BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bank
merupakan
lembaga
menerima simpanan giro, dikenal
sebagai
masyarakat
tabungan,
tempat
yang
keuangan
untuk
yang
kegiatan
dan deposito. meminjam
membutuhkannya.
uang
Menurut
utamanya
Kemudian bank (kredit)
bagi
undang-undang
RI
nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank adalah badan usaha
yang
simpanan
menghimpun
dan
dana
menyalurkannya
dari
masyarakat
dalam
bentuk
kepada
masyarakat
dalam
bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.1
Ditambah
dengan
diberlakukannya
Undang-Undang
No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah , maka pengembangan industri
perbankan
Syariah
Nasional
semakin
mempunyai
landasan
hukum yang memadai.2 Nasabah menyimpan sejumlah dana di bank dengan jangka waktu tertentu dan memperoleh imbalan dari bank berupa
bunga.
Sedangkan
kategori
riba
karena
disertai
adanya
resiko
dalam
Islam
menghasilkan dan
biaya
bunga
tambahan karena
termasuk
kedalam
keuntungan
menghasilkakn
tanpa
tambahan
keuntungan tanpa disertai adanya resiko dan biaya (keuntungan yang dihasilkan berdasarkan perjalanan waktu semata atau time value of 1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 23. 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 Tenteng Perbankan Syariah.
1
2
money).3
Sedangkan Islam tidak
mengenal prinsip
time
value
of
money yang berbasis bunga, karena dalam Islam tidak mungkin ada keuntungan tanpa resiko atau mendapatkan hasil tanpa biaya. 4 Bunga, akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil yang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Hadist.5
dan
Dengan
kata
lain,
bank
ketentuan dari Alquran islam
adalah
lembaga
keungan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam
lalu
lintas
pembayaran serta
peredaran
uang
yang
pengoperasikannya disesuaikan dengan prinsip syariah. Bank Syariah dapat menyalurkan pembiayaan dengan akad yang beraneka Murabahah,
ragam Istisna‟,
diantaranya: Salam,
Akad
Qord,
Mudharabah,
Ijarah,
dan
Musyarakah,
Ijarah
Muntahiya
Bittamlik. Dalam menyalurkan pembiayaan selain diperlukan adanya kepercayaan (trust)
dari
pihak
bank,
juga
dilakukan
analisis
lain
terhadap calon nasabah. Analisis yang dilakukan bank kepada calon nasabah ini sering dikenal dengan 6C yang meliputi: character (sifatsifat si calon peminjam), capital (modal dasar), capacity (kemampuan dalam
menjalankan
usaha
dan
(jaminan),
condition
constraint
(hambatan-hambatan
3
(keadaan
mengembalikan usaha yang
prospek
pinjaman), atau
mengganggu
collateral
tidak),
proses
dan
usaha).
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), hlm. 17 4 Ibid, hlm. 12 5 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hlm. 93-94.
3
Dengan
melakukan
analisis
pembiayaan
itu
dimaksudkan
untuk
menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan. 6 Salah
satu
produk
BNI
Syariah
adalah
pembiayaan
Produk pembiayaan syariah sendiri sudah ada
sejak
syariah.
BNI
syariah
pertama kali berdiri yaitu pada tanggal 29 April 2000. 7 Seiring berjalanya waktu, BNI Syariah semakin mengembangkan produk-produknya
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
dalam
bentuk kegiatan pembiayaan yang sesuai pada prinsip syariah. Dalam
menyalurkan
dananya,
BNI
Syariah
mempunyai
inovasi
lain yang ditujukan untuk para calon nasabah yang memilik modal namun tidak mampu untuk menggerakan modalnya, yaitu dengan cara pembiayaan yang membuat
calon nasabah merasa tersave
dananya
untuk berinvestasi. Sejak awal bulan Januari tahun 2013
hingga sekarang
bulan
September tahun 2014, produk pembiayaan emas di BNI Syariah Cabang
Pekalongan
sudah
memiliki
129
nasabah
yang
jumlah
bank
syariah
investasinya berkisar sekitar 1,3 Milyar.8 Sebagian
masyarakat
berpendapat
pembiayaan
di
sama halnya dengan pembiayaan di bank lain yang berunsurkan riba. Salah satunya adalah produk pembiayaan emas di BNI Syariah yang baru diterbitkan sekitar awal tahun 2013. Produk pembiayaan emas
6
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2002) hlm 261 www. Bnisyariah.com 8 Wawancara dengan Ibu Siska Novita (Coustemer Service Head) pada tanggal 29 September 2014 di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 7
4
ini tergolong produk baru yang belum semua orang paham akan penerapannya. Emas saat ini memiliki fungsi sebagai komoditi untuk investasi karena nilainya yang cenderung naik dari masa ke masa, dan emas sebagai sarana pencadangan kekayaan pada saat diperlukan likiditas, serta
disebutkan
dalam
semua
agama
artinya
agama-agama
mengisyaratkan bahwa emas merupakan tolok ukur yang akan terus digunakan
hingga
membuat produk
akhir
zaman.
