BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis memasuki era persaingan yang semakin ketat di antara perusahaan sejenis. Hal tersebut memaksa para pelaku usaha untuk berlomba mencari strategi pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif. Strategi yang digunakan tidak lagi sebatas strategi yang bersifat biasa dan umum, namun harus mampu berpikir kreatif dan inovatif, memanfaatkan peluang bisnis semaksimal mungkin dan keluar dari zona nyaman agar dapat membuat inovasi yang tidak pernah terpikirkan oleh pesaing. Ketatnya persaingan tersebut, membuat perusahaan harus mampu membuat produk yang lebih spesifik dalam memasarkan produk agar memiliki positioning yang baik. Persaingan di dalam industri dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu persaingan dapat membuat perusahaan semakin kuat dan menguasai pasar atau sebaliknya, persaingan dapat membuat perusahaan tenggelam di dalam industrinya. Persaingan di antara perusahaan – perusahaan muncul karena perusahaan - perusahaan tersebut berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif, dimana dengan keunggulan kompetitif ini perusahaan dapat merebut pangsa pasar dalam jumlah sebanyak-banyaknya dibandingkan para pesaing. Dengan kondisi demikian, keuntungan yang diperoleh perusahaan pun akan semakin meningkat. Akan tetapi, persaingan bisnis merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan merupakan hal yang wajar terjadi dalam dinamika 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
lingkungan bisnis. Setiap perusahaan pasti menginginkan jangka hidup yang panjang, oleh kerena itu perusahaan harus benar-benar memahami bagaimana melakukan strategi yang baik untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ada. Salah satu kunci kesuksesan dalam dunia bisnis adalah strategi. Strategi menjadi salah satu komponen terpenting yang harus dijalankan oleh perusahaan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Tidak hanya sebagai pelengkap perusahaan untuk mencapai tujuan, tetapi juga sebagai suatu alat untuk tetap bertahan dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis. Strategi bisnis mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan unit - unitnya bersaing dalam bisnis dan industri. Suatu pandangan menarik mengenai persaingan disampaikan oleh Kim dan Mauborgne (2015) melalui konsep blue ocean strategy. Menurut Kim dan Mauborgne (2015) dengan memberikan banyak contoh, perusahaan besar yang berhasil bertahan yaitu perusahaan yang berhasil menerapkan strategi samudera biru (blue ocean) dan meninggalkan samudera merah (red ocean), sehingga situasi persaingan yang ketat antar perusahaan berubah menjadi situasi dimana persaingan menjadi tidak relevan lagi. Menurutnya, dalam samudera merah, perusahaan bersaing satu-sama lain dengan keras. Persaingan yang ketat antar perusahaan menyebabkan para pelaku merasakan ketidaknyamanan di pasar. Kim dan Mauborgne (2015) menyatakan persaingan tersebut menyababkan perusahaan dalam red ocean karena bersaing dan berusaha mengungguli usaha satu dengan lainnya di dalam suatu industri yang sama. Padahal, perusahaan seharusnya dapat mengungguli persaingan dengan menerapkan konsep blue ocean strategy.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Produk perbankan sebagaimana diketahui sangatlah beragam, namun yang menjadi permasalahan saat ini yaitu produk yang beragam di industri perbankan tersebut memiliki kesamaan jenis antara satu bank dengan bank lainnya, sehingga persaingan menjadi semakin ketat. Berikut adalah grafik yang menunjukkan gambaran ketatnya persaingan pada industri perbankan di Indonesia, yang tercermin dari persaingan pada empat besar bank di Indonesia (The Big 4).
Gambar 1.1 Kinerja 4 Bank Terbesar di Indonesia Sumber : Asian Bank and Finance (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Kinerja empat bank terbesar di Indonesia jika dilihat dari Gambar 1.1 tersebut yang saling mengungguli antara bank satu dengan bank lain pada indikator Loan, Deposit, Net Profit dan Non Performing Loan (NPL). Uniknya tidak ada satu bank pun yang dominan mengungguli semua indikator, setiap indikator dimenangi oleh bank yang berbeda. Hal tersebut mengindikasikan adanya persaingan yang ketat pada industri perbankan di Indonesia. Perkembangan industri perbankan syariah agar menjadi pemain utama di perbankan Indonesia, terdapat beberapa tantangan dan strategis yang harus menjadi prioritas bagi seluruh stakeholder perbankan syariah. Pertama, yaitu inovasi produk perbankan syariah yang merupakan pilar utama. Perbankan syariah harus memiliki produk inovatif yang menjadi pembeda agar dapat bersaing dengan kompetitif. Upaya-upaya tersebut wajib dilakukan karena perbankan syariah belakangan ini mengalami pelambatan pertumbuhan dan menurut data Booklet Perbankan Indonesia 2016, terjadi penurunan share asset perbankan syariah terhadap aset perbankan nasional sebesar 4,67% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,9%. Selanjutnya, menurut data yang dikutip oleh beritasatu.com bahwa Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Dhani Gunawan Idat, mengatakan penurunan marketshare perbankan syariah dalam satu tahun belakangan dari 4,8 persen pada akhir 2014 menjadi sekitar 4,6 persen pada semester I-2015. Menyoroti persaingan dan penurunan di berbagai indikator kinerja pembiayaan perbankan syariah, berikut adalah data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
yang menunjukkan fluktuasi dan trend penurunan penyaluran dana Bank Umum Syariah kepada pihak ketiga dan bank lain.
