu bersalin patologi dengan Pre-Eklamsia 2. Tempat Ruang Sri Kandi (ruang bersalin) Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang 3. Waktu Bulan Maret 2013 sampai dengan Juli 2013
E. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Memberikan tambahan referensi tentang Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi
dengan
Pre-Eklamsi,
serta
sebagai
pengembangan
ilmu
pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi dengan PreEklamsi. 2. Manfaat Praktis Bidan mengetahui bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi dengan Pre-Eklamsi, serta diharapkan bidan dapat memberikan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi dengan Pre-Eklamsi secara profesional.
7
F. Metode Memperoleh Data Cara memperoleh data yaitu dengan cara observasi partisipatif yang meliputi melakukan anamnesa, melakukan pemeriksaan fisik, melakukan studi dokumentasi.