BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pelayanan
kesehatan
dihadapkan
pada
tuntutan
untuk
meningkatkan profesionalisme dan kualitas pelayanan. Berbagai macam tantangan dan ancaman terhadap profesi kedokteran membuat dokter harus mengenal, memahami dan menerapkan atribut profesionalnya meliputi praktik beretika, kemampuan refleksi dan mawas diri, tanggung jawab terhadap tindakan, menghargai pasien, mampu bekerja sama dengan pihak lain, serta tanggung jawab sosial (Beauchamp, 2004; Profesionalisme
ditunjukkan
Hilton dan Slotnick, 2005). dengan
komitmen
untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta terus menerus mengembangkan strategi untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi (ABIM, 2001; KKI, 2006). Mengingat pentingnya profesionalisme dokter dan bahwa profesionalisasi
serta
pembelajaran
tentang
profesionalisme
merupakan suatu proses yang juga terjadi selama pendidikan dokter, maka institusi pendidikan dokter diharapkan mampu mendukung pembentukan dokter dengan profesionalisme yang sesuai dengan kompetensi dan harapan masyarakat (Blackall dkk., 2007; KKI, 2006). Proses pendidikan dokter pada dasarnya merupakan proses pembentukan identitas profesional, yaitu berupa persiapan bagi mahasiswa untuk memasuki dunia profesi, mengenal dirinya, mempelajari interaksi antar individu dalam profesinya dan kemudian siap untuk menjadi bagian dari profesi tersebut (Hilton dan Slotnick, 2005). Proses belajar selama masa pendidikan formal dokter merupakan bagian dari tahapan identitas profesional yang diperoleh 1
melalui kemampuan elaborasi dan refleksi atas pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman yang diperoleh selama pendidikan (Hafferty, 2009). Identitas profesional ini diperoleh melalui proses yang sinergis antara faktor internal diri dan faktor eksternal antara lain dari institusi tempat belajar. Sinergisme antara faktor internal dan faktor eksternal akan menghasilkan perkembangan identitas yang matang (Mounroux, 2010). Berbeda dengan pembentukan kompetensi terkait pengetahuan dan keterampilan klinik yang dicapai melalui kegiatan pembelajaran terstruktur dalam ruang atau kurikulum formal, maka pembelajaran profesionalisme lebih melibatkan lingkungan sebagai instrumen perkembangan atribut profesional dalam diri mahasiswa. Interaksi mahasiswa dengan segenap elemen dalam institusi, yaitu: tenaga pengajar, mahasiswa satu profesi, mahasiswa kesehatan lain, profesi lain, maupun staf pendukung fakultas turut membentuk identitas profesional mahasiswa kedokteran (Kenny, 2006; Adams dkk., 2006). Menurut teori identitas sosial dan teori sosialisasi profesional, pembentukan identitas merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh sikap, hubungan dan kekuatan identitas anggota suatu kelompok (Haslam dkk., 2009; Melia, 1987 cit Adams dkk., 2006). Perkembangan identitas profesional merupakan hasil simultan atas pertumbuhan norma-norma dan juga erosi dari idealisme (Hilton dan Slotnick, 2005). Untuk itu, institusi pendidikan mempunyai peran besar perkembangan nilai-nilai profesional pada mahasiswa. Maslow (1970), juga Deci dan Ryan (1985) menyatakan bahwa motivasi turut membentuk perilaku, mempengaruhi pilihan langkah dan upaya dalam mencapai keberhasilan terhadap sesuatu, termasuk pembentukan identitas profesional. Bandura (1989) dalam teori belajar sosial kognitif menyatakan bahwa efikasi diri, motivasi, dan kemampuan refleksi individu sebagai faktor internal diri juga 2
mempengaruhi wujud pembelajaran dalam perilaku. Peran motivasi sebagai prediktor untuk belajar, keberhasilan akademis, ketekunan bekerja atau kelanjutan dalam suatu program telah banyak dikaji (Hustienx, 2009; Kusurkar dkk., 2011; Amrai dkk., 2011; Yousefy dkk., 2012; Afful-Broni, 2012; Kusurkar dkk., 2013). Namun, pengaruh motivasi akademik terhadap perkembangan identitas profesional, khususnya di Indonesia, belum banyak dikaji. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian terkait dengan profil motivasi akademik dan identitas profesional, khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, serba hubungan antara motivasi akademik dengan identitas profesional pada mahasiswa pendidikan dokter, sebagai bagian dari eksplorasi perkembangan profesionalisme dokter sejak selama periode pendidikan formal yaitu fase awal, tengah, dan akhir/profesi.
