BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Menghadapi persaingan pasar semakin tinggi, banyak hal-hal yang telah dilakukan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi kerja. Efisiensi kerja akan selalu dikaitkan dan diarahkan pada segala usaha yang dilakukan dengan sumber daya manusia, tata letak mesin, fasilitas, dan perlengkapan produksi, serta adanya metode kerja yang ergonomis. Aspekaspek ergonomi dalam proses perancangan fasilitas kerja dalam suatu industri merupakan faktor penting. Salah satu faktor
penting yang menunjukkan karakteristik
masyarakat industri yang hidup dinegara maju ialah banyaknya orang yang hidup dalam lingkungan fisik yang merupakan hasil budidaya manusia (man-made). Hal ini akan kontras sekali dengan kehidupan masa lampau disaat kebanyakan dari mereka masih hidup dalam lingkungan alam yang asli. Hasil-hasil fisik buatan manusia ini meliputi banyak hal seperti: bangunan gedung, mesin,peralatan kerja, kendaraan, jalan raya, dan lainlain. Perubahan waktu walaupun secara perlahan-lahan telah merubah manusia dari keadaan primitive/tradisional menjdi manusia yang
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
berbudaya/modern. disini manusia berusaha mengdaptasikan dirinya menurut situasi dan kondisi lingkungannya. Banyak bukti manusia yang menuntut situasi dan kondisi lingkungannya. Hal ini terlihat dari perubahan rancangan peralata/teknologi yang digunakan manusia untuk menaklukkan alam lingkungannya.
Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan
rancangan peralatan-peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan mengenakkan operasi penggunanya.. Disiplian keilmuan lahir dan berkembang sekitar pertengahan abad 20 ini yang berkaitan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakainya dikenal kemudian dengan nama ergonomi. (Wignosoebroto,2008) Indonesia sebagai negara yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penyumbang devisa negara juga berpotensi mempunyai persoalan kesehatan kerja di sektor pertanian. Data mengenai kasus kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja pada industri pertanian masih sangat terbatas khususnya perkebunan kelapa sawit. Aktivitas kerja di perkebunan kelapa sawit khususnya pekerjaan pemanenan masih dilakukan secara manual dan mengandalkan tenaga manusia. Kondisi ini tentu saja berpotensi untuk menimbulkan permasalahan khususnya MSDs terhadap pekerja pemanenan. Sampai saat ini belum ada data yang tercatat dengan lengkap khususnya mengenai gangguan MSDs yang dialami oleh pekerja panen sawit sebagai dampak dari pekerjaannya. Disamping itu, dengan belum diketahuinya tingkat risiko pekerjaan pemanenan dan permasalahan lain yang terkait dengan keluhan MSDs pada pekerja pemanenan mendorong penulis untuk meneliti mengenai tingkat risiko ergonomi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
pekerjaan pemanenan dan hubungannya dengan keluhan MSDs (Rahardjo, 2009). Pertanian TBS di PT. XYZ banyak ditemukan aktivitas penanganan material secara manual, Salah satu pekerjaan yang membutuhkan penanganan material secara manual adalah Pemanen buah kelapa sawit (TBS). Proses pekerjaan ini lebih dari sekedar pengangkatan beban sehingga berpotensi menimbulkan cedera pada bagian tubuh ataupun permasalahan kesehatan khususnya gangguan pada otot rangka ( MSDs). Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan kepada penelitian analisa postur kerja pada pemanen buah kelapa sawit mengunakan metode REBA. Penilaian resiko ergonomi digunakan untuk mengidentifikasi gangguan otot rangka yang dapat terjadi pada aktivitas penanganan material secara manual. Pengambilan sampel gambar untuk workseheet REBA hanya diambil dari satu orang pekerja pada masing-masing proses pekerjaan pemanenan TBS. REBA (Rapid Entire Body Assesment) merupakan suatu
metode yang umum digunakan dalam
penilaian resiko ergonomi. Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk mengetahui tingkat level dari penilaian REBA. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, mengambilan foto serta video yang berkaitan dengan postur kerja, serta pembagian kuisioner Nordic Body Map pemanenan buah kelapa sawit (TBS).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
1.2 . Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan permasalah penelitian ini adalah: 1. Berapa tingkat resiko dan level tindakan dari metode penilaian ergonomic di PT. XYZ? 2. Faktor resiko penyakit apa saja yang teridentifikasi dari hasil Kisioner Nordic Body Map dalam pekerja Panen buah Kelapa Sawit di PT.XYZ? 3. Bagaimana usulan redesign fasilitas kerja pada pekerja Panen buah kelapa sawit? 1.3 . Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tingkat resiko dan level tindakan dari metode penilaian REBA. 2. Mengidentifikasi faktor resiko penyakit dalam aktivitas pekerjaan panen buah kelapa sawit dari hasil kuisioner Nordic Body Map. 3. Meredesign fasilitas kerja pada pekerja panen buah kelapa sawit.
1.4 . Batasan Masalah Suatu pembatasan masalah jelas diperlukan agar ruang lingkup dalam kegiatan penelitian ini terarah tujuan yang ingin dicapai nantinya. Adapun batasan masalah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengamatan hanya dibagian aktivitas pekerja panen buah kelapa sawit di afdeling . 2. Pembahasan dan pengolahan data hanya menggunakan metode REBA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
3. Pembahasan dan pengolahan data worksheet REBA hanya menggunakan satu sampel gambar pekerja dari masing-masing lima proses pekerjaan panen TBS. 4. Pengambilan data dilakukan hanya dengan merekam, mengambil foto, pembagian kuisioner dan observasi yang di ambil dari pekerja panen buah kelapa sawit.
1.5 . Sistematika Penulisan Sistematika penulisan kerja praktek ini terdiri dari lima bab yang dimulai dengan Bab Pendahuluan sebagai pengantar umum. Mengenai aspek-aspek dari laporan KerjaPraktek ini secara keseluruhan adalah: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan konsep-konsep, teori-teori, dan rumusan yang menunjang dalam pemecahan masalah seperti postur kerja, Musculosketal Dissorder, Kuisinoer Nordic Body Map dan REBA (Rapid Entire Body Assembly).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan cara pengambilan data dan pengolahan data yang terdiri dari data primer yaitu yang diperoleh melalui penga-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
matan langsung oleh peneliti dari objek penelitian, diantaranya hasil pengamatan terhadap proses kerja operator, dan hasil Kuesioner Nordic body map mengenai keluhan cedera yang dialami pekerja. Sedangkan data skunder yang telah disajikan oleh pihak lain atau perusahaan di antaranya adalah data mengenai jumlah operator di bagian pemanen buah kelapa sawit (TBS). BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi tentang kerangka dalam pemecahan masalah penjelasan secara garis besar bagaimana langkah pemecahan masalah dengan menggunakan metode REBA.
BAB V
HASIL DAN ANALISA Pada bab ini menguraikan tentang penganalisian data-data yang telah diolah dan dibuat langkah-langkah penyelesaiannya berdasarkan bab sebelumnya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh padabab sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/