Oleh
karena
itu,
BNI
Syariah
pembiayaan emas untuk solusi berinvestasi secara
mudah dan aman. Bentuk emas yang paling baik untuk dimiliki adalah emas
batangan (Logam Mulia Batangan/Gold
Bar),
karena
bersifat lebih universal.9 Untuk
memiliki emas
dapat
dilakukan dengan cara
pembelian
tunai atau dengan fasilitas Pembiayaan Emas iB Hasanah yaitu pembiayaan
konsumtif
yang
diberikan
kepada
anggota
masyarakat
untuk membeli Emas Logam Mulia ANTAM secara angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan dengan menggunakan akad Murabahah. Akad murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga
perolehan
dan
keuntungan
(margin)
yang
disepakati oleh penjual dan pembeli.10 Secara mekanisme, emas sangat berisiko rendah. Oleh karena itu, BNI Syariah memilih emas atau logam mulia sebagai objek akad yang 9
Wawancara, Zuaim, 22 Mei 2013 Ibid
10
5
sangat efektif untuk para nasabah berinvestasi dengan mudah dan aman. Akan tetapi, pada dasarnya semua pembiayaan itu mengandung risiko
yang
dimana
bank
harus
selektif
dalam
memberikan
pembiayaan pada para nasabah yang akan memilih pembiayaan emas sebagai solusi yang tepat untuk mereka. Dari melakukan
latar
penelitian
“IMPLEMENTASI EMAS
belakang
BNI
diatas,
di
AKAD
SYARIAH
maka
BNI
Penulis
Syariah
MURABAHAH CABANG
tertarik
untuk
dengan
PADA
judul
PEMBIAYAAN
PEKALONGAN
(STUDY
KASUS)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
penelitian
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
“Bagaimana
implementasi
akad
murabahah
pada
pembiayaan emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan”.
C. Tujuan Penelitian Sesuai tujuan
dengan
penelitian
murabahah Pekalongan.
pada
rumusan ini
adalah
pembiayaan
masalah untuk emas
permasalahan mengetahui di
BNI
di
atas,
maka
implementasi
akad
Syariah
Cabang
6
D. Kegunaan Penelitian 1.
Secara Praktis Untuk memenuhi tugas
dan melengkapi persyaratan guna
memperoleh gelar A.Md Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan. 2.
Secara Teoritis Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dan informasi
mengenai
murabahah serta
mekanisme
kebijakan bank
dan
implementasi
dalam mengatasi
produk pembiayaan emas di BNI
risiko
akad pada
Syariah Cabang Pekalongan
bagi para mahasiswa khususnya di bidang perbankan dan untuk semua pihak yang membutuhkan.
E. Penegasan Istilah 1.
Implementasi Pelaksanaan atau penerapan.11
2.
Akad Hubungan atau keterkaitan antara ijab dan qabul atas diskursus yang
dibenarkan
oleh
syara‟
dan
memiliki
implikasi
hukum
tertentu.12
11
J.S Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2003) cetakan Ke-1, hlm 149. 12 Djuwaini Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 47
7
3.
Murabahah Murabahah
adalah
akad
jual
beli
barang
dengan
menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.13 4.
Pembiayaan Pembiayaan
adalah
penyediaan
uang
atau
tagihan
berdasarkan
kesepakatan, pinjam meminjam antara bank dengan nasabah yang mewajibkan peminjam untuk melunasi pinjamannya tersebut pada jangka waktu tertentu prosesnya mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai persetujuan pembiayaan.14 5.
Emas Emas
lantakan
atau
batangan
adalah
emas
yang
terdiri
dari
beberapa variasai satuan mulai dari 1 gram sampai 1 kg . bentuk yang paling umum adalah emas batangan (gold bar) seperti batu bara dengan kadar 22 karat (95%) atau 24 karat (99%). 15 6.