Gambar 1.2 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah Sumber : Bank Indonesia (2015)
Penyaluran dana (pemberian pembiayaan) bank umum syariah kepada pihak ketiga jika dilihat dari Gambar 1.2 tersebut mengalami fluktuasi, bahkan trend penurunan. Artinya perbankan syariah harus melakukan inovasi dan perbaikan – perbaikan, salah satunya adalah inovasi pada produk, khususnya produk pembiayaan, agar perbankan syariah dapat tumbuh dan bersaing dengan perbankan konvensional maupun lembaga keuangan lain. Pada hakikatnya, banyak peluang bisnis yang dapat digarap oleh perbankan syariah, seperti international trade finance, syndicated financing, Margin During Construction (MDC), hybrid takeover dan refinancing, factoring, KPRS inden, pembiayaan reimburse, IMBT dan musyarakah mutanaqishah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Namun saat ini, perbankan syariah pada umumnya belum mengembangkan produk - produk ini dengan baik, sehingga eksistensi produk tersebut masih sangat terbatas. Menurut berita yang dikutip dari infobanknews.com, Agustianto (pakar, praktisi dan akademisi perbankan syariah) mengatakan “Ke depannya, khususnya di 2016, bank-bank syariah sudah seharusnya mengembangkan produknya secara kreatif dan inovatif, antara lain dengan menerapkan musyarakah mutanaqishah”. Selain itu, produk musyarakah mutanaqishah memiliki beberapa keunggulan dan keunikan, salah satunya karena musyarakah mutanaqishah dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti untuk capital expenditure (investasi), modal kerja, refinancing asset, takeover, gabungan takeover dan top up (refinancing), reimbursement, pengalihan hutang dari bank syariah ke bank syariah, restrukturisasi, pembiayaan konsumtif untuk rumah, dan lain sebagainya. Tabel 1.1 Data Produk Pembiayaan di Industri Perbankan Syariah Berdasarkan Jenis Akad Jenis Akad 2011 2012 2013 2014 Mudharabah
75.807
99.361
106.851
122.467
Musyarakah
246.796
321.131
426.528
567.658
2.154.494
2.854.646
3.546.361
3.965.543
20
197
26
16
Istishna
23.673
20.751
17.614
12.881
Ijarah
13.815
13.522
8.318
5.179
Qardh
72.095
81.666
93.325
97.709
Multijasa
89.230
162.245
234.469
233.456
Murabahah Salam
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Produk musyarakah mutanaqishah tidak dimiliki oleh perbankan konvensional dan belum digali secara mendalam oleh perbankan syariah, sehingga peluang di pasar masih terbuka dan berpotensi untuk menjadi produk unggulan. Dari Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa produk pembiayaan syariah dengan skim musyarakah mutanaqishah segmen sindikasi belum ada, padahal produknya sudah disahkan oleh MUI berdasarkan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No.73/DSN-MUI/XI/2008
tentang
Musyarakah
Mutanaqishah
dan
disempurnakan dengan Keputusan Dewan Syariah Nasional No. 01/DSNMUI/X/2013 tentang Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqishah dalam Produk Pembiayaan. Melihat peluang ini, Bank Syariah Mandiri mulai melakukan pemanfaatan produk pembiayaan sindikasi musyarakah mutanaqishah terhitung sejak tahun 2015, yang disajikan pada Tabel 1.2 sebagai berikut.
