BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa, baik potensi dalam aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) berusaha memberikan wawasan secara komprehensif tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Berbagai tradisi dalam ilmu sosial, termasuk konsep, teori, fakta, struktur, metode dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan dalam ilmu sosial perlu dikemas secara menarik serta relevan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat sehingga diharapkan mampu membina siswa agar menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab dan warga dunia yang efektif, dalam masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. hal ini berdampak pada penyelenggaraan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yakni pendidikan dilaksanakan sebagai suatu proses pembudayaan dan perberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Implikasi dari prinsip ini bergesernya paradigma proses pembelajaran yang dulunya proses pembelajaran beralih menjadi paradikma pembelajaran. (Munib, 2007:68) Diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 yang berbunyi “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif dan menyenangkan menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”, (Seoprapto, 2006:6-7) Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 ditegaskan bahwa pada Mata Pelajaran IPS memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
1
2
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan
kurikulum
2006,
materi
IPS
mempunyai
beberapa
tujuan
a).
mengembangkan pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, b). mengembangkan kemampuan berfikir anak, c). membangun komitmen dan kesadaran diri terhadap nilai-nilai kemanusiaan, d). meningkatkan kemampuan berkompetisi dan berkerjasama dalam masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan wahana untuk menanamkan nilainilai pancasila pada anak. Maka pada mata pelajaran IPS diupayakan mencapai hasil yang maksimal. Pada umumnya peningkatan prestasi belajar siswa merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi yang sangat luas. Materi yang sangat luas tersebut cenderung bersifat hafalan. Dalam pelaksanannya dituntut untuk dapat mancapai target ketuntasan, sehingga perlu adanya perencanaan, metode, media, dan alat peraga. Melalui observasi yang dilakukan secara langsung oleh peneliti pada bulan Juli sampai Agustus di SDN Wonobodro 01 ditemukan bahwa masih banyak permasalahan pada pelaksanaan mata pelajaran IPS. Guru dalam pembelajaran cenderung masih berpedoman pada paradigma lama. Guru masih menerapkan sistem Teacher Center dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas mengajar yang dilakukan guru selama proses pembelajaran hanya memberikan materi dan tugas tanpa melibatkan peran aktif siswa. Guru juga kurang berinovasi dalam menggunakan metode pembelajaran dan media mengajar. Berdasarkan hal tersebut proses pembelajaran menjadi kurang menarik yang mengakibatkan menurunnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditambah dengan adanya anggapan bahwa mata pelajaran IPS bersifat hafalan dan materi yang ada dalam IPS sangat banyak dan susah untuk dipahami karena kurang sesuai dengan tingkat berfikir anak. Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa nilai ulangan harian siswa kelas IV SDN WONOBODRO 01 pada mata pelajaran IPS belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 66. Hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas IV SDN Wonobodro 01 , pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai terendah 55, nilai tertinggi 85 dan nilai rata-rata 62. Dari 40 siswa yang mencapai KKM hanya 13 siswa. Demikian
3
pula dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada siswa kelas IV diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki motivasi untuk belajar mata pelajaran IPS terutama pada pemahaman tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil diskusi dengan tim kolaborasi guru kelas IV SDN Wonobodro 01, untuk memecahkan masalah kurangnya minat dan motivasi belajar yang berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa. Maka alternatif pemecahan masalah tersebut menggunakan model Model pembelajaran Number Heads Together berbasis Multimedia. Model pembelajaran NHT ini berpusat pada siswa yang membuat setiap siswa menjadi siap semua didalam pembelajaran karena dengan adanya pemanggilan siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan dan antusiasme siswa meningkat sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dimana siswa lebih aktif, kreatif dan terampil dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28. Dalam model ini Multimedia sebagai sarana meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa sehingga pembelajaran lebih maksimal dan sesuai dengan rencana, dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling berinteraksi positif. Penelitian yang mendasari pemilihan metode ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Desi Ratna Sulistyowati tahun 2009 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together”. Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan, motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 59,22% yang termasuk dalam kategori kurang, pada siklus II motivasi belajar siswa meningkatmenjadi 84,50% yang termasuk dalam kategori baik. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 25,30%. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus I skor rata-rata sebesar 68,65 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 56%. Pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 89 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 97,56%. Skor rata-rata kelas mengalami
4
peningkatan sebesar 29,64%, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 41,56%. Wibi Gilang Saputro, tahun 2011 melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan model numbered heads together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Ketawanggede 2 Malang”. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) Pada pembelajaran IPS siklus I dengan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan model Numbered Heads Together (NHT) kemampuan guru dalam membuat RPP mencapai skor 90 dan pada siklus II mencapai skor 93,33. Kemampuan guru dalam pembelajaran sesuai dengan RPP pada siklus I mencapai 87,5 dan pada siklus II mencapai 92,5. 2) Aktivitas belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata mencapai 55,97%, sedangkan siklus II rata-rata meningkat menjadi 72,27%. 3) Kentuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 43,47% dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 95,65%. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Desi Ratna Sulistyowati dan Wibi Gilang Saputro melalui model pembelajaran Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diteliti. Jadi peneliti mencoba mengkaji model pembelajaran Number Heads Together berbasis Multimedia
1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah dapat dirumuskan masalahan sebagai berikut : Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Wonobodro 01 ? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut : Apakah penggunaan model Kooperatif tipe NHT berbasis multimedia dalam pembelajaran IPS tentang kenampakan alam dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi tempat tinggal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Wonobodro 01 semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran IPS? 1.2.2. Pemecahan Masalah
5
1.2.2.1. Solusi Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menggunakan model NHT Berbasis Multimedia dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-5 siswa dalam setiap kelompoknya, 2) Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, 3) Guru menggunakan multimedia dalam menyampaikan materi pembelajaran, 4) Guru memberikan tugas dan dikerjakan oleh masing-masing kelompok (tugas dapat diberikan secara tulis/cetak maupun menggunakan multimedia), 5) Kelompok mendiskusikan jawaban
yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabanya, 6) Guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka kelompok yang lain memberikan tanggapan, 7) Guru menunjuk nomor yang lain. 1.2.2.2. Formulasi ( hipotesis tindakan ) Melalui model pembelajaran Number Heads Together (NHT) Berbasis Multimedia maka hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Wonobodro 01 dapat meningkat
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti menentukan tujuan umum yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar. 1.3.1.2. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Wonobodro 01 semester 1 tahun poelajaran 2013/2014 pada pembelajaran IPS tentang kenampakan alam dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi tempat tinggal melalui model Kooperatif tipe NHT berbasis multimedia
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai bidang, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis.
6
1.4.1. Manfaat Teoretis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) . Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. (2) . Dijadikan sebagai salah satu acuan dalam kegiatan penelitian menulis deskripsi.
1.4.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.2.1. Bagi Siswa (1) Meningkatkan keterampilan belajar siswa pada materi IPS. (2) Meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS. 1.4.2.2. Bagi Guru (1) Mengembangkan kurikulum pembelajaran di tingkat kelas. (2) Sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran. (3) Sebagai solusi menyelesaikan masalah yang terjadi dalam pembelajaran (4) Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 1.4.2.3. Bagi Lembaga (1) Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.