BNI Syariah BNI
Syariah
adalah
lembaga
keuangan
berjenis
perbankan
di
Indonesia. Bank ini dahulu bernama Unit Usaha Syariah Bank Negara Indonesia yang merupakan bank join venture antara Bank
13
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi 2 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 103 14 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMR YKPN, 2002) hlm. 260 15 Taufik Hidayat, S. E. M. Si, Investasi Syariah (Jkt: PT. TransMedia 2011) hlm. 174
8
BNI dan Bank Nusa Nasional sejak 2010 berubah menjadi Bank Syariah.16
F. Telaah Pustaka Dalam
menyelesaikan
TA
ini,
penulis
melakukan
kajian
di
beberapa buku yang berkenaan dengan judul, antara lain pendapat Abdullah
Saeed
menjelaskan
pada
murabahah
sebagai
dalam
bukunya
umumnya
“Bank
bank-bank
metode
utama
Islam
syariah
dan
Bunga”
menggunakan
pembiayaan
yang
akd
merupakan
hampir tujuh puluh lima persen dari asetnya karena murabahah lebih menguntungkan dan risiko relatif lebih kecil dari produk-produk yang lain seperti mudharabah, musyarakah, dan lain-lain. Dalam dijelaskan
bukunya bahwa
“Jual jenis
Beli
Murabahah”
pembiayaan
ada
karangan
dua
yaitu
Wiroso, murabahah
berdasarkan pesanan dan murabahah berdasarkan tanpa pesanan. Pada prinsipnya
dalam
transaksi
murabahah
pengadaan
barang
menjadi
tanggung jawab bank syariah sebagai penjual. Dalam murabhah tanpa pesanan bank syariah mengadakan barang tanpa memperhatikan ada nasabah atau
tidak,
sehingga
proses
pengolahan barang
sebelum transaksi jual beli murabahah dilakukan.17
16 17
www.id.wikipedia.org/wiki/bank-bnisyariah Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press. 2005). Hlm 89
dilakukan
9
Muhammad
Syafi‟i
Antonio
dalam
bukunya
“Bank
Syariah
dalam Teori ke Praktek” menjelaskan bahwa menurut penggunannya pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai berikut : a.
Pembiayaan
produktif
memenuhi
kebutuhan
yaitu
pembiayaan
produksi
yang
dalam
arti
ditujukan luas
untuk untuk
meningkatkan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. b.
Pembiayaan konsumtif yaitu pembiaayan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.18 Tugas Akhir
fatwa
Dewan
karya Evi Sagitasari yang berjudul Implementasi
Syariah
Nasional
(DSN)
No.
23/DSN-MUI/III/2002
Pada Potongan Pelunasan Dalam Murabahah di BNI Syariah Cabang Pekalongan yang membahas tentang penerapan fatwa DSN No. 23 pada potongan pelunasan dalam akad murabahah di BNI Syariah Cabang Pekalongan.19 Tugas Akhir karya Nunung Sri Fadilah yang berjudul Mekanisme Pengelolaan
Dana
Asuransi Jiwa
dam
Implementasi
Jama‟ah Haji di PT.
Investasi
Mudharabah
Dalam
Asuransi Syariah Mubarakah
Pekalongan yang berisi tentang pemaparan sistem Pengelolaan Dana
18
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta:Gema Insani dan Tazkia Cedakia 2001). Hlm 160 19 Sagita Sari, Implementasi fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 23/DSNMUI/III/2002 Pada Potongan Pelunasan Dalam Murabahah di BNI Syariah Cabang Pekalongan, (Pekalongan, STAIN 2008), Tugas Akhir tidak diterbitkan.
10
dam
Implementasi
Investasi
Mudharabah
Dalam
Asuransi
Jiwa
Jama‟ah Haji di PT. Asuransi Syariah Mubarakah Pekalongan. 20 Tugas Murabahah
Akhir di
karya
Zaenah
Koperasi
Syariah
yang yang
berjudul
Sistem
Pembiayaan
berisi
tentang
mekanisme
pembiayaan Murabahah di Kospin Jasa Pekalongan.21 Tugas
Akhir
karya
Paramita
Pramadya
Etika
yang
berjudul
Implementasi Prinsip Mudhrabah Muthlaqoh Pada BNI iB Deposito Di
BNI
Syariah
Cabang
Pekalongan
yang
membahas
tentang
penerapan prinsip syriah pada akad Mudharabah Muthlaqoh di BNI Syariah Cabang Pekalongan.22
G. Kerangka Teori 1.
Murabahah dalam Produk Perbankan Syariah Secara
linguistik,
murabahah
berasal
dari
kata
ribh
yang
bermakna tumbuh dan berkembang dalam perniagaan. Perniagaan yang
dilakukan
mengalami
perkembangan
dan
pertumbuhan.