Tabel 1.2 Kinerja Pembiayaan MMQ di Bank Syariah Mandiri 2015 Bulan Jan
Posisi Outstanding -
Growth mtm (%) -
Feb
-
-
Mar
18,000,000,000.00
-
Apr
35,000,000,000.00
94%
Mei
43,900,000,000.00
25%
Jun
612,944,800,000.00
1296%
Jul
666,647,631,925.08
9%
Aug
676,647,631,925.08
2%
Sep
686,647,631,925.08
1%
Okt
696,647,631,925.08
1%
Nov
711,647,631,925.08
2%
Des 1,311,647,631,925.08 Sumber : Data yang diolah (2016)
84%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Bank Syariah Mandiri jika dilihat dari Tabel 1.2 terlihat sudah mulai memiliki pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah sejak bulan Maret tahun 2015, namun jika dilihat dari pertumbuhan secara month to month (mtm), pertumbuhan pembiayaan tersebut masih fluktuatif dan belum stabil. Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat bank, dalam memasarkan produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah selama ini, strategi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu mengacu pada marketing mix 7P (product, price, place, promotion, people, process, physical evidence). Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan strategi baru untuk lebih mengoptimalkan produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah di Bank Syariah Mandiri. Cara pandang Kim dan Mauborgne (2015) dalam blue ocean strategy, sangat berbeda dibandingkan cara pandang lama tentang persaingan yang bertujuan untuk unggul dan mengalahkan pesaing. Berbagai kasus penciptaan samudera biru di berbagai jenis industri banyak disampaikan oleh Kim dan Mauborgne (2015) untuk memperlihatkan penerapan dan keberhasilan blue ocean strategy dalam berbagai industri yang berbeda tersebut. Menurut Wubben et. al (2012), dalam mengembangkan kerangka kerja blue ocean strategy diperlukan business analysis (penentuan competing factors), strategic canvas, six searching paths framework, four-actions-framework, dan sequence of the blue ocean strategy. Karya dari Kim dan Mauborgne (2015) mengenai blue ocean strategy jika ditelaah lebih dalam, maka akan dijumpai pertanyaan “bagaimana dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
perusahaan anda?”. Menurut pengamatan penulis selama ini, jenis perusahaan yang dijadikan studi kasus ataupun bahan penelitian blue ocean strategy belum ada yang mengkaji mengenai industri perbankan khususnya perbankan syariah di Indonesia. Kemudian, objek penelitian dilakukan di Bank Syariah Mandiri, karena Bank Syariah Mandiri adalah Bank Syariah dengan asset terbesar saat ini di Indonesia, dengan total asset mencapai Rp70,37 triliun per 31 Desember 2015 (audited). Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis ingin meneliti dan mengambil judul tesis yaitu, “ANALISIS PENERAPAN BLUE OCEAN STRATEGY PADA PEMBIAYAAN SINDIKASI SKIM MUSYARAKAH MUTANAQISHAH DI PT BANK SYARIAH MANDIRI”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Persaingan di Industri Perbankan yang semakin ketat. 2) Adanya fluktuasi pertumbuhan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri.
1.3 Rumusan Masalah Strategi dan keunggulan kompetitif merupakan sutau hal yang vital bagi keberlangsungan perusahaan. Strategi dan keunggulan kompetitif yang optimal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
merupakan senjata untuk mencapai tujuan perusahaan. Teori yang dikemukakan oleh Kim dan Mauborgne (2015) mencoba menggagas agar perusahaan menemukan pasar baru tanpa pesaing dan menjauh dari kompetisi yang ketat. Industri perbankan
merupakan
industri dengan persaingan
yang ketat.
Berdasarkan latar belakang dan pendekatan yang telah dibuat, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apa yang menjadi competing factors produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah pada PT Bank Syariah Mandiri? 2) Bagaimana cara agar produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqisah pada PT Bank Syariah Mandiri dapat menerapkan blue ocean strategy yang layak secara komersial?
1.4 Batasan Masalah Penulis membatasi ruang lingkup penelitian dalam penyusunan tesis ini agar lebih terarah dan dapat dipahami sesuai dengan tujuan pembahasan. Adapun pembatasan masalah ini mencakup: 1) Penelitian ini hanya difokuskan pada produk pembiayaan segmen sindikasi dengan skim musyarakah mutanaqishah. 2) Penelitian ini hanya dilakukan secara khusus di divisi Corporate Banking 2 Group, PT Bank Syariah Mandiri, Kantor Pusat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.5.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mencaritahu penerapan blue ocean strategy pada produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah,
guna
memberikan rekomendasi kepada
praktisi dan
memberikan referensi bagi akademisi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
1.5.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berdasarkan permasalahan di atas adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui competing factors produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah pada PT Bank Syariah Mandiri. 2) Untuk mengetahui cara agar blue ocean strategy yang layak secara komersial dapat diterapkan pada produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqisah di PT Bank Syariah Mandiri.
1.6 Manfaat dan Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini agar dapat memiliki kontribusi sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
1.6.1 Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mendukung formulasi strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan.
1.6.2 Aspek Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para pihak yang ingin mendalami produk pembiayaan skim musyarakah mutanaqishah dengan pendekatan blue ocean strategy dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan, referensi dan masukan untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai hal serupa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/