BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Manusia selalu dihadapkan dengan risiko baik risiko besar maupun kecil. Menurut Kountur, (2004) risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan bisa berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka istilah ini dikenal
W
dengan kesempatan (opportunity). Ketidakpastian yang berdampak merugikan
KD
dikenal dengan istilah risiko (risk).
Kegiatan usaha bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Perkembangan
U
lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan semakin
IK
kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan. Kondisi tersebut menuntut bank untuk meningkatkan praktek tata kelola bank yang sehat (good corporate
IL
governance) dan penerapan manajemen risiko agar bank mampu beradaptasi dengan
M
lingkungan bisnis perbankan.
Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik
yang
dapat
diperkirakan
(anticipated)
maupun
yang
tidak
diperkirakan
(unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, maka pada tahap awal bank harus secara tepat mengidentifikasi risiko dengan cara mengenal dan memahami seluruh
1
2
risiko yang sudah ada (inherent risk) maupun yang timbul dari suatu bisnis baru bank, termasuk risiko yang bersumber dari perusahaan terkait dan afiliasi lainnya. Pengukuran risiko dimaksudkan agar bank mampu mengkalkulasi eksposur risiko yang melekat pada kegiatan usahanya. Bank dapat memperkirakan dampak risiko terhadap permodalan yang seharusnya dipelihara dalam rangka mendukung kegiatan usaha yang dimaksud. Dalam rangka melakukan pemantauan risiko, bank melakukan evaluasi terhadap eksposur risiko, terutama yang bersifat material dan atau yang berdampak pada permodalan bank. Esensi penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan
W
usaha bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima
KD
serta menguntungkan bank.
Penerapan manajemen risiko memberikan manfaat, baik kepada perbankan
U
maupun otoritas pengawasan bank. Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan shareholder value, memberikan gambaran kepada pengelola
IK
bank mengenai kemungkinan kerugian bank di masa mendatang, meningkatkan
IL
metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi. Ketersediaan informasi digunakan sebagai dasar pengukuran
M
yang lebih akurat mengenai kinerja bank, dan digunakan untuk menilai risiko yang melekat pada instrument atau kegiatan usaha bank yang relative kompleks, serta menciptakan infrastuktur manajemen risiko yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank. Bagi otoritas pengawasan bank, penerapan manajemen risiko akan mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi bank yang
3
dapat mempengaruhi permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan focus pengawasan bank. Fungsi utama dari bank adalah menghasilkan dan menjual pelayanan financial yang diinginkan oleh masyarakat. Salah satu hal yang penting dari pelayanan itu adalah dengan memberikan pelayanan kredit. Bank selain harus memenuhi permintaan likuiditas para peminjam melalui lini kreditnya, juga harus memenuhi permintaan likuiditas dari para deposan melalui rekening Koran. Hal tersebut membuat bank harus memperhatikan solvabilitas dan likuiditasnya. Secara tradisional,
bank
akan
berusaha
memperoleh
modal
untuk
menutupi
W
ketidakmampuan bank memenuhi kewajibannya (insolvency) dengan memiliki asset
KD
yang likuid (kas dan surat-surat berharga) untuk menghadapi penarikan yang tidak terduga oleh para deposan atau menghadapi ketidakmampuan peminjam melunasi
U
pinjamannya (Saideberg dan Strahan, 1999).
Bank yang memiliki aset yang likuid, terutama aset likuid non-cash (surat-
IK
surat berharga) dalam jumlah yang proporsional membuat bank menjadi semakin
IL
likuid. Dengan melakukan investasi pada aset likuid non-cash (aset likuid bukan kas), bank akan memperoleh manfaat berupa pendapatan, likuiditas, diversifikasi
M
untuk mengurangi risiko likuiditasnya. LDR merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Bagi
investor, LDR tinggi berarti banyak dana yang disalurkan dalam perkreditan sehingga perbankan akan memperoleh laba dari bunga kredit. Laba yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya akan
4
meningkatkan harga saham. LDR berpengaruh terhadap harga saham didasarkan pada penelitiannya Astuti (2002) bahwa LDR mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Penelitan yang dilakukan Astuti (2002) pada perusahaan perbankan yang telah go public di BEJ, diantaranya menggunakan variabel LDR, menyatakan bahwa LDR berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu menurut Sari (2004) melakukan penelitian variabel CAR, ROA,LDR dan BOPO. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabelvariabel tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
W
meneliti pengaruh risiko likuiditas terhadap harga saham sektor perbankan. Oleh
KD
karena itu peneliti mengambil judul penelitian : Pengaruh Perubahan Risiko Likuiditas Terhadap Perubahan Harga Saham Perbankan di Indonesia.
U
1.2. Rumusan Masalah
IK
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini: apakah perubahan risiko likuiditas berpengaruh positif terhadap
IL
perubahan harga saham perbankan?
M
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perubahan risiko likuiditas terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan tahun 2003-2007.
5
1.4. Batasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa batasan untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan lebih terfokus terhadap permasalahan yang ada.Batasan tersebut antara lain: 1. Penelitian dilakukan pada perusahaan perbankan yang go public 2. Penelitian menguji pada risiko likuiditas Perbankan. 3. Periode penelitian pada 2003- 2007. 1.5. Manfaat Penelitian
W
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
KD
1. Bagi Lembaga Keuangan dan Perbankan
Memberikan kontribusi tinjauan literatur mengenai pengaruh risiko likuiditas
2. Bagi Pemerintah
U
terhadap harga saham.
IK
Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan pemerintah
IL
dalam pengambilan kebijakan terhadap perbankan yang memiliki masalah yang berhubungan dengan risiko perbankan khususnya risiko likuiditas.
M
3. Bagi Investor
Dengan mengetahui pengaruh risiko likuiditas terhadap harga saham, diharapkan para investor dapat memperoleh masukan informasi sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk mengurangi risiko ketidakpastian
6
investasi serta sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pembuatan
M
IL
IK
U
KD
W
keputusan untuk berinvestasi.