Menjual barang srcara murabahah berarti menjual barang dengan adanya
20
tingkat
keuntungan
tertentu,
misalnya
mendapatkan
Fadhilah Sri Nunung, Mekanisme Pengelolaan Dana dam Implementasi Investasi Mudharabah Dalam Asuransi Jiwa Jama’ah Haji di PT. Asuransi Syariah Mubarakah Pekalongan, (Pekalongan, STAIN 2008), Tugas Akhir tidak diterbitkan. 21 Zaenah, berjudul Sistem Pembiayaan Murabahah di Koperasi Syariah, (Pekalongan, STAIN 2010), Tugas Akhir tidak diterbitkan. 22 Paramita Pramadya Etika, Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqoh Pada BNI iB Deposito di BNI Syariah Cabang Pekalongan, (Pekalongan, STAIN 2011), Tugas Akhir tidak diterbitkan.
11
keuntungan 1 dirham atas harga pokok pembelian 10 dirham (Lisan al „Arab, jilid 5, hal. 103 bahasan ribh). 23 Secara istilah, terdapat definisi yang diberikan ulama. Di antaranya,
Ibnu
Mujtahid,
Jilid
komoditas
di
Rusyd II,
al
hal.
mana
Maliki
178),
penjual
mengatakan
murabahah memberikan
Bidayah
adalah
jual
informasi
albeli
kepada
pembeli tentang harga pokok pembelian dan tingkat keuntungan yang diinginkan.24 Al-Marwadi asy-Syafii menyatakan (Al Hawi al Kabir, jilid 5, hal. 279), murabhah adalah seorang penjual mengatakan, saya menjual pakaian ini secara murabahah, di mana saya membeli pakaian ini dengan harga 100 dirham, dan saya menginginkan keuntungan sebesar 1 dirham atas setiap 10 dirham harga beli. 25 Dari
definisi
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
murabahah
adalah jual beli dengan dasar adanya informasi dari pihak penjual terkait dengan harga pokok pembelian dan tingkat keuntungan yang diinginkan.
23
26
Dimyauddin Djuwaini, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 103 Ibid hlm. 103-104 25 Ibid hlm. 104 26 Ibid hlm. 104 24
12
2.
Murabahah dibagi menjadi 2 jenis : a.
Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya.27
b.
Murabahah
berdasarkan
baru
melakukan
akan
apabila
ada
pesanan, transaksi
nasabah
yang
maksudnya murabahah
memesan
bank atau
barang
syariah jual
beli
sehingga
penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan.28 3.
Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah a.
Jaminan Jaminan
dimaksudkan
untuk
menjaga
nasabah
tidak
main-
main dengan pesanannya.29 b.
Utang dalam murabahah Secara prinsip,
penyelesaian utang nasabah dalam transaksi
murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah kepada pihak ketiga atas barang pesanan tersebut. Ia tetapi berkewajiban menyelesaikan utangnya. 30
27
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2005) hlm. 37-38 Ibid, hlm. 37-38 29 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2005) hlm. 49 30 Ibid, hlm. 49 28
13
c.
Penundaan pembayaran oleh debitur mampu Seorang
nasabah
dilarang
yang
mempunyai
mmenunda
kemampuan
penyelesaian
ekonomis
utangnya
dalam
pembahasan murabahah.31 d.
Bangkrut Jika nasabah yang berhutang dianggap pailit dan gagal dalam menyelesaikan
utangnya
karena
benar-benar
tidak
mampu
secara ekonomis dan bukan karena lalai sedangkan ia mampu, bank
harus
menunda
tagihan
utang
sampai
ia
menjadi
sanggup kembali.32 4.
Metode Perhitungan Pembiayaan Murabahah33
SIMULASI PEMBIAYAAN EMAS iB HASANAH Berat Emas
10
Harga satuan *)
Rp.
Total harga pembelian
Rp.
4,690,000
Rp.