B.
Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dirumuskan pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah profil motivasi akademik pada mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran UGM?
2.
Adakah hubungan tingkatan pendidikan dengan
motivasi
akademik mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran UGM? 3.
Bagaimanakah profil identitas profesional pada mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran UGM?
4.
Adakah hubungan tingkatan pendidikan dengan identitas profesional
pada
mahasiswa
pendidikan
dokter
Fakultas
Kedokteran UGM? 5.
Adakah hubungan antara motivasi akademik dengan identitas profesional pada mahasiswa pendidikan dokter?
3
C.
Tujuan penelitian 1. Tujuan umum: a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil motivasi akademik dan identitas profesional selama tiga fase pendidikan (awal, tengah, dan akhir) mahasiswa pendidikan dokter b. Mengevaluasi
hubungan
motivasi
akademik
dan
dan
identitas profesional mahasiswa pendidikan dokter sebagai bagian
dari
eksplorasi
perkembangan
profesionalisme
mahasiswa pendidikan dokter 2. Tujuan khusus: a. Melakukan validasi instrumen yang dipergunakan untuk mengukur motivasi akademik dan identitas profesional. b. Mengetahui hubungan tingkatan pendidikan dengan motivasi akademik
dan
identitas
profesional
pada
mahasiswa
pendidikan dokter. c. Mengetahui hubungan motivasi akademik dengan identitas profesional pada mahasiswa pendidikan dokter.
D.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan: 1. Bermanfaat bagi perkembangan pendidikan ilmu pendidikan kedokteran terkait dengan tahapan perkembangan motivasi akademik dan identitas profesional dokter dikaitkan dengan fase/tingkatan pendidikan. Institusi pendidikan dokter dapat mempergunakannya sebagai evaluasi, sekaligus merancang dan memperkuat pembelajaran profesionalisme yang sesuai dengan tahapan perkembangan untuk dapat menghasilkan dokter yang profesional. 2. Teridentifikasi faktor yang berpengaruh dalam perkembangan identitas profesional selama pendidikan dokter, khususnya 4
motivasi
akademik,
mendisain
sehingga
program
terkait
institusi dengan
pendidikan motivasi
dapat
akademik
mahasiswa.
E.
Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sejenis terkait dengan motivasi akademik dan identitas profesional adalah sebagai berikut: 1.
Adams dkk. (2006) menginvestigasi faktor yang mempengaruhi identitas profesional mahasiswa tahun pertama ilmu kesehatan dan
perawatan.
Ditemukan
bahwa
usia,
jenis
kelamin,
ketrampilan dan pengetahuan terkait profesi, pengalaman bekerja di bidang kesehatan, kerjasama tim, serta fleksibilitas kognitif merupakan faktor yang mempengaruhi. 2.
Blackall instrumen
dkk.
(2007)
untuk
mengembangkan
menilai
perilaku
dan
terkait
memvalidasi
profesionalisme
mahasiswa, staf dan dokter. 3.
Monrouxe (2009) meneliti perkembangan identitas profesional mahasiswa pendidikan dokter menggunakan buku harian audio.
4.
Crossley dan Vivekananda-Schimdt (2009) mengembangkan dan mengevaluasi kuesioner identitas profesional diri yang merefleksikan
kemampuan
interpersonal
dan
kemampuan
menghasilkan atribut spesifik profesi mahasiswa ilmu kesehatan dan perawatan. 5.
Kusurkar
dkk.
(2010)
menguji
validitas
kuesioner
untuk
mengukur kekuatan motivasi untuk mahasiswa kedokteran (Strength of Motivation for Medical School/SMMS) dibandingkan dengan Academic Motivation Scale (AMS) dan Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) untuk mengukur derajat stres mahasiswa.
5
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas adalah: (1) pada tujuan penelitian sebagai upaya untuk memperoleh gambaran dan mengeksplorasi hubungan motivasi akademik dan identitas profesional menggunakan kuesioner yang ada, (2) pada pemilihan responden atau subjek penelitian yaitu mempergunakan mahasiswa pendidikan dokter fase awal (tingkat 1), fase tengah (tingkat 3) dan fase profesi/klinik, serta (3) lokasi penelitian yang dilakukan pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
6