BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis dan sosial. Setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. World Health Organization (WHO) mempekirakan sekitar 15 % dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta mengancam jiwanya (Hani, 2010). Prinsip deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan sangat diperlukan karena semua wanita selama kurun reproduksi terutama saat hamil selalu diwaspadai mengalami risiko, meskipun diketahui bahwa kehamilan adalah sifatnya fisiologi artinya semua wanita yang sehat dan telah menikah akan mengalami proses kehamilan (Rukiyah, 2011). Ibu hamil perlu mewaspadai keadaan yang dapat membahayakan diri dan janinnya. Keadaan-keadaan tersebut mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan
pada
kehamilan
atau
persalinan.Keadaan-keadaan
yang
dapat
membahayakan ibu serta janinnya yaitu Ibu dengan 4T adalah Terlalu tua umur diatas >35 tahun, Terlalu muda umur dibawah 20 tahun, Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 4 orang dan Terlalu sering jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari dua tahun (Kumalasari, 2012).
1
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat (Kemenkes,2010). Pada negara-negara berkembang, kesakitan dan kematian ibu menjadi masalah sejak lama. Kematian Ibu terutama terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan diseluruh dunia (Wahyuningsih, 2009). Menurut data WHO tahun 2013, AKI di Indonesia yang tertinggi di Negara ASEAN yakni 190 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara Malaysia 29 per Kelahiran Hidup, Singapura 6 per 100.000 Kelahiran Hidup, Thailand 26 per Kelahiran Hidup dan Vietnam 49 per Kelahiran Hidup (WHO,2013). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 AKI di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah AKI di Indonesia bervariasi yaitu di Provinsi Riau pada tahun 2012 sebanyak 112 per Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Riau, 2012), AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 sebanyak 87 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Yogyakarta, 2013), AKI di Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 116 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013) dan AKI di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 sebanyak 276 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2013). Menurut Profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2014 yang terdapat 39 Puskesmas jumlah ibu hamil sebanyak 53.734 jiwa dan terdapat jumlah ibu hamil yang paling banyak yaitu di Puskesmas Medan Deli sebanyak 3099 orang dimana terdapat jumlah ibu hamil yang risiko tinggi sebanyak 619 orang. AKI di Kota Medan adalah 9 orang dimana 3 diantaranya terdapat di Puskesmas Medan Deli.
Umur Ibu yang meninggal 20-34 tahun dengan penyebab kematian yaitu perdarahan, preklamsia dan lainnya. Berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007 penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklamsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lainnya (33%). Target Millenium Development Goals (MDG’s) ditahun 2015 untuk Angka Kematian Ibu nasional adalah 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Yogyakarta, 2013). Pada tahun 1990 WHO sudah meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS), salah satu program MPS adalah menempatkan safe motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional maupun internasional. Salah satu upaya yang diselenggarakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui 4 pilar upaya safe motherhooddengan intervensi yang dilakukan salah satunya adalah mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami obstetri dalam kehamilan dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai melalui pelayanan antenatal (Wahyuningsih, 2009). Tujuan Antenatal Care adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Tujuan khususnya mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan. Seperti
mendeteksi
dan
menangani
komplikasi
(preklamsia,
perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, dan lainnya) (Hani, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Astuti (2011) mengenai Hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Sidiharjo Kabupaten Sragen disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Hasil penelitian Kamidah (2013) menunjukkan bahwa (53,3%) responden memiliki pengetahuan yang tinggi, dan (63,3%) responden dikatagorikan patuh dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Ada hubungan yang bermakna ( p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Penelitian lainnya yaitu dari hasil penelitian Hasugian (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi (p = 0,017) dan hubungan bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi (p=0,043). Menurut Syeh (2008) yang dikutip oleh Astuti (2011) menyatakan bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya kehamilan seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan sehingga risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini. Faktor pendidikan merupakan predisposisi dalam perilaku pengguna sarana kesehatan terhadap penyerapan informasi dan pengetahuan.
Sikap ibu yang positif tentang tanda bahaya akan membentuk perilaku yang positif mencegah terjadinya bahaya dalam kehamilan dan persalinan. Sikap ibu hamil juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, misalnya pengaruh budaya, lingkungan, orang terdekat dan juga faktor internal pengetahuan dan sikap ibu hamil (Wahyuningsih, 2009). Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 25-27 Agustus di Puskesmas Medan Deli dengan data cakupan K1 (Kunjungan Pertama) pada bulan Agustus sebasar 62,5%, sedangkan cakupan K4 (Kunjungan Keempat) hanya 60,3%. Pencapain target Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan bahwa cakupan K1 dan K4 pada ibu hamil adalah 95% pada tahun 2015 namun target SPM tersebut belum tercapai. Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kesehatan dalam rangka deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah “Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tandatanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan kasus Angka Kematian Ibu yaitu 9 orang AKI dikota Medan pada tahun 2014 serta kurangnya cakupan K1 (Kunjungan Pertama) dan K4 (Kunjungan Keempat) dikarenakan saat ini masih kurang kesadaran pada ibu hamil dalam memeriksakan diri khususnya mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan maka penulis tertarik meneliti masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilah di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015” . 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang deteksi dinitanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang deteksi tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. 3. Untuk mengetahui tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. 4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda – tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak yaitu : 1. Dapat sebagai informasi dan masukan yang bermanfaat bagi Puskesmas Medan Deli dalam perencanaan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui pelayanan kesehatan pada ibu hamil. 2. Data dan informasi dari hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh Ibu hamil untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.