938,000
Rp.
3,752,000
Urbuun minimal
20%
Pembiayaan
469,000
Angsuran/bln
gram / gram
Periode Pembiayaan
Margin
- 2 Tahun (24 Bulan)
7.19%
Rp.
181,034
6,034
- 3 Tahun (36 Bulan)
8.27%
Rp.
129,767
4,330
- 4 Tahun (48 Bulan)
8.70%
Rp.
105,369
3,512
- 5 Tahun (60 Bulan)
9.18%
Rp.
91,236
3,041
*) asumsi harga/bukan harga sebenarnya 31
Ibid, hlm. 49 Ibid, hlm. 49 33 Dokumen BNI Syariah Cabang Pekalongan 32
Angs/hari
14
5.
Beberapa Cara dalam Melakukan Analisa Pembiayaan a. Pendekatan karakter, suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.
Tercermin
dari
latar
belakang
nasabah.
Seperti
pekerjaan ataupun gaya.34 Karakter ini merupakan faktor kunci walaupun calon debitur tersebut mampu. b. Pendekatan capital,
adalah jumlah dana
atau
modal sendiri
yang dimiliki oleh calon debitur, semakin besar modal sendiri dalam
perusahaan,
tentu
semakin
debitur
menjalankan usahanya
tinggi
dan
bank
keunggulan
calon
akan merasa
lebih
yakin memberikan kredit.35 c. Pendekatan capacity, yaitu untuk meneliti kekuatan perusahaan sekarang dalam sektor usaha yang dijalankannya, dalam hal ini juga
merupakan
ukuran
ability
to
pay
yaitu
kemampuan
membayar.36 d. Pendekatan debitur
collateral, sebagai
yaitu
agunan
barang-barang terhadap
yang
diserahkan
pembiayaan
yang
diterimanya.37 e. Pendekatan conditional,
kondisi ekonomi secara umum serta
kondisi pada sektor usaha si peminta pembiayaan perlu pula
34
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jkt: Pustaka Alvabet anggota, 2005) hlm. 194 35 ibid 36 Muchdarsah Sinungan, Manajemen Bank Syariah, (Jkt: PT. Bumi Aksara, 1993) hlm. 243 37 Veithhzal Rivai et. al., op cit hlm. 438
15
mendapat penelitian, maksudnya agar bank dapat memperkecil risiko yang timbul oleh kondisi ekonomi.38 f. Pendekatan constraint, yaitu batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis
untuk dilaksanakan pada
tempat
tertentu.39 6.
Prinsip-Prinsip Islamic Financial Services Board a. Bank
Syariah
menggunakan
harus
memiliki
berbagai
strategi pembiayaan
instrumen
yang
sesuai
dengan dengan
syariah dan mengenali potensi ekspor kredit yang mungkin terjadi pada tahapan yang berbeda dari berbagai perjanjian pembiayaan. b. Bank
Syariah
memutuskan
harus pilihan
melakukan tepat
uji
instrumen
kelayakan pembiayaan
sebelum yang
sesuai. c. Bank Syariah harus
memiliki metodelogi pengukuran dan
pelaporan eksposur risiko yang tepat pada setiap instrumen pembiayaan syariah. d. Bank Syariah harus memiliki teknis mitigasi risiko kredit yang sesuai untuk instrumen pembiayaan syariah. 40
38
Muchdarsah Sinungan op.cit, hlm 243-245 Veithzal Rivai et.al.,op.cit, hlm 459 40 Bambang Riyanto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2013), hlm. 63-68 39
16
H. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian a. Pendekatan Penelitian Dalam Penelitian ini penilis menggunakan jenis pendekatan kualitatif
yaitu
pendekatan
penelitian
yang
menekankan
analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta
pada
analisis
terhadap
dinamika
hubungan
antara
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Dari penelitian itu akan memperoleh suatu deskriptif yang menggambarkan suatu karakteristik menhenai populasi atau bidang tertentu. b. Dalam
penelitian
penelitian (library
laporan research)
diperoleh
melalui
ini
penulis
(field
research)
artinya studi
menggabungkan dan
data-data pustaka
penelitian
dalam
dengan
jenis pustaka
penelitian mengambil
ini dari
berbagai sumber dan literatur yang terkait dengan rumusan masalah
kemudian
hasil
penelitian
tersebut
dilengkapi
dengan data yang diperoleh dari studi lapangan dengan cara mengamati,
mencatat,
dan
mengumpulkan
informasi dan data yang ditemukan di lapangan.
berbagai
17
2. Sumber data Dalam
penelitian
ini,
sumber
data
yang
digunakan
penulis
adalah : a. Sumber data primer Data
primer
secara
adalah
langsung
dari
menggunakan alat langsung
pada
sumber
pengukur
subyek
data
utama
subyek atau
dengan
alat
yang
diperoleh
penelitian
dengan
pengembalian
data
informasi
yang
sumber
dicari. Data primer ini diperoleh dari wawancara dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui tentang masalah yang sedang dibahas
yaitu
terkait
dengan analisis
risiko
akad
murabahah pada pembiayaan emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Dalam hal ini wawancara dilakukan pada dua orang selaku yang bernama Bapak M. Zuaim Rusyadi selaku Head Teller pada tanggal 22 Mei 2013 dan Ibu Siska Novita selaku Coustemer Service Head pada tanggal 29 September 2014. b. Sumber data sekunder Data sekunder adalah data diperoleh secara tidak langsung dari sumberya yaitu diperolrh lewat pihak lain, bukan dari subjek
penelitian.
Data
sekunder
biasanya
berwujud
data
dokumentasi atau data laporan yang yang tersedia serta arsip-arsip resmi.
18
c. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah BNI Syariah Cabang Peklongan. 3. Metode pengumpulan data a. Observasi Observasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan dengan cara penulis mengamati secara langsung tentang
fenomena
sosial
dan
gejala
psikis
dengan
jalan
pengamatan dan pencatatan terhadap obyek penelitian untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas. b. Interview interview
adalah
pengumpulan
data
melalui
tanggung jawab secara lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan
secara
fisik
(interview:
berbincang-
bincanng, tanya jawab). Dalam
teknik
ini
biasanya
pertanyaan
langsung
dengan pihak-pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan terkait dengan
masalah
Pembiayaan
Emas.
implementasi Dalam
hal
prinsip ini
murabahah
wawancara
pada
dilakukan
dengan staf, karyawan Bank. c. Metode dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip, baik buku-buku
19
tentang pendapat, teori, dalil-dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubngan. 4. Metode analisis data Metode analisis data yang digunakan oleh penulis metode deskriptif,
yaitu
suatu
metode
dalam
meneliti
struktur
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari
penelitian
deskriptif
ini
adalah
untuk
membuat
deskripsi, gambaran atau lukian secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai
fakta-fakta,
sifat-sifat
serta
hubungan
antar
fenomena yang diselidiki. Metode analisis data adalah dimana data yang dikumpulkan hanya
sebagai
gambaran
atau
pandangan
kemudian
dari
gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan masalah.
I.
Sistematika Pembahasan Untuk
mempermudah
penulis
maka
penulisan
tugas
akhir
ini
akan membagi menjadi 5 bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub yang menguraikan isi bab, yang mana dari bab pertama sampai bab terakhir merupakan
uraikan
adalah sebagai berikut :
yang
berkesinambungan,
adapun
sistematikanya
20
BAB I : PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah
pustaka,
kerangka
teori,
metode
penelitian
dan
sitematika
penulisan. BAB
II
:
berhubungan
dengan
permasalahan fungsi
LANDASAN penelitian
meliputi:
pembiayaan,
TEORI, yang
pengertian prinsip
bab
ini
berisi
teori
digunakan
untuk
menganalisa
tujuan
pembiayaan,
pengertian
murabahah,
pembiayaan,
pembiayaan,
yang
landaan hukum, rukun dan syarat, jenis murabahah, dan perhitungan menggunakan akad murabahah. BAB
III:
Pekalongan Cabang
GAMBARAN
yang
berisi
Pekalongan,
pemaparan
pembiayaan, syarat
tentang:
visi
produk
UMUM
dan
BNI
sejarah misi,
pembiayaan
Syariah
berdirinya
lokasi, yang
BNI
struktur meliputi:
Cabang Syariah
organisasi, pengertian
dan ketentuan, serta analisis risiko pembiayaan
murabahah pada BNI Syariah Cabang Pekalongan. BAB
IV:
Analisis
Implementasi
Akad
Murabahah
Pada
Pembiayaan Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan. BAB
V:
Berisi
tentang
kesimpulan
melakukan penelitian dan menyusun tugas akhir.
dan
saran-saran
setelah